Defensif adalah: Pengertian, Tujuan, Dampak, dan Cara Menanganinya

Sikap defensif adalah sebuah reaksi negatif yang diberikan oleh seseorang ketika berhadapan dengan kritik. Namun, banyak orang belum sadar bahwa sikap tersebut merupakan sikap negatif yang wajib untuk dihindari. Berikut adalah alasan mengapa seseorang tidak boleh menunjukan sikap ini saat berkomunikasi dengan orang lain.

Apa itu Defensif?

Defensif
Defensif | Sumber: freepik.com

Istilah kata defensif sudah sering terdengar dimanapun. Berbagai macam topik terkadang menyelipkan istilah ini untuk menjelaskan sesuatu. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang masih belum mengetahui pengertian dari defensif. 

Kata “defensif” berasal dari kata “defensive” yang berasal dari Bahasa Inggris dan memiliki arti “bertahan”. Dalam konteks yang lebih mendalam, kata tersebut mengacu pada “tindakan menjaga atau melindungi diri dari luka atau serangan”.

Sikap defensif adalah reaksi enggan untuk mengakui kesalahan sebagai upaya melindungi diri. Umumnya, reaksi ini timbul ketika seseorang merasa terancam, seperti saat merasa malu, khawatir, atau marah akibat dituduh atau dikritik.

Berdasarkan Verywell Mind, sikap defensif adalah sebuah emosi yang muncul ketika seseorang merasa malu, sedih, dan marah akibat kritik. Sebagai respons, mereka mungkin bereaksi dengan cara bersikap sarkastik, mengabaikan orang lain, atau memberikan kritik balik.

Orang-orang menggunakan sikap ini sebagai reaksi untuk mengalihkan kesalahan yang mereka perbuat ke orang lain. Sehingga, orang yang defensif akan merasa lebih baik tentang dirinya pada saat ada masalah tersebut. 

Defensif berkaitan dengan perasaan dan tindakan seseorang. Perasaan tersebut muncul ketika seseorang merasa sedang dikritik, yang mengakibatkan rasa sedih, malu, dan kemarahan. Dari perasaan inilah tindakan seperti menghindar, bersikap sarkastik, atau memberikan kritik balik muncul.

Tujuan dari Sikap Defensif

Sikap defensif merupakan suatu reaksi alami manusia yang muncul akibat menerima kritik atau penilaian negatif. Tujuan paling utama dari sikap ini adalah melindungi ego dan harga diri mereka dari rasa sakit, rasa malu, dan kelemahan mereka.

Sikap ini juga bisa bertujuan untuk mengalihkan perhatian dan tanggung jawab dari diri sendiri ke orang lain. Seseorang akan merasa lebih aman dan terlindungi dari sakit hati. 

Meskipun begitu, sikap ini hanya memberikan perasaan lega untuk sementara. Namun untuk jangka panjangnya, orang yang selalu memberikan sikap ini akan membuatnya tidak bisa berkomunikasi secara sehat serta menjadi pribadi yang tidak berkembang. 

Oleh karena itu, hanya karena tidak ingin terlihat lebih buruk dari orang lain, seseorang akan memunculkan perilaku ini. Namun, mereka perlu sadar bahwa sikap ini tidak akan pernah membawa mereka kepada kepuasan batin yang sesungguhnya. 

Dalam jangka panjang, seseorang yang selalu menampilkan sikap ini akan menumbuhkan pandangan negatif dari orang lain kepada mereka. Hal tersebut akan membawa mereka ke dalam hubungan yang tidak baik dan tidak lama, karena orang lain tidak bisa selalu menerima sikap defensif tersebut.

Jika seseorang terus-menerus menggunakan sikap defensif sebagai alat pertahanan, resikonya adalah mereka mungkin merasa tidak sesuai dengan orang lain dan sulit melihat hal positif dalam kehidupan. 

Perilaku semacam ini dapat memicu argumen dan konflik, merusak hubungan, dan mengecilkan kemampuan untuk merasakan empati. Lebih jauh lagi, orang yang terlalu defensif mungkin akan mendapat perlakuan yang abai dari lingkungannya.

Dampak dari Adanya Sikap Defensif

Sedang Berkonflik
Sedang Berkonflik | Sumber: freepik.com

Menurut penjelasan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa defensif merupakan reaksi negatif seseorang dengan tujuan untuk melindungi diri sendiri. Namun, mengapa sikap melindungi diri bisa dianggap menjadi reaksi negatif? Berikut adalah beberapa dampaknya mengapa reaksi tersebut bisa menjadi reaksi negatif.

1. Memengaruhi Hubungan Individu atau Kelompok

Sikap defensif bisa memengaruhi interaksi seseorang dengan individu atau kelompok lain dalam kehidupan sehari-hari. Jika mereka terus-menerus merespons orang lain dengan perilaku defensif, ada kemungkinan hubungan mereka dengan sekitar akan memburuk seiring berjalannya waktu. 

2. Membuat Hubungan Menjadi Tegang

Jika mereka selalu menunjukan sikap defensif kepada orang terdekat dan orang penting di hidup mereka, mereka akan membuat situasi akan menjadi tegang, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sehat. 

3. Mempersulit Hubungan

Sikap defensif di lingkungan kerja dapat mengganggu hubungan seseorang dengan atasan ataupun kolega. Reaksi yang terlalu emosional semacam ini bisa mengakibatkan mereka terpinggirkan dari kelompok. Meskipun menjadi bagian dari kelompok, mereka akan menjadi sasaran ejekan dan dijauhi secara tak langsung.

4. Menciptakan Rasa Tidak Percaya Diri

Perilaku defensif bisa menyebabkan munculnya ketidakpercayaan akibat terlalu melindungi diri. Ini bisa memicu sebuah “lingkaran setan” yang dimulai dari pembelaan diri, kemudian perasaan frustasi, berlanjut ke respons defensif akibat frustasi tersebut. Lalu, berakhir dengan meningkatnya perasaan negatif

Solusinya adalah lebih baik menunjukan komunikasi yang lebih jelas dan terbuka sejak awal daripada menunjukan sikap defensif. Dengan begitu, orang akan lebih menerima dan hubungan akan tetap berjalan dengan baik.

Cara Menangani Sikap Defensif

Mencoba Percaya Diri di Depan Cermin
Mencoba Percaya Diri di Depan Cermin | Sumber: freepik.com

Untuk menghindari dampak negatif dari sikap defensif, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut.

1. Sadari dan Akui Perilaku Defensif

Mengakui perilaku buruk memang tak sederhana. Tapi, jika Anda mampu menyadarinya, berarti Anda sungguh-sungguh ingin melepaskan sikap tersebut. Cobalah untuk memahami contoh sikap defensif pada penjelasan sebelumnya, kemudian introspeksi apakah Anda memiliki perilaku serupa atau tidak.

2. Pahami Perasaan Diri Sendiri

Merasa malu, ketakutan, atau sedih saat menerima kritik adalah reaksi wajar. Oleh karena itu, cobalah untuk mengenali dan memahami perasaan Anda saat dikritik. Dengan demikian, Anda dapat menghindari reaksi defensif.

3. Hindari Bertindak Mengikuti Perasaan

Setelah mengenali perasaan diri sendiri, tidak berarti Anda harus bertindak berdasarkan perasaan itu dalam membela diri. Lebih baik, ambillah waktu sebentar untuk menenangkan diri sebelum memberikan respons atau tindakan.

4. Fokus Pada Topik Pembicaraan 

Individu yang bersikap defensif adalah orang yang cenderung mengubah arah pembicaraan untuk menghindari perasaan negatif. Sebaiknya, tetap konsentrasi pada kritik yang diberikan agar Anda dapat menemukan jalan keluar atau perbaikan atas kesalahan yang dituduhkan.

5. Meningkatkan Self-Esteem

Jika Anda kerap menunjukkan sikap defensif, upayakan untuk meningkatkan rasa percaya diri atau self-esteem

Cara membangun self-esteem antara lain dengan mengakui keahlian dan kemampuan yang Anda miliki. Anda juga harus memperlakukan diri dengan baik, memelihara pikiran positif, serta menerapkan pembicaraan positif kepada diri sendiri (positive self talk).

Dengan selalu menghargai diri sendiri, kepercayaan diri Anda akan tumbuh dan Anda akan mampu merespons kritik dengan cara yang lebih konstruktif.

Tanda-Tanda Sikap Defensif

Untuk mengetes apakah Anda merupakan orang yang defensif, Anda bisa melihat beberapa tanda yang ditunjukan orang yang defensif. Namun, sikap ini terbilang cukup sulit untuk dikenali karena berasal dari diri sendiri. 

Meskipun begitu, ada beberapa tanda yang bisa Anda rasakan. Berikut adalah beberapa tanda bisa Anda temukan untuk memastikan apakah Anda merupakan seseorang yang memiliki sikap ini.

  • Seseorang yang defensif tidak akan pernah mau untuk mendengarkan orang lain. Mereka tidak bisa dan sulit untuk menerima kritik dan bahkan masukan dari orang lain. 
  • Selalu menyalahkan orang lain. Orang yang defensif tidak pernah mau untuk salah, sehingga mereka akan melempar kesalahan itu kepada orang lain.
  • Terus membuat alasan dari hal yang menjadi bahan kritik orang lain dan akhirnya membuat mereka menjadi individu yang anti kritik.
  • Mereka juga selalu menuduh orang lain melakukan hal yang sama seperti mereka karena mereka tidak mau terlihat salah sendiri.
  • Selalu mencari pembenaran atas sikap mereka. Mereka selalu meyakinkan orang lain bahwa apa yang mereka lakukan selalu benar, walaupun itu merupakan sebuah kesalahan.
  • Jika mereka berada dalam masalah pada saat ini, mereka akan langsung mengungkit kesalahan yang sama yang orang lain lakukan di masa lalu, sehingga masalah yang sekarang bisa mereka hindari.
  • Selalu memberi tahu orang lain bahwa mereka salah dan tidak boleh merasakan dan melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Trigger adalah Bahasa Gaul yang Sering Didengar, Ini Maksudnya!

Defensif, Sikap Negatif Berdampak Buruk dalam Kehidupan 

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa defensif adalah suatu reaksi negatif yang akan membuat suasana dalam suatu hubungan akan terasa buruk. Maka dari itu, sikap ini harus dihindari dan sebisa mungkin untuk tidak dilakukan. 

Sikap yang paling penting ketika menerima kritik adalah dengan berterima kasih dan berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut lagi. Hal tersebut akan membuat kehidupan sosial Anda lebih sehat.

Share: