35+ Contoh Gurindam Pendidikan Sebagai Nasihat Anak-anak

Dikenal sebagai sajak atau puisi lama, gurindam hanya memiliki dua bait saja. Meskipun isinya singkat, namun makna gurindam tak kalah mendalam dari puisi panjang. Jika Anda masih bingung bagaimana membuat gurindam, maka ketahuilah beberapa contoh gurindam pendidikan di bawah ini!

Apa Itu Gurindam?

Sebelum mengetahui contoh gurindam pendidikan, Anda harus memahami arti gurindam terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gurindam adalah susunan sajak yang berisi dua bait dengan kandungan dan petuah tentang hidup. 

Dengan kata lain, gurindam dapat diartikan sebagai sebuah nasihat antar manusia. Gurindam bertujuan untuk mendorong manusia untuk melakukan dan menjalankan kebaikan. Gurindam akan terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima sajak sama. 

Pada bait pertama gurindam, disebut sebagai bait syarat, masalah, perjanjian, dan persoalan. Sedangkan pada bait kedua, berarti jawaban dan akibat dari masalah yang ada di bait pertama.

Sebagai karya sastra buatan manusia, gurindam pendidikan sendiri bermanfaat untuk mendidik manusia menjadi lebih baik. Selain itu, gurindam pendidikan juga menambahkan kesan hiburan. 

Ini terbukti dari pemilihan diksi yang kerap ada humornya. Sehingga gurindam tidak hanya berisi ketegangan hidup saja, namun kekonyolan dalam menimba ilmu. Jadi, pembaca pun lebih rileks dalam membacanya. Terkadang penulis juga menambahkan kreativitas untuk merekam kondisi sosial pada pendidikan. 

Mulai dari cara belajar, mengajar, hingga kritik pada sekolah. Dengan demikian, pembaca bisa melihat dan mengamati budaya pendidikan di Indonesia secara singkat. Hal ini karena gurindam pendidikan dapat merekam segala kejadian dalam beberapa kalimat pendek.

Ciri-Ciri Gurindam

Menjadi salah satu sastra puisi kuno, gurindam memiliki ciri khas yang spesifik. Di mana ciri khas tersebut tidak dapat membentuk karya sastra lainnya. Nah, berikut ini beberapa ciri-ciri dari gurindam:

1. Terdapat Dua Bait

Seperti yang sudah disenggol pada poin pengertian, gurindam memiliki dua bait kalimat. Lewat struktur naskah ini, gurindam mampu membentuk ciri khasnya sendiri. Inilah mengapa gurindam memiliki julukan khusus sebagai puisi lama, karena isinya yang tidak lebih dari dua bait.

2. Akhir Kalimat Seirama

Teks gurindam memiliki bunyi konsonan yang sama. Jadi, jika baris pertama menggunakan konsonan “I”, maka baris kedua juga akan menggunakan bunyi konsonan yang sama.

Gurindam memiliki rima yang selalu berakhiran a-a, b-b, c-c, dan lain sebagainya. Jika akhir kalimatnya tidak berbunyi sama, maka itu bukan termasuk dalam kategori gurindam.

3. Setiap Bait Memiliki Batasan Kata

Secara umum, puisi lama ini memiliki 2 hingga 6 kata saja untuk setiap baitnya. Inilah mengapa gurindam dijadikan sebagai karya sastra untuk mengajarkan hidup lebih baik. Karena selain singkat, makna yang tertuang sangatlah indah dan penuh diksi. Akan tetapi, ada juga gurindam yang memiliki tema umum.

4. Struktur Bait 

Ciri khas gurindam yang kentara berbeda dari puisi biasa adalah struktur teksnya. Struktur gurindam memiliki dua konsep pembangunan. Pada konsep pertama, gurindam harus mengandung pernyataan terkait kasus peristiwa, masalah, dan sejenisnya.

Sebagai contoh, jika pada baris pertama gurindam pendidikan adalah “Ilmu tidak hanya dihafalkan saja”. Dalam baris pertama ini, gurindam sudah memiliki konsep yang menyatakan sebuah masalah.

Contoh tersebut merujuk pada orang-orang yang memiliki ilmu namun tidak diamalkan. Pembuat gurindam ingin memberitahu bahwa orang-orang berilmu tersebut tidak mengamalkan ilmunya. Setelah itu, pada bait kedua yang berisi konsekuensinya  “Namun harus diamalkan juga”.

5. Mengandung Petuah Bijak

Memiliki kandungan tentang ajaran hidup, gurindam berfungsi sebagai media sastra untuk memberikan nasihat kepada sesama manusia. Dengan demikian, manusia dapat melakukan kebaikan di dunia.

Berbeda dari puisi umum lainnya, karya sastra ini hanya bisa ditemukan dalam bentuk nasihat kehidupan. Sebagian besar isi petuah bijak di gurindam dipengaruhi oleh agama.

Kumpulan Contoh Gurindam Pendidikan

Jenis gurindam pendidikan dapat memberikan motivasi semangat belajar untuk pembacanya. Semua orang dapat membaca gurindam ini, khususnya pelajar. Berikut ini beberapa kumpulan contoh gurindam pendidikan:

  1. Barang siapa yang semangat dalam belajar,

Tentu hidupnya akan berada di jalan yang benar.

  1. Tuntutlah ilmu sepanjang masa,

 Meski hingga ke negeri Cina.

  1. Janganlah malas dalam membaca buku,

Sebab buku itu gudangnya ilmu.

  1. Belajar adalah wajib hukumnya,

Agar menjadi manusia yang lebih berguna.

  1. Jika kita malas belajar,

Nanti masa depan akan menjadi hambar.

  1. Jika kita tidak mau dididik,

Maka akan susah menjadi orang cerdik.

  1. Tuntutlah ilmu hingga nanti,

Agar hidup semakin berarti.

  1. Tuntutlah ilmu dunia dan akhirat,

Untuk bekal nanti setelah kiamat.

  1. Malas belajar itu tidak baik,

Nanti kita sulit dididik.

  1.  Banyak sedikit ilmu didapatkan,

 Jangan lupa untuk diamalkan.

  1. Jangan mendidik secara kasar,

Nanti murid bisa jadi malas belajar.

  1.  Menuntut ilmu itu wajib hukumnya,

 Dalam pendidikan maupun agama.

  1.  Kalau belajar dengan bersungguh-sungguh,

 Maka masa depan cerah akan direngkuh.

  1.  Banyak ilmu jangan jadi angkuh,

 Nanti kamu bisa terjatuh.

  1.  Janganlah putus asa dalam belajar,

Jadilah murid yang penyabar.

  1.  Kalau ingin hidup dengan bahagia,

 Belajarlah dengan giat wajib hukumnya.

  1.  Barang siapa yang belajar dengan giat,

 Maka masa depan cerah pasti akan didapat.

  1.  Murid yang hormat pada guru,

 Pastilah ia akan berlimpah ilmu.

  1.  Menggali ilmu adalah wajib hukumnya,

 Untuk bekal nanti di masa tua.

  1.  Jika menjadi anak yang pemalas,

 Pastilah tidak akan naik kelas.

  1.  Untuk mendapat kemenangan penuh,

 Jadilah pelajar yang berjiwa tangguh.

  1.  Belajarlah dengan giat sejak masih kecil,

 Agar nantinya di masa depan menjadi orang berhasil.

  1.  Murid akan selalu melawan,

 Jika tidak dididik dengan bentakan.

  1.  Mari kita belajar dengan tekun,

 Sebelum kita menjadi pikun.

  1. Belajar yang rajin selagi sehat,

Agar menjadi orang yang hebat.

  1.  Belajar rajin saat bahan kuat,

 Jika sakit tidak bisa berbuat.

  1.  Marilah semangat datang ke sekolah,

 Dengan perasaan yang penuh gairah.

  1.  Barang siapa yang bersungguh-sungguh,

 Pastilah mendapat nilai sepuluh.

  1.  Ilmu yang banyak akan percuma,

 Kalau tak pernah diamalkannya.

  1.  Ilmu akan lebih bermanfaat,

 Kalau dipraktekkan dengan semangat.

  1.  Jadilah manusia yang berarti,

 Dengan belajar setiap hari.

  1.  Belajar dengan serius setiap pagi,

 Agar menjadi makhluk  yang berbudi.

  1.  Membawa buku di dalam tas,

 Selalu hadir di dalam kelas.

  1.  Hidup ini hanyalah sementara,

 Tuntutlah ilmu dengan bijaksana.

  1.  Menuntut ilmu dari belia,

 Agar nanti berguna di hari tua.

  1.  Raihlah semua cita-cita dalam hidup,

 Dengan semangat belajar yang tidak redup.

  1.  Carilah guru yang terbaik,

 Jadikan ia mentor dan pendidik.

  1.  Murid yang rajin datang ke sekolah,

 Pastinya punya masa depan akan cerah.

  1.  Jika jadi cendekia janganlah angkuh,

 Nanti dirimu bisa jadi terjatuh.

  1.  Jangan jadi murid yang pemalas,

 Nanti bisa tak naik kelas.

  1.  Teruslah belajar setiap hari,

  Untuk wujudkan mimpi di masa nanti.

  1.   Ketika engkau tengah belajar,

  Haruslah tekun dan juga sabar.

  1.   Bermalasan tidak akan hasilkan apa-apa,

  Jadikanlah hidup tiada berguna.

  1.   Jadilah manusia yang bermartabat,

  Dengan ilmu yang bermanfaat.

  1.  Jika kita hormati guru,

 Pasti mudah menerima ilmu.

  1.  Jika kita rajin belajar,

 Hadapi dunia dengan takkan gentar.

  1.  Perbaiki kesalahan di masa lalu,

 Dengan semangat menuntut ilmu.

  1.  Barang siapa tak berilmu,

 Bagai bangku tak bertumpu.

  1.  Barang siapa tak berilmu,

 Masa depan akan menjadi kelabu.

  1.  Tuntutlah ilmu meski sekadarnya,

 Agar terhindar dari derita.

  1.  Galilah ilmu di masa muda,

 Agar sejahtera di hari tua.

  1.  Menimba ilmu tanpa batas,

 Agar menjadi rakyat yang bebas.

  1.  Janganlah malas dalam menuntut ilmu,

 Agar tercapai cita-citamu.

  1.  Cari guru yang dapat membimbing,

 Sebab ilmu mereka sangat penting.

  1.  Berkumpul bersama orang rajin,

 Supaya dirimu semakin yakin.

  1. Barang siapa yang ikhlas belajar,

 Kelak menjadi orang yang pintar.

  1.  Jangan menjadi orang pemarah,

 Jadilah pribadi yang sabar dan tabah.

  1.  Barang siapa yang rajin sekolah,

 Alamat orang masa depan akan cerah.

  1.  Barang siapa ulet dalam menuntut ilmu,

 Meraih cita-cita takkan jadi ragu.

  1.  Menimba ilmu wajib hukumnya,

 Agar masa tua menjadi sejahtera.

  1.  Jika anak sukar dididik,

 Maka akan susah menjadi orang cerdik.

  1.  Jika anak tak berguru,

 Maka kelak dia takkan berilmu.

  1.  Jika anak susah dibina,

 Alamat menjadi orang keras kepala.

  1.  Jika anak dididik otoriter,

 Maka kelak menjadi orang yang keteter.

  1.  Jika dididik tanpa kasih sayang,

 Besarnya akan menjadi pemberang.

  1.  Janganlah meremehkan ilmu yang kecil,

 Kalau dikembangkan akan jadi terampil.

  1.  Anak akan sulit berkembang,

 Kalau setiap hari selalu dikekang.

  1.  Jika mendidik dengan kekerasan,

 Anak bisa menjadi pelawan.

  1.  Melawan guru janganlah dilakukan,

 Nanti sulit memasukkan ilmu pelajaran.

  1.  Jangan pernah membenci pengajar,

 Nanti kamu jadi anak kurang ajar.

  1.  Menuntut ilmu harus dengan teladan,

 Agar dapat bahagia si badan.

  1.  Pandai dalam bergaul di sekolah,

 Pasti persahabatan menjadi indah.

  1.  Anak dididik dengan cinta,

 Pasti cepat merasa bahagia.

  1.  Rajinlah kamu menuntut ilmu,

 Untuk bekal di masa depanmu.

  1.  Barang siapa yang hendak bertanya,

 Maka tanyalah pada ahlinya.

  1.  Barang siapa yang mencari ilmu,

 Maka carilah ke para guru.

  1.  Kalau belajar dengan bersungguh-sungguh,

 Kelak keberhasilan akan kau rengkuh.

  1.  Jikalau engkau belajar kitab,

 Maka haruslah taati adab.

  1. Barang siapa tak berilmu,

Bagaikan kursi tak bertumpu.

  1.  Belajar untuk raih faedah,

 Bukan hanya sekedar raih ijazah.

  1.  Mencari ilmu itu wajib hukumnya,

 Baik si anak atau si tua.

  1.  Ilmu jangan hanya dihafalkan,

 Namun juga harus diamalkan.

  1.  Guru yang tidak bisa jadi teladan,

 Bagai bayang tanpa si badan.

  1.  Belajar itu perlu proses yang bertahap,

 Agar kamu bisa jadi orang yang mapan dan mantap.

  1.  Barang siapa yang ingin mencari dan menimba ilmu,

 Silahkan carilah kepada para bapak dan ibu guru.

  1.  Jika anak tidak dididik,

 Maka nantinya menjadi orang yang licik.

  1.  Ilmu mestinya harus diamalkan,

 Supaya ilmu tak terlupakan.

  1.  Barang siapa yang belajar dengan bersungguh-sungguh,

 Pastinya akan mendapat nilai sepuluh.

  1.  Guru yang mampu jadi teladan,

 Bagai sinar di kegelapan.

  1.  Belajar mesti akan bertahap,

 Bagaikan membangun sebuah atap.

  1.  Seorang guru harus bersabar,

 Kepada murid yang diajar.

  1.  Murid haruslah bersikap dengan baik,

 Kepada guru yang tengah mendidik.

  1.  Jika engkau tak tahu,

 Maka harus cari ilmu.

  1.  Jika anak tak dibina,

 Alamat nanti ia jadi celaka.

  1.  Kalau kita belajar agama,

 Maka kita akan mampu mengenal-Nya.

  1.  Kalau anak tidak dididik dengan sayang,

 Maka nanti ia jadi pembangkang.

  1.  Kalau anak dididik dengan kasih,

 Maka hatinya tidak akan lirih.

  1.  Kepada guru haruslah jadi beradab,

 Kepada rekan janganlah jadi biadab.

  1.  Jika anak tak punya teladan,

 Maka nanti ia akan kelimpungan.

    100. Kalau anak tidak dapat satu bimbingan,

 Maka nanti ia akan kebingungan.

Sudah Paham Tentang Contoh Gurindam Bertema Pendidikan?

Melihat beberapa contoh gurindam pendidikan di atas, sudah pasti gurindam jenis ini memiliki fungsi yang bermanfaat. Gurindam pendidikan ini umumnya merujuk pada ranah ilmu pengetahuan, terutama bagi pendidik dan pelajar. 

Lewat manfaat teks intelektual, gurindam akan mengarahkan pada kebaikan dan menghindari keburukan. Sehingga, adanya gurindam akan membuat manusia menghayati kehidupan pendidikan dengan baik. Baik itu ilmu pengetahuan, kejiwaan, maupun agama.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page