Epidemi merupakan salah satu jenis status penyakit di wilayah tertentu. Mungkin beberapa orang masih belum tahu bahwa epidemic, pandemic, endemic, dan wabah itu mirip, namun berbeda. Dua status yang paling sulit untuk Anda lihat perbedaannya adalah pandemic dan endemic.
Namun, Anda akan memahami perbedaannya setelah membaca ulasan berikut ini secara lengkap. Pada dasarnya, perbedaannya terletak pada cakupan wilayah dan karakteristik penyakit.
Daftar ISI
Apa Itu Epidemic?
Epidemic atau epidemi adalah sebuah penyakit (menular) yang menjangkit banyak masyarakat di suatu wilayah tertentu. Penyakit ini dikatakan sebagai epidemic apabila telah mengakibatkan munculnya banyak korban.
Salah satu faktor lain suatu penyakit bisa masuk kategori epidemic adalah persebarannya yang cepat dan tiba-tiba. Salah satu contoh epidemic adalah flu burung dan penyakit Ebola.
Covid-19 pada saat masih tersebar di wilayah Wuhan saja, bisa Anda sebut sebagai epidemic. Namun, ketika sudah menyebar ke wilayah yang lebih luas, dalam hal ini seluruh dunia, maka penyakit tersebut akan masuk ke dalam kategori pandemi.
Lalu, apa perbedaan lain dari pandemi, epidemic, endemi, dan wabah? Penjelasannya bisa Anda ketahui dalam ulasan selanjutnya.
Perbedaan Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Wabah
Ini adalah perbedaan dari keempat status tersebut:
1. Epidemi
Seperti penjelasan sebelumnya, epidemic merupakan penyakit menular dengan penyebaran cepat dan tiba-tiba yang terjadi pada wilayah tertentu.
Penyebaran epidemic kebanyakan tidak bisa dikendalikan. Sebab, tenaga kesehatan serta pihak lain yang bertanggung jawab belum siap menghadapi permasalahan yang terjadi dengan tiba-tiba.
2. Pandemi
Pada dasarnya, karakteristik penyakit dalam pandemic sama dengan penyakit ketika epidemic. Perbedaannya adalah cakupan pandemic yang lebih luas. Epidemi yang meluas ke seluruh negara atau benua statusnya akan berubah menjadi pandemic.
3. Endemi
Sedangkan endemic adalah penyakit yang akan terus muncul pada wilayah tertentu saja. Penyakit endemic sulit hilang sepenuhnya dari suatu wilayah, tapi kita bisa melakukan pengendalian.
Salah satu contohnya adalah Demam Berdarah Dengue yang terjadi di Indonesia. DBD akan terus ada selama nyamuk yang menjadi penyebabnya masih ada. Untuk itu, salah satu pengendalian yang bisa kita lakukan adalah membasmi nyamuk tersebut.
4. Wabah
Wabah merupakan sebuah penyakit yang muncul secara tiba-tiba yang menjangkit penduduk dengan jumlah lebih besar daripada biasanya. Jangka waktu terjadinya wabah bisa panjang ataupun singkat tergantung pada ketahanan penduduk dan pengendaliannya.
Biasanya, wabah adalah penyakit yang terjadi di wilayah tertentu saja. Namun, tidak semuanya bisa masuk dalam kategori wabah.
Sebuah penyakit bisa masuk dalam kategori wabah apabila kasusnya muncul setelah lama tidak ada, muncul kasus baru yang sebelumnya belum pernah terjadi, dan pertama kali menjangkit penduduk dalam sejarah.
Ciri-ciri Epidemic
Dari ulasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa ciri-ciri epidemi adalah sebagai berikut:
- Penyakit menular
- Terjadi secara tiba-tiba
- Cepat menyebar
- Cakupan wilayah hanya sebatas wilayah kecil, seperti satu kota
Cara Pencegahan
Epidemic hanyalah sebuah status dari sebuah penyakit, bukan satu jenis penyakit tertentu. Oleh karena itu, ada berbagai macam penyakit yang bisa masuk ke dalam kategori epidemic.
Setiap penyakit memiliki cara pencegahannya masing-masing. Cara mencegah epidemic bisa Anda lakukan dengan memahami karakteristik penyakit yang berpotensi menjadi epidemic.
Namun, karena kejadian ini biasanya tiba-tiba, mungkin persiapan paling matang pun bisa jadi tak berguna. Untuk itu, tetap lakukan kebiasaan gaya hidup sehat supaya memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Daya tahan tubuh yang baik akan menjaga Anda dari penyakit, sekalipun datangnya tiba-tiba. Ketika epidemi datang secara tiba-tiba, tubuh Anda sudah memiliki persiapan dari kebiasaan yang Anda pupuk setiap hari, seperti makan dengan gizi seimbang dan rajin olahraga.
Jika Anda terpaksa harus mengalami epidemic, jangan panik. Anda hanya perlu mengikuti arahan dari tenaga kesehatan yang lebih paham.
Misalnya seperti saat Covid-19 baru terjadi di Wuhan, penduduk disarankan untuk tidak melakukan terlalu banyak interaksi dengan penduduk lain untuk menghindari penularan. Perintah seperti ini sebaiknya Anda ikuti demi pengendalian epidemic yang maksimal.
Contoh Epidemi
Berikut ini adalah 2 contoh epidemic yang pernah terjadi untuk memberikan Anda gambaran:
1. Flu Burung di Indonesia Tahun 2003
Flu burung di Indonesia pertama kali muncul saat terjadi kematian hewan ternak secara massal di Jawa Timur dan Jawa Barat pada tahun 2003. Pada tanggal 3 Februari 2004, penyakit ini statusnya menjadi epidemic.
Selanjutnya infeksi flu burung dari virus H5N1 terus menyebar ke wilayah lain seperti Banten, DIY, Kalimantan, serta Bali. Akibat dari flu burung ini adalah kematian sebanyak 16 juta unggas di Indonesia.
Kondisi ini membuat masyarakat was-was dalam konsumsi unggas sebagai lauk sehari-hari. Kerugian materi akibat pemusnahan unggas terjadi di mana-mana. Hingga pada akhirnya, di tahun 2016, beberapa wilayah di Indonesia dinyatakan bebas flu burung oleh pemerintah.
Tak hanya menyerang hewan unggas, ternyata flu burung juga menyerang manusia. Beberapa kasus statusnya unik karena penderita tidak memiliki riwayat kontak dengan hewan unggas. Namun, kasus flu burung pada manusia hanya terjadi dalam jumlah yang sedikit.
2. Ebola di Kongo Tahun 2019
Ebola menjadi epidemi karena ia menular dan menyebabkan kematian di beberapa wilayah di Afrika. Akibat dari Ebola sangat fatal apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Penularan penyakit Ebola diduga berasal dari kelelawar dan menular pada manusia melalui kontak dekat dengan cairan dan darahnya. Sedangkan penularan antar manusia bisa terjadi karena adanya luka atau selaput lendir yang lain.
Ada banyak jenis virus Ebola, antara lain Bundibugyo, Zaire, Sudan, Reston , Taï Forest, dan Bombali. Namun, jenis virus yang paling mematikan adalah Zaire.
Ciri-ciri atau gejala penyakit Ebola mirip dengan demam berdarah, yaitu sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, hingga muntah. Pencegahan yang bisa Anda lakukan apabila berada di wilayah dengan banyak penderita Ebola adalah menghindari kontak langsung dengan mereka.
Terutama kontak yang berhubungan dengan selaput lendir, sebaiknya hindari. Petugas yang melakukan penanganan terhadap pasien, harus mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) supaya tidak ikut tertular.
Epidemi Ebola sebenarnya belum pernah ditemukan di Indonesia, Namun, Anda tetap harus memiliki kewaspadaan terhadap penularan penyakit ini. Salah satu penularan yang sangat mungkin terjadi adalah adanya perjalanan internasional oleh pasien Ebola.
Selain itu, kesadaran untuk melakukan pencegahan faktor risiko juga penting untuk Anda lakukan. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan dan menjalankan gaya hidup sehat.
Anda juga sebaiknya melakukan vaksinasi supaya tubuh lebih kebal terhadap virus Ebola. Tujuan dari kesadaran dalam melakukan tindakan pencegahan ini adalah mengurangi rasa cemas masyarakat.
Meski kolaborasi dari berbagai pihak yang bertanggung jawab penting, kesadaran dari diri sendiri juga perlu Anda tingkatkan. Pemerintah tetap memiliki peran penting sebagai komando utama dalam tindakan pencegahan.
Sudah Tahu tentang Epidemi?
Ternyata, ada banyak jenis status penyakit yang selama ini belum kita ketahui. Mungkin, banyak orang hanya menyebut semua jenis penyakit dengan ‘epidemi’ atau ‘wabah’. Padahal, setiap penyakit memiliki karakteristik yang berbeda. Pengetahuan umum seperti ini penting supaya kita tahu apa perbedaan dari masing-masing status.
Harapannya, setelah Anda mengetahui dan memahami, Anda bisa menyebarkan informasi yang benar. Ini juga bisa menjadi salah satu upaya untuk menghindari penyebaran hoaks. Jika terpaksa mendapat informasi hoaks, biarlah informasi tersebut berhenti di Anda dan perbaiki dengan informasi yang benar.