Dampak fanatisme terhadap perilaku sosial bisa berakibat fatal bagi tatanan lingkup masyarakat. Era digital membuat orang semakin mudah menerima informasi dari media sosial dan memicu sikap fanatisme. Memupuk ambisi yang tak rasional dan bertindak secara berlebihan termasuk ciri dari orang fanatik.
Mereka cenderung mengejar satu tujuan yang dianggap benar tanpa memikirkan alternatif lain. Kondisi seperti itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan bisa mencelakai orang lain yang tak sependapat. Lantas, apa saja dampak fanatisme pada perilaku sosial? Yuk, simak ulasanya di sini!
Daftar ISI
Apa itu Fanatisme?
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), fanatisme adalah keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran agama, politik, dan lainnya. Artinya, fanatisme adalah sikap antusias yang ekstrem terhadap suatu hal tertentu yang berdampak pada kehidupan sosial dan cenderung intoleran terhadap orang yang tak sepaham.
4 Dampak Fanatisme terhadap Perilaku Sosial Masyarakat

Sikap fanatisme dapat berdampak negatif bagi masyarakat sekitar apabila seseorang memicu tindakan secara berlebihan tanpa memikirkan perspektif orang lain. Nah, berikut adalah beberapa pengaruh fanatisme terhadap perilaku sosial yang perlu kamu ketahui:
1. Perpecahan dan Polarisasi Sosial
Dampak fanatisme terhadap perilaku sosial pertama adalah bisa mengakibatkan perpecahan dan polarisasi sosial. Kaum fanatik justru akan mengisolasi diri dari sudut pandang yang beragam.
Sebab, Perbedaan pandangan akan menjadi ancaman bagi mereka. Sehingga, mereka akan cenderung berkelompok pada orang yang sepaham saja.
Tak heran apabila sikap fanatisme dapat menimbulkan perpecahan yang menghambat kemajuan sosial dan kebebasan berpendapat. Akibatnya, tumbuh permusuhan terhadap orang lain dan polarisasi sosial.
2. Penindasan terhadap Perbedaan Berpendapat
Seringkali fanatisme dapat menimbulkan penindasan terhadap pendapat yang berlawanan. Karena menganggapnya sebagai ancaman, mereka secara aktif akan membungkam dan mengucilkan siapa saja yang mencoba mengemukakan pendapat berbeda.
Wujud dari sikap fanatisme berujung pada pengucilan sosial, kekerasan secara fisik maupun verbal, hingga pelecehan. Dampak fanatisme terhadap perilaku sosial ini bisa memupuk rasa egoisme, obsesif, dan posesif terhadap sesuatu yang mereka tuju. Bahkan, bisa menuju pada gangguan psikologis.
3. Mengurangi Kohesi Sosial dan Rasa Percaya
Fanatisme mampu mengurangi kohesi sosial dan rasa percaya terhadap masyarakat sekitar. Rasa takut, curiga, dan benci terhadap perspektif lain membuat mereka hanya mengeksplorasi informasi yang mendukung keyakinannya dengan mengabaikan bukti yang bertentangan.
Pemikiran yang kaku menyebabkan rusaknya kesejahteraan masyarakat, sehingga menimbulkan pertikaian dan ketidakpercayaan terhadap orang lain. Pondasi masyarakat yang kokoh bisa hancur seketika karena adanya fanatisme.
4. Menghambat Pertumbuhan Intelektual
Pemikiran kaum fanatisme hanya meyakini pendapat yang mereka anggap benar. Mereka tidak mau mengeksplorasi perspektif alternatif lainnya. Sehingga, mereka enggan terlibat dalam perdebatan rasional dengan mempertimbangkan sudut pandang lain.
Ini bisa menghambat pertumbuhan intelektual dan budaya dengan menghalangi ide pemikiran yang tak sesuai anggapannya. Serta bisa mematahkan inovasi yang kreatif dan membatasi potensi dari berbagai bidang.
Ciri-Ciri Fanatisme

Kamu dapat mengetahui sikap fanatisme melalui ciri-cirinya dalam lingkungan sekitar, terutama pada orang terdekat. Beginilah ciri-ciri orang fanatisme:
1. Memiliki Pandangan Sempit
Orang yang punya sifat ini biasanya sulit berpikir secara logis dan rasional. Tentu saja, mereka terbilang orang yang memiliki pandangan sempit dan cenderung menanggapi dengan emosi tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain. Mereka mengabaikan fakta alternatif lain dan menganggap pahamnya paling benar.
2. Sulit Menerima Pendapat Orang Lain
Ideologi yang tertanam dalam benak kaum fanatisme adalah lebih meyakini pendapat mereka sendiri daripada pendapat orang lain. Mereka lebih tertutup dan menentang paham yang tak sejalan. Ini akan membuat mereka sulit menerima pendapat orang lain dan bisa dijauhi oleh masyarakat sekitar.
Masyarakat sekitar akan menganggap mereka egois dan sulit mengevaluasi pemikiran. Sehingga bisa menimbulkan pertikaian dan konflik terkait perbedaan pendapat yang tak logis. Hal tersebutlah akan menimbulkan dampak fanatisme terhadap perilaku sosial di lingkup masyarakat yang buruk.
3. Bersemangat Mengejar Sesuatu untuk Tujuan Tertentu
Kaum fanatisme memiliki dampak positif berupa keloyalan terhadap sesuatu yang mereka kejar. Tanpa pandang buluh, mereka sangat antusias mengejar sesuatu untuk tujuan tertentu.
Meskipun begitu, karena pemikiran yang tak logis dan rasional, ini akan berakibat buruk ke depannya. Terutama untuk hubungan sosial masyarakat.
Jenis-Jenis Fanatisme

Selain dampak fanatisme terhadap perilaku sosial dan ciri-cirinya, terdapat pula berbagai jenis fanatisme yang dapat kamu ulik. Berikut ini penjelasan tentang jenisnya:
1. Fanatisme Agama
Jenis fanatisme agama adalah sikap mempercayai agama secara ekstrem. Orang fanatik mempercayai keagamaan yang terlalu mengontrol hidup dan membutakan individu akan fakta, penyebab, dan ulasan logis. Penyebabnya karena tak suka terhadap individu atau kelompok lain yang punya aliran atau paham agama berbeda.
2. Fanatisme Etnis
Ini adalah sikap mengunggulkan suatu etnis tertentu dan menganggap etnis lain rendah. Mereka mencoba membandingkan etnis satu dengan lainnya dan menilai dari warna kulit dan asal suku.
Tentu saja, jenis ini memiliki dampak fanatisme terhadap perilaku sosial yang buruk. Di mana akan menjadi pemicu pergolakan kesatuan antar suatu bangsa.
3. Fanatisme Publik Figur
Mengidolakan publik figur dalam negeri maupun luar negeri memang sudah biasa. Namun, sebagian orang mulai bersikap fanatik terhadap idolanya. Hal tersebut juga bisa menjadi ancaman yang akan mengganggu privasi orang lain. Mereka bisa mencelakai diri sendiri maupun orang lain demi bisa melihat publik figur tersebut.
Fans yang fanatik tentu akan merubah gaya hidup, gaya fashion, dan perilaku sesuai publik figur yang mereka idolakan. Ini juga akan akan berdampak pada hilangnya jati diri atau identitas sebagai manusia biasa. Lebih buruknya, bisa mengganggu kesehatan mental.
4. Fanatisme Olahraga
Jenis fanatisme ini adalah bentuk cinta seseorang terhadap tim olahraga. Mereka antusias berpenampilan yang sesuai, bernyanyi yel-yel, bersorak dengan semangat.
Namun, ini bisa berdampak buruk dan akan mengganggu jalannya pertandingan. Salah satu sikap fanatik tersebut bisa berujung kekerasan dengan merusak fasilitas umum, melanggar aturan, dan mencelakai orang lain.
Cara Mencegah Sikap Fanatisme
Setelah mengetahui dampak fanatisme terhadap perilaku sosial masyarakat, berikut ciri dan jenisnya. Maka, kamu perlu mengupayakan tindak pencegahan agar tak timbul sikap fanatisme yang berdampak buruk bagi kesehatan mental. Berikut cara mencegah sikap fanatisme:
- Membiasakan diri untuk berpikir secara rasional, logis, dan kritis.
- Utamakan berdiskusi dan berdialog, akan tetapi hindari perdebatan.
- Eksplorasi wawasan lebih luas dengan mempelajari hal berbeda. Tentu saja dengan menimbang alternatif lain pada pemikiran kamu.
- Hargailah perbedaan pendapat orang dalam forum diskusi dan bersikap fleksibel terhadap berbagai pilihan.
- Mencoba hal baru agar kamu bisa memiliki alternatif sudut pandang yang lain. Sehingga, pemikiran bisa lebih terbuka akan dunia yang luas.
- Mencoba untuk mengkritisi pilihanmu sendiri.
Sudah Tahu Dampak Fanatisme Terhadap Perilaku Sosial?
Demikian penjelasan mengenai dampak fanatisme terhadap perilaku sosial, ciri, jenis, hingga cara pencegahannya. Fanatisme dapat menyebabkan kesenjangan sosial. Oleh karena itu, pencegahan dan pengobatan menjadi langkah penting yang wajib untuk diterapkan.
Pada dasarnya, fanatisme bisa disembuhkan dengan bantuan psikolog. Namun, penyembuhan perilaku kompleks ini juga harus didukung oleh kerja sama orang yang bersangkutan. Beberapa tahapan penyembuhannya sendiri bisa berupa menelusuri sumber masalah, pembinaan terapis, dan lain sebagainya.