Hereditas pada Manusia: Pengertian dan Polanya

Pernahkah menyadari mengapa warna kulit, bentuk wajah, hingga rambut bisa mirip dengan orang tua kamu? Nah, fenomena itulah yang kita kenal dengan sebutan hereditas pada manusia. 

Ya, hereditas merupakan suatu proses penurunan sifat dari induk kepada keturunannya melalui genetik. Seperti apa mekanismenya?  Simak penjelasan selengkapnya!

Apa itu Hereditas?

Setiap bayi yang terlahir di dunia ini sebelumnya pasti akan melewati tahapan pembuahan antara sperma pria dan sel telur wanita yang terjadi akibat aktivitas seksual sehingga wanita bisa mengandung dan melahirkan.

Ketika sperma bertemu dengan ovum (sel telur), terjadi perpaduan gen yang pada gilirannya muncul menjadi karakteristik anak yang mirip dengan kedua orang tuanya. Dari sinilah hereditas dimulai.

Hereditas merupakan pewarisan sifat dari suatu makhluk kepada keturunannya. Sifat-sifat menurun inilah kemudian dikendalikan oleh genetika yang kita kenal dengan istilah DNA yang terdapat dalam gen.

Sederhananya, hereditas pada manusia mengacu pada pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya. Meski begitu, terkadang anak-anak terlihat persis seperti salah satu orang tua mereka, atau bahkan sangat mirip dengan saudara kandungnya.

Mengutip Parents, anak-anak berbagi 50 persen DNA mereka dengan masing-masing orang tua dan saudara mereka.

Jadi, ada banyak kemungkinan variasi. Jika saudara kandung akhirnya mirip, campuran gen yang mereka warisi tentu saja serupa. Tetapi, setiap anak juga mungkin mendapatkan pewarisan yang berbeda pula.

Misalnya, anak sulung mungkin memiliki bibir yang mirip dengan ayahnya, sedangkan anak bungsu mungkin mendapatkan bibir yang mirip dari ibunya.

Hereditas Menurut Hukum Mendel

Dalam sejarahnya, teori hereditas ini tercetus oleh ilmuwan bernama Gregor Johann Mendel pada 1865 silam. 

Awalnya Mendel menguji dua kacang ercis yang mempunyai satu perbedaan sifat dengan melakukan persilangan. Dari percobaan itulah menghasilkan gagasan yang kita kenal dengan sebutan Hukum Mendel.

Hukum Mendel ini terbagi menjadi dua, yakni Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II yang akan dijelaskan secara lengkap sebagai berikut: 

1. Hukum Mendel I

Hukum Mendel I disebut juga sebagai Hukum Segregasi lantaran menyebutkan bahwa pembentukan gamet akan terjadi pemisahan sepasang gen (alel) secara bebas.

Pola-pola hereditas dalam Hukum Mendel I berlaku untuk persilangan monohibrid, yang terjadi pada satu sifat yang berbeda. Apa itu monohibrid?

Jadi, Mendel menyilangkan dua ercis galur mumi (homozigot) dengan karakteristik yang berbeda, yakni  tanaman ercis bunga ungu dan putih.

Pada mulanya dia memotong serbuk sari dari ercis bunga ungu dan menyisakan putiknya. Sedangkan ercis bunga putih hanya menyisakan putiknya saja. Kemudian keduanya disilangkan dan menghasilkan  parental 1 (P1). 

Alhasil, persilangan tersebut menghasilkan keturunan pertama atau filial 1 (F1) yang berwarna ungu semua sehingga disebut persilangan monohibrid karena hanya mempunyai satu sifat yag berbeda yaitu pada warnanya.

2. Hukum Mendel II

Hukum Mendel II adalah hukum asortasi yang menyatakan bahwa alel tidak akan memengaruhi gen yang lain. Pembuktian Hukum Mendell II dilakukan dengan mencoba menyilangkan dua ercis galur murni, satu ercis bulat berwarna kuning dan satunya lagi berbentuk kisut berwarna hijau.

Karena terdapat dua sifat yang berbeda pada percobaan Mendel ini, yakni bentuk biji dan warna biji, maka disebut dengan persilangan dihibrid

Seluruh keturunan F1 menghasilkan biji bulat berwarna kuning. Persilangan sesama F1 menghasilkan keturunan kedua (F2) bulat kuning, bulat hijau, kisut kuning, dan kisut hijau dengan perbandingan 9:3:3:1.

Hukum Mendel II menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, alel dari gen yang berbeda terpisah secara independen alias tidak bergantung satu dengan lainnya. 

Pola Hereditas pada Manusia

Kemiripan antara anak dan orang tuanya merupakan buah dari hereditas. Akan tetapi, terdapat juga beberapa faktor genetik yang mempengaruhi pola hereditas pada manusia. 

1. Golongan Darah

Golongan darah pada manusia bersifat turun temurun serta terbagi menjadi tiga jenis, yaitu A, B, dan O. Itu sebabnya golongan darah orang tua dan anak akan sama, entah itu dari ayah ataupun ibu. 

Adapun sistem gen penentu golongan darah ABO adalah Ia, Ib, dan Io. Kemungkinan fenotip dan genotip pada pewarisan golongan darah ABO, adalah: 

  • Golongan Darah A = Ia Ia, Ia Io; 
  • Golongan Darah B = Ib Ib, Ib Io;
  • Golongan Darah AB = Ia Ib; dan 
  • Golongan Darah O = Io Io.

2. Penyakit Keturunan

Fenomena penyakit keturunan mungkin tidak asing lagi. Jadi, pola ini merupakan penyakit yang dimiliki oleh orang tua dan dapat menurun kepada anaknya. Hal tersebut terjadi lantaran adanya kelainan pada gen. 

Umumnya ini dikendalikan oleh gen resesif dan hanya bisa muncul pada orang yang memiliki homozigot.

Penyebab penyakit keturunan bisa terjadi karena dua faktor, yaitu melalui autosom maupun kromosom seks (genosom). Tanda-tandanya tidak menular, akan tetapi ini sukar untuk disembuhkan lantaran terdapat kelainan dalam substansi hereditas. 

Adapun berikut macam-macam penyakit keturunan dalam pola hereditas pada manusia, yaitu:

a. Albino

Albino adalah kelainan genetika karena adanya pigmentasi pada kulit dan organ tubuh lainnya yang tidak normal, serta penglihatan yang sangat peka terhadap cahaya.

Tubuh tidak mampu memproduksi enzim yang bertugas untuk merubah tirosin menjadi pigmen melanin, yang mana pigmen melanin ini dikendalikan oleh gen resesif. 

Pada tubuh manusia normal, ada genotip AA serta dengan carrier Aa. Sementara kondisi semacam ini berbanding terbalik dengan orang yang menderita albino sehingga mereka terlahir dari pasangan yang keduanya adalah carrier.

b. Fenilketonuria

Fenilketonuria merupakan kelainan genetik lantaran badan tidak mampu melakukan metabolisme fenilalanin. Biasanya penderita fenilketonuria akan mengalami keterbelakangan mental. Secara fisik, mereka bermata biru, berambut putih, dan kulitnya mirip albino.

c. Polidaktili

Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan maupun yang melebihi normal, misalnya berjumlah enam buah. Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari atau salah satu saja. Polidaktili disebabkan oleh gen dominan P sehingga penderitanya mempunyai genotip PP atau Pp. 

d. Thalassemia

Thalassemia adalah kelainan genetika karena rendahnya pembentukan hemoglobin. Akibatnya, kemampuan eritrosit untuk mengikat oksigen rendah. 

Penderitanya terbagi menjadi dua, yakni bergenotip ThTh (thalassemia mayor) dan Thth (thalassemia minor). Penderita mayor kondisinya lebih parah ketimbang yang minor karena bersifat letal (mati).

e. Dentinogenesis Imperfecta

Dentinogenesis imperfecta adalah salah satu kelainan pada gigi, yang mana gigi berwarna lebih putih seperti susu. Hal tersebut dapat terjadi karena gen Dt, sedangkan normalnya pada gigi yaitu gen resesif dt.

f. Buta Warna

Buta warna merupakan kelainan yang ditandai hilangnya kemampuan mata untuk membedakan warna-warna tertentu. Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif yang terpaut pada kromosom-X dan muncul dalam keadaan homozigot.

Selain itu, kemungkinan fenotip dan genotip pewarisan kelainan ini terjadi oleh beberapa faktor, seperti:

  • Wanita normal  = XX, XXcb;
  • Wanita buta warna = XcbXcb;
  • Pria normal  = XY; dan
  • Pria buta warna = XcbY.

8. Kebotakan

Gen penyebab kebotakan dibatasi oleh jenis kelamin sehingga penyakit keturunan ini memungkinan lebih terjadi pada laki-laki.

Kebotakan ditentukan oleh gen B dan b untuk orang yang berambut normal. Misal, jika ada genotip Bb pada laki-laki, maka dia mengalami kebotakan, namun tidak bagi perempuan. Sebab, perempuan menghasilkan hormon estrogen yang mampu menghalangi genotip Bb sehingga lebih terminimalisir mengalami kebotakan

Sudah Paham Apa itu Hereditas Pada Manusia?

Hereditas pada manusia sejatinya proses penurunan sifat dari induk kepada keturunannya melalui genetika.

Adapun penurunan ini bukan tingkah laku dari induknya, melainkan cenderung pada struktur tubuh atau perwujudannya. Meski begitu, pada proses hereditas terdapat kuga pola-pola yang menyebabkan adanya kelainan, seperti golongan darah dan penyakit keturunan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page