Hikayah atau hikayat dalam bahasa Arab memiliki arti dongeng, kisah, atau cerita. Hikayat adalah bentuk karya sastra lama yang termasuk jenis cerita rakyat serta menunjukkan kemustahilan dan kesaktian tokohnya. Agar lebih paham, sebaiknya baca contoh teks hikayat.
Pada artikel ini, akan ada 10 contoh teks hikayat dari berbagai tema, mulai dari kasih sayang seorang ibu hingga kisah kerajaan tentang raja-raja, lengkap beserta penjelasannya.
Contoh Teks Hikayat dan Penjelasannya
Berikut 10 contoh teks hikayat dari berbagai tema beserta penjelasannya, yaitu:
1. Abu Nawas dan Dua Orang Ibu
Raja Harun meminta Abu Nawas menyelesaikan persoalan bayi yang diperebutkan oleh dua orang yang mengaku sebagai ibu kandung bayi tersebut. Masalah ini dibahas oleh para hakim pengadilan, tetapi para hakim tidak menemukan solusi, sehingga mereka meminta Raja Harun untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Abu Nawas dikenal sebagai orang yang cerdas, sehingga dipercaya untuk menyelesaikan masalah ini. Saat persidangan berlangsung, Abu Nawas meletakkan bayi tersebut di atas meja dan meminta algojo untuk memotong bayi tersebut menjadi dua.
“Sebelum aku melakukan sesuatu, apakah ada di antara kalian yang bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibu kandungnya?” tanya Abu Nawas tadi. Ibu pertama tidak mau menyerahkan bayinya, karena merasa berhak atas bayinya.
“Tolong jangan bagi bayinya. Berikan bayinya pada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya. Aku siap selama bayinya bisa hidup,” jawab ibu lainnya.
Setelah mendengar jawaban masing-masing ibu, Abu Nawas sudah mengetahui dengan pasti siapa ibu kandung bayi tersebut. Abu Nawas memberikan bayinya kepada ibu lain karena tidak ada ibu yang mau membiarkan anaknya sendiri tersakiti. Ia pun meminta hakim untuk menghukum ibu pertama karena berbohong.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat yang berjudul Abu Nawas dan Dua Orang Ibu mengisahkan tentang kasih sayang ibu kepada anaknya. Pesan moral atau amanat yang bisa diambil adalah ibu rela melakukan apa saja demi keselamatan sang anak meski harus menyerahkannya kepada orang lain.
2. Seorang Lelaki dan Rumah Sempit
Pernah ada seorang laki-laki yang datang ke rumah Abu Nawas. Laki-laki itu ingin mengadu kepadanya tentang masalah yang sedang dihadapinya. Ia juga sedih karena rumahnya terkesan sempit dengan banyaknya orang yang tinggal di dalamnya.
“Wahai Abu Nawas, aku punya istri dan 8 orang anak, tapi rumahku sangat sempit. Mereka mengeluh setiap hari dan juga merasa tidak nyaman di rumah ini. Kami juga ingin pindah dari rumah, tapi kami tidak punya uang. Jadi beritahu saya apa yang bisa saya lakukan,” dia memohon.
Setelah mendengar pertanyaan laki-laki itu yang sangat menyedihkan, Abu Nawas berpikir sejenak. Dan sesaat kemudian, pikiran itu terlintas di benaknya.
“Apakah kamu punya domba di rumahmu?” tanya Abu Nawa kepada laki-laki itu. “Saya tidak menunggang domba, jadi saya tidak punya,” jawab laki-laki itu. Kemudian, setelah mendengar jawabannya, Abu Nawas meminta orang tersebut untuk membeli seekor domba dan menyuruhnya untuk memeliharanya di rumah.
Pria itu kemudian mengikuti saran Abu Nawas dan pergi membeli domba. Keesokan harinya dia datang lagi ke rumah Abu Nawas. “Abu Nawas, bagaimana kabarmu? Bahkan, rumah saya sempit dan berantakan sekarang,” ujarnya.
“Ya, kalau begitu coba kamu beli 2 ekor domba lagi dan kamu juga bisa memeliharanya di rumahmu,” jawab Abu Nawas.
Lalu, lelaki itu pergi ke pasar dan juga membeli 2 ekor domba, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapannya, karena rumahnya menjadi sempit.
Dengan sangat marah, dia mendatangi Abu Nawas lagi untuk mengatakan hal itu untuk yang ketiga kalinya. Ia pun menceritakan semua yang terjadi, termasuk istrinya yang marah pada domba-domba itu.
Dan kemudian, Abu Nawas menawarkan untuk menjual semua domba yang dimilikinya. Keesokan harinya, Abu Nawas dan lelaki itu bertemu lagi. Dan Abu Nawas bertanya kepadanya, “Bagaimana rumahmu sekarang?”.
“Dan ketika saya menjual domba, rumah saya menjadi nyaman, sementara saya tinggal di dalamnya. Istri saya tidak lagi marah,” jawab lelaki itu sambil tersenyum. Akhirnya, Abu Nawas dapat menyelesaikan masalah lelaki itu.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat berjudul Seorang Lelaki dan Rumah Sempit menceritakan seseorang yang selalu merasa kurang dan tidak bersyukur. Lelaki tersebut mengaku tidak memiliki uang dan rumahnya sempit. Namun, ternyata dia bisa membeli 4 ekor domba dan rumahnya bisa menampung semua domba-domba tersebut.
Seringkali manusia selalu merasa kurang. Padahal, hidup yang sedang dijalankan sudah lebih dari cukup. Kondisi ini terjadi karena pola berpikir saja yang jauh dari kata syukur akan nikmat yang Tuhan berikan.
3. Contoh Teks Hikayat Bayan yang Budiman
Dahulu kala, di Kerajaan Azzam ada seorang saudagar kaya dan sudah menikah bernama Khojan Mubarok. Keluarganya tidak lengkap, karena dia tidak punya anak. Meski demikian, pengusaha itu tidak putus asa dan tidak pernah lelah berdoa, agar segera memiliki anak.
Penantiannya yang panjang berakhir, karena istrinya hamil dan juga melahirkan seorang putra bernama Khojan Maimun. Anak itu pun tumbuh menjadi anak yang baik dan saleh. Pada usia 15 tahun, anak tersebut kemudian menikah dengan bibi Zainab yang merupakan anak seorang saudagar kaya.
Dan suatu kali, Maimun meminta izin istrinya untuk berlayar. Dan sebelum berlayar, ia membeli seekor burung Bayan jantan dan juga seekor burung Tiung betina. Dan dia juga menasehati istrinya, bahwa jika dia memiliki masalah, dia harus memberitahu kedua burung itu.
Dan beberapa hari kemudian, ketika suaminya meninggalkannya, bibi Zainab merasa kesepian. Hingga suatu hari datanglah seorang anak raja yang jatuh cinta dengan kecantikannya dan anak itu pun mendekatinya.
Kemudian, lelaki itu meminta wanita tua untuk membantunya menemui bibi Zainab. Dan ternyata, bibi Zainab juga tertarik dengan pria tersebut dan mereka pun jatuh cinta.
Suatu malam, bibi Zainab pergi bersama anak itu dan berpamitan pada burung Tiung. Burung itu kemudian menasehatinya untuk tidak pergi, karena melanggar aturan dan dia juga punya suami. Mendengar hal itu, bibi Zainab marah, lalu memukul sangkar burung tersebut hingga menyebabkan burung tersebut mati.
Kemudian, bibi Zainab melihat burung bayan yang sedang tidur. Namun nyatanya, burung tersebut hanya berpura-pura tidur, karena jika memberikan jawaban yang sama, nyawanya juga terancam.
Ketika Zainab mengucapkan selamat tinggal kepada burung bayan itu, burung itu berkata, “Kamu bisa pergi dan bergegas, karena anak itu sudah lama menunggumu. Apa yang telah kamu lakukan, aku bisa mengambil apa saja. Apa yang dicari orang di dunia ini selain kesabaran, martabat, dan juga kekayaan? Aku hanyalah burung nuri yang bulunya dicabuti oleh istri pemilikku.”
Dan malam berikutnya, bibi Zainab sering mengunjungi pemuda itu. Setiap kali dia mengucapkan selamat tinggal, burung itu bercerita. Dan kemudian bibi Zainab menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat yang berjudul Bayan yang Budiman mengisahkan dua burung bayan yang bertugas menjaga istri pemilik. Burung bayan pertama menasehati istri pemilik secara langsung dan terang-terangan, sehingga membuatnya marah. Akibatnya, istri pemilik mengamuk dan membunuh burung bayan tersebut.
Sedangkan, burung kedua lebih cerdik. Dia menerapkan strategi dengan memperbolehkan istri pemilik melakukan hal yang diinginkan.
Tetapi, setiap istri pemilik izin burung bayan kedua akan menceritakan kisah tertentu. Lambat laun, sang istri pemilik mulai terbuka hatinya dan merasa bersalah atas perbuatannya.
Nah, pesan moral yang bisa dipetik dari kisah tersebut adalah seringkali sebuah kejahatan atau perilaku buruk seseorang harus dibalas dengan kebaikan dan kasih sayang. Dengan demikian, dapat menghasilkan kebaikan pula.
4. Contoh Teks Hikayat Patani
Phaya Tu Kerub Mahayana adalah raja kota Maligai. Putranya, Phaya Tu Taqpa kemudian menggantikannya. Putranya tersebut memiliki kegemaran berburu layaknya orang-orang hebat pada waktu itu.
Suatu hari, rusa putih yang diburunya menghilang di dekat kediaman seorang lelaki tua bernama Eneik Tani. Kerajaan yang dinamai menurut nama orang ini, yang kemudian didirikannya di tempat ini, disebut Patani.
Setelah masuknya Islam, Raja Phaya Tu Naqpa mengubah gelarnya menjadi Sultan Ismail Shah Zillullah Fil Alam. Sejak saat itu, seluruh penduduk Patan masuk Islam.
Sepeninggal raja, pemegang kerajaan digantikan oleh putra sulungnya, Sultan Mudhaffar Syah. Dia berteman dengan Berau, raja Siam, dan bahkan mendapat seorang istri.
Dari istrinya melahirkan seorang putra, Sultan Patik Siam. Namun, dia mengkhianati Berau. Berau digulingkan dan dipaksa meninggalkan istana. Akibat perbuatan sesat itu, ia dan rombongannya kembali kalah, sehingga Berau kembali menjadi raja. Saudaranya Mancur Syah, yang bersamanya, keluar dari Siam. Namun, Mudhaffar sendiri tinggal di Siam dan hasilnya tidak diketahui.
Sultan Mansyur Syah menggantikannya sebagai raja di Patan. Pada masa pemerintahannya, Palembang menyerang Patani dua kali berturut-turut. Namun, serangan itu akhirnya digagalkan. Hubungan dengan Siam diperbaiki dengan mengirimkan resolusi di bawah Seri Agar.
Sepeninggal Sultan Mansyur Syah, terjadi keresahan rumah tangga seputar mahkota. Hal itu memicu ketegangan perebutan tahta mahkota kerajaan. Tiga raja yang memerintah, yakni Sultan Patik Siam, Raja Bambang, dan Sultan Bahadur dibunuh satu per satu dalam komplotan ini.
Kemudian, datanglah pemerintahan Raja-Raja Putri, putri Sultan Mansyur Syah, yaitu Raja Ijau, Raja Biru, Raja Ungu, Raja Emas, Raja Bima (laki-laki), dan Raja Kuning. Raja Kuning adalah anggota terakhir dari dinasti Phaya Tu Kerub Mahayana. Kemudian, Dinasti Kelantan menduduki tahta Kerajaan Patani.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat Patani memiliki tema kisah mengenai raja-raja yang memperebutkan takhta dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkannya, termasuk dengan berkhianat.
Dalam hikayat ini, mengandung pesan moral yang bisa dipetik bahwa kekuasaan selalu diperoleh dengan mengorbankan banyak hal, termasuk orang-orang tak bersalah karena peperangan.
Oleh karena itu, manusia tidak perlu saling memperebutkan kekuasaan, apalagi jika hanya untuk terlihat gagah dan ditakuti orang lain. Justru sebaliknya, manusia harus berlomba-lomba dalam membantu meringankan kesulitan orang lain.
5. Hikayat Datuk Tuan Budian
Nama desa dengan keindahan pantainya itu adalah Karangkupa. Namun, para pedagang Tanah Melayu yang melewati kawasan itu menyebutnya Kampung Karangputih. Nama tersebut digunakan karena batu karang yang berdiri di pesisir pantai. Terumbu karang seolah menghalangi gulungan ombak Laut semangka yang menerjang keras.
Meski ombak selalu menerjangnya, karang itu tetap berdiri kokoh, seakan mengolok-olok ombak yang selalu menerpa kaki-kaki karang tersebut. Cerita lama yang diturunkan dari generasi ke generasi mengatakan bahwa batu karang itu berasal dari sebuah kapal di benua seberang. Kapal kandas di lepas pantai Kampung Karangkupa setelah dihantam badai besar. Setelah sekian lama, bangkai kapal itu menjadi batu karang yang tinggi di pesisir pantai.
Awalnya, batu itu sangat putih. Namun, hujan deras, terik matahari, dan ombak yang ganas tidak membuatnya seputih sebelumnya. Bagi para pelaut, karang merupakan penunjuk arah saat berlayar.
Hingga kemudian, desa di tepi pantai dekat karang tersebut diberi nama Karangputih yang lebih dikenal oleh masyarakat. Mereka juga pada akhirnya lupa dengan nama Karangkupa.
Tanah Karangputih terkenal sangat subur dan mampu memberikan ketentraman bagi penghuninya. Tanahnya berwarna kehitaman, karena banyak mengandung humus, sehingga baik untuk bercocok tanam. Selain itu, orang-orang di negara ini sangat pekerja keras. Biasanya penduduknya berprofesi sebagai petani. Mereka menanam kopi, merica, dan sayuran.
Sebagian dari mereka bekerja sebagai nelayan. Mereka pergi ke laut setiap hari untuk menangkap ikan. Petani dan nelayan memperdagangkan hasil pertanian dan ikan untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat negara bagian Karangputih hidup rukun dan mau bekerja sama.
Jika seseorang di gereja memiliki masalah, mereka akan dibantu bersama. Sebaliknya, ketika seseorang beruntung, orang lain juga merasakan kebahagiaan itu.
Sayangnya, kerukunan masyarakat di negara bagian Karangputih tidak disertai dengan keamanan. Bajak laut yang biasa mereka sebut Bajau kerap mengganggu ketentraman warga negara. Perkelahian antara penduduk dan orang Bajau seringkali tidak dapat dihindari.
Dalam pertempuran, warga sering mengalami kekalahan. Daya juang orang Bajau lebih tinggi, karena mereka lebih berpendidikan daripada orang negeri Karangputih.
Invasi Bajau-Bajau membuat penduduk negeri Karangputih desah dan resah. Mereka tidak makan dengan baik, mereka tidak tidur nyenyak, karena mereka selalu khawatir dengan kedatangan bajak laut. Meski komunitas Karangputih bekerjasama dengan Bajau, mereka terus merugi. Warga terpaksa menyerahkan kendali atas properti mereka ke Bajau.
Kerusuhan di Karangputih bukan hanya karena Bajau. Di luar lingkungan alamnya, tanah Karangputih dihuni oleh setan. Setan-setan itu sangat kejam. Mereka sering melecehkan warga Negeri Karangputih.
Pengimbang, tokoh adat di seluruh desa negeri Karangputih, melakukan berbagai upaya untuk mengusir roh halus tersebut. Dukun dan orang bijak diminta untuk mengusir mereka, tetapi tidak ada yang membantu.
Seorang tabib dan pesulap juga diminta untuk mengalahkan iblis, tetapi mereka semua kembali dengan tangan kosong. Mereka tidak bisa menghadapi setan.
Kabar pelecehan dan persembunyian para perompak membuat negeri Karangputih semakin miris. Itu sebabnya semakin sedikit orang yang pergi ke sana. Daerah itu terisolasi.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat berjudul Datuk Tuan Budiman menceritakan sebuah desa yang subur dan makmur. Namun, karena kesuburannya tersebut, keberadaan desa menjadi terancam. Sebab, banyak pihak yang menginginkannya. Maka dari itu, desa yang indah dan tentram tersebut menjadi semakin terbelakang.
Amanat yang bisa diambil adalah jika kita memiliki barang-barang berharga, harus dijaga dengan baik, sehingga tidak ada orang atau pihak tertentu yang dapat merebut milik kita tersebut.
6. Sri Rama Mencari Sita Dewi
Sita Dewi, istri Sri Rama menghilang entah kemana dan dimana. Kemudian, sebagai seorang suami, dia pasti merasa bingung dan khawatir dengan keberadaan serta keselamatan istrinya. Atas perasaan resahnya tersebut, Sri Rama memutuskan untuk pergi dan berkelana mencari istrinya dengan bantuan seorang pengawal yang kuat. Setelah itu, kemudian keduanya mencari Sita di hutan belantara.
Di hutan, mereka bertemu dengan seekor burung jantan yang sangat sombong dan memiliki empat istri. Di samping itu, dia juga mengatakan bahwa dia bisa mengurus empat istrinya, tetapi Sri Rama yang hanya mengurus satu istri tidak bisa dan justru kehilangan istrinya tersebut.
Sri Rama merasa sakit hati ketika mendengar hal tersebut dan kemudian berdoa kepada para dewa, agar burung tersebut tidak dapat melihat istrinya. Segera setelah itu, burung itu menjadi buta.
Kemudian, Sri Rama dan juga pengawalnya mengembara lagi. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan seekor binatang, yaitu bangau yang sedang minum di pinggir danau. Kemudian, Sri Rama bertanya kepada bangau, apakah dia pernah melihat istrinya.
Lantas sang bangau kemudian menjawab bahwa dia melihat bayangan seorang wanita dibawa pergi oleh Maharaja Rahwana. Dan Sri Rama senang akhirnya mendapat petunjuk itu, hingga ia menyetujui permintaan bangau itu untuk meregangkan lehernya agar bisa minum dengan lebih mudah.
Di tengah perjalanan, Rama merasa haus. Lalu, dia melepaskan anak panah yang bisa memandu pengawalnya untuk menemukan busur itu. Pengawal itu membawakannya air, yang setelah diminum ternyata tidak enak dan berbau tidak sedap. Kemudian, mereka menyusuri aliran mata air dan bertemu dengan seekor burung besar dan sekarat bernama Jentayu.
Rama kemudian bertanya apa yang telah terjadi. Jentayu menceritakan pertarungannya dengan Rahwana, lalu memberikan Sita Dewi sebuah cincin yang dilempar padanya sebelum jatuh ke tanah. Karena kondisinya yang sangat lemah, Jentayu memberi kabar kepada Rama, bahwa dia bisa mengangkat tubuhnya di tempat yang tidak ada manusianya.
Sejurus kemudian segera setelah itu, burung itu mati. Rama pun memerintahkan para pengawalnya untuk mencari tempat yang tidak ada orangnya. Tapi sayangnya dia tidak menemukan tempat. Akhirnya, dia memutuskan untuk membakar burung itu di tempat ini, dan kemudian api yang begitu besar mulai menyala dan berkobar cukup besar.
Namun, Sri Rama memiliki kesaktian yang tidak tertandingi. Oleh karena kesaktiannya, Rama tidak terluka sedikitpun. Setelah api padam, Rama dan pengawalnya kembali melanjutkan pencarian istrinya. Ia menyusuri hutan belantara tersebut untuk menemukan istrinya tercinta yang cantik jelita.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat yang berjudul Sri Rama Mencari Sita mengisahkan perjalanan Rama untuk menemukan istrinya yang hilang. Rupanya, Rama yang sakti tersebut mudah tersinggung dan menyingkirkan pihak-pihak yang membuatnya marah.
Pesan moral yang bisa pembaca petik adalah sebagai manusia yang berakal dan berbudi luhur, hendaknya tidak mudah marah dan tersinggung serta mencelakai atau menyakiti orang lain.
Padahal seharusnya, orang yang memiliki kekuatan dan berilmu dapat menggunakan serta mengamalkan kelebihannya tersebut untuk kebaikan. Selain itu, harus bersikap lapang dada dan tidak mudah tersinggung dengan perkataan orang lain. Meskipun, perkataan tersebut memang benar adanya.
7. Hikayat Hang Tuah 1
Suatu ketika, pernah ada raja keinderaan. Jadi, kerajaan milik raja tersebut terlalu besar, di antara semua raja yang bijaksana tidak ada yang seperti dia; perintah dan titahnya semua sesuai dengan perintah Yang Mulia.
Syahdan saat raja keluar, di depan semua raja dan menteri Hulubalang, kemudian beberapa pedang terhunus di kiri dan kanan raja, dan beberapa lusin tentara membawa pedang berbingkai emas dengan permata manikam tertanam. Ketika raja memberi perintah kepada semua raja dan menteri di sebelah kanan, pembawa berita yang tepat menyampaikan perintah raja.
Jadi, ketika raja melihat ke kiri untuk memberi perintah, pembawa berita di sebelah kiri membawa perintahnya. Jadi, ketika dia melihat ke kanan, semua raja dan pelayan menyembah dia, ketika dia menoleh ke kiri, semua raja dan pendeta di sebelah kiri menyembah dia. Nama raja yang disegani oleh banyak orang tersebut Sang Pertala Dewa.
Adapun Sang Pertala Dewa, dia tahu dia akan punya anak. Jadi, nantinya bocah ini menjadi raja Bukit Seguntang. Maka, ia menjadi raja besar di antara keturunannya di akhir zaman. Dan begitulah kata-kata raja, kerajaannya terlalu besar; kemudian istrinya hamil. Setelah bulan purnama, sang ratu melahirkan seorang gadis yang sangat cantik dalam penampilan dan tingkah laku.
Saat itu, tidak ada yang menandingi penampilan putra raja. Sehingga, mendapat nama putri dari ibu bapaknya, Kemala Ratna Pelinggam. Demikian Yang Mulia, ayah dan ibunya juga dirawat dengan cara yang sama. Saya bersumpah bahwa ayah dan ibu Yang Mulia juga sangat mencintai putra Anda.
Berapa lama waktu berlalu, beberapa putra kerajaan datang untuk melamar sang putri, tetapi ibu Baginda tidak memberikannya. Sebab, semua raja yang ingin melamar tidak sama dengan bangsa Yang Mulia tersebut, karena ibunya harus melamar kepada sang putri dari raja keinderaan.
Penjelasan:
Tema contoh teks hikayat dengan judul Hang Tuah 1 adalah kisah mengenai raja-raja. Hikayat tersebut menceritakan seorang raja yang memiliki kekuatan dan kekuasaan tak tertandingi. Bahkan, semua perintah atau titahnya tidak boleh tidak dilakukan.
Karena kemasyurannya tersebut, dia tidak bisa menerima laki-laki manapun untuk menjadi suami dari anaknya yang cantik jelita. Sebab, dia merasa laki-laki tersebut tidak bisa menandingi kemasyhuran sang raja.
Padahal, kekayaan dan kekuasaan tidak menjadi tolak ukur kebaikan seseorang ataupun derajat seseorang di mata Sang Pencipta. Justru yang menjadikan manusia yang satu berbeda dengan yang lain adalah amal perbuatannya.
8. Contoh Teks Hikayat Amir
Dahulu kala ada seorang saudagar di Sumatera bernama Shah Alam. Shah Alam memiliki seorang putra bernama Amir. Amir tidak mengerti cara mengelola uang yang dimiliki dengan benar dan baik. Dia menggunakan uang yang diberikan ayahnya setiap hari. Karena sialnya Amir, Shah Alam tidak pernah melecehkannya secara verbal. Shah Alam hanya bisa mengelus dadanya.
Akhirnya, Shah Alam jatuh sakit. Sakitnya semakin hari semakin menjadi. Banyak uang dihabiskan untuk pengobatan, tetapi tidak pernah membaik. Akhirnya mereka jatuh miskin. Penyakit Shah Alam semakin parah.
Sebelum kematiannya, Shah Alam berkata: “Amir, saya tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan kepada Anda. Anda harus dapat membangun kembali bisnis seperti semula. Jangan buang waktu Anda, bekerja keraslah, tinggalkan rumah. Cobalah menjadi bulan yang melihatmu, bukan matahari.”
“Ya, ayah. Saya akan mengikuti saran Anda.”
Tak lama setelah kematian Shah Amir, ibu Amir juga sakit parah dan kemudian meninggal dunia. Mulai saat itulah, Amir memiliki tekad untuk mendapatkan pekerjaan. Dia ingat nasihat ayahnya untuk tidak melihat matahari tapi bulan. Itu sebabnya, dia selalu dan kemana-mana membawa payung.
Suatu hari, Amir bertemu dengan Nasruddin, seorang menteri yang berpengalaman. Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu menggunakan payung itu. Nasarudin bertanya mengapa dia melakukan itu.
Amir memberikan alasannya. Nazarudin tertawa. Nasarudin berkata, “Begitulah, Amir. Bukan itu maksud ayahmu. Tapi berangkat sebelum matahari terbit dan pulang sebelum gelap.”
Usai konsultasi, Nasarudin memberikan uang kepada Amir. Amir disuruh bersikap seperti ayahnya. Amir kemudian menjual makanan dan minuman. Dia berjualan siang dan malam.
Apabila siang datang, Amir memilih untuk berjualan makanan kebutuhan sehari-hari seperti Lemang, Nasi Kapau, dan Es Krim Jeruk Nipis. Kemudian, saat malam datang, dia berjualan sekoteng, martabak, serta nasi goreng. Sedikit demi sedikit, usaha Amir semakin maju. Sejak saat itu, Amir menjadi pengusaha kaya raya.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat berjudul Amir menceritakan anak seorang saudagar kaya yang jatuh miskin. Amir anak saudagar kaya yang uangnya habis untuk berobat tersebut biasa dimanjakan oleh ayahnya.
Suatu ketika, sang ayah wafat dan memberikan nasihat kepada Amir. Namun sayangnya, Amir tidak bisa menafsirkan pesan ayahnya dengan baik hingga akhirnya dia bertemu orang yang lebih pandai.
Setelah mengetahui maksud pesan ayahnya, dia mulai menerapkan nasihat tersebut. Kemudian, dia menjadi saudagar kaya.
Dari hikayat tersebut dapat diketahui bahwa kita harus menjadi orang yang pandai dan pekerja keras. Amir pada mulanya bodoh, karena tidak bisa menafsirkan nasihat ayahnya.
Tetapi, setelah dia mengetahui maksud dari pesan sang ayah, dia mulai bekerja dengan keras tanpa bermalas-malasan. Sehingga, dia berhasil dan menjadi orang kaya.
9. Hikayat Dua Abu
Tersebutlah sebuah negeri yang indah dan memiliki pesona menawan, yaitu Kerajaan Gandalika. Negerinya sangat subur dan makmur, rakyatnya hidup damai dan tenang. Sehingga, kebahagiaan selalu menyelimuti hati setiap rakyatnya. Kerajaan ini diperintah oleh seorang raja bernama Raja Baharuddin. Ia memiliki istri cantik, Permaisuri Salikah.
Raja Baharuddin adalah raja yang hebat. Dia dijunjung tinggi oleh teman dan musuh kerajaan. Ayunan pedangnya membuat hati mereka bergetar hebat. Raja Baharuddin memiliki mata layaknya seekor elang yang dapat melindungi sarang anak-anaknya dari para musuh yang mengancam.
Kakinya seperti rusa emas yang diserang pemburu, kuat, gesit, dan bergejolak seperti aliran air dari hutan ke muara.
Salah satu masalahnya adalah dia tidak memiliki keturunan, ratunya tidak melahirkan anak laki-laki. Ratu Salikah sudah lama menikah dengan Raja Baharuddin, namun mereka tidak dikaruniai anak. Ratu menjadi sedih.
Suatu malam, Raja Baharuddin terbangun. Setelah dia menyelesaikan shalat Tahajud, dia berdoa untuk memiliki seorang putra. Dia duduk sambil menahan air mata, mencoba mengingat dosa apa yang telah dia lakukan sehingga Tuhan akan menghukumnya. Risiko apa yang akan dia ambil untuk memiliki seorang putra?
Dalam doanya: “Wahai sesepuh, saya sujud dengan air mata dan meminta belas kasihan Anda. Sayangnya, sudah menjadi takdir hambamu bahwa dia tidak memiliki keturunan. Apa salah hamba, sehingga Gandalika terancam tanpa ahli waris? Saya meminta Anda, berikan saya seorang putra, sehingga saya dapat menyerahkan kerajaan ini kepadanya.”
Tiba-tiba, dari segala arah ia sedang berdoa, terdengar suara gemuruh: “Aku akan memberimu keturunan. Anda akan pergi ke sebuah desa di tepi hutan dan memberikan semacam sedekah kepada orang-orang. Salah satu dari mereka akan berdoa untukmu dan aku akan mengabulkan doanya.”
Penjelasan:
Contoh teks hikayat dengan judul Dua Abu menceritakan seorang raja kaya raya yang belum memiliki keturunan. Oleh karena itu, dia berdoa agar diberikan anak. Kemudian, dia diperintahkan untuk membagikan sedekah kepada warganya.
Dari cerita tersebut, pesan moral yang bisa dipetik adalah hendaknya kita selalu membantu orang lain yang kesulitan. Bisa saja pintu rezeki atau hal-hal yang kita impikan tidak bisa tercapai, karena kita tidak memudahkan urusan orang lain yang membutuhkan.
Maka, bisa ditarik kesimpulan, bahwa tema hikayat di atas adalah saling tolong menolong, terutama kepada orang yang membutuhkan.
10. Teks Hikayat Jaya Lengkara
Di sebuah kerajaan bernama Ajam Saukat, raja Saeful Muluk menikahi putri Sukanda Rumi. Namun, karena sang permaisuri tidak memiliki keturunan, maka sang raja menikah lagi dengan putri Sukanda Bayangan.
Tak lama kemudian, Putri Sukanda Bayangan melahirkan anak kembar bernama Makdam dan Makdim. Khawatir akan cinta raja, permaisuri berdoa untuk seorang putra. Akhirnya, anak itu lahir dan diberi nama Jaya Lengkara. Setelah kelahiran Jaya Lengkara, negara menjadi makmur.
Suatu hari raja meminta Makdam dan Makdim untuk bertanya kepada peramal tentang nasib Jaya Lengkara. Oleh sang peramal, Jaya Lengkara disebutkan bahwa kelak akan menjadi seorang raja yang hebat dan besar serta memiliki kekuatan luar biasa.
Makdam dan Makdim cemburu dan berbohong kepada raja. Mereka mengatakan bahwa Jaya Lengkara akan menghancurkan kerajaan. Ketika raja mendengar hal itu, dia mengusir Jaya Lengkara dan ibunya ke luar negeri. Kemudian, Naga Guna menyelamatkannya.
Suatu hari raja jatuh sakit. Konon bunga timun putih merupakan satu-satunya obat penyakit tersebut. Dengan susah payah, Jaya Lengkara menerima bunga itu dari Medina. Kemudian, dia kembali ke Ajam Saukat untuk menyembuhkan ayahnya.
Setelah ayahnya sembuh, Jaya Lengkara kembali ke hutan menemui ibunya. Ia didampingi oleh seorang putri Madinah bernama Ratna Kasina. Ratna mengaku tak tahan diganggu Makdim terus menerus. Karena itu, Makdam dan Makdim ingin membunuh Jaya Lengkara.
Namun, Naga Guna kembali menyelamatkan Jaya Lengkara. Lantas, Naga Guna mengantar Jaya Lengkara dan Putri Ratna Kasina ke Madinah. Raja Madinah senang, karena Jaya Lengkara selamat.
Setelah itu, Putri Ratna Kasina menikah dengan Jaga Lengkara. Kemudian, Jaya Lengkara menjadi raja Madinah. Negara Madinah kemudian berkembang menjadi kerajaan yang makmur selama berabad-abad.
Penjelasan:
Contoh teks hikayat yang berjudul Jaya Lengkara mengisahkan seorang anak yang harus dibuang karena sifat iri dan dengki saudaranya. Namun, bagaimanapun juga, kebaikan selalu dapat mengalahkan kejahatan. Sehingga, anak tersebut akhirnya berjaya dan menjadi raja sebuah negeri yang makmur.
Pesan moral atau amanat yang bisa diambil dari cerita tersebut adalah sebaiknya kita tidak iri dan dengki kepada orang lain, apalagi saudara sendiri. Selain itu, kejahatan hanya menghasilkan keberhasilan sementara.
Sebab, kebaikan senantiasa dapat mengalahkan perbuatan yang menganiaya orang lain atau tindakan kejahatan.
Oleh karena itu, kita harus menjauhkan diri dari sifat iri dan dengki. Sebab, sifat tersebut dapat mendatangkan malapetaka, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Mana Contoh Teks Hidayat Favoritmu?
Itulah 10 contoh teks hikayat dari berbagai tema, lengkap beserta penjelasan serta pesan moral atau amanatnya. Dengan membaca kisah-kisah tersebut, ada banyak pesan yang bisa diambil oleh pembaca.
Selain itu, hikayat juga merupakan karya sastra lama yang menjadi budaya bangsa. Sehingga, perlu dilestarikan keberadaannya. Nah, dari 10 contoh teks hikayat tersebut, mana yang jadi favoritmu?