Pada dasarnya, distribusi pasti pernah atau bahkan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Padanan kata yang sesuai dengan istilah tersebut adalah kegiatan penyaluran produk. Jadi, tidak heran bila banyak orang sering terlibat di dalamnya tanpa sadar. Benarkah demikian? Yuk, cari tahu!
Daftar ISI
Pengertian Distribusi
Makna distribusi adalah salah satu wujud dari kegiatan ekonomi berupa proses penyaluran suatu barang kepada individu atau lokasi lain, aktivitas ini mencatat lengkap cara produk dari produsen utama dapat sampai ke konsumen akhir.
Tujuan Proses Penyaluran
Lantas, apa tujuan dari pemindahan barang sesuai deskripsi di atas? Jawabannya, banyak sekali, antara lain:
1. Memastikan Konsumen Menerima Produk
Tujuan utama dari proses ini adalah untuk memastikan bahwa konsumen akhir dapat menerima barang produksi milik produsen. Tanpa adanya proses penyaluran barang sebagaimana penjabaran di atas, maka produk tidak akan sampai kepada konsumen.
2. Menjamin Kelangsungan Produksi Barang
Bila tidak ada kegiatan distribusi, tentu barang produksi milik produsen akan menumpuk. Jika terus dibiarkan, maka produktivitas harus berhenti sampai penyaluran barang kembali lancar.
3. Menjaga serta Meningkatkan Sistem Bisnis
Ketika stok produk berputar dengan lancar mulai dari produksi hingga pemasaran kepada konsumen, artinya sistem bisnis berjalan dengan baik dan stabil. Sebab, bila stok produksi tidak berjalan, sudah pasti perputaran modal terhambat.
Situasi tersebut dapat membawa risiko pailit terhadap perusahaan sehingga sistem bisnis menjadi kacau balau. Sementara, bila arus kas usaha Anda lancar, sistem tidak hanya terjaga namun berpotensi mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas.
Tugas Pokok Distribusi
Penting bukan tujuan-tujuan yang dapat tercapai melalui aktivitas penyaluran produk ini? Pembahasan penting berikutnya adalah tentang tugas pokok atau hal-hal yang harus terpenuhi dalam proses tersebut. Berikut di antaranya:
1. Kontrol Kualitas
Sebelum proses pendistribusian berlangsung, tugas pokok produsen adalah menetapkan standar kualitas dan mengontrolnya agar selalu terjaga. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang konsumen terima memiliki kondisi bagus.
2. Penyimpanan
Setelah memastikan standar dan melakukan kontrol berkala, produsen wajib menyimpan stok barang dengan baik. Karena itu, menentukan SOP dalam penyimpanan produk penting agar tidak merusak fisik maupun kualitasnya, terlebih untuk barang-barang dengan kerentanan tinggi.
Adanya standar yang berlaku terkait penyimpanan akan meminimalisir risiko kerusakan produk. Ketika kondisi stok terjaga dengan baik dalam storage, produsen terhindar dari kemungkinan produksi ulang yang mengakibatkan kenaikan drastis biaya operasional.
3. Memastikan Penanggung Risiko
Proses distribusi merupakan aktivitas yang memiliki risiko, sehingga sebaiknya ada yang bertugas sebagai penanggung jawab. Baik dari pihak produsen sendiri maupun perantara jika mempercayakan pemasaran produk kepada pihak lain.
Bila terjadi sesuatu terhadap produk sebelum sampai ke tangan konsumen, penanggung jawab inilah yang memiliki kewajiban untuk menemukan solusi. Namun, hal ini juga bisa menjadi urusan pihak asuransi jika memang aktivitas tersebut telah memiliki jaminan.
4. Transportasi
Tugas pokok berikutnya dalam aktivitas penyaluran produk adalah ketersediaan armada transportasi untuk pengangkutan. Barang dari produsen tentu memiliki kuantitas atau volume yang besar sehingga tidak mungkin dipindahkan tanpa menggunakan alat transportasi, bukan?
5. Penjualan
Terakhir, proses penyaluran produk mengemban tugas penjualan dari produsen kepada konsumen. Produk harus memiliki calon pembeli terlebih dahulu agar transaksi bisa berlangsung. Hal tersebut juga menjadi tugas pokok yang harus terpenuhi agar penyaluran produk lancar.
Tahapan dan Contoh Aktivitas Distribusi
Penjabaran penting berikutnya tentang pendistribusian adalah ragam jenisnya. Faktanya, pemasaran produk tidak sesederhana memindahkan barang dari gudang ke tangan konsumen. Ada beberapa klasifikasi terkait proses tersebut, yaitu
1. Langsung
Direct distribution adalah penyaluran produk secara langsung dari produsen ke konsumen tanpa melewati perantara. Contohnya dari nelayan yang menjual hasil tangkapannya langsung di pasar kepada konsumen. Tidak memerlukan perantara seperti pengepul, pabrik olahan, maupun restoran.
2. Tidak Langsung
Indirect distribution merupakan kebalikan dari direct distribution. Ada pihak perantara dalam proses penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Pihak ini biasanya disebut dengan distributor. Contohnya penyaluran gas LPG dari Pertamina ke konsumen melalui para agen.
Saluran dalam Aktivitas Penyaluran
Melalui tahapan aktivitas pendistribusian di atas, khususnya untuk indirect distribution, ada perantara yang terlibat. Pihak itu disebut juga sebagai saluran atau penghubung dalam kegiatan pemindahan stok produk dari produsen ke konsumen. Saluran tersebut juga terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Pedagang
Pedagang merupakan saluran yang membeli barang dari produsen ke konsumen tanpa melakukan perubahan terhadap fisik apalagi kualitas produk. Kemudian, barang tersebut dijual kepada konsumen dengan peningkatan harga sebagai laba. Pedagang terbagi menjadi:
- Grosir yang mengambil stok dalam skala besar kemudian menjualnya pada pedagang eceran.
- Pengecer yang mendapatkan produk dari pedagang grosir lalu menjualnya pada konsumen akhir.
2. Perantara Khusus
Dalam proses distribusi, pedagang mengambil produk dengan melakukan pembayaran penuh sehingga bertanggung jawab secara penuh jika tidak terjual habis. Berbeda dengan perantara khusus yang mendapatkan barang dari produsen, namun tidak memiliki tanggung jawab bila stok masih tersisa.
Perantara khusus sendiri terbagi menjadi:
- Agen yang merupakan perwakilan resmi dari pihak perusahaan (produsen) di suatu wilayah.
- Makelar yang memfasilitasi pertemuan antara penjual dengan pembeli skala besar.
- Eksportir yang memiliki tugas mendistribusikan barang dalam negeri ke pasar internasional.
- Importir yang bertugas mendatangkan bahan baku atau produk dari luar negeri ke dalam.
Saluran ini akan mempermudah proses penyaluran dan pemindahan barang bagi produsen serta konsumen. Namun, di sisi lain juga meningkatkan faktor risiko. Khususnya, saluran perantara khusus di mana tanggung jawab risiko sepenuhnya tetap menjadi milik produsen.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Distribusi
Apakah dengan adanya produsen, perantara, dan konsumen berarti pendistribusian produk terjamin lancar? Tidak serta merta demikian. Karena ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses tersebut, antara lain:
1. Kondisi Pasar
Letak geografis dan pola pembelian konsumen termasuk dalam faktor kondisi pasar yang mempengaruhi aktivitas pemasaran produk. Masing-masing daerah memiliki kondisi geografis tidak sama yang memberikan tantangan berbeda terhadap kegiatan penyaluran.
Pola pembelian konsumen juga otomatis terpengaruh oleh kondisi geografis lingkungan sekitarnya. Seperti kecenderungan pemilihan produk serta kuantitasnya. Konsumen pasti akan memprioritaskan kebutuhan yang bersifat penting.
2. Kondisi Barang
Ketahanan, standar pengemasan, serta volume barang juga menjadi faktor yang mempengaruhi distribusi. Contohnya produk makanan olahan beku yang tidak memiliki ketahanan lama dengan suhu ruang meningkatkan risiko kerusakan dalam proses penyaluran.
3. Kemampuan Perusahaan
Salah satu hal yang sering kali tidak diperhitungkan dengan matang dalam kegiatan pendistribusian adalah kecakapan perusahaan, baik produsen maupun distributor. Keterampilan manajemen dan penanganan risiko menjadi pertimbangan dalam faktor ini.
Strategi Distribusi
Berikutnya adalah hal yang wajib Anda ketahui dan praktikkan dalam penyaluran produk adalah pemilihan strategi yang tepat. Ini akan menentukan kesuksesan dalam proses pemasaran dari stok gudang hingga ke konsumen akhir. Beberapa strategi yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan, yaitu:
1. Strategi Intensif
Metode ini berlaku untuk produk yang mudah dan cepat terjual, contohnya kebutuhan sehari-hari seperti beras. Produsen bisa menempatkan stok pada pedagang grosir maupun eceran yang gampang terjangkau oleh konsumen akhir.
2. Strategi Selektif
Pasar produk terbatas, sehingga pendistribusian barang tidak bisa semasif strategi intensif. Produsen akan menyalurkan pada pedagang atau perantara tertentu di suatu daerah untuk kemudian dipasarkan sesuai teknik masing-masing. Produk yang sesuai untuk distribusi selektif adalah sepeda listrik dan televisi.
3. Strategi Eksklusif
Cara pendistribusian terakhir adalah dengan menerapkan strategi eksklusif. Jadi, pedagang maupun perantara mempunyai hak khusus atau istimewa terkait produk. Biasanya berlaku untuk barang dengan harga tinggi dan pembelian skala besar, seperti showroom mobil.
Diskon tinggi saat pembelian produk, penentuan harga penjualan, pemberian bonus untuk konsumen, hingga klaim garansi menjadi bagian hak-hak istimewa tersebut. Produsen juga tidak boleh memberikan keistimewaan yang sama pada pihak lain.
Sudah Memahami Apa itu Distribusi?
Kesimpulan dari penjabaran terperinci di atas adalah proses penyaluran ini memegang peranan krusial dalam stabilitas dan keberlangsungan suatu usaha. Aktivitas tersebut menjamin tidak adanya penumpukan stok hingga perputaran modal yang berjalan lancar.
Meskipun demikian, bukan berarti pendistribusian barang merupakan hal sepele. Ada hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Seperti penerapan SOP, kerja sama dengan perantara, hingga strategi untuk menjamin ketepatannya.
Jadi, suatu badan usaha wajib untuk mempersiapkan, mengatur, dan menjalankan aktivitas penyaluran barang secara cermat. Menjalin komunikasi yang baik dengan distributor dan fokus pada area lokal lebih dulu juga bisa Anda terapkan. Lantas, apakah perusahaan Anda sudah melakukan kegiatan tersebut secara maksimal?