Hati atau liver merupakan satu organ terbesar dalam rongga perut yang sangat penting untuk mendukung sistem pencernaan dan ekskresi manusia. Dengan berat kurang lebih 1,5 kilogram, fungsi hati tak ternilai harganya bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Dalam artikel ini, kamu dapat mempelajari semua peran dan fungsinya untuk tubuh manusia beserta cara kerjanya. Selain itu, kamu juga akan mengenal sekilas tentang macam-macam penyakit yang dapat menyerang organ hati.
Daftar ISI
Tentang Organ Hati (Liver)
Seperti yang telah kami jelaskan pada awal artikel, hati atau liver adalah salah satu organ kelenjar terbesar dalam tubuh manusia yang berwarna coklat dan memiliki berat sekitar 1,5 kilogram. Setara dengan 1 sampai 3 persen dari total berat tubuh manusia.
Hati terletak di dalam rongga perut, tepatnya di rongga perut bagian kanan atas serta di bawah rusuk kanan dan diafragma. Organ ini terdiri dari dua bagian, yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Utamanya, lobus kanan menjadi bagian terbesar hati, yang mana ukurannya lebih besar 5 sampai 6 kali ketimbang lobus kiri.
Fungsi Hati (Liver) dan Cara Kerjanya
Sejatinya, fungsi organ hati tidak hanya mendukung jalannya proses ekskresi dan pencernaan, melainkan juga berperan penting dalam proses peredaran darah, metabolisme, dan sistem saraf. Penjelasan selengkapnya bisa kamu simak di bawah ini.
1. Merombak atau Menghancurkan Sel Darah Merah yang Sudah Tua
Fungsi pertama dari hati adalah menghancurkan sel darah merah yang rusak atau sudah tua, karena telah berusia sekitar 100 sampai 120 hari. Nantinya, sel darah merah tersebut akan berubah menjadi bilirubin yang kemudian dialirkan melalui darah dan disaring oleh ginjal.
Hasil penyaringan tersebut keluar melalui urine, yang mana akan membuat urine berwarna kekuningan. Selain itu, proses yang juga dikenal sebagai proses fagositosis eritrosit ini juga membuat feses memiliki warna cokelat.
Sehingga, apabila seseorang memiliki feses berwarna pucat atau urine berwarna kuning gelap, maka dapat mengindikasikan adanya masalah pada fungsi hati, misalnya hepatitis dan penyakit kuning.
2. Detoksifikasi atau Membersihkan Darah
Perlu kamu ketahui, bahwa hati merupakan organ yang menjadi pusat proses detoksifikasi tubuh, khususnya detoksifikasi darah. Hati akan membersihkan dan menghilangkan senyawa racun, bahan kimia berbahaya, obat-obatan, alkohol, dan produk sampingan metabolisme dari dalam darah.
Dalam proses tersebut, hati menggunakan enzim khusus untuk mengubah zat-zat beracun tersebut menjadi bentuk atau molekul yang mudah larut dalam air. Sehingga, zat-zat berbahaya akan keluar melalui urin atau empedu.
3. Memproduksi Protein
Fungsi hati berikutnya adalah untuk memproduksi protein seperti albumin yang dapat membantu menjaga tekanan osmotik darah dan keseimbangan cairan dalam sirkulasi tubuh.
Selain itu, hati juga dapat menghasilkan protein pembekuan darah yang penting untuk proses penggumpalan darah serta pengangkutan oksigen. Karena organ hati akan menyimpan zat besi yang berasal dari pemrosesan hemoglobin, sebuah protein khusus yang berperan dalam mengikat oksigen pada sel darah merah.
4. Metabolisme Penguraian Protein
Tak hanya dapat memproduksi protein, hati juga memiliki fungsi utama terkait penguraian metabolisme protein dalam tubuh. Hati akan mengubah senyawa amonia yang bersifat beracun bagi tubuh menjadi urea yang kurang beracun. Kemudian, hati akan mendorong senyawa urea tersebut ke ginjal untuk dikeluarkan melalui urin.
Beberapa artikel juga menyebutkan bahwa peran hati dalam menguraikan protein dibantu oleh kelenjar empedu. Di mana protein tersebut akan dipecah menjadi asam amino yang lebih sederhana untuk nantinya berguna kembali dalam metabolisme protein yang baru atau produksi energi tubuh.
5. Memproses dan Menyimpan Nutrisi Penting untuk Tubuh
Hati juga tak kalah penting dalam memproses segala nutrisi yang kamu konsumsi. Sebab, setelah makanan tercerna di lambung, fungsi hati akan mengubah karbohidrat menjadi glukosa dan lemak sebagai cadangan energi. Selain itu, hati bertanggung jawab untuk mengubah asam amino menjadi protein.
Hati juga akan berperan sebagai gudang penyimpanan senyawa glikogen dari proses penyaringan kadar gula berlebih dalam darah (glukosa). Kemudian, juga dapat menyimpan lemak (sebagai trigliserida), vitamin A, D, E, K, B12, serta mineral seperti asam folat, zat besi, dan tembaga.
Nutrisi-nutrisi penting tersebut akan tersimpan di dalam hati, bahkan dalam waktu bertahun-tahun yang nantinya dapat dilepaskan kembali ke dalam aliran darah saat tubuh membutuhkannya. Misalnya, saat kadar glukosa di darah dalam kondisi rendah.
6. Memproduksi Cairan Empedu
Fungsi hati selanjutnya adalah membantu produksi cairan empedu yang berguna dalam proses pencernaan lemak dalam tubuh. Cairan tersebut akan tersimpan dalam kantung khusus empedu, sebelum tubuh lepaskan ke usus halus, saat kamu mengonsumsi makanan berlemak.
Nantinya, empedu membantu memecah lemak menjadi partikel-partikel kecil yang dapat tercerna lebih mudah oleh tubuh. Serta mengurai protein menjadi asam amino sederhana yang penting untuk proses metabolisme protein baru atau produksi energi tubuh.
Apabila cairan empedu yang hati lepaskan untuk membantu proses pencernaan lemak tidak terpakai. Maka bakteri dalam usus halus akan mengubahnya menjadi asam empedu dan mengirimkannya kembali ke hati untuk proses pencernaan berikutnya.
7. Memproduksi Hormon
Hati memainkan peran penting dalam produksi hormon dalam tubuh, khususnya hormon pertumbuhan pada anak-anak. Secara spesifik, fungsi hati adalah mengatur keseimbangan hormon dengan mengubah atau menghilangkan hormon yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, misalnya hormon estrogen dan aldosteron.
Selain hormon pertumbuhan, hati juga dapat memproduksi hormon angiotensinogen yang berguna untuk meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah.
8. Mendukung Fungsi Imun dalam Tubuh
Peran atau fungsi penting terakhir dari hati adalah membantu proses pembentukan protein yang berguna untuk menjaga sistem kekebalan tubuh atau imun manusia. Hal ini berkaitan dengan sel-sel hati bernama sel Kupffer yang utamanya berfungsi menghancurkan partikel asing (seperti virus atau bakteri penyakit) dalam organ hati.
Apabila hati tidak dapat menghasilkan sel Kupffer dalam jumlah minimal, maka dapat menyebabkan penyakit autoimun, seperti hepatitis autoimun, sirosis bilier primer, dan primary sclerosing cholangitis.
Macam-Macam Gangguan Fungsi Hati (Liver)
Ketika organ hati tidak mampu menjalankan satu atau beberapa fungsinya di atas, maka seseorang dapat mengalami sejumlah gangguan kesehatan atau penyakit berikut ini:
1. Penyakit Kuning
Gangguan fungsi hati yang banyak masyarakat Indonesia ketahui adalah penyakit kuning. Dalam medis, penyakit kuning yang dikenal sebagai ikterus adalah kondisi di mana kulit, mata, dan jaringan tubuh lainnya mengalami perubahan warna menjadi kuning.
Kondisi ini muncul akibat adanya peningkatan kadar bilirubin dalam darah atau penyumbatan saluran empedu, akibat peradangan hati dan kelainan sel hati. Penyakit kuning dapat menyebabkan komplikasi penyakit hati lain, apabila tidak tertangani dengan benar, misalnya kolestasis.
2. Hepatitis
Selain penyakit kuning, hepatitis juga menjadi gangguan fungsi hati yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Hepatitis adalah kondisi peradangan hati yang dapat terjadi akibat infeksi virus hepatitis, penggunaan alkohol berlebihan, konsumsi obat-obatan tertentu, serta penyakit autoimun dan gangguan metabolisme.
Ada beberapa jenis virus hepatitis yang paling umum, termasuk hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C dengan cara penularan yang berbeda-beda. Hepatitis A umumnya dapat menular melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi.
Sedangkan hepatitis B dan C dapat menular melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Seperti melalui hubungan seksual, luka terbuka, transfusi darah dengan penderita hepatitis, atau ibu hamil yang menularkan virus kepada janinnya.
3. Perlemakan Hati (Fatty Liver)
Sesuai namanya, perlemakan hati atau fatty liver adalah kondisi di mana lemak menumpuk secara berlebihan dalam sel-sel hati.
Kondisi ini dapat terjadi pada orang yang mengkonsumsi alkohol berlebihan, karena alkohol dapat menyebabkan hati mengalami kesulitan dalam pemecahan lemak. Atau bahkan pada orang yang tidak mengkonsumsi alkohol, namun memiliki riwayat penyakit seperti obesitas dan diabetes.
4. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kondisi medis di mana jaringan hati mengalami luka atau kerusakan parah. Gangguan fungsi hati ini merupakan tahap akhir dari berbagai penyakit hati kronis yang merusak sel-sel hati normal secara bertahap dan menggantikannya dengan jaringan parut.
Sirosis hati dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk hepatitis kronis (hepatitis B dan C), konsumsi alkohol berlebihan, hingga bahkan faktor genetik. Jika sirosis hati tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, maka dapat menyebabkan gagal hati.
Sudah Paham Pentingnya Fungsi Hati Bagi Kehidupan Manusia?
Demikian informasi penting tentang fungsi organ hati dan jenis gangguan yang bisa menyerangnya. Semoga melalui artikel ini, kamu bisa menjaga kesehatan organ hati dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.