Pengertian Daur Hidup Produk: Jenis, Tahapan, Strategi, & Contohnya

Mungkin, istilah daur hidup produk masih kurang familier, padahal memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bisnis. Memahami, mempelajari, serta mempraktikkan hal tersebut ke dalam operasional suatu usaha dapat memuluskan penjualan produk hingga menjadi produk populer atau the most wanted item.

Apa Itu Daur Hidup Produk?

Secara sederhana, istilah yang diterjemahkan dari bahasa Inggris Product Life Cycle ini merupakan catatan perjalanan suatu produk. Terinspirasi dari makhluk hidup yang berproses mulai dari kelahiran hingga kematian, hal tersebut juga berlaku untuk produk dari sebuah perusahaan.

Tahapan Daur Hidup Produk

Sebuah produk memiliki proses yang bersifat tetap, mulai dari diperkenalkan hingga menghilang dari pasaran. Tahapan dari siklus daur hidup itu adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pengenalan (Introduction)

Ketika suatu produk baru dirilis ke pasaran, perkenalan menjadi proses pertama. Fokus utama dalam tahapan ini adalah membangun kesadaran (awareness) merek. 

Bisa dikatakan menjadi salah satu fase terberat dan cenderung berpotensi merugi karena branding. Terlebih saat kompetitor sudah memiliki pengaruh yang kuat, jadi bukan hal mudah untuk menyainginya.

2. Tahap Perkembangan (Growth)

Setelah berhasil membangun merek sehingga dikenali masyarakat, proses selanjutnya adalah pertumbuhan atau perkembangan. Produk mulai dilirik, penjualan meningkat, begitu pula dengan keuntungan yang dihasilkan.

Kesulitan utama masih melawan kompetitor yang sudah stabil. Serta ditambah dengan kemungkinan pesaing baru yang melihat prospek bagus kemudian terjun dalam industri yang sama.

3. Tahap Pendewasaan (Maturity)

Fase berikutnya dalam daur hidup produk adalah pendewasaan. Penjualan sudah termasuk dalam kategori stabil dan memiliki pangsa pasar yang kuat. Tantangan dari tahapan ketiga ini adalah mencari cara untuk mempertahankan stabilitas yang sudah ada, salah satunya dengan menyusun strategi pemasaran baru.

4. Tahap Penurunan (Decline)

Proses terakhir, yaitu penurunan dari segi penjualan produk di pasaran hingga titik tidak ada lagi peminat. Hal tersebut menandakan minat konsumen berkurang secara drastis dan produk kemungkinan sulit untuk tetap bertahan.

Penerapan Strategi dalam Setiap Tahapan Siklus Hidup Produk

Guna membuat suatu produk sukses bisa di pasaran dan diminati dalam waktu yang lama. Maka, sudah menjadi suatu kewajiban pengusaha untuk memiliki strategi dalam setiap tahapan daur hidup produknya. Masing-masing fase memiliki metode berbeda agar terlampaui dengan sempurna. Berikut ini uraiannya:

1. Strategi dalam Pengenalan

Mengingat fokus dari perkenalan produk adalah membangun brand awareness, maka ada beberapa cara yang bisa dicoba, yaitu:

  • Promosi secara masif melalui media konvensional (TV, radio, surat kabar) serta platform jejaring sosial.
  • Memberikan promosi diskon potongan harga atau pembelian bundle.
  • Menyertai produk dengan slogan yang unik sehingga mudah membekas dalam ingatan target konsumen.

2. Strategi dalam Pengembangan

Produk yang ada berarti sudah memiliki jumlah transaksi yang cukup tinggi dalam proses ini, meskipun sifatnya mungkin fluktuatif, alias naik turun. Metode-metode berikut cukup efektif untuk meningkatkan hingga menstabilkan selama proses pengembangan:

  • Berikan diskon khusus dan privilege lain pada konsumen yang sudah pernah melakukan transaksi pembelian.
  • Ajak kerja sama dengan sistem kemitraan untuk lebih melebarkan jangkauan pasar.
  • Buat iklan baru yang lebih unik dari versi awal sehingga semakin membekas dalam ingatan masyarakat.

3. Strategi dalam Pendewasaan

Pada proses pendewasaan dalam daur hidup produk, fokusnya adalah mempertahankan barang produksi selama mungkin di pasaran. Berikut beberapa cara yang teruji sukses membuat suatu barang diminati masyarakat dalam jangka waktu lama:

  • Jalin kedekatan emosional dengan konsumen agar semakin loyal.
  • Tambahkan inovasi pada produk. Contoh, penambahan varian rasa, perubahan kemasan yang lebih segar, peningkatan kualitas, dan semacamnya.
  • Selalu ikuti topik viral di sosial media kemudian relasikan dengan produk untuk kebutuhan promosi.

4. Strategi dalam Penurunan

Jika sudah mencapai tahapan penurunan dalam siklus hidup produk, pemilik usaha harus menerapkan strategi yang jauh berbeda. Bukan fokus meningkatkan kembali penjualan produk, namun mempertahankan keberlangsungan perusahaan melalui metode berikut:

  • Melakukan riset kebutuhan terkini pasar.
  • Menciptakan produk baru untuk menggantikan produk sebelumnya.
  • Memperkenalkan dan mempromosikan produk pengganti sebelum produk lama hilang sepenuhnya dari pasaran.

Contoh Penerapan Strategi Daur Hidup Produk

Masih bingung dengan konsep yang dijabarkan di atas, khususnya untuk bagian strategi? Ini adalah contoh kasus implementasi strategi product life cycle yang bisa Anda jadikan referensi:

ProdukSmartphone Android GARD
KeunggulanRAM / internal besar : 16 + 256 GBKamera bagus : 64 MP sensor SONY IMX, perekaman 4K.Kapasitas baterai besar : 7000 mAHHarga murah : Rp3.600.000,- (disarankan)
Target PasarKelompok entry & mid range level.
KompetitorSeri NL dari perusahaan ECOSeri MXN dari perusahaan LSSeri XT dari perusahaan DK
Strategi PengenalanGrand launching bersama media.Promo diskon perilisan perdana up to 30% di marketplace.Bundling dengan operator seluler.
Strategi PerkembanganMengadakan event-event di berbagai mitra toko ponsel.Memberikan promo akun premium di aplikasi streaming.Buat iklan baru di media konvensional.
Strategi PendewasaanBerikan layanan after sales terbaik di service center.Sediakan pembaruan sistem operasi secara berkala.Buat unggahan-unggahan kreatif tentang isu viral dan hubungkan dengan produk.
Strategi PenurunanRiset pasar dan kompetitor untuk menyiapkan produk baru.Buat promosi produk baru dengan sistem tukar tambah produk lama.

Cukup sederhana untuk dicoba agar sebuah produk diminati masyarakat sekaligus menjamin bisnis terus berjalan.

Faktor-Faktor Penyebab Siklus Hidup Produk Menjadi Singkat

Meskipun demikian, tetap perlu diingat bahwa bisnis merupakan suatu industri yang bersifat dinamis. Sekalipun strategi telah dipraktikkan dengan baik, namun ada faktor-faktor yang kemudian membuat masa hidup produk menjadi singkat. Apa saja? Berikut uraiannya:

1. Kegagalan Branding

Faktor utama tidak lain adalah kegagalan dalam membangun awareness terhadap merek. Kemungkinan, tidak ada hal istimewa yang membuat pasar teringat pada merek apalagi produk yang ditawarkan suatu perusahaan.

Hal tersebut bisa terjadi akibat branding kompetitor yang terlalu kuat atau kurangnya kelebihan produk jika dibandingkan dengan item serupa yang juga beredar di pasaran.

2. Tidak Memenuhi Segmentasi Pasar

Konsumen Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat umum, lebih memilih produk dengan harga terjangkau namun menawarkan kualitas premium. Jika barang ditawarkan murah, namun kualitasnya biasa saja. Maka, keinginan pasar tidak akan terpenuhi dan produk menjadi gagal bersaing.

3. Konsep Iklan Asal-Asalan

Baik di media konvensional maupun sosial media, iklan memberikan kontribusi yang cukup besar untuk daur hidup produk. Namun, hal ini justru seringkali disepelekan oleh pihak perusahaan.

Iklan dibuat secara asal sehingga kurang membekas pada penonton dan berakhir pada engagement rendah. Padahal iklan tersebut bisa menghabiskan alokasi biaya paling tinggi dalam proses produksi.

4. Pelayanan After Sales yang Buruk

Konsumen mengharapkan layanan pasca pembelian yang bagus, khususnya untuk produk yang dapat digunakan dalam waktu lama seperti barang elektronik. Jika pelayanan after sales kurang baik, konsumen enggan menjadi pelanggan setia dan memilih berpindah pada kompetitor.

5. Kemitraan Kurang Luas

Kerja sama dengan marketplace dan reseller juga berpengaruh pada singkat atau panjangnya suatu produk. Semakin banyak kemitraan, semakin luas pula jangkauan penjualan dan peluang kesuksesan item tersebut.

Manfaat Mempelajari Product Life Cycle

Luasnya pembahasan tentang daur hidup produk memberikan banyak manfaat bagi para pengusaha. Apa saja? Berikut beberapa di antaranya:

  1. Memahami dengan baik tantangan suatu produk di pasaran.
  2. Memaksimalkan kualitas produksi hingga pemasaran produk agar berhasil sukses dan bertahan lama.
  3. Membuat ‘ramalan’ yang lebih baik tentang produk yang dimiliki; kapan diperkenalkan hingga dihentikan dari pasar agar tidak memengaruhi laju bisnis perusahaan.
  4. Mengatur strategi matang dalam memenangkan konsumen dari para kompetitor.
  5. Memiliki persiapan dan mengetahui waktu yang pas dalam memperkenalkan produk baru.

Siklus Hidup Produk, Sederhana Tapi Berperan Besar!

Itulah penjabaran lengkap tentang pengertian, tahapan, strategi, contoh penerapan, hingga manfaat dari mempelajari daur hidup produk. Konsepnya memang sederhana, namun memiliki peranan krusial.

Memahami tentang Product Life Cycle tidak hanya membuat item dapat bertahan lama di pasaran, namun juga keberlangsungan bisnis secara general. Tentu hal itu menjadi idaman para pemilik usaha, bukan?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page