Dampak Stunting bagi Kehidupan Anak Kini & Nanti

Stunting atau juga biasa kita sebut dengan tengkes merupakan masalah kesehatan anak yang cukup serius di Indonesia. Stunting adalah kondisi anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan karena kebutuhan gizinya tidak tercukupi. Ada sejumlah dampak stunting yang negatif bagi kehidupan anak kini dan nanti.

Prevalensi atau angka kejadian stunting di Indonesia ada di angka 21,6% pada tahun 2022. Artinya, sekitar 1 dari 5 anak Indonesia menderita stunting. Ini bukan angka yang kecil, mengingat pemerintah punya target untuk menurunkan angka kejadian tengkes di angka 14% pada tahun 2024.

Mengapa Stunting Jadi Masalah Besar?

Dampak stunting menjadi masalah kesehatan yang besar bagi Indonesia karena mengganggu pertumbuhan serta perkembangan anak dan balita. Sehingga, anak dan balita yang menderita tengkes tidak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini jelas secara otomatis akan mengancam kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Apalagi, Indonesia dianggap punya potensi yang sangat bagus untuk menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2050. Anak dan balita di masa sekarang kelak akan menjadi penggerak ekonomi negara ini pada tahun tersebut. Tentu ini adalah peluang.

Indonesia juga merupakan negara yang memiliki berkah bonus demografi. Artinya, jumlah populasi Indonesia akan didominasi oleh penduduk dengan usia produktif. Ada proyeksi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif tersebut berada di angka 70% dari total populasi.

Bisa kamu bayangkan jika anak dan balita yang harusnya jadi aset masa depan bangsa yang berharga justru tidak mampu tumbuh dan berkembang secara normal? Inilah dampak stunting atau tengkes yang perlu kita semua waspadai.

Bukannya menjadi berkah, justru bonus demografi ini menjadi bencana bagi Indonesia jika tengkes tidak kita cegah dari sekarang.

Apa Saja Penyebab Stunting?

Secara sederhana, dampak stunting atau tengkes erat kaitannya dengan kemiskinan. Berikut adalah tiga faktor terbesar hubungan kemiskinan dengan dampak tengkes:

1. Orang Tua Kurang Mampu Menyediakan Makanan Bergizi

pexels

Penyebab utama stunting atau tengkes adalah tidak mampunya pihak keluarga dalam menyediakan makanan yang bergizi seimbang serta cukup bagi anak. Kesulitan penyediaan makanan bergizi ini terutama yang berkaitan dengan protein hewani ataupun nabati.

Hal ini tidak mengejutkan karena keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan cenderung lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan primernya.

2. Kurangnya Edukasi

Penyebab yang kedua adalah kurangnya edukasi. Kemiskinan ini juga punya pengaruh yang cukup signifikan dengan tingkat pendidikan. Mayoritas penduduk miskin erat kaitannya dengan akses pendidikan yang kurang memadai sehingga edukasi yang mereka peroleh pun tidak cukup.

Kurangnya edukasi yang penduduk miskin miliki tentu memberikan dampak stunting pada anak dan balita. Orang tua yang tidak teredukasi sulit untuk memiliki kesadaran akan kebutuhan gizi anak-anaknya. 

Sehingga, orang tua kurang memikirkan kualitas makanan yang anak konsumsi selama masa pertumbuhannya, baik itu dari segi gizi ataupun kebersihannya. Padahal, kandungan gizi dan higienitas makanan yang akan anak konsumsi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

3. Sulitnya Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan

pexels

Penduduk miskin juga sulit untuk menjangkau fasilitas dan memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Sulitnya penduduk miskin memperoleh fasilitas dan akses tersebut bisa disebabkan karena terhalang biaya ataupun akses ke fasilitas kesehatan yang jauh dari jangkauan.

Banyak penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan tinggal di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Di sejumlah daerah ini, akses kesehatan sebatas puskesmas pun harus dijangkau dengan usaha yang besar karena jaraknya yang jauh.

Salah satu penyebab munculnya dampak stunting atau tengkes pada anak yang berada di bawah garis kemiskinan adalah rentannya mereka terserang penyakit infeksi seperti cacingan dan diare. Hal ini tidak mengherankan karena penduduk yang ada di bawah garis kemiskinan tinggal di wilayah dengan kualitas lingkungan yang terbilang buruk.

Misalnya saja, akses air bersih ataupun sarana mandi cuci kakus (MCK) yang minim. Anak perlu memperoleh pelayanan kesehatan yang maksimal agar penyakit infeksinya dapat sembuh secara total. 

Jika anak mengalami infeksi secara berulang, maka tubuh anak akan sulit untuk memanfaatkan zat gizi yang dikonsumsi untuk tumbuh dan berkembang. Justru zat gizi yang anak konsumsi akan tubuh gunakan untuk penyembuhan. Hal ini juga merupakan faktor risiko munculnya dampak tengkes pada anak kedepannya.

Dampak Stunting pada Anak

Stunting merupakan masalah serius karena akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Memangnya, sebesar apa masalah yang timbul dari dampak tengkes ini bagi masa depan anak? Berikut adalah beberapa dampak dari stunting pada anak:

1. Anak Mengalami Masalah Kognitif

Dampak stunting atau tengkes yang pertama adalah tidak maksimalnya perkembangan kognitif anak. Salah satu hal yang berkembang saat masa pertumbuhan anak adalah perkembangan otak.

Anak yang menderita stunting akan memiliki kualitas kognitif yang lebih buruk daripada anak seusianya. Hal ini bisa tercermin dari skor IQ anak yang mengalami stunting lebih rendah daripada anak yang tidak mengalami stunting.

2. Mengalami Kesulitan dalam Belajar

Dampak tengkes kedua adalah anak kesulitan dalam belajar. Jika anak punya kualitas kognitif yang terbilang buruk, maka anak akan mengalami kesulitan dalam belajar. Kualitas kognitif yang buruk menyebabkan tingkat fokus dan konsentrasi menjadi rendah. 

Hal tersebut merupakan dampak stunting yang secara langsung dapat mempengaruhi kecepatan pemahaman anak dalam menyerap informasi belajar. Sehingga, prestasi akademik anak di sekolah pun akan cenderung lebih rendah jika kamu bandingkan dengan teman seumurannya.

3. Daya Tahan Anak Lebih Lemah

Contoh dampak stunting yang dapat terjadi pada anak yaitu daya tahan anak menjadi lebih lemah. Kurangnya asupan dan pemenuhan kebutuhan gizi akan menyebabkan sistem imun anak menurun. Ini secara langsung akan menyebabkan anak menjadi lebih rentan terserang penyakit.

Anak bisa terjebak di dalam siklus ini terus-menerus jika tidak mendapatkan penanganan kesehatan segera. Asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan anak lebih mudah sakit secara berulang. Karena anak sering mengalami sakit, maka asupan makan dan pemenuhan gizinya pun juga akan terganggu dan seterusnya. 

4. Rentan Mengalami Penyakit  Tidak Menular

Tidak hanya penyakit menular seperti infeksi saja, anak juga lebih rentan terserang penyakit tidak menular saat menginjak usia dewasa jika pada masa kecilnya mengalami stunting. Beberapa contoh penyakit tidak menular tersebut yaitu tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta berat badan berlebih atau obesitas. 

5. Menurunnya Kualitas Hidup

Karena dampak stunting ini akan mempengaruhi kemampuan kognitif serta kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit, maka tengkes juga berakibat negatif pada kualitas hidup anak saat dewasa kelak.

Rendahnya kemampuan kognitif serta kondisi fisik yang sulit berada dalam kondisi prima akan membuat kualitas hidup seorang anak menjadi buruk ketika ia berusia dewasa. Hal ini nantinya juga akan membuat anak sulit untuk bersaing dan mempengaruhi produktivitas kerjanya kelak. 

Sudah Tahu Dampak Stunting dan Penyebabnya?

Stunting adalah gangguan kesehatan yang tidak hanya mempengaruhi hidup seseorang ketika masih berusia anak atau balita saja. Namun, stunting akan berdampak pada kualitas hidupnya hingga dewasa kelak.

Mencegah stunting pada anak sangat penting untuk dilakukan demi mempersiapkan masa depan terbaik baginya. Apalagi, setelah kita tahu betapa besarnya dampak stunting terhadap penurunan kualitas hidup manusia. Bersama cegah stunting adalah aksi nyata untuk menjamin kualitas hidup anak saat sudah menginjak usia dewasa.

Share: