Cara Membuat Cerpen Menarik untuk Pemula yang Mudah Dimengerti

Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu jenis karya sastra yang berisi seputar karangan cerita dari berbagai macam genre dan tema. Penulis harus bisa membuat cerpen yang menarik, agar diminati oleh para pembaca. Simak cara membuat cerpen pada ulasan di bawah ini!

Perbedaan Cerpen dan Novel

Sebelum membahas terlalu jauh tentang cerpen, ada baiknya membahas lebih dulu tentang apa perbedaan cerpen dengan novel. Meski sama-sama cerita karangan yang ditulis menggunakan unsur-unsur yang mirip, keduanya memiliki perbedaan yang perlu diketahui.

Perbedaan yang sangat menonjol dari cerpen dengan novel adalah jumlah kata di dalamnya. Seperti namanya, jumlah kata di dalam cerpen sangat dibatasi dan jumlah halamannya pun lebih sedikit daripada novel.

Jumlah kata di dalam cerpen tidak boleh lebih dari 30.000 kata. Umumnya, cerita pendek hanya membutuhkan 500 hingga 30.000 kata saja. Jumlah tersebut sudah harus memuat cerita dari awal hingga akhir.

Selain jumlah kata, perbedaan lainnya antara cerpen dan novel terletak pada alur ceritanya. Cerpen memiliki alur cerita yang lebih ringkas, sedangkan novel identik dengan alur yang lebih panjang.

Dalam penulisan cerpen, seorang penulis harus mengutamakan poin-poin pentingnya saja. Penyampaiannya pun harus to the point, agar jumlah kata yang dimuat sesuai dengan aturan.

Jika sudah memahami apa perbedaan cerpen dengan novel, maka seseorang akan dengan mudah memahami bagaimana cara membuat cerpen yang baik dan benar.

6 Struktur dalam Cerpen

Memperhatikan struktur di dalam cerpen juga termasuk bagian penting dari cara membuat cerpen yang benar. Cerpen memiliki 6 struktur, mulai dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, hingga koda. Berikut penjelasan lengkap dari keenam struktur tersebut:

1. Abstrak

Struktur pertama ada abstrak, yaitu ringkasan dari cerita yang akan disampaikan oleh penulis di dalam cerpen. Ringkasan ini harus memuat alur cerita yang lengkap, mulai dari awal hingga akhir.

Abstrak juga bisa disebut sebagai gambaran dalam sebuah cerita. Selain cerpen, abstraksi juga dimiliki oleh cerita-cerita dalam teks hikayat. Namun, bedanya abstraksi di dalam cerpen tidak baku, sehingga penggunaanya tidak terlalu wajib.

Jadi, penulis bisa mencantumkan abstraksi di dalam cerpen, sebaliknya jika tidak ingin mencantumkannya juga tidak masalah. Berikut contoh abstraksi di dalam sebuah cerpen:

Pagi ini Toni menghadap kepala sekolah. Tidak sendirian, Toni ditemani oleh kedua orang tuanya. Toni menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan ekspresi gusar dan sedih. Akibat ulahnya, nasib Toni di sekolah berada di ujung tanduk.

Berdasarkan contoh di atas, gambaran cerita atau abstraksi cerpen tersebut berawal dari tokoh Toni yang berbuat ulah di sekolah dan melibatkan kedua orang tuanya. Nasib Toni juga berada di ujung tanduk.

2. Orientasi

Berikutnya ada orientasi, yaitu setting atau yang menunjukkan keterangan tempat, waktu, dan suasana dalam alur cerita pada cerpen.

Selain itu, orientasi juga dikenal sebagai bagian dari cerpen yang isinya menceritakan tentang pengenalan tokoh atau karakter. Biasanya, para penulis cerpen akan langsung memulainya dengan orientasi, agar lebih mudah menyusun cerita.

Berikut contoh orientasi pada cerita pendek sebagai referensi dalam cara membuat cerpen:

Toni sejak dulu memang dikenal sebagai murid yang nakal di sekolah. Banyak yang takut berteman dengannya, apalagi Toni juga suka memukul teman-temannya. Di balik itu semua, Toni memiliki sisi yang baik.

Aku dan Toni sudah berteman sejak kecil. Toni tidak pernah memukulku atau berkata kasar kepadaku. Toni selalu berbagi makanan denganku. Jika ada temen-temen yang menggangguku, Toni akan memukul mereka satu per satu.

Terkadang aku memberi nasihat kepada Toni dan memintanya untuk berhenti berbuat onar di sekolah. Apalagi sebentar lagi kita akan melaksanakan ujian kelulusan.

Tidak ada yang tahu bahwa kenakalan Toni diakibatkan oleh trauma yang ia alami selama ini. Sejak kecil Toni sudah mendapatkan pukulan dari ayahnya. Selain Toni, ibunya juga sering dipukul oleh ayahnya jika sedang bertengkar.

Puncaknya pagi ini, Toni dipanggil menghadap kepala sekolah bersama kedua orang tuanya. Toni terbukti bersalah, karena memukuli anak kelas lain hingga harus dirawat di rumah sakit.

Berdasarkan contoh cerpen di atas, orientasi merujuk pada gambaran tokoh Toni yang nakal, tapi memiliki sisi yang baik kepada tokoh Aku. Sedangkan setting atau keterangan tempatnya adalah lingkungan sekolah dan ruang kepala sekolah. Sedangkan keterangan waktu menunjukkan pagi hari.

3. Komplikasi

Cara membuat cerpen yang baik juga harus mempertimbangkan komplikasi, yaitu memunculkan setiap tokoh dengan watak atau karakternya. Selain itu, penulis cerpen juga harus menampilkan alur cerita dengan baik.

Alur cerita bisa dikatakan bagus, jika penulis menyusunnya secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip sebab dan akibat.

Komplikasi juga disebut sebagai konflik di dalam cerita. Konflik inilah yang membuat cerita pendek terlihat menarik untuk dibaca. Berikut contoh komplikasi di dalam cerita pendek:

Malam hari, aku mendengar suara barang-barang yang seperti dilempar cukup keras. Tidak hanya satu atau dua kali, tapi beberapa kali. Suaranya cukup jelas, karena rumahku dan rumahnya Toni bersebelahan.

Tidak lama kemudian, Toni membanting pintu dan berteriak. Ia mengeluarkan kalimat makian dan terselip kata bahwa dia sangat membenci ayahnya. Isak tangis ibunya Toni semakin menjadi saat Toni meninggalkan rumah dengan pakaian seadanya.

Berdasarkan contoh cerpen di atas, komplikasi yang dimunculkan oleh penulis adalah konflik keluarga Toni yang membuatnya harus kabur dari rumah.

4. Evaluasi

Struktur keempat ada evaluasi, yaitu sebuah solusi dari masalah atau konflik yang terjadi dalam cerita. Seperti namanya, penulis cerpen harus bisa mengevaluasi konflik-konflik yang terjadi dengan mencari solusinya.

Sederhananya, evaluasi adalah struktur cerpen berupa penyelesaian masalah di dalam cerita. Berikut contoh evaluasi sebagai panduan cara membuat cerpen:

Ibu Toni meminta bantuan Pak RT agar menemukan jalan keluar dan memastikan kekerasan yang dilakukan oleh ayah Toni tidak terulang kembali. Pak RT juga memanggil ayah Toni untuk bermusyawarah.

Dalam pertemuan tersebut, ayah Toni mengakui semua kesalahannya. Ia juga sudah sadar dan ingin berubah. Ayah Toni menandatangani surat perjanjian sebagai bukti ia akan berubah menjadi suami dan ayah yang baik.

Berdasarkan contoh di atas, masalah seputar kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh ayah Toni kepada Toni dan ibunya menemukan penyelesaian, yaitu ayah Toni membuat surat perjanjian dan disaksikan oleh Pak RT.

5. Resolusi

Kelima ada resolusi, yaitu penyelesaian dari setiap konflik atau masalah di dalam cerita. Penyelesaian tersebut harus bisa menjawab segala permasalahan dengan tuntas.

Tujuannya agar cerita yang ditulis oleh penulis bisa mencapai bagian akhir atau ending yang tepat. Berikut contohnya:

Setelah sebulan berlalu, Toni akhirnya pulang ke rumah diantar oleh neneknya. Ayah dan Ibu Toni merasa bersyukur dan bahagia melihat anak semata wayangnya mau kembali ke rumah.

Semenjak tinggal di rumah neneknya, Toni bisa mengontrol emosinya dengan baik. Begitu pula ayah Toni yang sudah tidak memukul atau membentak ibunya setelah kejadian bulan lalu.

Berdasarkan contoh di atas, resolusi yang dihadirkan oleh penulis adalah kembalinya Toni setelah kabur dari rumah. Toni berubah menjadi pribadi yang bisa mengontrol emosi berkat neneknya. Selain itu, ayahnya juga sudah berubah dan tidak memukul atau berkata kasar kepada ibunya.

6. Koda

Terakhir ada struktur koda, yaitu bagian akhir atau ending dari cerita pendek. Koda juga berisikan pesan moral atau pelajaran yang bisa diambil dari cerita pendek tersebut.

Seperti maknanya, koda terletak di bagian akhir cerpen. Berikut contoh koda di dalam cerita pendek sebagai acuan cara membuat cerpen:

Kehidupan Toni berubah drastis. Jika sebelumnya ia merasa tidak nyaman berada di dalam rumah, kali ini Toni sering mengajakku bermain di rumahnya. Sesekali Toni juga mengajakku makan malam di rumahnya bersama ayah dan ibunya.

Toni sudah mulai akrab dan dekat dengan ayahnya. Bahkan, mereka sering berolahraga bersama di pagi hari. Aku merasa ikut senang dengan perubahan yang dialami Toni.

Soal pendidikan, Toni memilih homeschooling. Di waktu luang, ia akan memanfaatkannya dengan bermain tenis.

7 Cara Membuat Cerpen yang Menarik untuk Pemula

Setelah membahas struktur cerpen, langkah selanjutnya adalah membuat cerpen yang menarik. Namun, penulis yang masih pemula sulit untuk membuat cerpen yang menarik. Jangan khawatir, agar banyak pembaca yang tertarik, ikuti cara membuat cerpen mudah berikut ini!

1. Luangkan Waktu dalam Durasi Tertentu

Cara pertama adalah meluangkan waktu untuk menulis cerita pendek. Meski jumlah kata di dalam cerita pendek tidak sebanyak novel, faktanya membuat cerpen tidak semudah yang dibayangkan.

Penulis pemula bisa memulainya dengan meluangkan waktu dalam durasi tertentu, misalnya 10 hingga 20 jam. Waktu tersebut merupakan jumlah atau akumulasi waktu yang dimanfaatkan untuk membuat cerita pendek.

Setiap penulis memiliki kesibukan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akumulasi waktu setiap penulis juga berbeda-beda.

Contoh, penulis A hanya memiliki waktu 1 jam sehari. Maka untuk menyelesaikan cerpen dalam waktu 1 bulan, penulis A membutuhkan akumulasi waktu sebanyak 30 jam.

Akumulasi waktu tersebut juga diisi dengan kegiatan yang berbeda-beda. Ada penulis yang memulainya dengan mencari tema, ada penulis yang langsung menentukan tokoh dan alur cerita, ada pula penulis yang langsung menulis cerita pendek.

Umumnya, penulis cerita pendek yang sudah profesional hanya membutuhkan waktu 5 hingga 10 jam menyelesaikan 1000 kata. Ada pula penulis yang sudah terbiasa menyelesaikan 2000 hingga 3000 kata dalam waktu 10 atau 20 jam.

Khusus untuk para penulis pemula, manfaatkan waktu luang untuk mencari ide atau membaca cerpen sebagai referensi menemukan sebuah cerita. Selain itu, latihlah diri untuk merangkai kata, agar menjadi kalimat yang sempurna dalam cerita.

Berbicara soal penyusunan kata, bagi penulis pemula ini merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, untuk menambah kosa kata, dibutuhkan kebiasaan membaca referensi, seperti cerpen, novel, dan lainnya.

Contoh pembagian waktu yang cocok untuk para penulis pemula, yaitu misalnya dalam 1 minggu penulis memiliki waktu luang sebanyak 5 jam. Maka akumulasi waktu tersebut dalam 1 bulan sebanyak 20 jam.

Kegiatan yang bisa dilakukan oleh penulis pemula di minggu pertama adalah membaca referensi terkait untuk memancing ide yang menarik. Selanjutnya, di minggu kedua dilanjutkan dengan menentukan tokoh dan setting. Kemudian, di minggu ketiga hingga keempat bisa digunakan untuk menulis cerita.

Ingat, dalam tahap pertama ini, penulis dilarang membandingkan prosesnya dengan proses penulis lain, khususnya penulis cerpen yang sudah profesional. Tetaplah fokus dengan memanfaatkan waktu luang untuk mencari ide, mengasah ide, dan membaca banyak referensi.

2. Mencari Ide Cerpen yang Sesuai

Cara membuat cerpen selanjutnya adalah mencari ide. Cara kedua ini masih berkaitan dengan cara sebelumnya. Meski terdengar sepele, ternyata mencari ide juga tidak semudah yang dibayangkan.

Kebanyakan penulis pemula ingin membuat cerita yang berbeda dan fresh. Sehingga, tak jarang di antaranya memaksakan diri untuk mencari ide yang cukup rumit dan menimbulkan kebingungan.

Padahal, ide cerita pendek tidak harus menceritakan kisah yang rumit. Dengan hal-hal sederhana, penulis bisa menghasilkan cerita yang seru dan menarik. Sebab, yang menentukan menarik atau tidaknya sebuah cerita adalah bagaimana cara penulis menyampaikan alur cerita yang tepat.

Khusus bagi para pemula, mulailah dengan mencari ide-ide ringan. Berawal dari ide ringan ini akan membuka ide-ide baru di kemudian hari. Ada banyak ide ringan yang bisa diambil, salah satunya adalah cerita di kehidupan sehari-hari.

Ide cerita yang diangkat dari kehidupan sehari-hari tidak hanya memudahkan penulis pemula untuk membuat cerita pendek, tetapi juga relate atau dialami oleh banyak orang.

Pilihlah ide cerita yang melibatkan unsur emosional, seperti kepedihan, rasa bahagia, kecewa, dan lainnya. Tujuannya agar pembaca semakin tertarik, karena merasa relate dengan cerita pendek tersebut.

Contoh, ide cerita pendek berjudul “Hiruk Pikuk di Kota Jakarta”. Penulis akan menggambarkan bagaimana kehidupan di Ibukota dengan cara yang mudah dipahami.

Kehidupan yang digambarkan tidak hanya seputar kehidupan yang modern, tapi juga kesenjangan ekonomi dan pendidikan yang tidak diketahui oleh banyak orang yang tinggal jauh dari Jakarta.

Stigma kehidupan modern dan sukses tentang Jakarta bisa dimanfaatkan oleh penulis untuk mengupas hal-hal lainnya. Mulai dari tekanan pekerjaan, biaya hidup, dan gaya hidup yang menimbulkan konflik-konflik seru.

Cerita sederhana tersebut tidak hanya menarik pembaca yang relate dengan kota Jakarta saja, tapi juga pembaca dari kota-kota lain yang tertarik dan penasaran dengan Ibukota Indonesia ini.

Selain dari kehidupan sehari-hari, penulis pemula juga bisa mendapatkan ide cerita dari referensi lain, seperti internet, buku, majalah, TV, dan berita terkini.

Setelah mendapatkan banyak ide cerita yang sederhana dan dirasa layak untuk dijadikan sebagai cerita pendek. Hal yang perlu dilakukan oleh penulis selanjutnya adalah menulis semua ide tersebut dan memilih ide cerita yang paling menarik.

Jika ingin melibatkan pendapat dari orang lain, tanyalah pendapat saudara, sahabat, atau teman di sosial media. Pendapat dari orang lain ini tidak menutup kemungkinan juga akan mempengaruhi menarik atau tidaknya cerita pendek yang akan dibuat.

Selain bertanya langsung, gunakan juga cara kekinian seperti fitur QNA atau polling di Instagram. Cara ini juga sudah banyak digunakan oleh penulis-penulis profesional untuk menentukan cerita pendek yang banyak diminati oleh pembaca.

Bahkan, para penerbit pun juga memanfaatkan fitur ini untuk mengetahui keinginan target pembaca sekaligus mempererat hubungan baik dengan pembaca. Jika pembaca merasa dilibatkan langsung dalam sebuah karya sastra, maka pembaca pun akan merasa senang dan menjadi loyal.

3. Mulai Menulis dengan Gaya Sendiri

Cara membuat cerpen ketiga adalah mulai menulis dengan gaya sendiri. Maksudnya adalah cerita cerpen menggunakan gaya bahasa sendiri untuk mempermudah para pemula saat merangkai kata.

Meski mengagumi cerpen milik penulis lain, jangan sampai mengadopsi gaya bahasa yang mirip dengan penulis tersebut. Sebab, gaya bahasa penulis lain belum tentu cocok dengan kepribadian diri sendiri.

Selain memudahkan dalam merangkai kata-kata, gaya bahasa juga akan menjadi ciri khas seorang penulis. Misalnya, penulis C menggunakan bahasa sehari-hari yang santai. Sedangkan penulis D menggunakan bahasa formal yang kaku.

Jika memaksakan diri untuk mengikuti gaya bahasa penulis yang sudah populer, maka akan sulit mendapatkan pembaca. Karena cerpen tersebut dianggap tidak menarik dan tidak memiliki ciri khas.

Perbedaan gaya bahasa dalam menulis cerita pendek inilah yang membuat para penulis pemula disarankan untuk mencari gaya bahasanya sendiri, agar menjadi ciri khas yang ditandai oleh para pembacanya nanti.

Untuk para penulis pemula, gunakanlah gaya bahasa yang sederhana, yaitu gaya bahasa sehari-hari. Memulai cerita pendek dengan gaya bahasa yang sudah terbiasa dilakukan sehari-hari akan meminimalisir kejenuhan penulis saat merangkai kosa kata.

Hindari juga menggunakan gaya bahasa yang berlebihan di dalam cerita, agar kalimat tetap tersusun dengan baik. Penulis pemula juga tidak boleh menambahkan kata-kata asing yang jarang diketahui oleh orang lain tanpa adanya penjelasan.

Kata-kata asing tanpa penjelasan ini bisa menimbulkan pertanyaan di benak pembaca, sehingga cerita dan pesan tidak tersampaikan dengan tepat. Selain itu, kata-kata asing juga akan membuat pembaca jadi tidak tertarik.

Berikut contoh penggunaan kata-kata asing yang menggunakan penjelasan di dalam cerita pendek:

Dayat memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter setelah merasa ada yang aneh dari perilakunya beberapa bulan terakhir. Dari hasil pemeriksaan tersebut, Dayat divonis mengalami gejala skizofrenia.

Raut wajah kesedihan tidak bisa disembunyikan oleh Dayat. Tangannya bergetar memegang secarik kertas putih tersebut menandakan ketidakberdayaan dirinya saat ini.

Skizofrenia merupakan penyakit mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati atau emosi penderitanya. Mulai dari mudah tersinggung, marah, hingga kesulitan dalam berkonsentrasi. Faktor utama dari penyakit ini adalah genetik atau turunan.

Beberapa gejala tersebut sudah mulai dilakukan oleh Dayat. Sebagai teman yang pernah satu organisasi dengannya, aku melihat Dayat jadi mudah tersinggung saat debat di dalam kelas, khususnya dengan dosen. Padahal, semua orang mengenalnya sebagai pribadi kritis, tapi mau menerima pendapat orang lain.

Tidak berselang lama, Dayat mengundurkan diri dari organisasi kampus yang sudah menjadi rumah keduanya. Keputusan ini terpaksa ia ambil, karena tidak ingin membuat kegaduhan dan mencoret nama baik organisasi.

Usut punya usut, ternyata ibu Dayat juga mengalami skizofrenia hampir dua tahun lamanya dan saat ini sedang berjuang untuk sembuh. Betapa pilunya Dayat mengidap penyakit yang sama dengan sang ibu.

Berdasarkan contoh di atas, kata asing yang digunakan oleh penulis adalah “skizofrenia”. Ini merupakan istilah medis yang jarang diketahui oleh banyak orang. Namun, agar tidak menimbulkan kerancuan, maka penulis menjelaskan kata tersebut dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.

4. Menentukan Tema Cerita

Cara membuat cerpen yang keempat adalah menentukan tema cerita. Selain ide, cerita pendek yang sempurna adalah cerita yang memiliki tema. Jika diibaratkan, tema adalah sebuah pondasi yang berperan penting terhadap bangunan.

Membuat cerita pendek butuh dasar cerita yang akan dihasilkan. Nah, di sinilah peran penting dari sebuah tema untuk menyampaikan ide utama pada cerita yang dibuat, agar dipahami oleh pembaca.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menentukan tema cerita pendek yang sesuai. Salah satunya adalah peka terhadap fenomena kehidupan sehari-hari, mulai dari diri sendiri atau kehidupan banyak orang.

Buat para pemula, menentukan tema tentu tidak semudah yang dibayangkan. Akan ada keraguan dan pertanyaan saat mencari dan menentukan sebuah tema. Agar bisa menentukan tema cerpen yang tepat, ikutilah beberapa tips berikut ini!

a. Tentukan Latar atau Karakter yang Menarik

Pertama adalah mencari dan menentukan latar cerita atau karakter yang menarik. Karena cerpen cenderung lebih sempit ketimbang novel yang memiliki cakupan luas, otomatis akan ada batasan narasi dalam penulisan.

Oleh karena itu, penulis harus lebih dulu menentukan latar cerita serta karakter yang paling menarik. Jika sudah fokus ke sana, maka akan lebih mudah dalam menulis narasi yang tepat.

b. Memiliki Anekdot Sendiri

Cara membuat cerpen yang baik adalah melengkapinya dengan ciri khas dari penulis. Seperti penjelasan sebelumnya, salah satu ciri khas dari seorang penulis adalah gaya bahasa yang digunakan untuk merangkai kalimat.

Selain gaya bahasa, ciri khas lain yang juga perlu dimiliki oleh para penulis pemula adalah bagaimana cara membangun premis dalam sebuah cerita. Supaya lebih mudah, buatlah premis tentang kehidupan nyata berdasarkan anekdot yang dimiliki sebagai dasar cerita pendek.

c. Kisah Hidup Orang Lain

Ketiga adalah menjadikan kisah hidup orang lain sebagai dasar cerita pendek. Setiap orang pasti memiliki kisah hidup yang tidak sama. Perbedaan kisah hidup ini bisa dijadikan sebagai ide dalam menentukan tema cerpen yang menarik.

Jika ingin menjadikan kisah hidup orang lain sebagai landasan cerita, mulailah dari teman atau kerabat. Pilih cerita yang paling menarik dan layak dijadikan sebagai cerpen.

Misalnya, seorang teman mengalami kekerasan dalam hubungan. Teman kamu bercerita bagaimana sulitnya keluar dari hubungan yang toxic serta melawan perasaan diri sendiri.

Dari cerita tersebut, maka dasar atau tema cerpen yang tepat adalah hubungan toxic. Cerita ini akan menarik para pembaca, khususnya yang pernah merasakan atau yang penasaran tentang hubungan toxic dan cara keluar dari hubungan tersebut.

d. Membaca Cerpen Milik Orang Lain

Terakhir adalah membaca cerita pendek milik orang lain. Sebaiknya bacalah cerpen yang sesuai dengan selera pribadi. Tujuannya agar tidak menimbulkan kejenuhan dalam mencari ide tema cerita yang akan ditulis.

Jadikanlah cerita pendek tersebut hanya sebatas inspirasi untuk menulis, bukan untuk disalin. Menyalin karya milik orang lain adalah tindakan yang melanggar hukum.

Meski membangun karir sebagai penulis cerpen cukup sulit, jangan sampai menghalalkan segala cara untuk membuat sebuah karya, salah satunya dengan cara menyalin atau menjiplak cerpen milik orang lain.

Hal-hal yang bisa dijadikan inspirasi dari sebuah cerpen milik orang lain adalah cara menghadirkan sebuah konflik, cara menyelesaikannya, cara membangun karakter tokoh yang kuat, dan lainnya.

Itulah beberapa tips sederhana menentukan tema cerita pendek yang bisa dicoba. Dalam cerita pendek, penulis tidak harus menampilkan tema secara terbuka kepada pembaca.

Biasanya, penulis cerpen akan menyampaikan tema atau garis besar sebuah cerita lewat konflik dan alur cerita yang ada. Selanjutnya adalah tugas dari pembaca untuk menginterpretasikannya sendiri.

5. Membuat Alur, Plot, dan Penokohan

Cara membuat cerpen selanjutnya adalah membuat alur, plot, dan penokohan dalam cerpen. Pertama, buatlah alur dan plot terlebih dahulu untuk menggerakkan jalan cerita sesuai yang dibayangkan.

Dilansir dari Gramedia, plot dan jalan cerita adalah dua hal yang berbeda, tapi tidak terpisahkan. Plot diartikan sebagai sebab dan akibat sebuah cerita yang kemudian menghasilkan gaya cerita dalam menentukan tema.

Penyusunan plot cerpen bisa dimulai dengan cara menentukan semua peristiwa yang akan dimunculkan dalam cerita pendek. Setelah itu, penulis harus mencari benang merah atau hubungan dari semua peristiwa tersebut, sehingga menghasilkan alur cerita yang sempurna.

Berikutnya adalah menentukan penokohan. Penggunaan tokoh pada cerpen sangat krusial, jadi gunakanlah penokohan yang tepat. Misalnya, penulis menggambarkan cerita perkelahian antar preman. Maka, penokohan harus sesuai dengan karakter preman pada umumnya, yaitu kasar, sulit diatur, dan suka membuat onar.

Tips paling ampuh membuat penokohan dalam cerita pendek adalah menampilkan citra atau karakter tokoh senyata mungkin. Meski hanya sebuah karangan belaka, penulis harus bisa membangun watak dan karakter setiap tokoh yang digunakan sebaik mungkin.

Semakin nyata karakter atau watak yang ditampilkan, maka semakin mudah membangun sisi emosional dari para pembaca. Misalnya, pembaca akan ikut geram dengan tokoh preman yang selalu buat onar dan merugikan banyak orang.

Dalam menentukan penokohan, penulis harus bisa membedakannya menjadi dua bagian, yaitu berdasarkan sifat lahir dan sifat batin. Sifat lahir adalah tokoh dalam bentuk rupa atau fisik. Sedangkan sifat batin mencakup watak, pemikiran, gaya busana, dan karakter.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangun penokohan dalam cara membuat cerpen, yaitu:

  • Lewat tindakan dan ucapan tokoh dalam cerita.
  • Lewat pemikiran atau persepsi tokoh dalam menghadapi masalah.
  • Benda atau barang yang menjadi ciri khas tokoh. Misalnya, tokoh ustadz selalu memakai peci.
  • Lewat deskripsi atau gambaran dari tokoh lain.
  • Deskripsi langsung dari penulis.

6. Menentukan Latar atau Setting

Cara membuat cerpen yang tidak kalah penting adalah menentukan latar atau setting cerita. Seperti yang diketahui, latar atau setting cerita memiliki peran penting terhadap jalannya cerita, karena melibatkan banyak hal.

Hal yang dimaksud adalah latar waktu, tempat, hingga suasana dalam cerita. Komponen-komponen ini akan menunjang tema dan plot cerita semakin sempurna dan menarik untuk dibaca.

Jika sebuah cerita pendek tidak melibatkan latar atau setting, maka sulit bagi para penulis untuk menyampaikan plot cerita secara kompleks kepada pembaca. Tanpa adanya unsur-unsur setting juga membuat konflik dalam cerita sulit diselesaikan.

Menentukan latar atau setting tidaklah mudah. Khusus bagi penulis pemula, menentukan latar atau setting cerita bisa mengikuti cara-cara berikut ini:

a. Hubungkan Latar atau Setting Cerita dengan Watak Tokoh

Cara pertama adalah menghubungkan setting cerita dengan watak tokoh-tokoh yang muncul. Tujuannya agar latar atau setting cerita sepadan dengan tokoh yang terlibat di dalamnya.

Misalnya, penulis mengambil latar tempat di pedesaan. Maka, watak tokoh-tokoh yang cocok dengan latar tempat ini adalah lemah lembut, kalem, pendiam, dan ramah.

Jika penulis ingin mengambil latar tempat di lingkungan kampus, maka watak tokohnya pun juga harus mewakilkan latar tempat tersebut. Misalnya, sifat yang optimis, kritis, gaul, rajin, malas, dan lainnya.

Semakin masuk akal watak tokoh dengan latar atau setting cerita, maka semakin mudah penulis menghadirkan konflik dan penyelesaiannya.

b. Hubungkan Latar atau Setting Cerita dengan Karakter Tokoh

Karakter tokoh bisa ditandai lewat tindakan, pakaian, dan barang-barang di sekitarnya. Hal ini juga harus dihubungkan dengan latar tempat atau setting cerita dalam sebuah cerpen.

Misalnya, penulis mengambil setting tempat di rumah sakit, maka karakter tokoh-tokoh di sini adalah tenaga medis yang cepat dan tanggap merawat pasien. Selain itu, karakter tenaga medis juga dilengkapi oleh jas atau pakaian serba putih, membawa alat medis, dan lainnya.

Jika penulis mengambil latar tempat di dalam penjara, maka karakter tokoh yang muncul harus tegas dan galak, baik pihak sipir atau para tahanan. Selain itu, pihak sipir akan menggunakan pakaian rapi dan senjata api. Sedangkan para tahanan memakai baju oranye, bertato, dan kepala plontos.

Berdasarkan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap latar cerita akan memunculkan karakter dan watak tokoh yang berbeda-beda. Jika penulis tidak bisa menghadirkan penokohan yang tepat dengan latar atau setting cerita, maka cerpen jadi terlihat kurang menarik.

7. Membuat Sudut Pandang yang Tepat

Cara membuat cerpen terakhir adalah membuat sudut pandang dalam cerita yang tepat. Sudut pandang adalah cara penulis untuk menampilkan penokohan dengan gaya bahasa yang dipilih.

Sederhananya, sudut pandang diartikan sebagai cara penulis menyebut tokoh-tokoh di dalam cerita. Umumnya, penyebutan yang digunakan oleh penulis dalam cerita adalah “aku”, “saya”, “mereka”, dan “dia”.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, sudut pandang terbagi menjadi empat jenis. Berikut penjelasan lengkapnya:

a. Sudut Pandang Orang Pertama

Seperti namanya, sudut pandang orang pertama menggunakan kata “aku” atau “saya” dalam cerita. Namun, tidak menutup kemungkinan penulis juga menggunakan kata “gue”, jika menggunakan gaya bahasa santai.

Sudut pandang orang pertama ini akan membangun perasaan pembaca seolah-olah ikut terlibat langsung di dalam cerita. Inilah yang membuat sudut pandang “aku” banyak digunakan oleh penulis, khususnya penulis pemula.

b. Sudut Pandang Orang Kedua

Berikutnya ada sudut pandang orang kedua yang biasanya memakai kata “kamu” sebagai pemeran utamanya. Namun, sudut pandang ini jarang ada di dalam cara membuat cerpen atau novel. Sudut pandang orang kedua banyak digunakan dalam karya tulis lain, seperti artikel atau teks ulasan.

c. Sudut Pandang Orang Ketiga

Kemudian, ada sudut pandang orang ketiga. Penulis akan memposisikan dirinya sebagai orang yang serba tahu tentang kehidupan para tokohnya. Dalam sudut pandang ini, penulis cenderung akan menggunakan nama dari tokoh-tokohnya.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui penulis pemula saat memilih sudut pandang orang ketiga dalam cerita pendek, yaitu sudut pandang jadi terbatas. Karena penulis hanya bisa mengungkapkan apa yang ada di depannya.

Berikutnya, pengetahuan penulis terbatas. Artinya, mahatahu penulis terbatas dan hanya bisa melihat peristiwa lain terjadi, tapi tidak tahu apa alasannya.

d. Sudut Pandang Campuran

Terakhir ada sudut pandang campuran. Seperti namanya, sudut pandang ini membebaskan penulis untuk menggabungkan beberapa jenis sudut pandang dalam satu cerita.

Kebebasan ini membuat penulis bisa masuk ke dalam cerita bukan sebagai tokoh utama serta bisa keluar dari cerita menjadi pengamat. Untuk para pemula, sudut pandang jenis ini tidak terlalu disarankan, karena akan lebih rumit dalam menyusun alur dan penokohan di dalam cerpen.

Sudah Paham Cara Membuat Cerpen?

Cerita pendek memiliki keterbatasan jumlah kata. Oleh karena itu, dalam pembuatan cerpen harus memenuhi 6 struktur yang berlaku, yaitu abstraksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.

Selain itu, penulis pemula juga harus mengikuti tata cara membuat cerpen yang benar dan menarik seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page