Contoh Gurindam Lengkap dengan Pengertian, Jenis dan Ciri-cirinya

Salah satu jenis karya sastra Indonesia adalah puisi. Puisi sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu puisi lama dan juga puisi baru. Salah satu contoh puisi lama adalah gurindam.

Gurindam sendiri merupakan jenis puisi melayu lama yang memiliki dua baris kalimat. Biasanya, baris pertama akan berisi tentang masalah, kesepakatan, ataupun pertanyaan. Sementara pada baris kedua akan berisi jawaban atau hasil dari masalah pada baris pertama.

Mengenal Gurindam

Salah satu contoh gurindam yang cukup terkenal adalah 12 gurindam karya Raja Ali Haji yang hidup pada tahun 1809-1872. Menurut beliau sendiri, karya seni ini adalah puisi melayu yang berisi dua baris berpasangan, bersajak, dan juga berirama serta memberi ide yang lengkap dalam pasangannya..

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gurindam merupakan susunan sajak yang terdiri dari dua baris dan berisi petuah hidup di dalamnya. Karya seni ini akan berisi sebuah nasehat kepada sesama manusia agar berbuat kebaikan.

Berikut adalah beberapa pengertian gurindam menurut beberapa ahli lainnya:

1. Machrusin

Menurut Machrusin, karya sastra ini termasuk karya sastra lama dengan bentuk puisi. Terdiri dari dua baris kalimat dengan rima ataupun sajak yang sama. Karya sastra ini memiliki lebih dari satu bait yang pada tiap baitnya akan terdiri dari dua baris.

Baris pertama akan berisi baris syarat, masalah, persoalan, ataupun perjanjian. Sementara pada baris kedua sebagai jawaban dari masalah ataupun hal yang terjadi pada baris pertama.

2. Ismail Hamid

Pengertian lain dari gurindam adalah menurut Ismail Hamid. Menurutnya, karya sastra ini berasal dari kata sanskrit yaitu “kirindam” yang memiliki arti perumpamaan. Karya sastra ini berkembang dalam masyarakat Melayu dan memiliki bentuk teks atau naska tersendiri.

3. Sutan Takdir Alisjahbana

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, karya sastra satu ini berisi kalimat majemuk yang terbagi dalam dua baris yang bersajak. Pada tiap barisnya merupakan kalimat yang terkait, terdiri dari anak kalimat dan juga induk kalimat dengan jumlah suku kata yang ditentukan tiap barisnya.

4. Harun Mat Piah

Gurindam merupakan puisi melayu lama yang bentuknya terikat ataupun tidak terikat. Pada bentuk terikat, karya sastra ini akan terdiri dari dua baris serangkap dengan memiliki tiga sampai enam suku kata dengan rima tertentu.

Sejarah Karya Sastra Gurindam

Jika dirunut secara sejarah, maka karya sastra yang satu ini merupakan sebuah karya sastra yang berasal dari Tamil, India. Karya sastra yang satu ini memang sangat dipengaruhi oleh unsur masyarakat Hindu.

Gurindam, atau dalam Bahasa India biasa disebut dengan kirindam, memiliki arti mula-mula atau perumpamaan. Dalam sejarahnya, baris pertama gurindam selalu berisi persoalan atau masalah. Sementara baris kedua akan menjelaskan jawaban dari masalah tersebut.

Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, contoh gurindam yang paling terkenal adalah gurindam 12 pasal karya Raja Haji Ali. Ini merupakan gurindam yang termasuk ke dalam Syi’r al-Irsyadi atau puisi didaktik. Isi dari gurindam ini sendiri menjelaskan tentang nasehat dan juga petunjuk menuju jalan agama yang benar.

Ciri-Ciri Gurindam

Sama dengan karya sastra lainnya, pada pembentukannya gurindam ini juga beberapa ciri khas tersendiri. Tiap ciri khasnya ini akan membedakannya dengan karya sastra lainnya. Berikut adalah beberapa ciri khasnya tersebut:

1. Terdapat Dua Baris

Ciri khas paling utama dari karya sastra ini adalah pada pembuatan struktur naskahnya. Pada gurindam, tiap naskahnya akan terdiri dari dua baris dan tidak lebih. Ciri khas inilah yang membuat gurindam berbeda dengan jenis puisi lainnya, baik puisi lama maupun puisi baru.

2. Bentuk Struktur.

Ciri khas lainnya yang juga membuat karya ini berbeda adalah pada pembentukan struktur teksnya. Pada pembuatannya, struktur gurindam akan dibangun dalam dua konsep.

Konsep pertama akan mengandung pernyataan. Isinya bisa berupa peristiwa, kasus, dan lainnya. Nantinya pada konsep kedua akan berisi konsekuensi dari peristiwa atau kasus pada konsep pertama.

Contohnya, pada konsep pertama teksnya adalah “ilmu jangan cuma dihafalkan”, baris pertama ini berisi pernyataan. Lalu pada teks kedua akan berisi konsekuensi dari pernyataan pertama. Contoh teksnya bisa berisi “tapi juga harus diamalkan”.

Adapun isi teks lengkap dari gurindam tersebut adalah:

Ilmu jangan cuma dihafalkan

tapi juga harus diamalkan.

3. Memiliki Bunyi Akhir yang Senada

Hal lainnya yang juga menjadi ciri khas dari karya sastra puisi lama ini adalah bunyi pada akhir kalimat yang memiliki kesamaan antara teks pada kalimat pertama dan kedua.

Jika pada kalimat pertama bunyi akhirnya adalah A, maka pada kalimat kedua bunyi akhirnya juga A. Hal inilah yang membuat gurindam memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.

Hal inilah yang biasa Anda kenal dengan sebutan rima. Rima pada gurindam sendiri ada beberapa contoh, misalnya a-a, b-b, c-c, d-d, e-e, dan lainnya. Jika tidak ada rima tersebut, maka karya sastra tersebut bukanlah gurindam.

4. Memiliki Petuah

Ciri lainnya adalah isinya yang mengandung ajaran hidup. Dalam hal ini, biasanya gurindam akan berisi nasehat bijak kepada sesama manusia untuk melakukan kebaikan.

Hal ini juga yang membuat karya sastra lama ini berbeda dengan jenis puisi lainnya yang bisa memiliki tema umum. Pada gurindam, maka isinya benar-benar tentang petunjuk kehidupan yang kebanyakan akan dipengaruhi oleh faktor agama.

5. Setiap Baris Memiliki Batas

Hal lain yang juga membuat unik dari gurindam adalah pada tiap baris biasanya hanya memiliki 2 sampai dengan 6 kata saja. Meski kalimat yang singkat, namun pesan bisa disampaikan dengan baik. Inilah yang membuat karya sastra tersebut menjadi menarik.

Jenis Gurindam

Setelah mengetahui tentang ciri khasnya, hal lainnya yang juga perlu Anda pahami adalah karya sastra ini juga memiliki beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis dari gurindam.

1. Gurindam Berkait

Jenis yang pertama adalah gurindam berkait. Dalam jenis ini, pada baris pertama dan kedua maupun selanjutnya akan terus berkaitan.

2. Gurindam Berangkai

Jenis kedua adalah gurindam berangkai. Dalam jenis ini akan selalu ada kata yang sama pada tiap dua baris tersebut. Biasanya, selain bunyi konsonan akhir yang sama, pada kata awal juga biasanya memiliki kesamaan.

Fungsi Karya Sastra Gurindam

Karya sastra ini juga tidak dibuat dengan asal. Dalam proses pembuatannya juga memiliki banyak fungsi. Fungsi yang paling utama tentu saja untuk mengabarkan kebaikan, mengajak pada kebaikan, ataupun menghindari keburukan.

Selain itu, ada juga beberapa fungsi lain dari karya sastra yang satu ini, misalnya:

1. Mendidik untuk Jiwa

Pada awalnya, karya sastra yang satu ini dibuat dengan menggunakan unsur agama yang kuat di dalamnya. Sehingga tidak heran jika isi di dalamnya juga sangat kental atas petuah kehidupan.

Dari sinilah kirindam juga berfungsi untuk mendidik sisi kejiwaan manusia, baik bagi yang membuat maupun bagi mereka yang mendengarkan. Fungsi ini akan lebih terasa terutama ketika Anda membaca karya sastra ini dengan penuh penghayatan.

2. Menghibur Manusia

Pada perkembangannya, kirindam juga tidak melulu soal petuah hidup dan lainnya. Saat ini temanya sudah mulai umum. Hal ini memang berkaitan dengan fungsi kirindam sebagai salah satu media hiburan.

Hampir mirip dengan karya sastra lainnya, gurindam dengan tema yang lebih umum bisa menjadi salah satu hiburan bagi manusia. Dalam hal ini, banyak contoh kirindam yang juga menggambarkan tentang kekonyolan manusia.

3. Merekam Kondisi Sosial

Sama dengan bentuk puisi lainnya, kirindam juga banyak digunakan untuk menggambarkan kondisi sosial masyarakat yang sedang terjadi. Pada kasus ini, hampir semua karya sastra sebenarnya memiliki fungsi ini.

Biasanya, mereka yang membuat gurindam untuk hal ini akan merekam banyak kejadian yang terjadi pada waktu tersebut lalu membagikannya dalam bentuk karya sastra ini.

Proses ini sendiri memiliki banyak tujuan. Misalnya, memberikan pelajaran pada orang di kemudian hari, membagikan pengalaman yang sudah terjadi, atau hanya sekedar merekam ingatan tentang sebuah peristiwa agar orang banyak tidak lupa.

4. Dakwah

Fungsi lainnya dari penggunaan kirindam adalah sebagai sarana dakwah agama. Hal ini memang berkaitan dengan fungsi utama dari karya sastra satu ini yaitu untuk menyebarkan kebaikan.

Dakwah yang menggunakan metode seni maupun karya memang dinilai lebih menarik. Hal ini juga yang pada akhirnya membuat penggunaan kirindam sebagai metode dakwah menjadi banyak peminatnya.

Contoh Gurindam dalam Berbagai Tema

Sudah dijelaskan sebelumnya jika ada banyak sekali contoh gurindam yang bisa Anda temukan, mulai dari gurindam lama yang sudah banyak orang tahu sampai beberapa versi baru.

Berikut adalah beberapa contoh dari gurindam.

1. Gurindam Dua Belas

Ini merupakan salah satu karya sastra kirindam yang paling terkenal. Karya sastra ini dibuat oleh Raja Ali Haji dan berisikan 12 pasal. Adapun isi dari kirindam dua belas adalah sebagai berikut:

Pasal 1:

Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.

Pasal 2:

Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

Pasal 3:

Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat.
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

Pasal 4:

Hail kerajaan di dalam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Pasal 5:

Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Pasal 6:

Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi.

Pasal 7:

Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila mendengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Pasal 8:

Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Pasal 9:

Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaitulah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segala hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat.
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Pasal 10:

Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan istri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil,
supaya tangannya jadi kafill.

Pasal 11:

Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat.
Hendak marah, dahulukan hajat.
Hendak dimulai, jangan melalui.
Hendak ramai, murahkan perangai.

Pasal 12:

Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

2. Contoh Gurindam Agama

Contoh lainnya dari karya sastra ini adalah gurindam agama. Pada jenis ini akan banyak membahas tentang agama. Berikut adalah beberapa contoh dari kirindam dengan tema agama.

Manusia hidup di dunia

Harus berpegang kepada agama.

Barang siapa tidak takut Tuhan

Hidupnya tidak akan bertahan.

Jika tidak mendirikan sholat

Maka Allah akan melaknat.

Barang siapa berpegang pada Al-Qur’an

Pasti jiwa tenang tiada keresahan.

Jadi insan harus beriman

Selalu tebarkan kebajikan.

Barang siapa putus asa

Pasti Allah akan murka.

Jangan suka berbuat maksiat

Kalau maksiat langsung tobat.

Ibadah dilakukan jangan lupa

Kalau ingin masuk surga.

Barang siapa meninggalkan yang lima

Pasti hidup tidak sempurna.

Percuma hidup punya harta

Kalau tidak pernah ibadah kepada-Nya.

3. Contoh Gurindam Berangkai

Gurindam berangkai merupakan salah satu jenis karya sastra yang banyak dipakai saat ini. Berikut adalah beberapa contohnya:

Jika bekerja tidak berhati lurus

Jika bekerja tidak berhati tulus.

Maka pikiran akan mudah tergerus

Pikiran tak karuan dan tubuh menjadi kurus.

Temukan apa yang dimaksud sahabat

Temukan apa yang dimaksud maksiat.

Janganlah menjadi orang yang memelas

Nanti kamu menjadi orang yang malas.

Jika bertindak pikirlah dulu

Supaya sesal tak membelenggu.

Kalau tidak dipikir dulu

Kesusahan kan menghampirimu.

Jangan menilai dari tampilan

Karna tampilan itu tipuan.

Jika menilai seorang insan

Coba lihatlah dari perbuatan.

Jikalau baik perbuatan

Maka dibalas kebaikan.

Jikalau buruk perbuatan

Maka dibalas keburukan.

4. Contoh Gurindam Pendidikan

Kirindam dengan tema umum yang banyak dipilih adalah tema pendidikan. Hal ini untuk mengajak banyak orang agar lebih mementingkan pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh kirindam dengan tema pendidikan.

Cari ilmu wajib hukumnya

Bahkan sampai ke negeri Cina.

Jika berilmu janganlah angkuh

Nanti dirimu akan terjatuh.

Jadi orang pintar memang perlu

Tapi juga harus bijak selalu.

Ilmu itu harus dicari

Belajarlah pada yang ahli.

Barang siapa mencari ilmu

Maka carilah ke para guru.

Ilmu jangan hanya dihafalkan

Namun juga harus diamalkan.

Ketika hendak mencari ilmu

Haruslah sungguh-sungguh selalu.

Ketika engkau tengah belajar

Haruslah tekun dan juga sabar.

Jika hidup tidak berilmu

Hidup akan sesat selalu.

Belajar itu tidak kenal usia

Teruslah belajar sampai tua.

5. Contoh Gurindam Nasehat

Secara umum, karya sastra ini biasanya akan berisi nasehat dan petuah. Berikut adalah contoh dari kirindam yang bisa Anda ambil nasehat dan petunjuk di dalamnya.

Percuma jadi orang punya harta

Kalau tidak beramal pada sesama.

Apabila orang banyak berkata

Itu tandanya dia berdusta.

Percuma punya banyak teman

Kalau tidak berbuat kebaikan.

Jika engkau ingin dipercaya orang

Sikap jujur haruslah dipegang.

Apabila dengki sudah merasuki hati

Tak akan pernah hilang hingga nanti.

Berbohong jangan dilakukan

Nanti kamu dijauhi orang.

Lakukan kebaikan selalu

Kebaikan akan menghampirimu.

Hendaklah pelihara kaki

Daripada berjalan yang membawa rugi.

Jika bertindak pikirlah dulu

Supaya sesal tak membelenggu.

Memang penting punya harta

Tapi menuntut ilmu jangan lupa.

Mempelajari Gurindam, Melestarikan Kebudayaan!

Sebagai salah satu karya sastra, sama seperti puisi, sudah seharusnya Anda juga ikut melestarikan gurindam ini. Dengan memahaminya lebih dalam, hal tersebut juga bisa menjadi salah satu cara untuk melestarikan karya sastra yang satu ini.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page