Grosir atau wholesaler merupakan pihak perantara antara produsen dengan pedagang retail atau pedagang eceran. Pihak wholesaler ini nantinya akan mendapatkan barang dengan kuantitas besar, namun harganya lebih rendah dari produsen.
Nantinya, barang tersebut akan pihak wholesaler jual kepada pihak pengecer atau perusahaan retail. Agar lebih memahami apa itu wholesaler, Anda bisa simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
Daftar ISI
Apa Itu Grosir?
Dalam dunia bisnis, tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah grosir atau wholesaler dan eceran. Nah, istilah wholesaler sendiri bisa Anda artikan sebagai pihak perantara antara produsen dengan pedagang eceran atau retail.
Pedagang wholesaler biasanya akan membeli barang dari produsen secara langsung dalam jumlah yang besar. Namun, untuk harganya umumnya lebih rendah atau lebih murah karena mendapat potongan harga.
Nantinya, pihak wholesaler akan menjual produknya dalam jumlah besar pula kepada pihak pengecer atau retail. Cara dari pedagang wholesaler mendapatkan keuntungan adalah dari selisih harga pembelian barang dari produsen dengan harga jual barang kepada pengecer atau retail.
Perlu Anda ketahui bahwa, pedagang wholesaler jarang terlibat dalam pembuatan produk. Jadi, pihak wholesaler hanya akan fokus pada distribusi produk saja. Biasanya, pihak wholesaler ini akan membutuhkan lisensi. Tujuannya adalah untuk bisa menjual produknya kembali kepada pengecer atau retail.
Selain itu, produk-produk yang pihak wholesaler jual tidak akan memiliki harga yang sama antara harga jual kepada pelanggan dengan harga jual kepada pengecer atau retail. Sebab, pengecer akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga yang harus mereka bayarkan kepada pihak wholesaler.
Jenis-Jenis Grosir
Sekarang ini, setidaknya terdapat tiga jenis wholesaler. Ini dibedakan berdasarkan jenis barang yang dijual, luas daerah usaha, hingga lapangan kegiatannya. Nah, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jenis wholesaler:
1. Berdasarkan Cara Kerjanya
Pembagian jenis wholesaler yang pertama bisa Anda lihat berdasarkan cara kerjanya. Berikut di antaranya:
1. Pedagang (Merchant Wholesaler)
Merchant wholesaler merupakan jenis bisnis kepemilikan yang berjalan secara mandiri. Selain itu, jenis wholesaler yang satu ini akan mengambil alih hak atas barang dagang yang mereka tangani.
Para pedagang wholesaler jenis ini biasanya lebih dikenal dengan distributor atau suplai pabrik. Merchant satu ini biasanya adalah kelompok tunggal wholesaler yang paling besar. Bahkan, perkiraan besaran usaha yang dikuasai mencapai 50%. Berikut ini ada dua klasifikasi dari wholesaler pedagang yang perlu Anda ketahui.
- Full Service Wholesaler: Pihak yang memberikan jasa penyimpanan barang, pengiriman barang, hingga menjual secara kredit. Selain itu, full service wholesaler juga memiliki armada penjual dan memberikan bantuan manajemen.
- Limited Service: Pihak yang hanya menawarkan beberapa jasa kepada pemasok dan pelanggan.
2. Kantor Penjualan dan Cabang Produsen
Jenis wholesaler selanjutnya adalah grosir cabang dan kantor penjualan produsen. Sekitar 31% dari seluruh volume penjualan adalah usaha grosiran. Umumnya, produsen akan membuka kantor dan cabang sendiri untuk meningkatkan persediaan, penjualan dan promosi produk.
Jenis ini cabang penjualannya memiliki persediaan produk. Selain itu, wholesaler cabang juga bisa Anda temukan pada industri peralatan hingga suku cadang kendaraan bermotor.
3. Pialang dan Agen (Broker and Agent)
Jenis ini berbeda dengan wholesaler pedagang. Perbedaannya adalah keduanya akan mengambil alih hak barang, lalu menjalankan hanya sebagian kecil fungsi penjualan. Namun, wholesaler ini juga hanya akan fokus pada suatu jenis produk tertentu.
Fungsi utama dari broker and agent adalah bisa membantu proses pembelian dan penjualan. Dengan begitu, pihak broker and agent nantinya akan mendapatkan komisi dari harga penjualan produk.
Broker and agent ini menguasai jumlah penjualan hingga 11% dari volume penjualan grosir secara keseluruhan. Serta memiliki spesialisasi khusus untuk produk dan pelanggan tertentu. Berikut penjelasannya:
- Broker.Â
Jenis perantara ini memiliki fungsi untuk mempertemukan penjual dan pembeli. Selain itu, broker juga berfungsi membantu kelancaran dalam proses negosiasi. Broker nantinya juga akan mendapatkan komisi dari pihak yang sudah menyewa jasanya tersebut.Â
- Agen
Agen merupakan perantara yang mewakili penjual maupun pembeli dalam proses transaksi jual beli. Selain itu, agen sendiri terbagi dalam beberapa jenis. Berikut di antaranya.
- Manufacturer’s Agent: Jenis agen perantara yang bekerja untuk beberapa produsen. Selain itu, jenis ini akan menangani produk yang tidak saling bersaing dengan adanya perjanjian tertentu.
- Commision Agent: Jenis agen perantara yang menangani barang yang berasal dari produsen kemudian menjualnya lagi. Hasil dari penjualan akan diberikan kepada produsen.
- Selling Agent: Jenis agen perantara yang memiliki wewenang untuk menjual seluruh produk atas sebuah perusahaan.
- Auction Companies: Agen yang menyediakan tempat untuk penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi.
2. Berdasarkan Luas Daerah Usaha
Berikut ini adalah jenis wholesaler berdasarkan luas daerah usahanya:
1. The National Wholesaler
Jenis satu ini memiliki tingkat level internasional. Jadi, the national wholesaler bisa melakukan ekspor dan impor antar negara dengan mudah.
2. The National Wholesaler
Jenis wholesaler satu ini biasanya menjual barangnya pada level nasional, meliputi satu wilayah negara. Salah satu contohnya adalah layanan wholesaler Indonesia yang memiliki kantor pusat. Jadi, kantor pusat inilah yang nantinya akan mengantarkan produk wholesaler ke seluruh wilayah Indonesia.
3. The Regional Wholesaler
Jenis ini adalah grosir dengan cakupan pemasaran yang ada pada wilayah tertentu. Biasanya akan meliputi kegiatan jual beli antar provinsi. The regional wholesaler juga bisa memperluas pasarnya ke wilayah yang saling berdekatan.
4. The Local Wholesaler
Jenis ini berada pada tingkat kota atau kabupaten dengan cakupan pasar yang terbatas pada wilayah lokal terkait saja.
3. Berdasarkan Barang yang Dijual
Jika ditinjau berdasarkan barang yang dijual. Pedagang wholesaler terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut di antaranya:
1. The Specialist Wholesaler
Pedagang wholesaler satu ini hanya menjual beberapa barang tertentu saja. Sebab, pedagang ini hanya akan fokus pada barang dagangan terbatas atau barang dagang tunggal.
Jadi, pedagang ini tidak akan menyimpan stok dagangan. Dengan begitu, pedagang grosir sangat mengetahui dengan baik barang yang mereka jual secara spesifik.
2. The General Line Wholesaler
Jenis general line wholesaler menjual berbagai jenis barang. Pedagang ini biasanya akan memilih lini tertentu. Mulai dari makanan, peralatan listrik, hingga obat-obatan dengan beberapa merek dan varietas.
Perbedaan Grosir dan Eceran
Ada beberapa perbedaan yang paling mendasar antara wholesaler dan eceran atau retail. Berikut di antaranya:
1. Kuantitas Barang dan Harga
Pihak wholesaler biasanya akan menjualkan barangnya kepada pihak pengecer atau retail dengan jumlah tertentu namun harganya tetap murah. Sementara untuk pengecer atau retail biasanya akan menjual barangnya kepada konsumen dengan jumlah satuan. Lalu, untuk harganya sendiri jelas lebih mahal.
2. Modal Awal Bisnis
Modal awal membuka bisnis wholesaler jelas lebih besar. Sebab, Anda harus membeli barang dengan jumlah yang banyak sebagai stok. Besaran modalnya akan tergantung dari bisnis yang Anda tekuni.
Salah satu contohnya adalah membuka toko wholesaler sembako dengan modal awal rata-rata sebesar Rp500.000.000,00. Sedangkan eceran akan lebih sedikit. Sebab, Anda tidak perlu mengumpulkan stok terlalu banyak.
3. Aspek Marketing
Bisnis grosir tidak memiliki syarat khusus untuk menjualkan barangnya secara eceran. Salah satu contohnya adalah kebutuhan akan biaya promosi produk. Sementara untuk pedagang eceran atau retail harus memilih lokasi yang strategis agar bisa mendapatkan lebih banyak konsumen.
4. Target Konsumen
Pihak wholesaler akan menjadi perantara antara produsen dan pedagang eceran atau retail. Hal tersebut jelas berbeda dengan pedagang eceran yang bisa menjalin komunikasi secara langsung dengan konsumen.
5. Keuntungan
Pihak pengecer atau retail akan mendapatkan keuntungan lebih besar untuk persatuan produk. Selain itu, pihak pengecer juga bisa menjual barangnya dengan harga lebih tinggi meskipun kuantitasnya sedikit.
Tidak hanya itu, pihak retail pun akan mendapatkan keuntungan dari potongan harga dari pihak wholesaler. Sementara pihak wholesaler sendiri akan mendapatkan keuntungan dari jumlah barang yang terjual, Meskipun keuntungan per produknya relatif kecil.
Sudah Memahami Apa itu Grosir?
Itu dia penjelasan detail mengenai pedagang wholesaler. Hal paling mendasar yang harus Anda pahami adalah bahwa pihak wholesaler merupakan pihak yang menjual produk dari produsen kepada pedagang retail untuk kemudian menjualnya kembali.
Nah, jika Anda ingin memulai usaha satu ini, modal yang cukup menjadi kunci utama. Namun, jika belum punya cukup modal, memulai bisnis dengan menjadi penjual retail bisa Anda pertimbangkan.