Contoh Kalimat Sapaan serta Pengertian, Ciri, dan Penempatannya

Kata sapaan dalam kaidah bahasa Indonesia terbagi ke dalam berbagai jenis yang menarik untuk kamu pelajari. Salah satunya adalah mengenai contoh kalimat sapaan yang penggunaannya bisa berbeda-beda, tergantung dari orang yang dituju.

Lantas, sebenarnya apa itu kata sapaan? Apa saja jenis-jenis dan contoh kalimat sapaan yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia? Yuk, simak ulasan selengkapnya tentang kata sapaan dalam artikel di bawah ini!

Pengertian Kata Sapaan

Secara umum, kata sapaan adalah jenis kata yang digunakan untuk menyapa seseorang ataupun pihak kedua, baik itu tunggal maupun jamak. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sapaan merupakan jenis kata yang digunakan untuk menyapa seseorang.

Akan tetapi, bukan berarti jenis kata ini hanya digunakan untuk menegur sapa seseorang saja, ya. Hal ini karena kata sapaan juga bisa kamu gunakan ketika berdialog atau melakukan percakapan dengan orang lain.

Adapun berbagai pengertian kata sapaan dalam Bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

  • Kridalaksana: Kata sapaan merupakan jenis kata yang merujuk pada penyebutan atau untuk memanggil para pelaku dalam sebuah peristiwa.
  • Roger Brown dan Albert Gilman: Kata sapaan merupakan kata ganti yang digunakan untuk menyapa orang kedua.
  • Abdul Chaer: Kata sapaan merupakan kata-kata yang bisa digunakan untuk menyapa, menegur, dan juga menyebut orang kedua atau siapa saja yang ingin diajak berbicara.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa kata sapaan merupakan kata ganti orang kedua yang digunakan ketika melakukan komunikasi. Jadi, secara tidak sadar, kata sapaan ini memiliki peranan yang penting, karena digunakan hampir pada setiap percakapan sehari-hari.

Tak hanya itu saja, kata sapaan juga bisa digunakan pada diri sendiri ataupun komunikasi dalam kelompok. Bahkan dalam penggunaannya, kata sapaan bisa menggunakan bahasa formal maupun non formal.

Ciri-Ciri Kata Sapaan

Sebelum menyimak contoh kalimat sapaan yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia, terlebih dahulu kamu harus mengetahui apa saja ciri-ciri dari jenis kata tersebut. 

Sebenarnya, kata sapaan ini berfungsi sebagai kata ganti nama pelaku dalam dialog. Hal inilah yang membuat ciri utama dari kata sapaan adalah tidak mempunyai perbendaharaan kosakata sendiri.

Mengapa bisa begitu? Sebab, perbedaan kultur dan juga dialektika yang ada di tengah-tengah masyarakat kita juga mempengaruhi cara penggunaan kata sapaan di berbagai wilayah di Indonesia.

Bahkan di Indonesia sendiri, kata sapaan tersebut sering kali mengambil beberapa istilah lain dari bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Baru setelahnya digunakan dalam percakapan dan penulisan sehari-hari.

Bukan cuma itu saja, Indonesia juga memiliki norma pergaulan tersendiri. Di mana orang tua, pejabat, atau orang-orang yang menduduki kelas sosial tinggi sudah pasti selalu mendapatkan penghormatan yang lebih dari kelompok masyarakat yang memiliki derajat sosial lebih rendah.

Oleh karena itulah, pemilihan kata sapaan yang digunakan juga akan berbeda sesuai dengan tingkat atau kedudukan sosial para pelaku dialog tersebut.

Dengan kata lain, ciri-ciri kata sapaan juga mencerminkan norma etika yang berlaku di dalam masyarakat. Jadi, pemilihan kata pada contoh kalimat sapaan merupakan salah satu cara untuk memberikan penghargaan kepada seseorang sekaligus menjadi cara untuk menjalin komunikasi dan hubungan sosial yang lebih akrab.

Jenis-Jenis Kata Sapaan

Agar kamu bisa membuat contoh kalimat sapaan dengan benar, tentu saja harus mengetahui jenis-jenis kata sapaan terlebih dahulu. Apalagi jenis kata sapaan kerap dibedakan berdasarkan hubungan dan status sosial. Nah, berikut ini adalah jenis-jenis kata sapaan yang perlu kamu pahami:

1. Kata Ganti Persona

Kata ganti persona adalah jenis kata sapaan yang fungsinya untuk menggantikan nomina peran dalam suatu kelompok. Adapun kata ganti persona sendiri terbagi menjadi tiga, yakni kata ganti persona tunggal, kedua, dan juga jamak. Berikut adalah contoh kata ganti persona yang harus kamu hafalkan:

  • Tunggal: Aku, saya, dan daku.
  • Kedua: Kamu dan engkau.
  • Jamak: Ia dan dia.

2. Nama Diri

Nama diri merupakan kata sapaan yang berasal dari nama seseorang. Contohnya seperti Galih, Budi, Dewi, Ariyanto, Angelica, dan nama orang lainnya.

3. Istilah Kekerabatan

Dalam kaidah Bahasa Indonesia, kelompok yang mencakup istilah kekerabatan antara lain adalah ibu, bapak, kakak, nenek, mbak, mas, dan juga adik. Adapun istilah kekerabatan ini tidak selalu merujuk pada keluarga dengan hubungan darah. 

Oleh karena itulah, istilah kekerabatan juga bisa digunakan secara umum dalam berkomunikasi dengan orang lain, meski tidak memiliki hubungan darah.

4. Gelar dan Pangkat

Kata sapaan yang didasarkan pada gelar dan pangkat seseorang ini biasanya berkaitan erat dengan profesi yang dijalani oleh orang tersebut. Contohnya seperti kapten, komandan, jenderal, dokter, pelatih, dan lain sebagainya.

5. Kata Pelaku

Kata pelaku merupakan jenis kata sapaan yang memiliki bentuk pe + kata kerja atau kata ganti pelaku lainnya. Contohnya seperti penonton, pembaca, pendengar, atau hadirin.

6. Bentuk Nominal

Jenis kata sapaan bentuk nominal memiliki bentuk nominal (N) + ku. Contohnya seperti sayangku, kekasihku, dan Tuhanku.

7. Kata Indeks

Kata indeks merupakan jenis kata sapaan yang berupa kata petunjuk. Secara umum, kata indeks merupakan kata referennya berganti-ganti atau berpindah-pindah, tergantung dari siapa yang menjadi pembicara, waktu, dan juga tempat tersebut dituturkan. Adapun contoh dari kata indeks sebagai kata sapaan, antara lain adalah sana dan sini.

8. Nominal Lain

Jenis kata sapaan dalam kaidah Bahasa Indonesia yang selanjutnya adalah kata sapaan nominal lain. Contohnya seperti tuan dan nyonya.

9. Ciri Nol

Terakhir, ciri nol atau zero merupakan jenis kata sapaan yang tidak lagi disertai dengan bentuk kata sapaannya. Contohnya seperti kalimat ‘Sudah mau pergi”, di mana kalimat tersebut digunakan untuk bertanya kepada seseorang. Akan tetapi, tidak ada bentuk kata sapa di dalam kalimatnya.

Selain kesembilan poin tersebut, terdapat beberapa jenis-jenis kata sapaan lainnya yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • Kata sapaan yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat. Contohnya seperti yang mulia, paduka yang mulia, yang terhormat, dan lain sebagainya.
  • Kata sapaan yang diikuti dengan nama seseorang. Contohnya adalah Bapak Susanto, Ibu Susi, saudara Inna, dan lain sebagainya.

Fungsi Penggunaan Kalimat Sapaan

Fungsi kata atau kalimat sapaan berkaitan dengan faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan sapaan tersebut. Misalnya, orang yang berumur lebih tua dengan status sosial lebih tinggi pasti akan mendapatkan penghormatan yang lebih tinggi, di mana orang lain biasanya akan menggunakan sapaan yang bersifat formal.

Begitu pula ketika seseorang menyapa orang lain yang belum akrab atau lebih muda. Nah, berikut ini adalah berbagai fungsi penggunaan kalimat sapaan dalam percakapan sehari-hari yang perlu kamu ketahui:

1. Sebagai Penanda Hubungan Hormat

Fungsi kalimat sapaan yang pertama adalah sebagai penanda hubungan hormat. Fungsi ini ditandai dengan usia yang dianggap lebih tua ataupun memiliki status sosial yang lebih tinggi. 

Jadi, penyapa akan lebih menghormati orang yang tersapa. Contohnya adalah sapaan seorang murid kepada gurunya di sekolah.

2. Sebagai Penanda Hubungan Akrab

Fungsi yang satu ini dapat ditemukan pada jenis sapaan nama diri, pronominal persona, atau kekerabatan dan juga gelar. Pihak penyapa dan tersapa pada fungsi ini memiliki umur serta status sederajat dan juga keduanya sudah saling mengenal, bahkan akrab. 

Dengan kata lain, keadaan ini dapat membawa pada situasi informasi. Oleh karena itulah, contoh kalimat sapaan yang digunakan juga bersifat informal.

3. Sebagai Penanda Hubungan Sayang

Fungsi dari kata sapaan yang selanjutnya adalah sebagai penanda hubungan sayang. Hal ini ditandai dengan adanya pemakaian sapaan nona dan dinda yang bisa menjadi penanda hubungan sayang antara orang tua dan anak.

Kemudian, ada sapaan dik sebagai penanda hubungan sayang antara kakak dan adik ataupun orang yang lebih tua kepada yang lebih muda. Selanjutnya ada sapaan sayang, yang, atau bentuk serupa lainnya yang berfungsi sebagai penanda hubungan kekasih atau suami istri.

Dari contoh-contoh tersebut, bisa dilihat bahwa kata sapaan juga dapat berfungsi untuk menunjukkan rasa sayang, perhatian, dan hubungan yang dekat dari senior kepada junior.

4. Sebagai Fungsi Penegasan

Fungsi yang satu ini ditandai dengan adanya pengulangan bentuk sapaan. Contohnya seperti ‘Betul Mbak Santi?’. Contoh kalimat sapaan tersebut digunakan dengan tujuan untuk menegaskan kepada siapa kamu berbicara atau perhatianmu tertuju pada siapa.

Adapun fungsi penegasan ini sering kali ditemukan pada jenis sapaan nama diri dan sapaan kekerabatan.

Beberapa fungsi kata sapaan lainnya yang perlu kamu ketahui adalah sebagai berikut:

  • Menegur ataupun menyapa lawan bicaranya.
  • Menarik perhatian orang lain dengan cara yang positif.
  • Menunjukkan kesopanan dan juga kelas sosial di masyarakat.
  • Menyatakan hubungan sosial di antara penutur dengan pihak lawan bicaranya.

Penempatan Kalimat Sapaan

Bicara soal contoh kalimat sapaan, tentu tidak terlepas dari penempatan kata pada kalimat tersebut. Nah, berikut ini adalah bentuk-bentuk penempatan kata sapaan yang perlu kamu simak:

1. Penempatan Kata Sapaan Berdasarkan Jenis Kelamin

Penempatan pada contoh kalimat sapaan juga bisa dilakukan berdasarkan jenis kelamin dari lawan bicara ataupun seseorang yang dituju. 

Adapun contoh penggunaan bentuk sapaan untuk laki-laki, antara lain mas, bapak, kang, cak, dan lainnya. Sedangkan bentuk sapaan untuk perempuan adalah ibu, tante, neng, mbak, dan lainnya.

2. Penempatan Kata Sapaan Berdasarkan Umur

Bentuk kata sapaan ini dikelompokkan berdasarkan umur atau usia dari lawan bicara. Contohnya seperti kakak, adik, akang, abang, mas, mbak, teteh, dan lain sebagainya.

3. Penempatan Kata Sapaan Berdasarkan Status Sosial

Penempatan kata sapaan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan status sosialnya. Baik itu dari segi jabatan, pekerjaan, ataupun gelar seseorang atau lawan bicaranya.

Bentuk kata sapaan ini umumnya melibatkan pekerjaan, jabatan, atau peran seseorang dalam suatu masyarakat. Misalnya, Pak Ustadz, Bu Lurah, Pak Presiden, dan lain sebagainya.

4. Penempatan Kata Sapaan Berdasarkan Kekerabatan

Terakhir, penempatan kata sapaan juga bisa dikelompokkan berdasarkan hubungan kekerabatannya. Jadi, hubungan kekerabatan tersebut akan memperlihatkan hubungan antara si pembicara dengan pihak lawan bicaranya. Contohnya seperti ibu, bapak, adik, kakak, dan lain sebagainya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kalimat Sapaan

Penggunaan kata sapaan dalam komunikasi sehari-hari sudah pasti akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik itu faktor yang berkaitan dengan masalah sosial maupun situasional. Umumnya, faktor-faktor tersebut berkaitan dengan masalah sosial, seperti usia dan jenis kelamin.

Sedangkan terkait dengan faktor situasional meliputi siapa penutur bahasa tersebut, kepada siapa contoh kalimat sapaan tersebut ditujukan, serta kapan dan dimana. Adapun berbagai faktor yang mempengaruhi penggunaan kalimat sapaan dalam kaidah Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Situasi

Situasi menjadi salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi penggunaan kata sapaan kepada orang lain. Oleh karena itulah, situasi bisa diartikan sebagai saat terjadi peristiwa tutur.

Situasi ini bisa bersifat formal maupun non formal. Adapun situasi yang sifatnya formal akan menempatkan para penutur di dalam posisi yang tidak akrab, sehingga cenderung terkesan kaku. Sedangkan pada situasi non formal, pemilihan bentuk kata sapaan bisa lebih bervariasi dan terdengar lebih akrab.

2. Usia

Jika dilihat dari segi usia, penggunaan kata sapaan juga akan disesuaikan dengan usia seseorang. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kesopanan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi, kamu perlu melihat apakah orang yang disapa berusia lebih tua, sebaya, atau ternyata lebih mudah darimu. Dengan begitu, nantinya kamu bisa memilih kata sapaan yang tepat. Sebab, pemilihan kata sapaan berdasarkan usia tersebut akan berpengaruh terhadap hubungan antara pihak penyapa dengan yang disapa.

3. Status Sosial

Faktor yang mempengaruhi penggunaan kata sapaan selanjutnya adalah status sosial. Tentu tidak bisa menampik bahwa status sosial seseorang juga bisa menentukan penggunaan kata sapaan dalam percakapan sehari-hari.

Adapun contoh dari status sosial ini bisa dibedakan ke dalam beberapa kriteria, seperti kekayaan, kekuasaan, dan juga kepandaian.

4. Hubungan Kekerabatan

Sudah menjadi rahasia umum jika hubungan kekerabatan juga menjadi faktor penentu dalam pemilihan kata sapaan, khususnya ketika kamu sedang menjalin komunikasi dengan orang lain.

Jika kamu sedang menyapa kerabat yang status kekerabatannya lebih tinggi, maka sebaiknya menggunakan istilah kekerabatan tertentu yang terdengar lebih sopan. Begitu pula pada kerabat dengan status kekerabatan yang lebih rendah.

5. Hubungan Keakraban

Faktor yang mempengaruhi penggunaan kata sapaan yang terakhir adalah hubungan keakraban. Adapun hubungan keakraban ini bisa diartikan sebagai hubungan di mana pihak pembicara sudah mengenal baik lawan bicaranya. Baik itu yang bersifat akrab maupun tidak akrab.

Jadi, penggunaan sapaan yang menandakan hubungan akrab ini bisa ditandai dengan pemilihan bentuk pronominal persona kedua. Contohnya seperti kamu, engkau, atau kalian. Selain itu, pada faktor hubungan kekerabatan, kamu bisa juga menggunakan bentuk sapaan julukan ataupun nama diri.

Contoh Kalimat Sapaan

Adapun kumpulan berbagai contoh kalimat sapaan yang bisa kamu pahami dan digunakan dalam percakapan sehari-hari sesuai jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Kata Ganti Persona

  • Silahkan Anda duduk!
  • Merdeka! Bersediakah Anda menjaga dan mengisi kemerdekaan republik Indonesia tercinta ini?
  • Untuk sementara ia tinggal di rumah pamannya.
  • Selamat malam semuanya. Sampai berjumpa lagi.
  • Permisi, kawan–kawan. Apakah kalian bisa membantuku?
  • Hai, semua. Maaf ya aku datang terlambat.
  • Hai, semua. Kali ini kami akan kasih kalian tips soal cara mendaur ulang sampah–sampah botol di sekitar kalian.
  • Selamat pagi semuanya. Berjumpa lagi bersama kami di program siaran pagi hari ini.
  • Hai, kawan. Sudahkah kalian sarapan pagi ini?
  • Halo semuanya. Sudah lama menunggu ya?
  • Hai, jangan lupa sampaikan salamku padanya!
  • Halo, senang bertemu denganmu.
  • Halo, dengan siapa saya berbicara?
  • Bolehkah saya masuk?
  • Permisi, bolehkah saya bertanya sesuatu?
  • Maaf, ya, aku tidak sempat datang.
  • Bolehkah aku pinjam bukumu?
  • Selamat sore, bertemu lagi dengan saya di gelombang 101,6 FM.
  • Gimana kabarmu akhir-akhir ini?
  • Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?
  • Hey sini, kenapa kau menjauhiku?
  • Selamat malam semuanya, sampai bertemu minggu depan.
  • Hey, bagaimana kabarmu? Lama tidak bertemu.
  • Halo semuanya, bisa kita mulai rapat pada siang ini?
  • Hai, kamu tidak sedang sakit kan?
  • Permisi, boleh bantu bawakan buku ini?
  • Hai, gimana hasil ujianmu?
  • Hai, kamu sudah sehat.
  • Eh, gimana keadaan peliharaanmu?
  • Selamat siang, mohon maaf mengganggu waktu istirahatnya.
  • Selamat datang di restoran kami, silahkan pesanan favorit Anda.
  • Halo, sobat. Sudahkah kamu sarapan pagi ini?
  • Hei, bung. Kau tadi lihat Mawar tidak?

2. Nama Diri

  • Halo, Yon. Bagaimana kabarmu?
  • Hei, Din, mau ke mana?
  • Hai, Ana, apakah kondisi kesehatanmu sekarang ini sudah pulih?
  • Selamat pagi, Tomi, ku dengar kemarin kamu kecelakaan, apakah kondisimu sekarang ini sudah lebih baik?
  • Kamu sering terlambat, Jamal.
  • Hai, Timo. Apa kabarmu hari ini?
  • Hai, Karli. Apa kabar? Sudah lama ya kita tidak berjumpa.
  • Halo dengan bapak Diko? meja yang Anda pesan di sebelah sana pak.
  • Hai Nina, siapa nama lelaki itu?
  • Hei, Jo. Kau mau ikut kami piknik, nggak?
  • Hei, Rina. Mau kemana kamu?
  • Oi, Jak. Kau sudah tahu belum kabar terbaru dari Sophie?
  • Selamat datang, Pak Handoko. Mari, saya antar menuju ke ruangan rapat.
  • Hei, Sofi. Sudah lama kita tidak bertemu, ya.
  • Bapak Agung sekarang mengajar di mana?
  • Pak Sholeh sekarang mengajar di mana?
  • Profesor Darmiyati akan pergi ke mana?
  • Jam berapa Anton akan pulang dari les pianonya?
  • Esok kami akan mengunjungi Pak Tarmidi yang sakit di rumah sakit.
  • Hai Karina, dari mana saja kau selama ini.
  • Hei Andien, Kamu kenapa berkeringat begitu?

3. Istilah Kekerabatan

  • Akan pergi ke mana, Pak?
  • Berapa harga mainan itu, Mas?
  • Tolong bimbing adik saya ini, Pak!
  • Bapak, Ibu, Saudara yang terhormat, tibalah kita pada inti acara, yaitu gebyar wisuda siswa.
  • Berapa harga sepatu ini, Mas?
  • Mau ke mana, Bu?
  • Selamat pagi, Anak-Anak. Bagaimana liburan kalian kemarin?
  • Selamat datang bapak dan ibu sekalian. Pada kesempatan kali ini, kami ucapkan terima kasih atas kehadiran bapak dan ibu sekalian di acara kami hari ini.
  • Halo adik–adik. Sudah siap bermain?
  • Selamat pagi, mohon maaf ibu. Demi kenyamanan bersama dilarang mengangkat telepon di ruangan rapat ini.
  • Selamat siang anak-anak, silahkan mengumpulkan tugas di meja guru ya.
  • Adik sudah kelas berapa?
  • Selamat pagi bapak dan ibu sekalian. Marilah kita langsung adakan saja rapat pagi hari ini.
  • Selamat malam, Pak. Silahkan duduk di sebelah sini.
  • Maaf, Bu, saya terlambat.
  • Apakah Bapak sudah makan?
  • Tolong katakan pada ibu, ayah akan beli bebek goreng untuk makan malam.
  • Assalamu’alaikum nak, bagaimana kabarmu di sana? Baru sebulan pergi ibu sudah rindu.

4. Gelar dan Pangkat

  • Bapak, Ibu Guru yang saya hormati dan rekan-rekan yang saya cintai, perkenankanlah pada kesempatan ini saya menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan program OSIS.
  • Selamat pagi, Pak Lurah. Mohon maaf, kami di sini meminta tanda tangan bapak untuk surat proposal ini.
  • Tolong, Dok, sembuhkan penyakit anak saya!
  • Selamat pagi Pak Lurah.
  • Hari ini kapten bertugas di mana?
  • Apakah Profesor hari ini bisa mengajar?
  • Yang terhormat, Bapak Camat.
  • Besok pagi mereka akan pergi ke rumah Pak Camat.

5. Contoh Kalimat Sapaan dengan Kata Pelaku

  • Selamat pagi, para pendengar setia di rumah.
  • Selamat pagi, pemirsa di rumah.
  • Halo, pemirsa. Berjumpa lagi bersama kamu di acara Sapa Menyapa Pagi.
  • Selamat sore, pendengar. Berjumpa lagi dengan saya, Melati, penyiar kesayangan Anda.
  • Hadirin yang berbahagia, bagaimana kalau acara ini segera dimulai?
  • Selamat datang para hadirin sekalian. Pada kesempatan kali ini, marilah kita panjatkan syukur kepada Tuhan atas segala karunia–Nya kepada kita semua.
  • Selamat siang, para hadirin yang terhormat agar menempati tempat yang sudah disediakan oleh panitia, terimakasih.

6. Bentuk Nominal

  • Selamat siang, sayangku, semoga harimu menyenangkan, ya.
  • Apakah kabarnya gerangan kekasihku di sana?
  • Hanya Engkaulah Tuhanku, sang pemilik alam semesta.

7. Kata Indeks

  • Eh coy, ngapain ke sini?
  • Apakah kamu pernah melihat seseorang yang berdiri di sana?

8. Nominal Lain

  • Silahkan Tuan duduk!
  • Selamat siang, nona. Maaf mengganggu istirahat makan siangnya.
  • Selamat menikmati liburan Anda tuan.
  • Selamat datang, tuan–tuan. Mari, silahkan cicipi hidangan yang telah kami sediakan ini.
  • Setelah sampai di Yogyakarta, Tuan akan menginap di mana?
  • Selamat siang, nyonya. Mari, saya antar menuju ke ruang aula.
  • Selamat siang, tuan. Ada yang bisa saya bantu?

9. Ciri Nol

  • Selamat datang, ada keperluan apa kalau boleh tau.
  • Selamat menikmati hidangan yang disediakan.

Yuk, Coba Buat Contoh Kalimat Sapaan Versimu Sendiri!

Nah, itu dia ulasan lengkap tentang kalimat sapaan yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga faktor yang mempengaruhi dan contoh kalimat sapaan. Semoga penjelasan di atas bermanfaat untukmu yang sedang belajar memahami kalimat sapaan yang benar, ya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page