Gerabah: Pengertian, Sejarah, Proses Pembuatan, dan Contohnya

Pada awalnya manusia menggunakan gerabah atau biasa disebut juga tembikar sebagai alat untuk berbagai aktivitas seperti memasak, menyajikan makanan, membangun rumah, menampung air, dan lain-lain. Seiring perkembangan zaman, tembikar memiliki nilai seni yang lebih tinggi, sehingga laris di pasaran.

Tembikar memiliki sejarah yang panjang dengan teknik dan gaya pembuatan yang beragam di seluruh dunia. Nah, untuk mengenal tembikar lebih lanjut, simak penjelasan ini ya!

Pengertian Gerabah

Gerabah
Gerabah | Image Source: Pixabay

Gerabah atau tembikar merupakan kerajinan tangan yang berbahan dasar tanah liat. Bahan dasar ini kemudian diolah, dibentuk, dan diubah dengan berbagai teknik hingga sesuai dengan wujud yang diinginkan. Kamu akan mudah menemukan produk-produk ini di pasaran atau pelelangan seni.

Produk tembikar biasanya berbentuk pot, piring, mangkuk, vas, kuali masak, periuk, kendi dan masih banyak lagi. Adanya produk-produk tembikar sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kerajinan tangan yang satu ini masih dilestarikan hingga sekarang.

Sejarah Perkembangan Gerabah

Sejarah Perkembangan Gerabah
Sejarah Perkembangan Gerabah | Image Source: Pixabay

Sejarah tembikar dimulai dari zaman prasejarah. Pada saat itu, orang-orang zaman prasejarah membuat anyaman keranjang untuk tempat penyimpanan bahan makanan. Namun seiring waktu, orang-orang menyadari bahwa keranjang anyaman memiliki kekurangan.

Keranjang anyaman tersebut memiliki sela-sela berupa lubang yang tidak bisa digunakan untuk menahan atau menampung air. Demi menahan kebocoran, mereka melapisi bagian dalam keranjang dengan tanah liat. 

Pelapisan keranjang dengan tanah liat terbukti efektif untuk menahan air dan membuat keranjang lebih awet saat digunakan.

Setelah keranjang tidak lagi digunakan, mereka membakarnya dalam perapian. Uniknya, yang hangus hanya keranjang anyamannya, sedangkan tanah liatnya justru menjadi padat dan keras sehingga membentuk wadah baru. Wadah tersebut pun menjadi gerabah yang kita kenal seperti sekarang.

Pada zaman logam atau perundagian, teknik pembuatan tembikar semakin maju. Selain itu, penggunaan kerajinan tanah liat semakin meningkat walaupun barang logam tetap berperan penting. Bahkan pada zaman ini, tembikar digunakan sebagai pelengkap upacara tradisi masyarakat, termasuk upacara kematian.

Kerajinan ini diperkirakan berasal dari Negeri Tirai Bambu, China pada tahun 4000 SM. Saat itu orang-orang tidak hanya membuat tembikar untuk kebutuhan rumah tangga saja, melainkan untuk bahan bangunan juga. Misalnya seperti genteng, batu bata hingga tegel lantai.

Selain itu, China juga menciptakan porselen yang merupakan jenis tembikar dengan daya tarik corak, kehalusan, dan estetikanya. Porselen lambat laun menjadi komoditas ekspor paling berharga dan terkenal di dunia karena bernilai seni. 

Jenis-Jenis Gerabah

Jenis Gerabah
Jenis Gerabah | Image Source: Pixabay

Setelah sejarah panjang penciptaan gerabah, masyarakat mulai menggolongkannya menjadi dua jenis, yakni:

1. Gerabah yang Menyerap Air

Pertama, jenis tembikar yang menyerap air. Jenis ini memiliki pori-pori yang memungkinkan menyerap cairan, sehingga mengalami perubahan volume saat terkena air. Kerajinan yang termasuk kategori mampu menyerap air adalah bata merah, tungki, kendi, kuali, teko dan lain-lain.

2. Gerabah yang Tidak Menyerap Air

Tembikar yang tidak menyerap air adalah jenis tembikar yang memiliki glasir atau lapisan pelindung yang membuatnya tahan air, sehingga cocok untuk penyajian makanan atau minuman. Kerajinan yang termasuk dalam kategori ini adalah porselen, tegel lantai, cangkir, guci dan lain-lain.

2 Fungsi Gerabah

Fungsi Gerabah
Fungsi Gerabah | Image Source: Pixabay

Pada awalnya gerabah difungsikan sebagai barang-barang rumah tangga, namun seiring waktu kerajinan ini juga bernilai estetika. Berikut adalah 2 fungsi tembikar secara umum, yaitu:

1. Fungsional

Fungsional berarti memberikan manfaat secara langsung, seperti menampung air, memasak hingga tempat penyimpanan makanan. Biasanya, kerajinan ini berwujud seperti teko, mangkok, asbak, kendi, pot bunga, tungku dan lain-lain.

2. Nonfungsional

Nonfungsional artinya hanya memberikan manfaat secara estetika, seperti hiasan. Biasanya kerajinan dengan nilai nonfungsional adalah guci, piring porselen untuk pajangan dan lain-lain.

4 Proses Pembuatan Gerabah

Proses Pembuatan Gerabah
Proses Pembuatan Gerabah | Image Source: Pixabay

Sebelum menjadi kerajinan-kerajinan cantik yang kerap kamu lihat di etalase toko, ada serangkaian proses untuk membuat gerabah tersebut. Berikut adalah 4 proses pembuatannya, yaitu:

1. Persiapan Bahan Produksi

Pada proses ini, kamu perlu melakukan persiapan bahan-bahan seperti tanah liat, pasir, air hingga meja putar untuk membentuk tanah liat. Setelah mendapatkan tanah liat, singkirkan batu-batu atau benda asing lainnya. 

2. Proses Pembentukan

Pembentukan tembikar bisa menggunakan tangan atau roda gerabah agar adonan memiliki presisi yang sesuai. Kamu bisa menggunakan teknik-teknik seperti berikut ini.

  • Teknik putaran yang melibatkan alat khusus berupa meja putar atau subang pelarik. Pada teknik ini, kamu perlu menggunakan meja putar yang akan membantumu membentuk adonan lebih presisi dan rapi.
  • Teknik cetak yaitu teknik yang mengandalkan alat bantu untuk mencetak adonan. Kamu bisa menyesuaikan alat cetakan dengan bentuk yang kamu inginkan.
  • Teknik slab adalah teknik yang dilakukan dengan merubah bentuk adonan tanah liat menyerupai kertas. Setelah itu, baru bisa kamu bentuk sesuka hati.
  • Teknik gulung yaitu teknik yang kerap dikenal dengan teknik coil. Caranya dengan menggulung-gulung tanah seperti bentuk pensil atau ukiran.
  • Teknik pijat merupakan teknik ini dilakukan dengan cara memijatnya menggunakan tangan menjadi bentuk yang kamu inginkan.

3. Proses Pembakaran

Setelah selesai membuatnya sesuai dengan desain yang kamu inginkan, maka proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran ini menggunakan tungku pembakaran khusus agar hawa panasnya mengalir dengan rata ke seluruh permukaan tembikar. Lakukan proses ini dengan hati-hati agar hasilnya sempurna.

4. Proses Penyelesaian

Setelah menyelesaikan serangkaian proses di atas, tahap terakhir adalah penyelesaian. Pada tahap ini, kamu bisa menggambar corak dan memberikan pewarna agar tampilannya lebih menarik. Warna dan corak yang sesuai akan menambah nilai pada tembikar tersebut.

10 Contoh Gerabah

Contoh Gerabah
Contoh Gerabah | Image Source: Pixabay

Ada banyak contoh-contoh gerabah. Kamu mungkin bisa menemukannya di pasar tradisional, toko antik ataupun pelelangan. Nah, berikut adalah 10 contoh produk tembikar, yaitu:

1. Kendi   

Kendi kerap digunakan untuk menampung air. Meski terkesan lawas, namun masih banyak orang yang menggunakan kendi untuk keperluan sehari-hari. Kendi memiliki keunggulan untuk menjaga suhu cairan di dalamnya, sehingga cocok untuk tempat menyimpan air di daerah dengan cuaca panas.

2. Periuk

Periuk merupakan peralatan dapur tradisional. Alat dapur satu ini memiliki keunggulan untuk mempertahankan kelembaban dengan baik. Sehingga mampu mempertahankan nutrisi dan rasa nasi atau masakan di dalamnya. 

3. Belanga

Peralatan dapur berupa tembikar lainnya adalah belanga. Belanga kerap digunakan untuk memasak sayur. Memasak sayur menggunakan belanga dinilai lebih sehat dibanding dengan wajan logam, sebab tanah liat tidak melepaskan bahan kimia berbahaya layaknya logam.

4.Guci

Guci menjadi salah satu contoh kerajinan yang memiliki nilai estetika. Biasanya, guci berfungsi sebagai hiasan atau pajangan yang bernilai tinggi, tergantung motif dan ukirannya. Bahkan, guci kerap ditemukan dalam peninggalan sejarah berbagai kerajaan.

5. Genteng

Contoh produk gerabah berikutnya adalah genteng. Genteng memiliki nilai fungsional sebagai atap rumah untuk melindungi manusia dari teriknya matahari ataupun hujan. Beberapa keunggulan genteng ialah tahan terhadap cuaca ekstrim, tahan lama, serta mampu mencegah kebakaran.

6. Tungku Tanah Liat 

Tungku tanah liat merupakan pemanas tradisional yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya pengganti kompor untuk memasak.

Meski sudah jarang yang menggunakan tungku dari tanah liat, namun kerajinan satu ini dikenal ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi berbahaya.

7. Tempayan

Tempayan biasanya digunakan orang-orang zaman dahulu untuk menyimpan beras. Kerajinan tanah liat dipercaya mampu menjaga suhu benda-benda di dalamnya, begitu juga tempayan. Menyimpan beras di dalam tempayan akan membuat beras awet lebih lama.

8. Asbak

Jika kamu merupakan perokok aktif, maka kamu tidak akan asing dengan asbak. Asbak dari tanah liat memiliki berbagai keunggulan seperti lebih awet, mampu menyerap bau hingga ramah lingkungan karena terbuat dari bahan yang mudah terurai.

9. Batu Bata Merah

Batu bata merah merupakan jenis kerajinan tanah liat yang akan kamu temui pada bahan bangunan rumah. Memiliki sifat isolasi termal yang baik dan tahan terhadap segala jenis cuaca, menjadikannya populer di kalangan konstruksi bangunan.

10. Vas Bunga

Vas bunga merupakan jenis tembikar yang memiliki nilai fungsional dan estetika sekaligus. Benda ini menjadi wadah tanaman hias atau bunga-bunga sebagai dekorasi rumah. Biasanya vas bunga memiliki motif dan warna yang beragam untuk mencocokan tema ruangan.

Kamu Jadi Lebih Tahu Tentang Gerabah?

Gerabah merupakan kerajinan tangan dari tanah liat yang bernilai sejarah dalam berbagai budaya di Indonesia. Pada awalnya tembikar dibuat untuk keperluan sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman, tembikar memiliki nilai estetika dan laris di pasaran.

Proses pembuatannya bisa kamu mulai dari persiapan bahan, pembentukan adonan tanah liat, pembakaran, hingga penyelesaian dengan memberikan warna dan gambar pada permukaannya. Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk mencoba membuatnya?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page