Limbah padat adalah salah satu jenis sampah rumah tangga yang dibuang, karena tidak dibutuhkan lagi. Pembuangan limbah padat bisa menimbulkan berbagai masalah pada lingkungan. Selain itu, dampak limbah padat juga berpengaruh terhadap kesehatan.
Daftar ISI
Mengenal Limbah Padat
Seperti penjelasan sederhana di atas, limbah padat merupakan sisa dari limbah rumah tangga yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Seperti namanya, limbah satu ini memiliki bentuk padat yang sudah pasti tidak mudah terurai.
Jika mengacu pada peraturan UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah padat diartikan sebagai sisa proses alam maupun kegiatan manusia sehari-hari yang berbentuk padat.
Sederhananya, sampah berasal dari berbagai bahan kebutuhan rumah tangga yang tidak dibutuhkan lagi. Karena sudah tidak memiliki fungsi, berbagai bahan kebutuhan inilah yang kemudian dibuang dan menjadi limbah.
3 Dampak Limbah Padat
Sampah atau limbah yang dibuang secara sembarangan tanpa melalui proses pemilahan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Berikut 3 dampak limbah ini yang dibuang sembarangan tanpa ada pemilahan atau pengelolaan:
1. Dampak Limbah Padat Bagi Kesehatan
Limbah atau sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan tanpa adanya pemilahan terlebih dahulu, bisa menyebabkan masalah cukup serius terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
Beberapa permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh limbah padat ini adalah diare, tifus, jamur, kolera, hingga penyakit cacingan.
Penyakit tersebut biasanya muncul karena limbah dibiarkan menumpuk atau membuang limbah ke sungai yang membuat air tercemar dan menyebabkan berbagai jenis penyakit, seperti yang sudah disebutkan di atas.
2. Dampak Limbah Terhadap Lingkungan
Dampak berikutnya terjadi pada lingkungan. Limbah padat dari rumah tangga yang dibuang sembarangan bisa menimbulkan kerusakan pada lingkungan.
Pencemaran atau kerusakan lingkungan inilah yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, kerusakan lingkungan lainnya yang bisa berdampak buruk bagi masyarakat adalah bau tidak sedap dan banjir.
Kondisi tersebut terjadi karena kebiasaan masyarakat yang menumpuk limbah atau membuang limbah ke aliran sungai, sehingga aliran sungai menjadi terhambat dan menyebabkan banjir.
3. Dampak Limbah Terhadap Sosial dan Ekonomi
Limbah atau sampah rumah tangga berbentuk padat yang tidak dibuang dan dikelola dengan baik juga bisa berdampak buruk terhadap sosial dan ekonomi.
Pembuangan limbah secara sembarangan tanpa ada pengelolaan yang baik bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit yang bisa berdampak pada tingginya biaya kesehatan masyarakat Indonesia.
Lingkungan yang tercemar juga mengganggu pemandangan, sehingga kehidupan masyarakat menjadi terganggu.
Jenis-Jenis Limbah Padat
Secara umum, limbah padat atau limbah sisa rumah tangga terbagi atas dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Jenis Limbah Rumah Tangga Organik
Jenis pertama ini merupakan sisa atau sampah dari sisa makanan, seperti sayuran, nasi, dan buah. Seperti namanya, limbah ini akan mengalami proses pembusukan, lalu terurai dengan sendirinya.
Pembuangan limbah padat jenis organik yang mengandung protein bisa menyebabkan berbagai dampak, seperti menimbulkan bau tidak sedap atau busuk. Meski begitu, proses pembusukan ini akan membuat perairan mengalami eutrofikasi atau subur, yang akan meningkatkan jumlah alga serta fitoplankton secara cepat.
Proses tersebut akan membuat beberapa senyawa di atas saling bersaing untuk mendapatkan cahaya yang berguna dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan penjelasan di atas, dampak limbah padat atau sisa sampah rumah tangga jenis organik memiliki peran penting dalam proses fotosintesis, jika pembuangannya dilakukan dengan tepat.
2. Jenis Limbah Padat Anorganik
Jenis kedua adalah limbah anorganik, yaitu sisa limbah padat rumah tangga yang berasal dari sisa bahan yang sulit atau tidak bisa terurai dengan sendiri.
Beberapa bahan rumah tangga yang sulit terurai secara biologis, yaitu plastik, kaca, styrofoam, alumunium, hingga besi. Bahan-bahan tersebut akan menjadi limbah, jika fungsinya sudah hilang atau tidak digunakan lagi.
Penumpukan hingga pembuangan limbah jenis anorganik akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Dampak limbah padat jenis anorganik bisa membuat tanah menjadi tercemar.
Selain merusak lingkungan, dampak lainnya yang disebabkan oleh limbah padat jenis anorganik adalah mengganggu pemandangan dan kenyamanan orang-orang sekitar.
Proses Pengelolaan Limbah Padat
Pengelolaan sampah rumah tangga berupa limbah padat bisa dilakukan dengan berbagai macam metode. Supaya tidak terkena dampak limbah padat, berikut beberapa proses pengelolaan limbah padat yang bisa diterapkan:
1. Pemilahan
Proses pertama adalah pemilahan. Cara ini menjadi salah satu proses pengelolaan limbah yang paling umum dilakukan. Seperti namanya, proses ini dilakukan dengan cara memilah atau memisahkan antara limbah organik dan limbah anorganik.
Dalam proses ini, limbah jenis organik bisa diolah menjadi pupuk organik atau kompos. Pupuk ini bisa dimanfaatkan untuk pertanian atau tanaman. Sedangkan jenis limbah anorganik bisa diberikan kepada pihak yang bisa mendaur ulang limbah tersebut.
2. Pewadahan
Berikutnya proses pewadahan. Menyediakan dua jenis tempat sampah yang berbeda merupakan bagian proses dari pewadahan. Dua tempat sampah ini dibedakan antara sampah organik dan anorganik.
Tujuannya agar lebih mudah memilah dan mengolah limbah padat sesuai dengan jenisnya.
Pemerintah juga menyediakan dua tempat pembuangan limbah, yaitu Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sebelum diolah, limbah sampah yang diangkut akan ditampung di tempat penampungan sementara.
3. Pengelolaan dengan Konsep 3R
Cara terakhir untuk menghindari dampak limbah padat adalah mengelola dengan konsep 3R. Konsep 3R tersebut adalah reduce (mengurangi), reuse (menggunakannya kembali), dan recycle (mendaur ulang).
Reduce adalah proses pengelolaan untuk mengurangi jumlah limbah dengan cara mengurangi penggunaan barang atau bahan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Mengurangi penggunaan barang atau bahan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Menggunakan barang atau bahan sekali pakai yang awet atau tahan lama
- Mengurangi penggunaan barang yang sifatnya sekali pakai.
- Mengurangi jumlah bahan atau barang yang tidak dibutuhkan.
- Merawat dan memperbaiki barang-barang yang dimiliki.
- Mengurangi penggunaan jumlah kantong plastik saat berbelanja. Sebagai gantinya adalah menggunakan keranjang atau kantong yang ramah lingkungan.
Berikutnya adalah reuse, yaitu kegiatan memilah berbagai jenis limbah yang dapat digunakan kembali sekaligus menghindari penggunaan barang yang sifatnya hanya sekali pakai.
Ada tiga hal yang perlu diketahui tentang penggunaan kembali barang bekas, yaitu:
- Menggunakan kembali kemasan yang masih bisa digunakan, seperti kaleng atau botol.
- Memanfaatkan barang kemasan sebagai wadah untuk menyimpan sayuran, bahan baku masakan, tempat tanaman, dan lainnya.
- Lebih mengutamakan pemakaian barang atau bahan yang bisa digunakan berulang kali.
Terakhir adalah recycle, yaitu proses pengelolaan atau mendaur ulang barang yang sudah tidak digunakan lagi. Jenis sampah yang masuk ke dalam proses recycle ini adalah limbah anorganik, seperti plastik, botol, gelas, wadah kosmetik, dan lainnya.
Saat ini sudah banyak perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dengan membuka daur ulang. Masyarakat umum bisa menyerahkan barang-barang anorganik tersebut agar bisa diolah kembali menjadi barang yang digunakan kembali.
Yuk, Meminimalisir Dampak Limbah Padat!
Dampak limbah padat terhadap kesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi memang menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai. Sebab, pengelolaan sampah atau limbah padat masih belum berjalan maksimal, karena kebiasaan masyarakat yang tidak memilah sampah dan masih menggunakan barang sekali pakai.
Agar tidak mengalami dampak buruk dari limbah padat, dibutuhkan kesadaran untuk mengelola sampah yang tepat. Mulai dari membiasakan diri memilah limbah organik dan anorganik, menyediakan dua tempat sampah berbeda, dan meminimalisir penggunaan barang sekali pakai.