Gejala Alam Abiotik: Pengertian, Komponen, dan Contohnya

Gejala alam abiotik adalah peristiwa alam yang terjadi pada benda tak hidup. Ada banyak macam peristiwa alam abiotik yang ada di sekitar kita dan terjadi sehari-hari. Kira-kira apa saja peristiwa tersebut? Simak ulasannya dalam artikel berikut!

Apa Itu Gejala Alam?

Gejala Alam
Gejala Alam | Image Source: Unsplash

Gejala alam merupakan peristiwa di alam berupa gangguan-gangguan bisa dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di Bumi. Seperti namanya, penyebab terjadinya peristiwa ini tidak lain karena aktivitas alam itu sendiri.

Gejala alam berbeda dengan bencana alam. Bencana alam dapat menimbulkan kerugian bagi manusia, sedangkan gejala alam tidak semuanya termasuk bencana. Bencana alam adalah salah satu bentuk dari gejala alam yang bisa merenggut nyawa manusia beserta harta dan barang-barang miliknya.

Meski penyebabnya adalah alam, namun ada faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya gejala alam. Misalnya, manusia dan aktivitasnya juga bisa memberikan pengaruh terhadap gejala alam. 

Contoh gejala alam yang dipengaruhi oleh kondisi alam adalah gunung meletus, longsor, gempa bumi, banjir, angin topan, dan lain sebagainya. Namun, longsor dan banjir juga bisa disebabkan oleh aktivitas manusia. Contoh lain gejala alam yang disebabkan oleh manusia adalah pencemaran, baik air, tanah, maupun udara.

Selain karena penyebabnya, gejala alam juga terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan bentuknya. Bentuk tersebut adalah gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Apabila kedua bentuk gejala alam tersebut melakukan interaksi, akan muncul gejala alam baru, baik biotik maupun abiotik.

Gejala alam biotik merupakan peristiwa alam yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara makhluk hidup dengan satu sama lainnya. Sedangkan, gejala alam jenis abiotik adalah gejala peristiwa alam yang terjadi pada benda-benda mati. Pada artikel ini, akan diulas gejala alam pada benda tak hidup beserta komponen dan contohnya.

Gejala Alam Abiotik

Jika biotik adalah makhluk hidup, maka abiotik adalah lawannya. Abiotik merupakan benda mati. Gejala alam pada abiotik memiliki karakteristik benda mati yang sama pada umumnya, yaitu tidak bernapas dan tidak bergerak.

Kesimpulannya, gejala alam abiotik merupakan semua peristiwa atau kejadian di alam yang terjadi pada organisme yang tidak hidup. Contohnya adalah proses terjadinya hujan, pelangi, embun, suhu, kelembaban, dan lain sebagainya.

Komponen Gejala Alam Abiotik

Komponen Gejala Alam Abiotik
Komponen Gejala Alam Abiotik | Image Source: Pexels

Untuk memahami gejala alam abiotik atau benda tak hidup secara lebih dalam, kamu perlu tahu apa saja komponen yang ada di dalamnya. Seperti penjelasan sebelumnya, abiotik berarti benda tak hidup. Maka komponen di dalam gejala alamnya juga akan menyangkut hal-hal tersebut.

Berikut adalah penjelasan tentang komponen dalam gejala alam dari benda tak hidup:

1. Suhu atau temperatur

Komponen gejala alam abiotik pertama adalah suhu atau temperatur. Temperatur atau suhu mempengaruhi proses terjadi peristiwa biologis di dalam tubuh beberapa makhluk hidup, seperti mamalia. Tak hanya itu, suhu tertentu juga menjadi syarat hidup suatu makhluk hidup. Misalnya, beruang kutub yang harus hidup di suhu yang dingin.

Biasanya, suhu menggunakan derajat Celcius untuk menentukan skala/arti dari temperatur. Namun, pada beberapa negara lebih lazim menggunakan Fahrenheit dan Kelvin.

2. Air

Komponen gejala alam abiotik berikutnya adalah air. Jumlah air di suatu tempat berpengaruh pada jumlah dan persebaran suatu organisme. Air adalah salah satu komponen yang penting dalam kehidupan makhluk hidup, mulai dari manusia, binatang, sampai tumbuhan.

70% isi tubuh manusia adalah cairan, sehingga air sangat penting dikonsumsi setiap hari. Begitu juga dengan binatang yang butuh minum untuk bertahan hidup. Tumbuhan pun butuh air untuk tumbuh dan berkembang.

Kekurangan air dapat menyebabkan makhluk hidup dehidrasi dan tidak bisa bertahan hidup. Maka dari itu, semua makhluk hidup biasanya memilih tempat tinggal yang berdekatan dengan sumber air.

3. Cahaya Matahari

Tak hanya air, makhluk hidup juga butuh sinar matahari untuk bertahan hidup, terutama tumbuhan. Pasalnya, tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk fotosintesis. Bisa dibilang, komponen gejala alam abiotik lainnya adalah cahaya matahari.

Bagi makhluk hidup lain, sinar matahari berguna untuk keseimbangan suhu. Selain itu, sinar matahari juga membantu manusia dan binatang untuk melihat benda-benda di sekitarnya ketika siang hari.

4. Tanah dan Batu

Tanah dan batu merupakan salah satu komponen dalam gejala alam abiotik. Manusia, binatang, dan tumbuhan tak bisa hidup tanpa tanah. Tanah merupakan tempat makhluk hidup menginjakkan kaki dan tumbuh. Bagi manusia dan binatang, tanah berfungsi sebagai tempat berpijak. Sedangkan untuk tumbuhan, tanah adalah media tanam.

Selain untuk tempat berpijak, tanah juga memiliki fungsi lain yang berguna untuk kehidupan. Tanah berperan sebagai tempat penyerapan air yang akan bermanfaat untuk makhluk hidup dan organisme lain.

Namun, komponen gejala alam abiotik ini juga bisa menjadi ancaman bagi makhluk hidup apabila tidak dijaga dengan baik. Salah satunya adalah tanah longsor yang terjadi karena tidak ada pohon yang mengikat tanah di daerah pegunungan. Biasanya ini terjadi karena penebangan pohon yang berlebihan.

Ada berbagai bentuk tanah dengan karakteristiknya masing-masing. Perbedaan kandungan mineral dan struktur membuat tanah bisa berbeda satu sama lain. Perbedaan ini berpengaruh pada organisme yang hidup di sekitarnya.

Misalnya ada beberapa binatang yang hanya bisa hidup di tanah seperti gurun. Namun, ada beberapa binatang membutuhkan tanah yang lebih lembab untuk hidup. Begitu juga dengan tumbuhan, kaktus lebih subur hidup di gurun daripada di dalam hutan hujan tropis.

5. Iklim

Komponen gejala alam abiotik berikutnya adalah iklim. Iklim merupakan keseluruhan kondisi cuaca pada waktu tertentu, termasuk suhu, angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Di dunia ini, iklim terbagi menjadi 2, yaitu tropis dan subtropis.

Negara dengan 4 musim artinya masuk ke dalam iklim subtropis. Keempat musim tersebut adalah panas, dingin, semi, dan gugur. Sedangkan negara tropis memiliki 2 musim, yaitu kemarau dan penghujan.

Iklim berpengaruh pada makhluk atau organisme yang hidup di suatu wilayah. Ini juga mempengaruhi perilaku organisme tersebut dalam upayanya bertahan hidup.

6. Angin dan Udara

Angin dan udara merupakan komponen dalam gejala alam abiotik yang terakhir. Oksigen yang dihirup organisme untuk hidup berada bebas di udara. Udara ini kadang-kadang bergerak karena pengaruh tekanan sehingga timbul menjadi angin.

Kelembaban udara juga berpengaruh pada kehidupan. Sebab, udara yang terlalu panas atau dingin menimbulkan rasa tidak nyaman saat bernapas. Sementara itu, Angin memiliki peran dalam penyebaran tumbuhan. Hal ini karena biji atau bibit tanaman bisa tersebar karena terbawa angin.

Contoh Gejala Alam Abiotik

Gejala Alam Abiotik
Gejala Alam Abiotik | Image Source: Unsplash

Berikut ini adalah contoh gejala alam abiotik yang terjadi pada benda tak hidup untuk meningkatkan pemahamanmu.

1. Badai

Angin di dalam ekosistem makhluk hidup dan organisme terjadi karena adanya tekanan dan suhu udara yang berbeda di suatu wilayah. Ketika perbedaan tersebut skalanya besar, maka yang terbentuk adalah badai.

Badai bisa menimbulkan kerugian, baik bagi manusia, binatang, maupun tumbuhan. Namun, jika perbedaan udara hanya membentuk angin, hal tersebut justru memberikan keuntungan bagi makhluk hidup, salah satunya sebagai media penyebaran tumbuhan.

2. Tsunami

Contoh gejala alam abiotik berikutnya adalah tsunami. Tsunami adalah salah satu bentuk gejala alam yang menyebabkan kerugian karena skalanya besar. Karena menimbulkan kerugian, tsunami bisa disebut dengan bencana alam. Tsunami adalah bencana yang terjadi karena lempeng bumi di wilayah laut bergeser.

Pergeseran tersebut menyebabkan terbentuknya gelombang besar yang mengarah ke pantai. Terjadinya tsunami sangat tiba-tiba sehingga biasanya masyarakat terlambat untuk menyelamatkan diri.

3. Meletusnya Gunung Berapi

Gunung merupakan salah satu kekayaan alam yang memiliki 2 jenis, yaitu gunung berapi dan gunung tidak berapi. Gunung berapi memiliki potensi meletus karena tekanan cukup tinggi oleh gas di dalamnya. Tekanan tersebut mendorong magma keluar dari dalam gunung.

Apabila di dekat gunung berapi terdapat kehidupan, gejala alam ini akan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Di samping itu, pasca meletusnya gunung berapi, tanah di sekitarnya akan menjadi lebih subur. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa gunung meletus hanya membawa kerugian.

4. Terciptanya hujan

Contoh gejala alam abiotik selanjutnya adalah hujan. Peristiwa alam ini terjadi karena uap air di permukaan bumi naik ke udara kemudian membentuk awan. Awan yang mengandung air tersebut lama-kelamaan akan jatuh ke bumi karena pergerakan angin dan tekanan udara.

5. Gerak Rotasi Bumi dan Gerak Semu Harian Matahari

Peristiwa siang dan malam terjadi karena bulan melakukan gerakan rotasi. Rotasi juga menyebabkan gerakan semu matahari. Di siang hari, matahari seperti bergerak. Padahal, gerakan tersebut merupakan aktivitas Bumi yang sedang melakukan rotasi.

6. Pelangi

Setelah hujan, biasanya akan muncul pelangi. Fenomena tersebut terjadi karena adanya pembiasan sinar matahari pada sumber air atau tetesan air hujan. 

Sudah Tahu Apa itu Gejala Alam Abiotik?

Peristiwa alam atau gejala alam abiotik yang terjadi memiliki bentuk yang cukup beragam. Komponen di dalamnya pun bermacam-macam. Tidak semua peristiwa memberikan keuntungan. Jika skalanya besar, biasanya peristiwa tersebut justru menimbulkan kerugian.

Share: