Enzim Renin: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, & Gangguan Kesehatannya

Tahukah Anda bahwa enzim renin menjadi zat penting yang harus ada dalam tubuh? Peranan enzim ini ternyata sangat besar untuk tubuh, terutama untuk menjaga kondisi kesehatan organ dalam manusia. 

Sayangnya, masih banyak yang belum tahu bagaimana tubuh bisa mendapatkan enzim tersebut. Bahkan sebagian besar orang masih acuh dengan enzim sejuta manfaat ini. Untungnya, dengan mempelajari artikel ini Anda bisa lebih aware dengan kondisi kesehatan dan bagaimana memanfaatkan enzim ini dengan maksimal.

Apa itu Enzim Renin?

Pada dasarnya, enzim ini merupakan salah satu zat penting yang memiliki peranan besar dalam kesehatan tubuh Anda. Enzim ini berperan penting dalam regulasi tekanan darah dan volume cairan tubuh melalui RAAS (renin angiotensin aldosterone system). Jadi, dalam sistem ini keterlibatan enzim angiotensin dan aldosterone sangat tinggi. 

Setiap orang (kecuali memiliki kelainan khusus) mampu menghasilkan enzim renin secara alami. Ini berasal dari proses tertentu yang melibatkan sel-sel juxtaglomerular yang ada dalam ginjal manusia. Hal tersebut biasanya muncul ketika tekanan darah Anda turun terlalu rendah untuk membantu stabilitas tekanan darah.

Selain itu, Anda juga bisa menstimulasi produksi enzim dengan mengonsumsi makanan yang dapat memicu produksi secara alami. Keberadaan enzim ini akan mempengaruhi kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan recovery diri. Sehingga butuh pemeriksaan rutin terkait kondisi dan kesiapan enzim dalam tubuh.

Fungsi Enzim Renin

Sebagai enzim yang memiliki peranan besar untuk kesehatan, sebenarnya ada beberapa fungsi khusus dari enzim ini, seperti halnya:

1. Regulasi Tekanan Darah

Fungsi utama dari enzim ini sebenarnya berhubungan dengan stabilitas tekanan darah yang sudah disinggung sebelumnya dengan memanfaatkan reaksi kimia dari angiotensin dan aldosteron dalam sistem RAAS. Proses ini mampu meningkatkan tekanan darah saat sedang menurun drastis.

Hal tersebut sering terjadi saat tubuh Anda mengalami dehidrasi parah atau terlalu banyak mengonsumsi makanan penurun tensi. Melalui sinyal dehidrasi, sel juxtaglomerular akan mengeluarkan enzim ini dalam darah untuk memicu RAAS bekerja dan meningkatkan tekanan darah.

2. Regulasi Cairan dalam Tubuh

Enzim renin juga akan berperan dalam mengatur keseimbangan cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Khususnya ketika volume cairan tubuh menurun pada takaran tertentu, produksi enzim akan meningkat. 

Proses tersebut akan merangsang retensi natrium dan air dalam ginjal, sehingga membantu meningkatkan volume cairan tubuh secara bertahap. Sebaliknya, jika volume cairan tubuh berlebih, produksi enzim juga akan ditekan untuk mengurangi retensi natrium dan air.

3. Regulasi Elektrolit

Fungsi berikutnya dari enzim ini adalah berperan aktif dalam mengatur keseimbangan elektrolit dalam tubuh, terutama produksi natrium dan kalium. Dengan  merangsang pelepasan hormon aldosteron dari kelenjar adrenal, proses retensi natrium akan merangsang pengeluaran kalium dalam ginjal. 

Dari proses inilah tubuh akan kembali menyeimbangkan elektrolit yang tepat dalam tubuh. Sehingga fungsi otot dan saraf dalam tubuh bisa lebih dioptimalkan, serta menjaga kesehatan jantung Anda.

4. Memaksimalkan Fungsi Ginjal 

Terakhir yang bisa dilakukan enzim ini adalah berperan aktif dalam regulasi dan optimasi fungsi ginjal. Melalui proses RAAS, angiotensin II yang dihasilkan oleh enzim ini dapat mempengaruhi laju filtrasi glomerulus dan penyerapan kembali natrium dalam ginjal. 

Dengan proses tersebut, tubuh akan tetap terhidrasi, elektrolit akan diseimbangakan, dan recovery tubuh lebih baik serta cepat. Bahkan, dengan kondisi ginjal yang sehat, Anda akan bisa menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya. Enzim ini akan menstabilkan nilai GFR pada titik optimal yani 60mg/dL atau lebih tinggi

Cara Kerja Enzim Renin

Secara teori, enzim ini akan merangsang reaksi biokimia yang dapat menghasilkan angiotensin II untuk meningkatkan tekanan darah. Cara kerja dari enzim ini cukup efisien, yakni dengan:

1. Proses Stimulasi

Untuk memproduksi enzim ini, tubuh terlebih dahulu harus memperoleh sinyal tertentu. Sinyal ini terjadi ketika terjadi penurunan tekanan darah, penurunan volume cairan tubuh, atau peningkatan aktivitas saraf simpatis. Dari prosesi sinyal, ginjal akan memproduksi enzim sesuai kebutuhan.

Dalam beberapa kasus, hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari juga dapat merangsang pelepasan enzim ini. Sehingga dari stimulasi tersebut renin bisa muncul dan melakukan peranannya.

2. Konversi Angiotensinogen ke Angiotensin II

Setelah enzim renin diproduksi sesuai kebutuhan, enzim akan mengalir melalui aliran darah. Kandungan enzim yang terbawa oleh darah akan memicu terjadinya katalis reaksi enzimatik dengan senyawa angiotensinogen (protein yang diproduksi oleh hati). Reaksi tersebut kemudian akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I.

Setelah terbentuk, angiotensin I, kemudian secara bertahap enzim akan merangsang konversi lanjut menjadi angiotensin II. Perubahan ini juga terjadi karena adanya ACE (angiotensin converting enzyme). 

ACE Sendiri sebenarnya terdapat pada berbagai bagian tubuh, namun yang terbesar ada dalam paru-paru. Kemudian tubuh akan memanfaatkan efek angiotensin II yang kuat dalam meningkatkan tekanan darah dan mengatur keseimbangan cairan tubuh.

3. Efek Vasokonstriksi

Dari penyebaran angiotensin II, ada efek yang menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) lebih cepat terjadi. Hal tersebut akan terjadi melalui interaksi angiotensin II dengan reseptor khusus pada dinding pembuluh darah. 

Sehingga, akan terjadi kontraksi otot polos dalam pembuluh darah yang akan meningkatkan resistensi pembuluh darah. Vasokonstriksi juga menyebabkan peningkatan tekanan darah.

4. Retensi Natrium dan Air 

Proses berikut ini akan terjadi ketika angiotensin II merangsang pelepasan hormon aldosteron dari kelenjar adrenal. Aldosteron ini merupakan salah satu hormon yang bertanggung jawab atas retensi natrium dan air dalam ginjal. 

Dengan adanya aldosteron, ginjal akan menahan lebih banyak natrium dan air yang akan meningkatkan volume cairan tubuh. Dari sini, Anda tentu tahu bahwa enzim ini memiliki fungsi dan mekanisme terbaik untuk menjaga metabolisme tubuh dan stabilisasi tekanan darah.

Gangguan Kesehatan yang Berkaitan dengan Enzim Renin

Ada beberapa hal yang bisa terjadi jika Anda kelebihan maupun kekurangan renin dalam tubuh, mulai dari:

1. Hipertensi Darah Tinggi

Gangguan yang paling umum terkait dengan enzim ini adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Jika terjadi gangguan dalam regulasi produksi atau fungsi enzim, pastinya dapat memicu peningkatan tekanan darah berlebih. Dari gangguan tersebut jika tak ditangani akan timbul risiko penyakit:

  • Hipertensi renal (penyempitan arteri ginjal).
  • Hipertensi maligna (tekanan darah meningkat drastis).
  • Hipertensi Primer (risiko stroke yang tinggi).
  • Stroke (penyumbatan aliran darah ke otak).

2. Ginjal Polikistik

Ini merupakan penyakit genetik yang merangsang pembentukan kista di dalam ginjal. Pada beberapa kasus ginjal polikistik, terjadi peningkatan produksi enzim renin yang berlebih.

3. Gagal Ginjal

Ketika enzim ini tak bisa diproduksi oleh tubuh, organ yang paling berisiko adalah ginjal. Hal tersebut terjadi ketika fungsi ginjal menurun, khususnya dalam penyaringan sisa limbah makanan.

4. Sindrom Conn

Penyakit Sindrom Conn juga dikenal sebagai hiperaldosteronisme primer. Ini merupakan gangguan kelenjar adrenal menghasilkan terlalu banyak hormon aldosteron. Kelebihan aldosteron dapat menyebabkan retensi natrium dan air, serta dapat menyebabkan hipertensi.

5. Dehidrasi

Fungsi lain dari enzim renin adalah untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi saat cairan tubuh menurun. Namun, jika renin tak bisa diproduksi atau kurang, pastinya akan memicu dehidrasi. Sehingga akan berisiko lebih tinggi pada penyakit kronis lainnya.

6. Penyakit Jantung

Enzim ini juga berperan aktif dalam menstabilkan peredaran darah Anda ke seluruh tubuh, terutama jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga jika produksi enzim kurang atau berlebih, sedikit banyak akan memiliki risiko untuk menyerang jantung Anda.

7. Hiponatremia

Jika kadar enzim tak dapat diproduksi atau menurun, pastinya akan mengganggu penyebaran natrium klorida dalam darah. Jika Anda biarkan, hal ini akan berisiko menjadi penyakit hiponatremia yang merupakan gangguan elektrolit saat natrium dibawah normal dalam jangka waktu tertentu.

Cara Mengoptimalkan Fungsi Enzim Renin

Karena memiliki banyak manfaat untuk tubuh, sudah semestinya Anda mengoptimalkan dan menjaga kebutuhan renin agar terpenuhi. Nah, beberapa cara ini bisa jadi solusi untuk Anda:

  • Menjaga pola makan sehat yang seimbang secara nutrisi, vitamin, dan mineral.
  • Healing dan kelola tingkat stres agar tidak berlebihan.
  • Rajin berolahraga, minimal melakukan pemanasan, peregangan, dan latihan beban kecil atau sekedar jogging.
  • Hindari konsumsi alkohol dan rokok secara berlebih.
  • Pemantauan dan pemeriksaan medis secara rutin.

Sudah Lebih Mengenal Tentang Enzim Renin?

Nah, itulah beberapa informasi penting terkait enzim yang memiliki sejuta manfaat ini. Dengan memahami fungsi dan risiko penyakit yang mungkin terjadi, Anda bisa lebih aware terhadap kondisi tubuh. Sehingga upaya untuk membuat tubuh lebih sehat akan Anda lakukan dengan sendirinya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page