Proses kehamilan terjadi akibat adanya sebuah konsep yang biasa disebut dengan istilah fertilisasi. Kedengarannya, konsep ini terjadi lewat proses yang sederhana. Padahal, ada berbagai tahapan yang harus terjadi untuk menghasilkan konsep tersebut.
Tidak hanya perempuan, namun laki-laki juga wajib tahu lebih lanjut tentang salah satu proses reproduksi biologis ini. Yuk, simak penjelasannya di sini!
Daftar ISI
- Apa Sebenarnya yang Disebut dengan Fertilisasi?
- Dimana Tempat Terjadinya Pembuahan?
- Kondisi yang Mendukung Pembuahan pada Manusia
- Tahapan Fertilisasi Secara Alami
- Bisakah Pembuahan Dilakukan secara Ilmiah?
- Fungsi dari Pembuahan
- Ilustrasi Terjadinya Fertilisasi pada Manusia
- Apakah Fertilisasi Alami dan Ilmiah Pasti Berhasil?
Apa Sebenarnya yang Disebut dengan Fertilisasi?
Dalam penjabaran secara sederhana, proses biologis ini adalah sebuah proses pembuahan yang berkaitan dengan reproduksi. Mekanisme pembuahan pada makhluk hidup, baik itu manusia, hewan maupun tanaman dapat menghasilkan keturunan jika berhasil.
Mengambil penjelasan dari laman Brittanica dalam istilah kesehatan, fertilisasi memiliki definisi yang lebih kompleks. Proses tersebut melibatkan peleburan unsur-unsur genetik atau herediter dari dua sel yang berbeda (gamet), jantan dan betina.
Bagi manusia, sel-sel gamet tersebut terdiri dari sperma laki-laki dan sel ovum (sel telur) perempuan. Kedua sel tersebut membawa setengah jumlah kromosom yang khas.
Nah, hasil dari peleburan dua sel di atas adalah sebuah sel tunggal yang bernama zigot, cikal-bakal embrio sebelum menjadi janin atau fetus.
Dimana Tempat Terjadinya Pembuahan?
Pembuahan baru dapat terjadi jika ada kontak antara sel gamet jantan dan betina. Lalu, dimana proses pembuahan ini terjadi? Ternyata, ada dua tempat terjadinya proses pembuahan pada makhluk hidup. Berikut ini penjelasannya secara singkat melansir dari Byju.
1. Pembuahan Internal
Proses peleburan sel sperma jantan dan betina berlangsung di dalam area reproduksi wanita atau perempuan setelah proses kopulasi. Jenis makhluk hidup yang mengalami proses pembuahan internal ini salah satunya adalah manusia. Beberapa jenis hewan juga mengalami proses fertilisasi internal, seperti burung, reptilia, dan mamalia.
2. Pembuahan Eksternal
Kebalikan dari proses eksternal, peleburan dua sel gamet eksternal terjadi di luar area reproduksi tubuh organisme yang terkait.
Uniknya, pada proses pembuahan eksternal, sel sperma jantan dan sel ovum betina diendapkan di lingkungan yang terbuka, seperti air. Pemijahan atau spawning adalah sebutan untuk berlangsungnya konsep pembuahan ini.
Beberapa jenis hewan yang melalui proses ini adalah ikan, bulu babi, serta hampir semua jenis amfibi contohnya katak, dan beberapa jenis hewan dari kelas vertebrata.
Kondisi yang Mendukung Pembuahan pada Manusia
Pembuahan memerlukan beberapa kondisi yang dapat menunjang berlangsungnya proses. Berbagai referensi menyebutkan beberapa aspek yang penting, baik dari sisi perempuan maupun laki-laki agar pembuahan berhasil.
1. Sel Telur yang Matang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses fertilisasi pada manusia terjadi dalam saluran reproduksi perempuan, tepatnya di saluran tuba. Pembuahan melibatkan ovum atau sel telur yang berasal dari tubuh wanita.
Kondisi tersebut sangat berkaitan erat dengan siklus menstruasi perempuan. Pasalnya, siklus menstruasi menjadi panduan untuk memahami perubahan yang terjadi dalam tubuh perempuan dalam mempersiapkan kemungkinan kehamilan setiap bulannya, yaitu masa subur dan masa tidak subur.
Jika sel telur tidak dibuahi sperma dalam kurun waktu 12 hingga 24 jam setelah terjadinya ovulasi, maka sel telur akan keluar dari tubuh dalam bentuk darah menstruasi.
2. Sperma yang Sehat dan Kuat
Buah zakar laki-laki adalah tempat produksi sperma. Pada waktunya, sperma tersebut harus dilepaskan untuk menemukan sel telur yang dapat melakukan proses pembuahan.
Perjalanan sperma menuju sel telur tidak mudah, karena serviks akan menyeleksi jutaan sperma dalam perjalanan menemukan sel telur di saluran tuba falopi. Di samping itu, sperma juga harus beradaptasi dengan lingkungan di saluran reproduksi perempuan, contohnya di area vagina.
Pasalnya, vagina memiliki keasaman yang tinggi dan dapat menghancurkan sel-sel termasuk sperma. Oleh karena itu, pada dasarnya, hanya sperma yang sehat yang dapat menempuh perjalanan tersebut hingga terjadi kontak dengan ovum.
3. Pengaturan Waktu untuk Pertemuan dan Kontak Kedua Sel Gamet
Agar pembuahan bisa terjadi, sel telur matang perlu kontak dengan sperma. Kontak ini dapat terjadi setelah laki-laki berejakulasi dalam vagina perempuan lewat hubungan intim yang pasangan suami istri lakukan.
Jika pasangan suami istri ingin fertilisasi terjadi, maka sebaiknya keduanya melakukan pengaturan waktu. Contohnya dengan melihat masa subur perempuan.
4. Penyatuan Unsur Genetik dari Kedua Sel Gamet
Ketika sperma telah berhasil melewati vagina, melalui lingkungan serviks dan bertemu dengan sel telur, sperma masih harus berjuang menembus lapisan atau membran sel telur yang bernama zona pelusida.
Setelah berhasil melalui vagina, lolos seleksi di lingkungan serviks dan menembus zona pelusida, sel sperma membelah ovum maka sel telur dan sperma akan meleburkan unsur-unsur genetik masing-masing. Pada tahap inilah proses pembuahan ovum resmi terjadi.
5. Aktivitas Metabolis Telur untuk Berkembang
Setelah kedua sel gamet meleburkan kontribusi genetiknya, terbentuklah sel tunggal bernama zigot terbentuk. Setelah itu, ovum yang telah sperma buahi akan mengalami aktivitas pembelahan sel untuk berkembang menjadi embrio dan menjadi janin.Â
Tahapan Fertilisasi Secara Alami
1. Ovulasi pada Perempuan
Ovulasi terjadi pada perempuan setiap bulan. Proses ovulasi ini merupakan fase ketika indung telur atau ovarium melepaskan ovum atau sel telur yang sudah matang untuk proses pembuahan. Kemudian, ovum akan melakukan perjalanan menuju ke rahim melalui saluran tuba.
Proses pertemuan dan kontak dengan sperma untuk pembuahan terjadi di saluran tuba tersebut. Sel telur punya masa hidup yang singkat selama berada di saluran tuba falopi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
2. Ejakulasi dan Penetrasi
Pada saat hubungan intim terjadi antara pasangan suami dan istri menyebabkan ejakulasi, maka terjadilah penetrasi sekitar 120 juta sel sperma yang keluar bersama dengan 1 ml cairan ke dalam vagina perempuan.
Setelah itulah, sperma dapat menempuh perjalanan menuju saluran tuba untuk menemukan dan melakukan kontak dengan sel telur atau ovum.
Tidak semua sel sperma dapat bertahan hidup hingga bertemu dengan ovum. Beberapa diantaranya mungkin mati di area vagina yang asam. Sementara yang berhasil akan melewati serviks dan melewati proses seleksi.
Sperma terpilih dalam seleksi oleh serviks akan mengalami kapasitasi sehingga dapat bergerak lebih aktif menuju saluran tuba dan dapat menembus atau melakukan penetrasi ke dalam sel telur. Penetrasi menuju ovum ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Penetrasi Korona Radiata
Ovum memiliki lapisan-lapisan pelindung. Yang pertama adalah sel-sel granulosa. Untuk menembus lapisan pertama ini, spermatozoa dapat menembus lapisan ini dengan bantuan pelepasan enzim yang disebut hyaluronidase berikut gerakan flagelnya.
b. Penetrasi Zona Pelusida
Setelah spermatozoa berhasil menembus lapisan pertama, mereka masih harus berusaha melewati lapisan kedua, yaitu zona pelusida dan membutuhkan bantuan pelepasan enzim lain yang disebut hidrolitik.
3. Fertilisasi
Kemudian, jika spermatozoa sudah berhasil meretas zona pelusida, spermatozoa melepaskan ekornya dan bagian lainnya akan membelah sel telur. Sedangkan sebuah mekanisme kimia zona pelusida akan membantu sel telur mencegah sel-sel sperma lainnya melakukan pembuahan lain (polispermi).
Secara terperinci, berikut ini adalah fase-fase setelah spermatozoa masuk ke dalam sel telur.
a. Fusi Membran
Proses ini adalah proses penyatuan membran sel telur atau ovum dan spermatozoa. Kepala sperma juga akan terikat pada ovum. Seiring dengan kondisi tersebut, mekanisme pencegahan masuknya spermatozoa lain ke dalam sel telur terjadi dengan bantuan depolarisasi serta pemisahan butir kortikal.
B. Fusi Inti
Mekanisme selanjutnya ketika sperma sudah terikat, oosit akan melakukan peranan untuk menyelesaikan proses yang membuat berkurangnya jumlah kromosom. Sedangkan, spermatozoa akan melanjutkan proses pembuahan hingga nukleus jantan menjangkau nukleus betina. Zigot menjadi akhir dari proses pembuahan.
4. Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi umumnya akan berada di saluran tuba selama 3 hingga 4 hari, serta berkembang menjadi banyak sel, yaitu blastokista. Kemudian blastokista akan melepaskan diri dari zona pelusida. Dia akan melanjutkan perjalanan menuju rahim untuk melakukan implantasi, yaitu menempel pada dinding rahim.
Proses selanjutnya adalah berubah menjadi embrio sebelum menjadi janin dalam rahim perempuan.
Bisakah Pembuahan Dilakukan secara Ilmiah?
Dunia medis memperkenalkan proses pembuahan yang tidak alami (melalui hubungan intim pasangan suami istri), dengan bantuan teknologi. Proses ilmiah ini disebut dengan fertilisasi in vitro (IVF), yang juga populer dengan sebutan bayi tabung.
Singkatnya, ada dua cara untuk melakukan prosedur IVF. Yang pertama adalah dengan menggunakan perkawinan seratus ribu sperma dengan satu sel telur menggunakan media cawan petridish, jika pasangan suami istri memiliki kualitas sperma normal.
Cara yang kedua adalah dengan menyuntikkan satu sperma yang masih hidup langsung ke dalam sitoplasma dari sebuah ovum. Nah, cara ini dapat ditempuh oleh pasangan suami istri dengan kondisi kualitas sperma yang cenderung sedikit.
Ketika embrio sudah terbentuk, embriologis bisa membantu menyeleksi embrio yang terbaik untuk melakukan transfer secara langsung atau melalui proses pembekuan terlebih dahulu menurut pertimbangan dokter.
Fungsi dari Pembuahan
Meskipun proses reproduksi ini terlihat sebagai sesuatu hal yang umum terjadi, tetapi ada makna di balik proses pembuahan. Pembuahan memiliki fungsi dan dampak pada kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
- Pembentukan zigot
- Mengembalikan jumlah atau kondisi normal diploid manusia
- Memfasilitasi penggabungan karakter paternal dan maternal pada keturunan yang bertanggung jawab untuk proses evolusi
- Mendefinisikan jenis kelamin ketika proses pembuahan berlangsung
Ilustrasi Terjadinya Fertilisasi pada Manusia
Apakah Fertilisasi Alami dan Ilmiah Pasti Berhasil?
Walaupun ada beberapa kondisi yang patut kamu perhatikan untuk mendukung keberhasilan proses pembuahan untuk kehamilan, tetapi faktor-faktor tersebut tidak dapat menjamin kesuksesan proses reproduksi baik secara alami maupun ilmiah.
Ada banyak hal yang dapat menjadi kendala, seperti sperma yang kurang aktif ketika sudah berada di dalam saluran reproduksi, atau lokasi saluran tuba tempat ovum berada maupun waktu antara perjalanan ovum di saluran tuba dan waktu ketika sperma mulai mencari ovum.
Tetapi, tidak ada salahnya berusaha semaksimal mungkin dengan cara yang benar dan baik untuk hasil terbaik pula.