Cara menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) harus mengikuti rumus yang sudah berlaku. Tujuannya agar bisa memperkirakan total pengeluaran langsung atau tidak langsung dengan tepat.
Tidak hanya manual, menghitung HPP juga bisa dilakukan menggunakan aplikasi keuangan yang saat ini sudah sangat banyak dan memiliki keunggulan yang berbeda-beda.
Daftar ISI
4 Cara Menghitung HPP dalam Bisnis
Umumnya ada 4 cara mudah yang bisa dicoba untuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dalam bisnis. Supaya tidak salah atau keliru, berikut rangkuman lengkap mengenai rumus HPP beserta contoh perhitungannya:
1. Menghitung Jumlah Pembelian Bersih
Pertama adalah melakukan perhitungan jumlah pembelian bersih, yaitu total keseluruhan pembelian barang dagang dalam bisnis. Jenis transaksinya bisa secara tunai atau non-tunai.
Pembelian bersih sudah termasuk biaya angkut barang. Namun, jika tidak ada biaya angkut dalam pembelian, maka tidak perlu ada penambahan biaya angkut dalam perhitungannya.
Perhitungan pembelian bersih dalam bisnis juga akan dikurangi oleh potongan harga serta retur pembelian. Berikut rumus untuk menghitung jumlah pembelian bersih:
Pembelian Bersih:
(Total Pembelian+Biaya Angkut Barang)-(Retur+Potongan Pembelian)
Misalnya, jumlah pembelian bersih dalam sebuah bisnis mencapai Rp10.000.000,00. Kemudian, biaya angkut barang sebesar Rp300.000,00; retur pembelian Rp150.000,00; dan potongan harga saat pembelian sebesar Rp200.000,00.
Perhitungan pembelian bersih menggunakan rumus di atas adalah sebagai berikut:
(Rp10.000.000,00+Rp300.000,00)-(Rp150.000,00+Rp200.000,00)
= Rp10.300.000,00-Rp350.000,00
= Rp9.950.000,00
Perhitungan jumlah pembelian bersih harus akurat, tujuannya supaya mempermudah cara menghitung HPP nanti.
2. Menghitung Jumlah Persediaan Barang
Setelah menghitung jumlah pembelian bersih, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah persediaan barang. Hal ini mencakup persediaan awal serta persediaan akhir dalam bisnis.
Agar lebih akurat, saldo atau jumlah persediaan awal bisa dilihat melalui laporan neraca saldo yang masih berjalan atau pada neraca saldo di periode sebelumnya. Sedangkan untuk jumlah persediaan akhir, bisa dilihat melalui pembukuan di bulan atau tahun yang sedang berjalan.
Perhitungan persediaan barang melibatkan persediaan awal dan pembelian bersih. Jadi, pastikan perhitungan pembelian bersih benar-benar akurat, agar hasil di perhitungan persediaan barang juga akurat. Jika terjadi kesalahan, maka hal ini bisa mempengaruhi cara menghitung HPP yang dilakukan.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam perhitungan, berikut rumus menghitung jumlah persediaan barang:
Persediaan Produk: Persediaan Awal+Pembelian Bersih
Contoh, persediaan awal dalam sebuah bisnis berjumlah Rp10.000.000,00. Sedangkan jumlah pembelian bersih yang sudah dihitung adalah Rp9.950.000,00. Maka, cara menghitung jumlah persediaan berdasarkan rumusnya adalah:
Rp10.000.000,00+Rp9.950.000,00= Rp19.950.000,00
Total persediaan barang dalam bisnis setelah dijumlahkan dengan jumlah pembelian bersih adalah sebesar Rp19.950.000,00.
3. Menghitung Jumlah Penjualan Bersih
Cara menghitung HPP akan semakin mudah, jika sudah mengetahui berapa jumlah penjualan bersih. Penjualan bersih adalah salah satu transaksi yang masuk ke dalam pendapatan tetap. Dalam hal ini mencakup beberapa transaksi, seperti penjualan kotor, potongan harga, hingga retur penjualan.
Menentukan jumlah penjualan bersih bisa mengikuti rumus berikut ini:
Penjualan Bersih: Penjualan Kotor-(Retur Penjualan+Potongan Penjualan)
Contoh, penjualan kotor dalam bisnis mencapai Rp20.000.000,00; potongan penjualan berjumlah Rp400.000,00. Kemudian, terdapat retur penjualan sebesar Rp200.000,00. Maka, perhitungan jumlah penjualan bersih menggunakan rumus adalah sebagai berikut:
Rp20.000.000,00-(Rp200.000,00+Rp400.000,00)
= Rp20.000.000,00-Rp600.000,00
= Rp19.400.000,00
Total penjualan bersih berdasarkan contoh dan perhitungan menggunakan rumus adalah sebesar Rp19.400.000,00.
4. Cara Menghitung HPP Bisnis
Setelah mendapatkan jumlah bersih di semua transaksi bisnis, selanjutnya adalah menghitung HPP. Perhitungan HPP juga harus sesuai dengan rumus yang berlaku, yaitu:
Harga Pokok Penjualan (HPP):
Jumlah Pembelian Bersih+Jumlah Persediaan Awal-Jumlah Persediaan Akhir
Agar perhitungannya lebih mudah, maka contoh dalam transaksi pembelian bersih hingga persediaan akhir bisa mengikuti contoh soal sebelumnya. Jumlah pembelian bersih sebesar Rp9.950.000,00; persediaan awal Rp19.950.000,00; lalu persediaan akhir sebesar Rp5.000.000,00.
Maka, cara menghitung HPP menggunakan rumus adalah sebagai berikut:
Rp9.950.000,00+Rp19.950.000,00-Rp5.000.000,00= Rp24.900.000,00
Jika berdasarkan rumusnya, perhitungan Harga Pokok Penjualan memang melibatkan jumlah pembelian bersih, persediaan awal, hingga persediaan akhir. Jadi, sebelum menghitung jumlah HPP, ada baiknya untuk menghitung transaksi lainnya dengan akurat.
Di sinilah pentingnya keberadaan rumus HPP dan rumus perhitungan transaksi lainnya. Tanpa rumus, maka perhitungan transaksi bisnis menjadi berantakan dan tidak akurat.
Ketika perhitungan transaksi yang berkaitan dengan HPP salah, otomatis jumlah perhitungan HPP pun ikut salah dan mengganggu kegiatan pembukuan, khususnya pencatatan keuangan yang masih manual atau belum menggunakan aplikasi.
Cara Menghitung HPP Menggunakan Aplikasi
Perhitungan HPP juga bisa dilakukan melalui aplikasi. Kemunculan aplikasi keuangan sudah mulai populer di tengah pertumbuhan teknologi yang begitu cepat. Aplikasi keuangan dirancang khusus untuk pencatatan segala jenis transaksi dalam bisnis atau perusahaan.
1. Keunggulan
Keberadaan aplikasi keuangan tentu sangat membantu dalam proses pembukuan, karena dianggap lebih akurat, tepat, efisien, dan mudah dipantau. Ada banyak jenis aplikasi keuangan yang bisa digunakan, yaitu Qontak, Odoo, Ginee, hingga Moka POS.
Aplikasi keuangan juga bisa digunakan untuk menghitung HPP secara akurat. Nantinya, aplikasi keuangan tersebut akan mengambil data atau transaksi yang berkaitan dengan HPP secara otomatis, sehingga jumlah perhitungannya dijamin akurat.
Agar mempermudah kinerja aplikasi keuangan, pastikan pencatatan setiap data atau jenis transaksi sudah benar, seperti nominal harga hingga jumlahnya.
Hal yang menarik dari aplikasi keuangan adalah perhitungannya yang lebih update, tanpa menunggu tutup buku atau akhir periode. Selain itu, pemilik bisnis pun bisa memantau jumlah stok produk secara real–time hanya menggunakan sambungan internet.
Cara menghitung HPP melalui aplikasi keuangan memang akan berjalan secara otomatis. Selain jumlah keseluruhannya, aplikasi keuangan ini juga akan menampilkan kategori yang lebih rinci, yaitu jumlah per produk dan per kategori atau jenis produk.
2. Kekurangan
Meski memiliki banyak keunggulan dibanding pencatatan atau perhitungan manual, aplikasi keuangan juga memiliki kekurangan yang wajib jadi pertimbangan. Kekurangan tersebut, antara lain:
- Bergantung pada jaringan internet yang stabil.
- Membutuhkan media, seperti laptop, komputer, atau handphone yang kompatibel.
- Keamanan belum sepenuhnya terjamin. Data keuangan bisa bocor atau dicuri, jika aplikasi terkena hack.
- Data keuangan bisa saja hilang, jika tidak ada backup ketika aplikasi mengalami masalah atau tidak sengaja terhapus.
Meski memiliki beberapa kekurangan, aplikasi keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau pebisnis dalam melakukan pencatatan dan perhitungan semua jenis transaksi.
Alasan Pentingnya HPP dalam Bisnis
Setiap bisnis atau perusahaan harus memiliki HPP. Selain bertujuan untuk mengetahui jumlah pengeluaran dan pendapatan, baik secara langsung atau tidak langsung. Berikut beberapa alasan pentingnya menetapkan HPP dalam bisnis:
1. Menghitung Margin Laba Kotor
Pertama adalah bantu menghitung jumlah margin dari laba kotor, yaitu rasio untuk mengukur kondisi keuangan dalam bisnis. Perhitungan margin laba kotor akan melibatkan HPP.
2. Bantu Menentukan Harga Jual
Kedua adalah bantu menentukan harga jual produk yang cocok. Jumlah HPP akan bantu pebisnis menentukan harga jual yang tepat untuk menutupi jumlah pengeluaran selain pembelian, yaitu gaji karyawan.
3. Laporan Keuangan Lebih Terperinci
Terakhir adalah laporan keuangan jadi lebih terperinci. Selain memudahkan pemantauan arus kas, laporan tersebut juga bantu mengevaluasi produksi bisnis. Misalnya, meningkatkan efisiensi produksi, menghemat pengeluaran, dan lainnya.
Sudah Paham Cara Menghitung HPP?
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah bagian paling penting dalam bisnis yang melibatkan transaksi-transaksi lain, seperti pembelian, jumlah persediaan, hingga total penjualan.
Maka, dalam proses perhitungannya perlu mencari jumlah pembelian bersih, total persediaan awal, hingga sisa persediaan akhir. Akurat atau tidaknya jumlah HPP bergantung pada jumlah ketiga transaksi tersebut.