Pengertian Ekolokasi, Cara Kerja, dan Contohnya pada Hewan

Setiap makhluk hidup pasti memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di lingkungannya, khususnya hewan-hewan yang hidup di alam bebas. Kemampuan ini membantu hewan untuk mencari makanan dan menghadapi rintangan yang ada di sekitar. Salah satu kemampuan yang dimiliki beberapa hewan adalah ekolokasi. 

Ekolokasi adalah kemampuan yang dimiliki beberapa spesies hewan dengan cara mengeluarkan bunyi dan mendengarkan bunyi dari pantulan objek-objek sekitar. Seperti apa penjelasan lengkap dari kemampuan ini? Simak selengkapnya!

Kemampuan Ekolokasi pada Hewan

Hewan-hewan nokturnal pada umumnya memiliki kemampuan ekolokasi untuk bertahan hidup. Kemampuan ini bisa membantu mereka untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan objek sehingga bisa mengetahui dengan jelas posisi serta ukuran objek meskipun mempunyai penglihatan minim.

Sebenarnya kemampuan pada hewan satu ini sudah ditemukan pada abad 18 oleh seorang ilmuwan asal Italia bernama Lazzaro Spallanzani. Dari percobaannya, ia menemukan bahwa kelelawar bisa melakukan navigasi menggunakan pendengaran, bukan penglihatan. 

Baru pada tahun 1938, Donald Griffin dan Robert Galambos menemukan kembali kemampuan dari kelelawar yang kemudian mencetuskan istilah sistem sensorik aktif atau ekolokasi. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemampuan ini diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk mengeluarkan dan menangkap bunyi kembali dari objek-objek yang ada di sekitarnya. Fungsi dari kemampuan menangkap bunyi ini adalah sebagai alat navigasi pada hewan. 

Hewan akan memanfaatkan kemampuannya ini untuk memancarkan suara dan mendengarkan gema dari suatu objek untuk mencari mangsa, alat navigasi, dan menghindari diri dari pemangsa. 

Kemampuan ini bisa disebut juga dengan sonar biologis sebagai alat pendengaran hewan yang unik untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi objek dan menavigasi lingkungan sekitar tanpa melihat. 

Menariknya, kemampuan ini tidak hanya dimiliki oleh hewan nokturnal saja yang biasanya hidup saat malam hari dengan penglihatan minim. Namun, hewan-hewan laut seperti paus beluga dan lumba-lumba juga memanfaatkan kemampuan ini untuk bertahan hidup di lingkungan minim cahaya bawah air. 

Hewan penggali seperti tikus juga mempunyai kemampuan ini untuk mencari makanan di tempat minim cahaya. Dengan kemampuan tersebut, mereka bisa mencari makanan dengan hanya mengeluarkan sedikit cahaya atau bahkan tanpa cahaya sama sekali. 

Cara Kerja Ekolokasi pada Hewan

Kemampuan luar biasa ini sangat berguna untuk bertahan hidup dan melindungi diri dari pemangsa. Hewan yang memiliki kemampuan ini termasuk hewan yang punya kecanggihan teknologi sonar yang bisa mendeteksi lingkungan sekitar menggunakan gelombang frekuensi tinggi atau ultrasonik. 

Keunggulan utama dari kemampuan ini adalah memungkinkan hewan bisa beroperasi dan mengarahkan gerakan meski dalam keadaan pencahayaan tidak pasti. Namun ada juga kerugiannya, yakni terjadi kebocoran informasi yang menyebabkan sinyal suara bisa ditangkap oleh hewan lain yang bersaing. 

Pertanyaannya, bagaimana cara hewan menghasilkan dan menerima sinyal tersebut?

Ekolokasi bisa terjadi sebab ada sumber yang menghasilkan gelombang suara. Nantinya, suara yang dikeluarkan merambat melalui media udara atau air lalu memantul kembali dari objek.

Hewan-hewan ini memancarkan sinyal frekuensi tinggi (ultrasonik) dan menganalisis gema yang kembali untuk dideteksi, mengidentifikasi, dan melokalisasi objek yang dipantulkan. 

Hewan yang memanfaatkan kemampuan ini biasanya menggunakan dua kelas suara yang luas. Paus, kelelawar, dan burung menghasilkan kecepatan suara berbeda-beda. Namun pada sebagian besar kelelawar menggunakan sinyal ekolokasi tonal dengan durasi lama dan frekuensi konstan. 

Saat mengeluarkan suara, hewan-hewan ini mengatur waktunya sehingga gema dari suara sebelumnya tidak bertabrakan dengan sinyal yang keluar berikutnya, khususnya saat mencari makan. Jeda waktu ini berguna untuk memastikan sinyal kuat yang keluar tidak menutupi gema balik dari sinyal sebelumnya. 

Hewan yang mempunyai sistem ekolokasi paling canggih adalah kelelawar kecil pemakan serangga dan lumba-lumba. Sementara hewan yang kurang efisien adalah kelelawar pemakan buah dan beberapa spesies burung. 

Contoh Hewan yang Mempunyai Kemampuan Ekolokasi

Beberapa hewan yang terbukti memiliki kemampuan navigasi tanpa melihat, yaitu:

1. Kelelawar

Kelelawar disebut-sebut sebagai hewan yang memiliki kemampuan ekolokasi terbaik, sebab kelelawar adalah hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Hewan ini menggunakan sonarnya untuk mengejar mangsa di malam hari.  

Kelelawar menggunakan laring untuk menghasilkan gelombang ultrasonik yang dipancarkan melalui hidung dan mulut. Beberapa spesies kelelawar menghasilkan bunyi dari lidahnya. Hewan ini mendengar kembali gema yang dipantulkan dan membandingkan waktu antara saat sinyal dikirim dan diterima.

Dari cara inilah kelelawar bisa memanfaatkan suara untuk melihat dalam keadaan gelap total, meski hampir tidak ada spesies kelelawar yang benar-benar buta. 

Keunikan lainnya juga ada pada telinga kelelawar. Telinganya yang sensitif membantunya menemukan mangsa secara pasif. Telinganya juga berfungsi sebagai lensa yang memungkinkan kelelawar untuk mendengar kepakan sayap serangga dan serangga yang berada dalam tanah. 

Meski begitu, kemampuan melihat dengan suara ini bisa berbeda-beda pada tiap spesiesnya. Inilah yang bisa membantu mereka untuk membedakan suara dari jenis kelelawar lainnya.

2. Paus

Hidup di lautan gelap dan dalam membuat paus memiliki kemampuan melihat dengan suara atau ekolokasi. Paus menghasilkan suara ultrasonik yang digunakannya untuk mengidentifikasi objek sekitar. Uniknya, suara yang dihasilkan paus ini merambat lima kali lebih cepat dalam air dibanding melalui udara. 

Melalui kemampuan navigasi ini, paus bisa melacak target sehingga bisa bergerak cepat untuk bisa menangkapnya. Kemampuannya bisa membuatnya memilih target dan melacak dengan jarak yang bervariasi satu dengan lainnya. 

3. Burung Minyak

Beberapa jenis burung juga disebut memiliki kemampuan navigasi yang baik menggunakan suara, salah satunya burung minyak. Hewan ini memanfaatkan kemampuannya agar bisa bertahan hidup dalam gua yang gelap. 

Kemampuan ini membantunya menavigasi lingkungan tempatnya bertengger. Selain itu, burung ini juga sering diburu untuk ditangkap dan diolah menjadi minyak untuk penerangan. Itulah mengapa burung ini bernama burung minyak. 

4. Burung Merpati

Selain burung minyak, burung merpati juga memiliki kemampuan ekolokasi. Meski kemampuan ini sempat diperdebatkan oleh ahli satwa karena memiliki panca indera cukup baik, namun menurut penelitian terbaru mengungkapkan bahwa burung ini bisa mendeteksi medan magnet bumi pada tingkat tertentu melalui saraf hidungnya. 

Itulah alasan mengapa burung ini bisa kembali ke rumahnya tanpa ada hambatan. Burung ini menggunakan suara frekuensi rendah untuk melihat jalur peta yang ia rekam dalam memori otaknya. 

5. Lumba-lumba

Mamalia ini nyatanya juga memiliki kemampuan melihat dengan suara, sama seperti hewan nokturnal dan paus. Hewan ini mempunyai lubang di atas kepalanya dan di bawah lubang tersebut terdapat kantong kecil berisi udara. 

Nantinya, lumba-lumba mengalirkan udara dari kantong tersebut untuk menghasilkan gelombang bunyi frekuensi tinggi. Dari sinilah lumba-lumba akan memancarkan bunyi ke lingkungan sekitar secara terputus. 

Jika gelombang bunyi ini membentur objek, maka akan memantul kemudian lumba-lumba menangkapnya menggunakan rahang bawah. Setelah ditangkap, gelombangnya akan diteruskan ke telinga lalu ke otak untuk diterjemahkan. 

Gelombang ini nantinya membantu lumba-lumba mendapatkan informasi tentang jarak objek, ukuran, dan pergerakan dari objek tersebut. 

Sudah Tahu Apa itu Ekolokasi?

Itulah informasi tentang ekolokasi yang ada pada beberapa spesies hewan. Kemampuan ini sangat berguna untuk kelangsungan hidup hewan-hewan tersebut, sebab membantu mereka mencari makan dan terhindar dari pemangsa.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page