Ada berbagai jenis cerita yang menyenangkan untuk dibaca, salah satunya adalah cerita fabel. Cerita ini biasanya dibuat agar dibaca oleh anak-anak, karena memiliki ciri khas tokoh binatang.
Artikel ini menyajikan pengertian, ciri-ciri, tips dan trik cara membuat dongeng binatang, beserta 10 contohnya yang singkat dan mengandung pesan moral. Yuk, baca artikel ini sampai selesai, agar kamu bisa membuat cerita binatang sendiri!
Daftar ISI
Pengertian Fabel
Fabel adalah cerita atau dongeng yang tokohnya adalah binatang. Tokoh-tokoh binatang tersebut ditampilkan seperti layaknya manusia pada umumnya. Sehingga, binatang-binatang tersebut dapat melakukan aktivitas sebagaimana manusia.
Selain itu, biasa tokohnya tetap menampilkan manusia, namun tidak ketinggalan dengan tokoh binatang yang menjadi tokoh utama.
Cerita yang menampilkan tokoh binatang tersebut dalam penyajiannya bersifat pendidikan. Selain itu, menjadi kiasan yang mencerminkan kehidupan manusia dengan tujuan untuk memberikan pesan moral kepada para pembacanya.
Karena ditujukan untuk pembaca anak-anak, maka bahasa yang digunakan cukup sederhana. Tujuannya agar mudah dimengerti. Sehingga, pesan moral atau amanat dapat tersampaikan dengan baik.
Ciri-Ciri Fabel
Setelah mengetahui pengertiannya, mungkin kamu merasa belum cukup. Oleh karena itu, kamu perlu memahami ciri-ciri fabel. Berikut ciri-cirinya, yaitu:
- Cerita menampilkan tokoh binatang sebagai tokoh utama.
- Alur cerita yang digunakan adalah alur maju.
- Peristiwa dalam cerita menunjukkan rangkaian kejadian sebab akibat.
- Cerita menggunakan latar tempat alam, seperti sungai, gunung, gurun, hutan, dan masih banyak lagi.
- Cerita yang disajikan singkat tidak terlalu panjang.
- Bahasa yang digunakan sederhana dan memakai kata-kata yang tidak membingungkan pembaca.
- Alur cerita yang digunakan juga terbilang sederhana, agar mudah dipahami pembaca.
7 Trik dan Tips Mudah dalam Membuat Fabel
Berikut 7 trik dan tips mudah dalam membuat fabel yang bisa kamu coba, yaitu:
1. Tentukan Pesan Moral
Tips pertama untuk membuat dongeng, yaitu kamu perlu menentukan pesan moral atau amanat cerita. Pada tahap ini, kamu bebas menentukan pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Setelah membuat moral cerita, kamu bisa mengembangkan cerita dengan merumuskan karakter atau tokoh. Pada saat bersamaan, saat kamu menentukan tokoh, tentu harus mengenal dan mendalami tokoh tersebut.
Berikut contoh cara menentukan pesan moral, yaitu:
Misalnya, kamu ingin anak-anak mulai peduli dengan isu kerusakan lingkungan. Nah, kamu bisa membuat cerita tentang bahaya yang diakibatkan jika membuang sampah sembarangan serta keuntungan atau manfaat dari menjaga kebersihan dan melindungi lingkungan.
2. Buat Tokoh atau Karakter
Setelah menentukan moral cerita, tips selanjutnya adalah membuat atau merumuskan tokoh cerita. Pada tahap pertama, setidaknya kamu sudah memikirkan karakter cerita saat menentukan moral cerita.
Kemudian, pada tahap ini, kamu dapat memperkuat tokoh tersebut. Memang sudah jelas bahwa tokoh utama dalam cerita adalah binatang. Meski begitu, kamu dapat memilih tiga kemungkinan ini saat ingin menulis fabel terkait tokoh-tokohnya, yaitu:
- Semua karakter dalam cerita adalah binatang yang bertingkah laku seperti binatang pada umumnya.
- Tokoh dalam cerita adalah binatang yang memiliki tingkah laku layaknya manusia.
- Cerita menggunakan tokoh utama binatang, tetapi menghadirkan manusia sebagai tokoh pendukung.
Dalam merumuskan tokoh cerita, kamu perlu berpikir secara kreatif dan menarik. Sehingga, nantinya dapat menarik pembaca yang sebagian besar anak-anak untuk membacanya.
Contoh membuat tokoh cerita misalnya, kamu dapat memberikan nama-nama tertentu kepada binatang yang dijadikan sebagai tokoh utama. Namun, jika kamu hanya memberikan nama-nama asli binatang seperti nyamuk, singa, kelinci, kancil, atau yang lainnya tentu tidak menjadi masalah.
3. Ciptakan Perwatakan
Tips ketiga adalah menciptakan perwatakan tokoh. Secara sederhana, perwatakan adalah sifat-sifat yang melekat pada tokoh-tokoh cerita.
Menentukan watak setiap tokoh merupakan tahap penting. Hal ini dapat membantumu dalam membuat alur cerita, agar tidak menyimpang dari pesan moral yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam menciptakan perwatakan, pastikan ada tokoh yang memiliki sikap baik dan ada pula yang jahat. Sehingga, cerita dapat berjalan. Tujuannya supaya kedua watak yang saling bertolak belakang tersebut dapat digunakan sebagai pemetaan alur cerita.
Berikut contoh dalam membuat perwatakan tokoh cerita, yaitu:
- Rubah berkarakter buruk, licik, dan ambisius.
- Seekor burung Merpati yang baik hati, teliti, dan suka membantu.
- Kelinci itu pelit, tidak bahagia, dan sering berbohong.
- Semut suka membantu yang lemah dan pekerja keras.
4. Pilih Latar Tempat atau Lokasi Cerita
Selain tokoh dan perwatakan, unsur penting dalam membuat cerita adalah latar tempat atau lokasi cerita. Dalam sebuah cerita, penulis harus menentukan tempat atau latar, sehingga dapat membantu pembaca untuk berimajinasi serta memahami alur cerita berdasarkan lokasi tersebut.
Namun, kehadiran tempat atau latar dalam setiap fabel juga memudahkan penulis atau pengarang untuk membangun suasana emosional. Selain itu, bermanfaat juga untuk memvisualisasi tokoh-tokohnya.
Sebagai contoh, kamu memilih lokasi cerita di desa terpencil yang tenang dan memiliki kekayaan sumber daya melimpah. Namun, tiba-tiba ada bencana atau malapetaka yang menyerang secara tiba-tiba. Sehingga, membuat desa tersebut kekeringan dan mengakibatkan gagal panen.
5. Buat Konflik Cerita
Setiap cerita tentu memiliki konflik. Tanpa kehadiran sebuah konflik, cerita tidak dapat berjalan. Justru ini menjadi penting, karena melalui konflik, pesan moral bisa tersampaikan kepada pembaca.
Berikut ini adalah beberapa tips tentang cara membuat konflik dalam cerita, yaitu:
- Menetapkan premis yang menyampaikan nilai dari cerita.
- Mendefinisikan tokoh utama, diantaranya perwatakan atau sifat tokoh. Sebab, tokoh merupakan unsur penting cerita. Setidaknya, harus ada sifat tokoh yang bertentangan. Misalnya, kikir dan dermawan atau lainnya.
- Harus ada aksi dan reaksi untuk mempengaruhi perubahan karakter dari tokoh yang terlibat
- Menentukan latar yang akan berfungsi sebagai setting cerita tersebut.
Adapun contoh konflik cerita dengan watak tokoh yang saling bertentangan misalnya, seekor Semut harus bekerja keras mengumpulkan makanan di musim panas sebagai upaya agar tidak kelaparan di musim dingin.
Di sisi lain, Belalang lebih memilih bersenandung menari-nari saat musim panas tanpa melakukan persiapan agar bisa bertahan hidup pada pergantian musim mendatang.
6. Tentukan Penyelesaian Cerita
Setelah konflik atau masalah muncul, langkah membuat fabel selanjutnya adalah menyelesaikan masalah tersebut. Membuat cerita sebenarnya mirip dengan kehidupanmu sebagai manusia.
Artinya, kamu pasti menemukan sebuah masalah atau konflik. Kemudian, masuk ke tahap pemecahan masalah dengan mencari solusi atau jalan keluar.
Solusi atau jalan keluar dari masing-masing penulis tentu memiliki gaya tersendiri. Penyelesaian masalah juga erat kaitannya dengan pesan moral cerita yang telah kamu tentukan di awal. Kedua unsur ini tentu saling berkaitan satu sama lain.
Misalnya, kamu ingin menyampaikan pesan moral kepada pembaca untuk tidak merusak lingkungan. Maka, solusi atau jalan keluar yang diberikan tentu memperkuat pesan moral tersebut.
Sebagai contoh, tokoh yang merusak lingkungan mengalami bencana alam sebagai akibat dari perbuatannya sendiri.
7. Mulai Menulis dan Tekun
Tidak ada penulis yang hebat tanpa ketekunan. Oleh karena itu, supaya kamu bisa menulis cerita dengan baik, tentu harus mulai dari sekarang dan terus berlatih.
Setidaknya, kamu harus ingat bahwa hanya sedikit orang di dunia ini yang langsung ahli untuk pertama kalinya.
Maka dari itu, jika saat pertama menulis cerita kamu menemukan kesulitan, anggap saja sebagai bagian dari belajar dan mengasah kemampuan. Lalu, lanjutkan dengan terus menulis.
Selain menulis dengan tekun, kamu juga bisa memperkaya referensi dengan banyak membaca. Tidak melulu membaca dongeng atau cerita anak, tetapi membaca apa saja, seperti berita, karya fiksi lain, atau bahkan buku pengetahuan umum.
Dengan memperkaya pengetahuan dan wawasan, itu akan membantu kamu saat sedang menulis. Sehingga, cerita yang kamu buat menarik untuk dibaca.
10 Contoh Cerita Fabel Singkat
Berikut ini 10 contoh cerita fabel singkat yang bisa kamu baca, yaitu:
1. Manusia dan Ular
Bertahun-tahun lalu, ada sebuah desa kecil di tepi sungai yang indah. Penduduk desa ini sebagian besar adalah orang-orang miskin yang bertani di tanah orang lain atau di tanah yang mereka miliki sendiri.
Di antara mereka ada seorang pria yang lebih kaya dari yang lain. Dia memiliki tanah yang luas, sepuluh sapi, dua belas domba, dan kebun kecil. Kekayaannya juga ditambah dengan kehadiran seorang istri yang baik hati dan tiga putra.
Tapi dia selalu mengkhawatirkan putra bungsunya, karena lebih nakal dari saudara-saudaranya. Anak laki-laki ini sepertinya memiliki energi yang tidak ada habisnya dan selalu keluar rumah, berkeliaran di ladang, melompat ke kolam, dan mendaki bukit dan gunung, kapanpun waktunya.
Tetapi, suatu hari kemalangan menimpa. Ketika bocah itu secara keliru menginjak ekor ular dalam salah satu petualangannya. Ular yang marah itu mendesis dan menggigit kakinya. Bocah itu tertatih-tatih kembali ke orang tuanya, menangis kesakitan.
Anggota keluarganya yang tak berdaya tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan bocah malang itu. Racun yang mematikan telah membunuhnya dalam beberapa menit.
Namun, bocah itu memberitahu ayahnya tentang keberadaan ular itu dan bagaimana dia telah digigit sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Sang ayah mengeluarkan kapaknya dan memburu ular yang kebetulan tinggal di sebuah lubang kecil di samping pohon.
Berkali-kali kapaknya jatuh pada ular yang entah bagaimana berhasil lolos dari setiap pukulan sampai satu pukulan kuat memotong sebagian ekornya. Berdarah dan menangis kesakitan, ular itu membawa tubuhnya dengan susah payah dan merayap ke salah satu lubang di antara akar pohon besar itu.
“Pertama mereka menginjak-injak ekorku. Lalu, mereka berani memotongnya?”, gumam ular dengan menyakitkan. Dia bersumpah akan membalas dendam terhadap pria itu.
Kemudian, ular tersebut mulai menimbulkan kerugian bagi petani. Karena marah, ia mulai menyengat beberapa ternak petani yang menimbulkan kerugian besar.
“Saya telah kehilangan anak laki-laki. Sekarang ternak saya mati. Pilihan terbaik adalah berdamai dengan ular itu sebelum ia menyakiti saya atau anggota keluarga saya lagi,” pikir pria itu.
Kemudian, petani pergi ke sarang ular dengan membawa makanan dan madu. Dia menawarkan makanan kepada ular sambil berkata,
“Kamu tahu, kita harus membiarkan masa lalu berlalu. Tidak ada permusuhan di antara kita seperti itu. Jadi, mengapa kita tidak saling melupakan dan memaafkan lalu berteman?”
“Tidak mungkin”, jawab ular. “Ambil makananmu! Kamu tidak bisa memaafkanku atas kematian putramu, begitu juga aku tidak pernah bisa melupakan hilangnya ekorku.”
2. Rubah dan Anggur
Dahulu kala hiduplah seekor rubah yang suka makan. Dia tinggal di dekat kebun anggur dan biasa menatap buah anggur indah yang tergantung di sana.
“Betapa segarnya penampilan mereka. Oh, aku yakin ini adalah makanan yang meleleh di mulut saat memilikinya. Kalau saja aku bisa meraihnya”.
Suatu hari yang cerah, rubah bangun dan melihat buah anggur berkilauan oleh sinar matahari. Kebun anggur itu tampak lezat, sehingga rubah yang kelaparan itu tidak dapat lagi mengendalikan dirinya sendiri. Dia melompat untuk menjangkau mereka tetapi jatuh.
Dia melompat lagi. Tidak, mereka jauh lebih tinggi. Dia melompat lebih jauh lagi. Tapi mereka masih di luar jangkauan. Dia melompat dan menggeliat dan melompat lagi, tetapi tetap tidak berhasil.
Anggur lezat itu tergantung lebih tinggi dari yang bisa dijangkau rubah. Tidak peduli seberapa keras berusaha, dia tidak dapat mencapai buah anggur itu. Dia terengah-engah dan mulai berkeringat karena kelelahan.
Rubah akhirnya menyerah. Kemudian dia mendongak dengan jijik dan berkata sambil berjalan pergi, “Anggur itu pasti asam. Aku tidak akan memakannya bahkan jika itu disajikan kepadaku di atas piring emas.”
3. Fabel Kura-Kura dan Kelinci
Kura-kura dan Kelinci sedang berlari. Kelinci pernah menyombongkan kecepatannya di depan binatang lain. “Saya belum pernah kalah,” katanya.
Kemudian, dia berseru lagi, “Saya mengerahkan kecepatan penuh. Saya menantang siapapun di sini untuk balapan dengan saya.”
Kura-kura berkata pelan, “Saya menerima tantanganmu.”
“Itu lelucon yang bagus,” kata kelinci. “Aku bisa menari di sekitarmu sepanjang jalan.”
“Simpanlah bualanmu sampai kamu kalah,” jawab kura-kura. “Haruskah kita balapan?”
Balapan dimulai. Kelinci melesat hampir menghilang sekaligus, tetapi segera berhenti. Dia menunjukkan rasa jijiknya pada kura-kura dengan berbaring untuk tidur siang.
Kura-kura terus berjalan dengan susah payah. Ketika kelinci terbangun dari tidur siangnya, dia melihat kura-kura mendekati garis finish. Sayangnya, dia tidak dapat mengejar waktu untuk menyelamatkan perlombaan.
4. Semut dan Belalang
Pada suatu hari musim panas yang cerah di sebuah ladang, seekor Belalang melompat-lompat diiringi alunan musik. Seekor semut lewat dengan susah payah sambil membawa sebatang jagung ke sarang.belalang.
Belalang mengundang semut untuk duduk mengobrol dengannya. Tapi semut menolak dengan mengatakan, “Aku sedang menyimpan makanan untuk musim dingin. Kenapa kamu tidak melakukan hal yang sama?,” tanya semut kepada belalang.
“Pooh! Kenapa repot-repot memusingkan musim dingin? Kami punya cukup makanan saat ini,” kata si Belalang. Tapi Semut melanjutkan perjalanannya dan kerja kerasnya.
Akhirnya ketika musim dingin tiba, Belalang mendapati dirinya sekarat karena kelaparan, sementara ia melihat semut membagikan jagung dan biji-bijian dari gudang mereka.
Kemudian, Belalang mengerti bahwa lebih baik mempersiapkan kebutuhan untuk hari-hari mendatang.
5. Fabel Burung Hantu dan Si Kecil di Balik Jendela
Saat malam menanggalkan cahayanya, Si Kecil mulai merasa ketakutan. Sejak pindah di rumah baru, dia tampak murung dan tidak ingin berbicara dengan siapapun, tak terkecuali orang tuanya.
Dia membenci rumah baru. Dia tidak ingin lagi kesepian. Wajar saja, saat pindah rumah dia harus meninggalkan teman-teman lamanya. Lalu, harus mencari teman baru. Tapi, dia belum menemukan teman baru.
Tiba-tiba seekor Burung Hantu menghampiri Si Kecil yang sedang menatap ke luar jendela.
“Hei! Kenapa wajahmu tampak muram?”, tanya Burung Hantu.
“Aku sedih, di sini tidak punya teman satupun,” jawab Si Kecil.
“Kalau begitu, kamu harus mencarinya. Biasanya, di lapangan ujung jalan ini banyak anak seusiamu bermain bola, cobalah bergabung,” Burung Hantu mencoba memberikan saran.
Tapi, Si Kecil tidak suka bermain bola. Tubuhnya terbilang lemah. Oleh karena itu, dia tidak boleh cepat lelah. Jika dipaksakan, dia akan segera pingsan. Makanya, orang tuanya melarang dia bermain di luar rumah.
Keesokan harinya, Burung Hantu itu datang lagi. Kali ini dia membawa kantong dengan paruhnya.
“Hai, Si Kecil! Aku datang lagi.” Burung Hantu memanggil Si Kecil yang selalu berada di balik jendela sendirian.
Burung Hantu memberikan kantong yang dibawanya. Ternyata, itu adalah sebuah pena. Dia memberikan pena itu kepada Si Kecil. Burung Hantu mengatakan bahwa pena tersebut dapat membantu menghilangkan rasa bosannya.
Si Kecil bingung dengan perkataan Burung Hantu. Rupanya, Burung Hantu menyarankan agar Si Kecil menuliskan isi hatinya dengan pena itu. Dengan begitu, dia tidak akan merasa kesepian. Menurut Burung Hantu, dia bisa berteman dengan siapa saja melalui sebuah tulisan.
6. Kucing Sembilan Nyawa
Di sebuah kerajaan yang dihuni oleh berbagai ras kucing, ada malapetaka yang menyerang. Kerajaan yang semula baik-baik saja dengan kehidupan sejahtera, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan pahit.
Hampir setiap hari, satu nyawa kucing melayang ada yang keracunan, dipenggal entah oleh siapa, bahkan ada yang tertabrak mati di tempat. Raja Kucing tidak bisa tinggal diam menghadapi situasi mengerikan yang menimpa rakyatnya.
Oleh karena itu, Raja memberikan sayembara kepada rakyatnya. Bagi siapa saja dari ras apa saja yang berhasil menemukan dan membunuh penjahat yang selama ini menyengsarakan rakyat, maka Raja akan mengabulkan apapun permintaanya.
Setelah itu, semua kucing mulai berjaga malam dan melakukan ronda untuk menangkap penjahat yang selama ini mengusik ketentraman, tak terkecuali dengan Kucing Sembilan Nyawa.
Sebelum Raja memberikan sayembara, dia sudah lebih dulu mencari penjahat itu. Seluruh keluarganya habis terbakar. Saat itu, dia melihat sekelompok makhluk asing yang sengaja membakar rumahnya.
Seperti julukannya, dia berhasil meloloskan diri. Oleh karena itu, dia bertekad menemukan sekelompok makhluk asing yang telah meresahkan seluruh rakyat.
Suatu ketika, Kucing Sembilan Nyawa memasang perangkap. Dia sengaja bersembunyi di rumah kucing tua yang hidup sendirian. Dia menduga bahwa makhluk asing itu akan segera membunuh kucing tua dan menguras habis hartanya.
“Habislah riwayat kalian malam ini,” gumam Kucing Sembilan Nyawa.
Sesuai prediksi mereka, sekelompok makhluk asing itu muncul. Dengan hati-hati, Kucing Sembilan Nyawa langsung mengeluarkan kerikil pusaka keluarganya. Konon, kerikil itu bisa langsung membunuh siapapun yang dikehendaki pemiliknya.
Sayangnya, sebelum Kucing Sembilan Nyawa melemparkan kerikil, dia ketahuan. Sekelompok makhluk asing itu langsung menyemprotkan larutan ke wajah kucing. Selintas, Kucing Sembilan Nyawa langsung roboh.
Namun, dia tidak langsung mati. Dengan cepat, dia langsung melempar kerikil itu kepada sekelompok makhluk asing. Alhasil, Kucing Sembilan Nyawa dapat membunuh mereka. Dia tidak meminta balasan dari Raja meski sudah memenangkan sayembara.
7. Fabel Rubah dan Gagak
Suatu hari di dalam hutan, ada seekor rubah yang melihat seekor gagak sedang terbang dengan sepotong daging di paruhnya. Sang Gagak lantas bertengger di dahan pohon.
Rubah yang sejak pagi belum makan, ingin sekali mendapatkan daging tersebut. Ia pun berjalan hingga ke bawah pohon yang dihinggapi Gagak tadi.
“Selamat siang, Nyonya Gagak yang cantik,” serunya. “Betapa mempesonanya penampilanmu hari ini. Matamu tampak cerah, paruhmu bersih dan bulumu berkilau.”
Mendengar pujian itu, Gagak menoleh ke bawah. Senang sekali ia mendapati Rubah sedang mengaguminya di sana. Melihat reaksi Gagak, Rubah melanjutkan rencananya. Ia memuji Gagak lebih jauh lagi.
“Melihat penampilanmu yang luar biasa, aku yakin suaramu pasti melebihi suara burung lain di hutan ini. Biarkanlah aku mendengar satu lagu darimu, Nyonya Gagak. Tentu akan terdengar sangat merdu!” ujar Rubah.
Merasa tersanjung, Gagak mengangkat kepalanya dan bersiap membuka suara. Ia lupa, ada daging di paruhnya. Potongan daging yang jatuh ke tanah segera diambil oleh rubah, sementara Gagak terus saja bernyanyi.
Ketika ia selesai bernyanyi dan Rubah sudah jauh pergi, Gagak baru menyadari apa yang telah terjadi. Ia menyesal, sudah lengah hanya karena dipuji.
8. Cerita Fabel Bagian Singa
Suatu hari, seekor singa, rubah, dan serigala sedang pergi berburu bersama. Sepanjang hari mereka berusaha keras, tetapi tidak dapat menemukan sesuatu yang memuaskan.
Baru pada sore hari mereka bisa menangkap rusa. Ketiga binatang itu mengepung rusa yang malang dan membunuhnya secepat mungkin. Kemudian, mereka memutuskan untuk berbagi makanan.
Singa adalah penguasa hutan dan lebih unggul. Oleh karena itu, makhluk lain setuju ketika dia mengusulkan agar berbagi makanan untuk semua.
Dia menempatkan salah satu cakarnya pada binatang yang mati itu, kemudian berkata, “Sebagai anggota kelompok berburu, adalah hakku untuk menerima salah satu bagian ini.”
Yang lainnya mengangguk setuju.
“Tapi, aku juga Raja Binatang Buas. Jadi aku harus menerima sedikit lebih banyak”. dia menekankan.
Yang lain saling memandang dengan gelisah.
“Dan selain itu, aku memimpin perburuan. Jadi aku berhak mendapatkan lebih banyak lagi”. dia menekankan kembali.
Yang lain menggumamkan sesuatu, tetapi tidak terdengar.
“Adapun bagian keempat, jika kalian ingin berdebat dengan saya tentang kepemilikannya, mari kita mulai. Kita akan melihat siapa yang akan mendapatkannya.”
“Huh,” yang lain menggerutu. Mereka berjalan pergi dengan kepala tertunduk. Mereka tahu tidak ada gunanya berdebat.
9. Kisah Persahabatan Singa dan Tikus
Suatu ketika, di hutan lebat nan jauh di sana hiduplah seekor singa perkasa yang sangat ditakuti oleh semua makhluk lainnya.
Singa adalah raja hutan yang mengerikan, tidak mengenal rasa takut, dan menyukai rasa hormat dari semua orang di hutan. Dia biasa menghabiskan separuh harinya untuk berburu dan separuh lainnya untuk tidur.
Suatu waktu, seekor tikus kecil penasaran ingin melihat seperti apa kandang singa itu. Jadi, dia mendatangi gua tempat singa beristirahat. Ketika mendekat, dia tidak bisa melihat singa itu.
“Sang raja hutan telah pergi ke suatu tempat. Apakah dia akan segera kembali? Nah…kurasa tidak,” pikir tikus. Dia berlari dan menyelinap ke dalam gua. Tikus itu merasa kecil dan sedikit takut ketika melihat jejak kaki singa yang besar di tanah.
Saat itu dia mendengar suara langkah kaki singa.
“Oh tidak, dia akan kembali. Sekarang apa yang harus aku lakukan?” tikus gemetar cemas.
Kemudian, dia bersembunyi di gua yang gelap dan melihat bayangan besar singa jatuh ke lantai. Singa itu duduk di dekat pintu masuk gua dan menyandarkan kepalanya di atas cakarnya yang besar. Tak lama kemudian, ia tertidur lelap. Seluruh gua tampak bergetar dengan dengkuran keras raja hutan.
Tikus itu mencoba merayap keluar secara diam-diam. Segera dia berada di dekat pintu masuk. Tetapi, ketika dia mencoba untuk melewati singa itu, ekor kecilnya menyerempet kaki kiri binatang itu dan penguasa hutan terbangun dengan kaget.
Bayangkan kemarahannya dan raungan yang dia berikan saat melihat tikus kecil di sarangnya.
Tikus yang ketakutan kehilangan akal sehatnya dan mulai berlari ke atas dan ke bawah pada singa. Singa meletakkan cakarnya yang besar di atas ekornya dan membuka rahang besarnya untuk menelan tikus ketika yang terakhir berteriak,
“Maaf, wahai Raja, mohon maafkan saya. Saya tidak bermaksud membangunkan Anda, saya hanya mencoba untuk meninggalkan gua ini yang telah saya masuki karena penasaran. Mohon biarkan saya pergi kali ini, saya tidak akan pernah melupakan kebangsawanan Anda. Jika takdir memberi saya kesempatan, saya akan membantu Anda dengan cara apa pun yang saya bisa di salah satu hari buruk Anda.”
Singa merasa geli dengan pemikiran ini. Bagaimana tikus kecil bisa membantunya? Tapi dia membiarkannya pergi dan tertawa terbahak-bahak. Tikus berlari untuk keselamatan hidupnya, berterima kasih kepada bintang-bintangnya.
Beberapa hari, saat singa berkeliaran dengan anggun di hutan, tiba-tiba ia tertangkap dalam jerat pemburu. Dia berjuang mati-matian untuk melepaskan diri. Tetapi untuk semua usahanya, dia hanya mendapati dirinya semakin terjerat dalam jaring tali.
Dia meraung karena marah dan tidak berdaya. Seluruh hutan mulai bergetar karena suara yang mengerikan dan setiap binatang mendengar teriakan binatang itu. Tikus juga mendengarnya.
“Tuan hutan dalam kesulitan.” pikir tikus. “Ini adalah kesempatanku untuk membantunya sekarang”.
Berpikir demikian, tikus itu berlari secepat yang dia bisa ke tempat asal suara itu. Segera dia menemukan singa yang terperangkap dalam jerat pemburu.
“Jangan bergerak Yang Mulia, aku akan memotong tali dan kamu akan segera bebas” cicit tikus. Tanpa membuang waktu, dia mulai menggerogoti tali dengan gigi kecilnya yang tajam. Segera singa itu bebas.
“Saya tidak percaya bahwa bahkan Anda bisa membantu saya. Tapi saya salah,” kata singa dengan rendah hati. Dan kedua makhluk itu menjadi sahabat sejak hari itu.
Tidak peduli seberapa lemah dan kecilnya makhluk itu, dia mungkin bisa membantu jika saatnya tiba.
10. Kuali Tembikar dan Kuali Kuningan
Dahulu kala, ada sungai indah yang mengalir di bukit berbatu. Sebuah desa kecil berdiri di dekat sungai ini dan penduduk dusun ini menggunakan airnya untuk kebutuhan sehari-hari.
Suatu hari, dua wanita mulai bergosip dan melupakan barang-barang mereka, keduanya meninggalkan kuali mereka di tepi sungai. Salah satu kuali terbuat dari kuningan, yang lain dari tembikar.
Saat air pasang naik, air yang meluap membawa kedua kuali itu ke hilir. Kuali Tembikar berjuang keras untuk menjauhkan diri dari Kuali Kuningan. Melihat ini, Kuali Kuningan memanggil Kuali Tembikar
“Mengapa kamu takut, temanku? Aku tidak akan memukulmu.”
Kuali Tanah itu menjawab, “Tidak apa-apa. Tapi jika aku terlalu dekat denganmu, aku akan hancur. Kamu terlalu tangguh dan aku sangat lemah. Apakah aku memukulmu atau kamu memukulku, aku yang akan menderita karenanya.”
Kamu Siap Menulis Fabel yang Menarik?
Demikian informasi mengenai pengertian fabel, ciri-ciri, trik membuat, serta contoh ceritanya. Dengan mengetahui informasi yang lengkap seperti ini, kamu bisa mulai berlatih menulis. Jangan lupa untuk mencoba tips di atas, agar cerita yang kamu tulis menarik untuk dibaca.