Apa itu Cultural Lag? Pengertian, Dampak dan Contohnya

Pernah mendengar istilah cultural lag? Terkadang sebagian di antara dari kita tidak sadar bahwa fenomena itu telah terjadi. Apalagi dengan adanya pengaruh globalisasi yang menyebabkan perubahan sosial budaya antar daerah yang berbeda. 

Perubahan itulah yang menyebabkan adanya disintegrasi atau ketidakselarasan sosial sehingga dapat mempengaruhi perilaku dalam masyarakat. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan dibawah ini ya!

Apa itu Cultural Lag?

Merasa kikuk dengan kemajuan teknologi saat ini? Hati-hati bisa jadi kamu tengah mengalami yang namanya culture lag atau dalam bahasa Indonesia adalah ketertinggalan budaya. Cultural lag merupakan fenomena ketertinggalan zaman yang sering menimpa masyarakat, terutama ketika tidak bisa menyesuaikan keadaan.

Umumnya, fenomena ini bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap perubahan yang terjadi disekitar mereka. Sebagian masyarakat yang acuh dengan perkembangan terkini justru memilih untuk menutup diri dari dunia luar, namun ada pula yang mencoba beradaptasi dengan adanya perubahan tersebut.

Menurut sosiolog, William Fielding Ogburn, cultural lag bermakna sebagai situasi di mana masyarakat berada dalam kondisi statis yang menyebabkan mereka tertinggal sehingga menimbulkan kesenjangan pada sejumlah unsur yang berubah cepat maupun lambat. 

Ogburn pun menyimpulkan bahwa culture lag dapat terjadi karena perkembangan teknologi yang terus mendorong budaya untuk mengalami perubahan. 

Faktor Penyebab Ketertinggalan Budaya

Selain itu, terdapat juga faktor yang menyebabkan terjadinya cultural lag, antara lain yaitu:

1. Kurangnya Minat Terhadap Perkembangan Sosial

Sebagian masyarakat mungkin tidak memperhatikan atau bahkan tidak peduli dengan trend tertentu yang perlu disesuaikan dengan perkembangan sosial. Tak ayal, mereka tidak memperoleh informasi yang cukup tentang perubahan tersebut sehingga sulit untuk beradaptasi dengan budaya yang baru.

2. Hambatan Terhadap Perkembangan Secara Umum 

Sejumlah faktor seperti salah satunya yakni kemiskinan menjadi hambatan dalam melakukan pembangunan dan perubahan sosial. 

Jika masyarakat mengalami keterbatasan dalam akses terhadap pendidikan, teknologi, atau infrastruktur yang mereka butuhkan untuk adaptasi dengan perubahan budaya, maka cultural lag bisa saja terjadi.

3. Heterogenitas Masyarakat dalam Suatu Daerah

Suatu daerah apabila masyarakatnya sangat kental akan suatu tradisi, maka mereka lebih enggan atau sulit untuk berubah dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dari luar daerah mereka. 

Sebaliknya, jika suatu daerah yang masyarakatnya beragam justru lebih menerima atau beradaptasi dengan perubahan budaya dan sosial. Tetapi, heterogenitas tersebut tidak menjamin semuanya dapat membaur. Beberapa kelompok mungkin cepat menerima perubahan dan ada juga yang lambat untuk menerima perubahan. 

4. Kurangnya Sinergi dengan Budaya Lain

Saat individu atau kelompok masyarakat mengisolasi diri dari budaya material yang ada pada masyarakat lain, mereka cenderung tidak terpapar dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. 

Tak heran, masyarakat yang mengurung diri itu mengalami ketertinggalan budaya karena mereka tidak mampu atau tidak tertarik untuk beradaptasi dengan budaya yang baru. 

Meski begitu, budaya masyarakat dapat berubah dari waktu ke waktu, baik material maupun immaterial. Seringkali budaya material cenderung berubah lebih cepat ketimbang immaterial atau yang tidak berwujud. 

Dampak Cultural Lag

Ilustrasi Konflik
Ilustrasi Konflik | Sumber gambar: Unsplash

Perubahan yang terjadi pada tatanan kehidupan masyarakat tentu akan menimbulkan dampak yang begitu signifikan. Apalagi yang bersinggungan dengan kebudayaan setempat kerapkali memicu konflik lantaran kontradiksi dengan nilai-nilai tradisional yang dianut.

Misalnya, masyarakat yang lebih konservatif menginginkan budaya lamanya  cenderung tetap sama dengan leluhurnya.  Sementara kelompok lain dengan visi yang lebih progresif menginginkan budaya mereka berubah seiring dengan berjalannya waktu.

Perubahan itulah yang membuat kejutan sosial dengan pola-pola pemikiran, perbuatan, hingga menciptakan kebiasaan yang baru sehingga terjadilah fenomena ketertinggalan budaya. 

Contoh Cultural Lag

Ada banyak sekali contoh terkait situasi culture lag yang bisa menjadi gambaran kamu untuk diketahui. Sejumlah situasi ini adalah yang paling umum terjadi dalam masyarakat, serta telah dirangkum sebagai berikut:

1. Menggunakan Teknologi 

Tak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku masyarakat saat ini. Sayangnya, tidak semua masyarakat bisa mendapat akses teknologi tersebut. Sejumlah daerah di Indonesia bahkan masih ada yang tertinggal untuk mendapatkan alat elektronik dan listrik. 

Alhasil, mereka pada akhirnya belum bisa menguasai teknologi. Kalaupun berhasil dapat di daerahnya, belum tentu juga memadai sehingga mereka hanya bisa meniru dan menggunakan seperlunya saja.

2. Internet 

Ilustrasi kecepatan internet
Ilustrasi Kecepatan Internet | Sumber gambar: Unsplash

Contoh cultural lag berikutnya yakni dari dalam dunia internet. Salah satu dari kemajuan teknologi itu sendiri yaitu dengan adanya internet. Internet  berguna untuk menghubungkan antara satu orang dengan yang lainnya melalui jaringan global

Informasi sangat cepat beredar sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperolehnya.  Tetapi, dampak internet juga bisa berbahaya lantaran maraknya disinformasi yang menyebabkan provokasi antar kelompok atau individu akibat berita hoax

3. Masyarakat yang Melanggar Lalu Lintas 

Pernah melihat pengendara yang melawan arah? Perilaku tersebut merupakan contoh ketertinggalan budaya akibat tingginya kepemilikan kendaraan pribadi tanpa adanya edukasi berkendara yang menyeluruh,

Masyarakat jadi kurang disiplin untuk mematuhi lalu lintas sehingga banyak yang mengabaikan peraturan yang berlaku dalam berkendara. Selain itu, hal ini tentu bisa  membahayakan keselamatan diri sendiri dan pengendara lain. 

4. Penyalahgunaan Ponsel di Jalan

Contoh cultural lag berikutnya yaitu penyalahgunaan ponsel di jalan ketika berkendara. Penggunaan ponsel yang tidak bijak selama berkendara merupakan salah satu tabiat buruk masyarakat dalam berlalu lintas.

Sering kali kita menyaksikan pengendara yang mengemudi sambil bermain ponsel, baik itu pengendara mobil maupun motor. Padahal mereka tahu itu berbahaya, namun tetap saja nekat mengoperasikan ponselnya saat berada di jalan. 

Perilaku buruk itu terjadi karena masyarakat cenderung belum mempunyai kesadaran, kematangan, dan kedewasaan dalam menggunakan ponsel. Meski alat itu sebenarnya berfungsi untuk membantu aktivitas manusia, justru ini berpotensi membahayakan keselamatan penggunanya dan orang lain.

5. Layanan Bus Kota

Ilustrasi Bus Kota
Ilustrasi Bus Kota | Sumber gambar: Unsplash

Layanan bus kota yang mulai marak pada sejumlah kota besar di Indonesia yang sejatinya merupakan solusi untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara. 

Akan tetapi, kebiasaan masyarakat yang menggunakan transportasi pribadi dan menggunakan jalur bus kota tersebut justru semakin memperparah kemacetan  dan tingkat polusi yang ada. 

Oleh sebab itu, pembaharuan transportasi publik oleh pemerintah dengan tujuan baik ini juga wajib diimbangi dengan kesadaran dalam bertransportasi dan disiplin lalu lintas yang baik oleh masyarakatnya.

Perbedaan Cultural Lag dan Cultural Shock

Apakah culture lag dan culture shock memiliki makna yang sama? Terdengar mirip, tapi sangat berbeda lho!

Pertama, kita harus mengetahui definisi dari culture shock itu sendiri. Mungkin bagi kamu yang pernah singgah di suatu daerah yang asing secara budaya, pasti pernah mengalami yang namanya culture shock. Jadi, apa itu makna sebenarnya?

Cultural shock adalah suatu keadaan yang mana seseorang atau masyarakat terguncang akibat belum siap menerima suatu hal yang baru. Sederhananya, mereka mengalami gagap budaya ketika berada di suatu daerah baru.

Bahkan fenomena tersebut dapat menyebabkan stres, kebingungan, dan ketidaknyamanan psikologis, karena individu atau kelompok harus menyesuaikan diri dengan cara baru berinteraksi dan kebiasaan budaya setempat.

Misal, orang Amerika dan Eropa yang pergi liburan ke Indonesia ketika berada di sana mengalami culture shock karena melihat masyarakatnya makan pakai tangan. Padahal di negara asal mereka, ketika makan wajib menggunakan sendok dan garpu.

Sementara itu, cultural lag lebih karena seseorang atau masyarakat itu mengalami ketimpangan budaya karena lamban beradaptasi dengan perubahan sosial, teknologi, atau perkembangan lainnya.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa culture shock berkaitan dengan keguncangan dan ketidaknyamanan individu atau kelompok saat beradaptasi dengan budaya baru. Sementara, culture lag berkaitan dengan ketidakseimbangan atau ketidakcocokan dalam adaptasi unsur budaya terhadap perubahan budaya yang lebih luas.

Sudah Paham Apa itu Cultural Lag?

Itulah penjelasan lengkap mengenai cultural lag yang perlu kamu ketahui. Sejatinya fenomena tersebut merupakan proses transisi dari masyarakat yang beradaptasi dengan budaya yang baru.

Ketertinggalan antara alam pikiran dan perkembangan yang ada terkadang membutuhkan usaha untuk menyesuaikannya sehingga tidak seratus persen masyarakat acuh terhadap perubahan yang ada. Apalagi, khususnya perkembangan dalam bidang teknologi.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page