Saat melakukan salat, seseorang biasanya melakukan gerakan duduk tahiyat awal dan akhir agar salatnya menjadi sempurna. Nah apa itu tahiyat dan bagaimana bacaan doa tahiyat awal dan akhir? Simak penjelasannya berikut ini!
Arti Tahiyat Awal dan Akhir dan Hukumnya
Tahiyat adalah salah satu gerakan salat yang tidak boleh ditinggalkan. Tahiyat ini terbagi menjadi dua macam, yakni awal dan akhir. Keduanya mempunyai hukum berbeda-beda serta ada doa tahiyat awal dan akhir yang juga berbeda.
Tahiyat awal ini biasanya dilakukan saat rakaat kedua dengan cara duduk iftirasy, yakni duduk dengan posisi kaki kanan ditegakkan dan kaki kiri diletakkan menempel lantai lalu menduduki kaki kiri tersebut.
Sementara tahiyat akhir adalah gerakan salat yang dilakukan pada rakaat terakhir sebelum salam. Posisi duduknya adalah duduk tawarruk, yakni posisi kaki kiri tidak diduduki seperti duduk iftirasy, namun diletakkan di bawah kaki kanan, dan posisi pantat menempel ke lantai.
Selain posisi duduk yang cukup berbeda, hukum pelaksanaannya juga berbeda. Tahiyat awal termasuk gerakan salat yang dihukumi sunnah ab’ad, yaitu sunnah yang ibaratnya seperti anggota tubuh vital, dimana jika tidak ada keberadaannya tidak menyebabkan kematian, namun bisa membuat cacat.
Artinya, tahiyat awal ini jika tidak dilakukan tidak dosa, namun lebih baik dilakukan supaya salat menjadi sempurna. Berbeda dengan tahiyat akhir yang termasuk rukun salat, dimana jika tidak dilakukan maka salatnya tidak sah.
Bagaimana Doa Tahiyat Awal dan Akhir?
Setelah tahu penjelasan makna tahiyat awal dan akhir lengkap dengan posisi duduk dan hukumnya, sekarang bagaimana bacaan doa tahiyat awal dan akhir?
1. Doa Tahiyat Awal
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang bacaan tahiyat awal. Dari beberapa riwayat tersebut ada dua riwayat yang lebih sering dipakai, yakni dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ (HR. Muslim)
Attahiyaatul mubaarakaatus shalawaatut thayyibaatulillah assalaamu’alaika ayyuhaannabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuhu. Assalamu ‘alainaa wa ‘ala ‘ibadillahis sholihiin. Asyhadu al-laillahaillahu wa asyhadu anna muhammadar rasulullahi.
Artinya: Segala ucapan selamat, keberkahan, sholawat, dan kebaikan adalah bagi-Mu. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi Muhammad beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan seluruh hamba-Nya yang salih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Ada juga bacaan doa tahiyat awal dari Abdullah bin Mas’ud yang tercantum dalam Shahih Bukhari, berbunyi:
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Attahiyyatu lillah, wash shalatu wat thoyyibat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wa barokatuh. Assalamu’alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shaalihin. Asyhadu alla ilaha wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.
Artinya: Segala ucapan selamat bagi Allah, sholawat, dan kebaikan. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Rasulullah beserta rahmat dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula pada kamu dan kepada seluruh hamba-Nya yang salih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
2. Doa Tahiyat Akhir
Jika diperhatikan dengan seksama, bacaan doa tahiyat awal memang lebih pendek dari tahiyat akhir. Alasannya karena pada tahiyat akhir ada tiga unsur bacaan yakni bacaan tahiyat, bacaan sholawat untuk Rasul dan keluarganya, sholawat kamilah, dan bacaan doa untuk dunia akhirat.
Berikut bacaan tahiyat akhir yang dianjurkan oleh Nabi dalam sunnahnya:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ الَّلهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Attahiyyatul mubarokatush sholawatut toyyibatu lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihin.
Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama shollaita ‘ala ibrohima wa ‘ala ali Ibrohim, wa barik ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama barokta ‘ala ibrohima wa ‘ala ali ibrohim innaka hamidum majid.
Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannama, wa min ‘adzabin nar, wa min fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjal. Allahummagh firli ma qoddamtu wa ma akh-khortu, wa ma asrortu wa ma a’lantu, wa maa asyroftu wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqoddimu wa antal mu’akh-khiru, la ilaha illa anta.
Atau biasanya bacaan tahiyat akhir yang banyak digunakan adalah:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ .
Attahiyyatul mubarokatush sholawatut toyyibatu lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihin.
Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama shollaita ‘ala ibrohima wa ‘ala ali Ibrohim, wa barik ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama barokta ‘ala ibrohima wa ‘ala ali ibrohim innaka hamidum majid.
Artinya: Ya Allah semoga sholawat tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Seperti rahmat yang tercurah pada Nabi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah atas Rasulullah beserta keluarganya seperti berkah yang Kau berikan kepada Ibrahim serta keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh semesta alam.
Bagaimana Jika Lupa Mengerjakan Tahiyat Awal?
Saat mengerjakan salat, tak jarang kita melakukan kesalahan atau lupa tidak mengerjakan salah satu gerakan salat. Nah, setelah mengetahui hukum dan doa tahiyat awal dan akhir, bagaimana jika kita lupa mengerjakan tahiyat awal dan apa yang harus kita lakukan saat lupa tidak mengerjakannya?
Melansir dari Nu Online yang mengutip riwayat Mughirah bin Syu’bah, jika kita lupa tahiyat awal tapi langsung berdiri, maka yang harus dilakukan adalah tidak boleh kembali duduk.
Dalam kitabnya Safinatus Shalah, Sayyid Abdullah Umar bin Yahya menjelaskan kalau kita kembali duduk ketika terlanjur berdiri maka akan membatalkan salat. Ini berlaku untuk salat sendiri maupun jadi imam.
Bagaimana jika salat berjamaah dan kita menjadi makmum? Kalau jadi makmum dan lupa tahiyat awal sementara imam melakukannya, maka makmum harus ikut gerakan imam, yakni kembali duduk sembari membaca tahiyat awal.
Masalahnya, kalau imamnya terlanjur berdiri kemudian kembali duduk karena tidak tahu bahwa itu tidak boleh dilakukan, maka makmum harus tetap berdiri dalam salatnya.
Sudah Tahu Doa Tahiyat Awal dan Akhir Secara Lengkapnya?
Itulah bacaan doa tahiyat awal dan akhir yang bisa dipraktikkan dalam salat, lengkap dengan penjelasan hukum serta masalahnya. Doa tahiyat ini haruslah dihafalkan dan dipahami maknanya agar salat menjadi sempurna dan diterima.