Erupsi: Ciri, Jenis, dan Upaya Mitigasi Bencana

Istilah erupsi seringkali terdengar jika berkaitan dengan aktivitas gunung berapi. Indonesia merupakan negara dengan banyak gunung berapi aktif. Oleh karena itu, kita perlu waspada dengan potensi bahaya dari aktivitas gunung berapi. Berikut ulasan mengenai aktivitas gunung berapi yang perlu kamu ketahui.

Apa Pengertian dari Erupsi?

Indonesia sangat dekat dengan gunung berapi, hal ini karena Indonesia berada dalam dua sirkum, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Sehingga, Indonesia banyak memiliki gunung berapi yang masih aktif. Kedekatan Indonesia dengan ini membuatnya rawan dari bencana vulkanik.

Aktivitas vulkanik berupa erupsi merupakan proses pelepasan material dalam perut bumi berupa lava, abu, maupun gas ke atmosfer dan permukaan bumi dalam jumlah dan waktu yang tidak menentu. Secara sederhana, proses ini merupakan letusan gunung berapi yang menyemburkan uap panas dan minyak dari perut bumi.

1. Macam-macam Proses Erupsi 

Secara prosesnya, letusan gunung berapi terbagi menjadi dua macam, yaitu letusan eksplosif dan letusan efusif. Berikut penjelasannya:

  • Eksplosif merupakan jenis letusan gunung berapi yang disertai tekanan tekanan yang kuat, sehingga mengakibatkan dentuman atau suara ledakan yang keras. Letusan jenis ini umum terjadi pada gunung berapi. Contoh gunung yang mengalami letusan jenis ini adalah Gunung Krakatau. 
  • Efusif adalah proses letusan gunung berapi yang tidak begitu kuat, sehingga hanya memuntahkan lelehan lahar pada pinggir lereng gunung. Contoh letusan ini adalah Gunung Merapi.

2. Material yang Keluar Saat Terjadi Letusan

Proses terjadinya erupsi akan mengakibatkan material dari dalam gunung berapi. Material tersebut meliputi:

  • Gas Vulkanik meliputi sulfur dioksida, karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen, dan hidrogen sulfida. Gas tersebut sangat berbahaya untuk manusia.
  • Lava merupakan material magma yang keluar dari perut bumi. Terdapat 2 jenis lava, yaitu lava kental dan encer. Lava kental akan membeku di dekat lereng gunung, sedangkan lava encer akan terus mengalir ke aliran sungai. Jika lava yang membeku, maka akan menghasilkan berbagai jenis batuan.
  • Lahar adalah lava yang mengalir ke permukaan bumi dan telah bercampur dengan material lain, seperti air, lumpur, pasir, batu, dan tanah. Umumnya, lahar akan mengalir cepat jika terjadi hutan dengan intensitas tinggi.
  • Awan panas merupakan material yang keluar dari letusan gunung berapi yang membentuk gumpalan seperti awan. Kita mengenal ini sebagai wedhus gembel. Awan ini mengandung material panas yang sangat berbahaya, bahkan hingga mencapai lebih dari 600 derajat Celcius. 
  • Hujan abu berkaitan dengan awan panas. Hujan abu juga sama berbahayanya. Abu yang tersebar ke segala arah akan mengganggu pernapasan.

Apa Ciri-ciri Erupsi? 

Letusan gunung berapi memiliki beberapa ciri-ciri, yakni pra-vulkanisme dan pasca-vulkanisme. Berikut ini adalah ciri-cirinya.

Pra-vulkanisme:

  • Mata air akan banyak mengering
  • Meningkatnya kapasitas magma ke permukaan bumi
  • Terjadi perubahan kenaikan suhu yang signifikan di area sekitar gunung
  • Terdengar suara gemuruh dari gunung berapi yang disertai gempa
  • Keluar asap dari puncak gunung
  • Terjadi hujan abu
  • Hewan-hewan berlarian menuju pemukiman warga
  • Banyak tumbuhan yang layu karena peningkatan suhu

Pasca-vulkanisme:

  • Banyaknya uap air di sekitar gunung
  • Terdapat sumber air panas atau geyser di area sekitar gunung berapi
  • Munculnya sumber gas belerang

Apa Saja Jenis-jenisnya?

Proses erupsi terbagi menjadi beberapa jenis. Simak penjelasan di bawah ini agar lebih paham tentang jenisnya. 

1. Proses Letusan Gunung Berapi Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, letusan gunung berapi terbagi atas empat jenis. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

  • Pusat: pada jenis ini, proses letusan terjadi pada kawah utama
  • Samping: proses letusan terjadi pada lereng gunung
  • Celah: letusan terjadi pada retakan atau sesar yang bisa meluas
  • Eksentrik: mirip dengan letusan jenis samping, namun magma tidak keluar dari kawah utama, melainkan dari dapur magma ke kawah tersendiri.

2. Erupsi Gunung Berapi Berdasarkan Tipenya

Proses terjadinya erupsi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenisnya.

a. Stromboli

Jenis letusan gunung semacam ini akan terus meletus secara konstan dan dalam tenggang waktu yang hampir sama. Gunung jenis ini mengeluarkan material-material kecil seperti bebatuan atau abu vulkanik meskipun hanya dalam ledakan kecil. Contohnya, Gunung Vesuvius di Italia.

b. Vulkano

Erupsi gunung berapi semacam ini tergantung pada tekanan pada perut bumi. Material yang dikeluarkan bisa berupa material padat seperti bebatuan atau cairan seperti lava. Jenis letusan ini umum terjadi di Indonesia maupun gunung-gunung lain. Sebagai contoh, Gunung Semeru di Jawa.

c. Merapi

Saat meletusnya gunung berapi jenis ini, lava kental akan menyumbat kawah. Akibatnya, tekanan yang kuat akan merusak sumbatan lava dan memuntahkan lahar dan awan panas.

d. Hawaiian

Tipe letusan jenis ini akan mengeluarkan lava cair yang keluar ke segala arah. Keluarnya lava ini terjadi secara konstan dan tidak terlalu besar. Jenis letusan seperti ini terdapat di Gunung Mauna Loa, Mauna Kea di Hawaii.

e. Perret (Plinian)

Tipe erupsi gunung berapi ini berbahaya dan dapat merusak lingkungan. Daya ledaknya bisa lebih besar daripada tipe vulkano. Material yang dilemparkan bisa mencapai tinggi 80 km. Karena daya ledaknya yang kuat, letusan ini dapat mengikis puncak kawahnya sendiri. Contohnya adalah Gunung Krakatau di tahun 1883.

f. Pelee

Letusan jenis ini akan terjadi bila ada penyumbatan pada puncak kawah gunung. Biasanya, ia terjadi pada gunung yang bentuk puncak kawah nya seperti jarum. Gunung akan meletus jika tidak mampu menahan sumbatan tersebut.

g. Sint Vincent

Tipe ini akan membahayakan pada penduduk sekitar sebab gunung akan meletus secara bersamaan dengan tumpahnya air danau kawah. Sehingga, lingkungan sekitar akan diterjang lahar panas. Contoh, letusan Gunung Sint Vincent di tahun 1902 dan letusan Gunung Kelud di tahun 1919.

Bagaimana Proses Terjadinya Erupsi?

Proses terjadinya letusan gunung berapi bisa berbeda-beda tiap jenis gunung. Ada yang mengeluarkan material cair, lava, abu, dan material padat lainnya. Ada pula yang mengeluarkan awan panas tanpa material lava.

Sebelum terjadinya erupsi, magma yang ada di dalam perut bumi akan mengalami kondisi yang tidak stabil. Oleh sebab itu, magma akan melelehkan batuan yang ada di dalam perut bumi dan mengakibatkan perubahan tekanan yang tidak stabil. 

Jika tekanan dan kuantitas dalam magma sudah tinggi, maka magma akan mendesak keluar. Magma akan keluar dari perut bumi melalui lapisan bumi yang tidak terlalu keras. Kemudian, magma keluar melalui celah atau retakan di gunung. Inilah proses terjadinya gunung meletus.

Saat terjadi letusan, terdapat dentuman yang sangat keras. Dentuman ini terjadi karena proses fluida. Proses ini merupakan proses dimana magma dan gas bumi mengalami tekanan yang kuat hingga naik ke ruang kosong di dalam gunung hingga akhirnya keluar ke permukaan bumi.

Seperti Apa Upaya Mitigasi dalam Menghadapi Erupsi?

Mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi resiko terjadinya bencana. Kita perlu tahu mengetahui upaya-upaya ini supaya dapat mencegah dampak buruk bilamana terjadi letusan gunung berapi. Berikut ini adalah upaya mitigasi menghadapi letusan gunung berapi yang perlu kamu ketahui.

1. Sebelum Terjadinya Letusan

Berikut adalah tindakan yang perlu kamu lakukan sebelum terjadinya letusan gunung berapi.

  • Mengenali tempat dan area yang aman untuk tempat pengungsian.
  • Membuat perencanaan untuk penanganan bencana.
  • Memantau status kondisi gunung berapi.
  • Mengikuti arahan dan bimbingan dari pihak yang bertanggungjawab.
  • Mempersiapkan makanan dan obat-obatan sebagai kebutuhan dasar.
  • Membawa barang berharga seperti berkas penting dan dokumen lainnya.

2. Saat Terjadinya Erupsi

Upaya yang perlu dilakukan saat terjadi letusan gunung berapi adalah sebagai berikut.

  • Jangan berada di area di dekat gunung berapi, seperti lereng,dan daerah aliran lahar.
  • Jika berada di area terbuka, lindungi diri dari debu dan abu.
  • Kalau berada di tempat evakuasi, jangan kembali jika status gunung berapi belum aman.
  • Persiapkan diri untuk bencana susulan.
  • Kenakanlah pakaian yang dapat melindungi tubuh dari abu, debu, dan suhu panas, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi, dll.
  • Gunakan masker dan kain untuk menutup hidung dan mulut.
  • Jangan gunakan lensa kontak.
  • Pakailah kacamata pelindung.

3. Setelah Terjadinya Letusan Gunung Berapi

Mitigasi setelah terjadinya letusan gunung berapi adalah sebagai berikut.

  • Tetap memantau status gunung berapi.
  • Menjauhi area yang terkena abu.
  • Hindari berkendara ke area yang terkena abu.
  • Mengecek atau menghubungi keadaan saudara atau keluarga yang lain.
  • Jika sudah aman, bisa kembali ke rumah dan mengecek barang yang ada.
  • Membantu tim medis menolong korban
  • Bersama dengan orang-orang, membersihkan sarana yang masih bisa dimanfaatkan.

Ayo Lebih Waspada dengan Erupsi Gunung Berapi!

Bencana gunung berapi merupakan bencana yang membahayakan manusia. Erupsi gunung berapi dapat berupa material seperti lava, abu, dan gas yang bisa merusak lingkungan dan manusia.  Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi kemungkinan terjadinya letusan gunung berapi. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page