Mengenal Hewan Ovipar: Pengertian, Jenis, Ciri, Serta Contohnya

Berdasarkan cara reproduksinya, hewan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ovipar, vivipar, dan ovovivipar. Pada artikel berikut, kita akan lebih berfokus membahas tentang hewan ovipar, mulai dari pengertiannya, ciri-ciri, jenis hingga contoh hewannya.

Pengertian Hewan Ovipar

Penamaan jenis hewan ini berasal dari kata “ovum” yang berarti bertelur. Sehingga, secara definisi, hewan ovipar merujuk pada jenis hewan yang bisa berkembangbiak dengan cara bertelur. Umumnya, seorang induk akan mengerami telur tersebut hingga telurnya menetas. 

Ciri-ciri Hewan Ovipar

Tentu saja, hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

1. Tidak Memiliki Daun Telinga

Ciri pertama dari hewan bertelur adalah tidak memiliki daun telinga. Tidak seperti hewan vivipar yang biasanya memiliki daun telinga, jenis hewan ovipar tidak memiliki daun telinga sehingga mudah untuk Anda kenali. 

2. Tidak Memiliki Kelenjar Susu dan Menyusui

Hewan yang melahirkan anakannya berupa telur tidak menyusui karena tidak memiliki kelenjar susu. Oleh sebab itu, jika Anda ingin membedakan jenis ini dengan yang lainnya, maka Anda bisa melihat bagaimana tingkah anaknya saat masih kecil, apakah menyusui kepada induknya atau tidak.

3. Induk Mengerami Telur Hingga Menetas

Ciri terakhir yaitu induk hewan ovipar akan mengerami telurnya hingga menetas. Sehingga, hewan jenis ini umumnya juga akan membuat sarang tertentu untuk mengerami dan menjaga telurnya agar tetap hidup. 

Jenis dan Contoh Hewan Ovipar

Hewan yang bertelur terdiri atas beberapa jenis, yaitu kelompok unggas, ikan, reptil, dan amfibi. Berikut ini penjelasan dan contoh dari setiap jenisnya: 

1. Kelompok Unggas

Jenis hewan ovipar pertama yaitu dari kelompok unggas. Unggas merupakan kelompok hewan yang induknya akan mengerami telur dalam beberapa waktu lama hingga menetas menjadi hewan kecil yang imut. 

Beberapa contoh hewan bertelur dari kelompok unggas antara lain:

a. Ayam

Ayam adalah jenis unggas yang memiliki dua tipe kelamin yaitu jantan dan betina. Biasanya, ayam jantan berukuran lebih besar, memiliki jengger yang relatif lebih besar, serta memiliki bulu ekor yang panjang. 

Berbeda halnya dengan ayam betina yang biasanya berukuran lebih kecil, memiliki jengger yang relatif kecil, dan buku ekor yang pendek. Adapun hal unik yang bisa terjadi pada ayam adalah betina bisa berganti menjadi jantan ketika fungsi fisiologis tubuhnya terganggu. 

b. Bebek

Ciri khas utama dari hewan ovipar ini adalah memiliki tubuh berlekuk dan lebar serta memiliki leher yang relatif lebih panjang. Selain itu, bentuk paruh dari bebek adalah lebar dan mengandung lamella untuk menyaring makanannya. 

c. Angsa

Contoh hewan dari golongan unggas berikutnya adalah angsa. Umumnya, angsa memiliki ukuran yang lebih besar jika Anda bandingkan dengan hewan unggas lainnya. 

Hewan ini juga memiliki ukuran telur yang relatif lebih besar dari telur unggas lainnya. Angsa bisa mengerami telurnya hingga 20 hari dengan makanan utamanya berupa sayuran atau tanaman air. Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga jika ada angsa yang memakan hewan kecil di air.

d. Burung

Burung adalah jenis hewan bertelur terakhir yang juga dikategorikan sebagai unggas. Biasanya, burung akan mengerami telurnya hingga 20 hari hingga anak tersebut menetas dan menjadi burung baru. 

2. Kelompok Ikan

Ada cukup banyak hewan dari kelompok ikan yang juga merupakan hewan ovipar. Pada artikel berikut, kami akan menguraikan lima contoh ikan yang bertelur:

a. Ikan Mas

Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang bisa dikonsumsi ataupun menjadi hiasan kolam. Jenis ikan ini bereproduksi dengan cara bertelur yang dilakukan oleh ikan betina. 

Biasanya, ikan mas akan melepaskan telur pada awal musim hujan dan secara alami waktu pelepasan terlurnya terjadi saat tengah malam hingga akhir fajar. 

Adapun sifat telur dari ikan mas adalah menempel pada substrat. Kemudian, 2 sampai 3 hari telur tersebut akan menetas dan tumbuh menjadi larva atau anakan ikan mas. 

b. Ikan Lele

Jenis ikan berikutnya yang juga bertelur adalah ikan lele. Cara bertelur dari ikan ini hampir sama dengan ikan mas. 

Saat musim kawin, betina akan mengeluarkan sel telur, sedangkan jantan menghasilkan sperma untuk proses pembuahan. Jika proses pembuahan berhasil, maka telur tersebut akan menjadi anakan ikan lele. 

c. Ikan Cupang

Hingga saat ini, ikan cupang masih menjadi golongan ikan hias yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Jenis ikan cupang tergolong sebagai hewan ovipar yang memiliki bentuk telur menyerupai buih-buih. 

Anda bisa menemukan telur ikan cupang yang biasanya menempel di tanaman air. Telur ikan cupang membutuhkan waktu 3 hari untuk menetas. 

d. Ikan Nila

Nila merupakan jenis ikan konsumsi yang paling banyak ditemukan di pasar. Namun, siapa sangka jika hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur. 

Nila betina biasanya akan meletakkan telurnya pada substrat tertentu dengan cara menempelkannya. Selanjutnya, nila jantan akan mengeluarkan spermanya pada telur tersebut hingga terjadi pembuahan dan menghasilkan anakan ikan nila.

e. Ikan Molly

Contoh kelompok ikan yang berkembang biak dengan bertelur selanjutnya yaitu ikan molly. Jenis ikan ini umumnya akan sangat mudah untuk berkembang biak di dalam akuarium bahkan tanpa perawatan khusus. 

Untuk bentuk badan ikan ini hampir mirip dengan ikan cupang. Namun, bedanya ikan molly tidak memiliki ekor sepanjang dan secantik ikan cupang. Kemudian, dari segi perkembangbiakannya, ikan molly lebih mudah untuk dikembangbiakkan daripada ikan cupang. 

3. Kelompok Reptil

Jenis hewan ovipar selanjutnya adalah kelompok reptil. Berikut ini beberapa contoh hewan reptil yang bertelur:

a. Buaya

Buaya merupakan kelompok reptil yang paling umum Anda temukan. Biasanya, buaya akan menggali lubang pada gundukan tanah untuk bisa bertelur. 

Dalam sekali bertelur, biaya bisa mengeluarkan 7 hingga 95 telur sekaligus. Selain itu, telur buaya juga membutuhkan waktu sekitar 80 hari hingga telur tersebut menetas.

b. Cicak

Cicak merupakan hewan yang paling sering kita jumpai bertengger di tembok rumah. Hewan ini termasuk hewan reptil yang berkembang biak dengan cara bertelur. Cicak akan menyembunyikan telurnya pada tempat yang tidak mudah terlihat untuk menghindari predator. 

c. Kura-kura

Kura-kura juga termasuk hewan bertelur (ovipar) yang memilih untuk kawin atau melakukan pembuahan pada musim tertentu, puncaknya terjadi pada bulan Desember sampai Juni. 

Umumnya, kura-kura betina akan menyimpan sperma selama bertahun-tahun. Nah, saat musim kawin, barulah sperma tersebut akan membuahi sel telur. 

Hasil dari pembuahan tersebut nantinya adalah telur yang paling banyak dikeluarkan saat musim kawin. Induk kura-kura sendiri tidak akan mengerami telurnya, tetapi mereka akan menggali tanah sebagai sarang untuk telur tersebut. 

d. Ular

Ular merupakan reptil yang juga berkembang biak dengan bertelur. Pada umumnya, ular akan mencapai kematangan seksual sekitar 2 sampai 3 tahun. 

Adapun untuk tanda kematangan gonad pada ular jantan yaitu munculnya sisik di dekat daerah anus. Sedangkan pada ular betina memiliki tanda yaitu kapsul kloaka yang telah terlihat dari permukaan ventralnya. 

Ular dengan gonad yang matang akan kawin hingga akhirnya menghasilkan telur untuk kemudian dierami hingga menetas. 

4. Kelompok Amfibi

Jenis hewan ovipar terakhir yaitu hewan amfibi. Contoh hewan yang tergolong hewan amfibi adalah katak. 

Katak merupakan salah satu contoh hewan bertelur yang dilakukan oleh betina. Betina akan mengeluarkan telurnya di dalam air. Kemudian, saat waktunya tiba, jantan akan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur tersebut.

Telur yang sudah dibuahi tersebut akan terus berkembang hingga menetas di dalam air dan menjadi kecebong. Lalu, kecebong tersebut berkembang hingga menjadi katak.

Sudah Tahu Apa Saja Hewan Ovipar?

Sejatinya, ada cukup banyak jenis hewan ovipar di alam. Rata-rata hewan jenis ini akan mengerami telurnya hingga menetas menjadi anakan baru. Namun, tidak semua telur menjadi anakan mengingat proses penetasan yang terjadi di luar induk sehingga memiliki resiko kematian telur yang tinggi akibat dari predator. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page