Pengertian Hipotesis: Jenis, Ciri, Contoh & Cara Membuatnya

Hipotesis merupakan hal yang bersifat fundamental dalam sebuah penelitian. Ketika kamu ingin memulai sebuah penelitian, hipotesismu akan menjadi penentu ke arah mana penelitianmu akan berjalan. Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai hipotesis penelitian melalui artikel ini.

Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo (sementara) dan thesis (pernyataan atau teori). Dengan demikian, hipotesa merupakan pernyataan sementara yang dikemukakan oleh peneliti. Namun, hipotesa bukanlah kebenaran karena masih berupa asumsi, sehingga bisa jadi salah atau benar.

Sebagai contoh, kamu ingin melakukan penelitian mengenai representasi identitas yang ditampilkan dalam sebuah iklan. Menurut data sementara yang telah kamu peroleh, ternyata merek yang membuat iklan tersebut ingin menampilkan identitas kelompok marginal.

Selanjutnya, hipotesa yang kamu buat adalah iklan yang ada menampilkan pemeran-pemeran yang memenuhi kriteria kelompok marginal tersebut dan aktivitas yang mereka lakukan. Aktivitas tersebut seperti, kelompok etnis dan agama minoritas, tujuan yang ingin mereka capai, dan sebagainya.

Namun, hipotesa tetaplah sebuah praduga atau asumsi meskipun kamu menyusunnya dengan data valid. Untuk membuktikan kebenarannya, kamu harus melakukan penelitian hingga tuntas. Hasil penelitian itu nantinya akan menunjukkan hasil yang sejalan dengan hipotesa atau menghasilkan temuan baru.

5 Tujuan Hipotesa

Dalam sebuah karya ilmiah, hipotesa berperan dalam menentukan variabel dan teori yang diaplikasikan dalam penelitian. Berikut adalah 5 tujuan hipotesa dalam penyusunan karya ilmiah, yaitu:

1. Menguji Teori

Tujuan hipotesis yang pertama adalah untuk menguji teori yang dipakai dalam penelitian. Cara kerjanya adalah dengan membandingkan hipotesa yang telah peneliti buat dengan teori-teori yang ada. Lalu, hasil perbandingan inilah yang menjadi hasilnya.

2. Menerangkan Suatu Fenomena

Selain untuk menguji suatu teori, penciptaan hipotesa bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena yang memerlukan kajian lebih mendalam. Dari penghimpunan data-data sementara yang ada di lapangan, peneliti akan membuat praduga sementara sebelum membuktikan kebenarannya.

3. Membantu Membuat Kerangka Kesimpulan Penelitian

Menentukan kesimpulan dari sebuah penelitian terkadang menjadi hal yang cukup sulit mengingat banyaknya data dan teori yang perlu adanya pembuktian kebenaran. Berangkat dari hipotesa di awal penelitian, peneliti dapat menentukan kerangka-kerangka dasar kesimpulan guna menjawab hipotesa tersebut.

4. Mendorong Munculnya Teori Ilmu Pengetahuan Baru

Penyusunan hipotesa melibatkan kemampuan berpikir mengenai sesuatu yang (mungkin) tidak ada. Kemudian, kamu melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan sesuatu yang masih belum jelas tersebut atau bahkan semakin menegaskan bahwa hal tersebut benar-benar tidak ada.

5. Mengarahkan Jalannya Penelitian

Adapun tujuan hipotesa yang terakhir adalah mengarahkan penelitian. Hipotesa yang telah kamu susun akan menentukan ke arah penelitianmu berlangsung dan variabel yang perlu kamu uji menggunakan data dan teori. Dengan penentuan hipotesa ini, penelitianmu akan lebih terstruktur dan terencana.

Berbagai Jenis Hipotesis

Jika kamu ingin merancang hipotesa penelitian, kamu harus tahu beberapa jenis hipotesa. Berikut adalah 4 jenis hipotesa yang umum dalam penelitian dan penyusunan karya ilmiah, yaitu:

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesa deskriptif merupakan jenis hipotesa yang memiliki variabel mandiri. Variabel ini juga tidak memiliki hubungan atau perbandingan dengan variabel lain. Hipotesa jenis ini menunjukkan hubungan secara implisit antar variabel. Sehingga, hubungan yang ada cenderung tersembunyi dan tidak jelas.

2. Hipotesa Komparatif

Jenis hipotesa komparatif adalah dugaan yang peneliti buat dengan tujuan menguji dua variabel atau lebih yang bersifat komparatif. Komparatif ini memiliki arti memiliki kesamaan variabel, tapi memiliki populasi, sampel, atau situasi yang berbeda.

Lebih lanjut lagi, perumusan hipotesa komparatif memiliki tujuan untuk memberikan jawaban atau solusi untuk permasalahan yang bersifat membedakan antara dua variabel yang ada.

3. Hipotesis Asosiatif

Hipotesa relasional atau asosiatif adalah asumsi yang peneliti buat untuk memberikan jawaban terkait dua variabel atau lebih. Hipotesa ini berkebalikan dengan hipotesa deskriptif dimana hubungan antar variabel tergambar dengan jelas.

4. Hipotesa Statistik

Jenis hipotesa ini tidak berupa dugaan dalam bentuk kalimat pernyataan, tapi lebih kepada nilai yang telah dihimpun dari data statistik penelitian. Terdapat dua tipe hipotesa statistik, yaitu hipotesa alternatif/kerja (H1) dan hipotesa Null (H0). Berikut merupakan pembahasan kedua jenis hipotesa statistik secara lebih mendetail.

a. Hipotesis Alternatif/Kerja (H1)

Hipotesa kerja/alternatif memiliki fungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel X dan Y. Hipotesa ini juga menjelaskan terdapatnya perbedaan antara kedua kelompok variabel yang ada (dugaan diterima).

b. Hipotesa Null (H0)

Hipotesis Null sering digunakan untuk penelitian kuantitatif yang membutuhkan perhitungan statistika yang kompleks. Berkebalikan dengan hipotesa kerja, hipotesa ini tidak menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antar variabel (dugaan ditolak).

Ciri-ciri Hipotesa yang Baik

Hipotesa yang Baik
Hipotesa yang Baik | Image Source: Wikipedia

Salah satu syarat dari hipotesa yang baik adalah dapat melalui proses pengujian melalui metode penelitian yang bersifat empiris. Selain itu, untuk memperoleh hasil yang akurat, variabel-variabel yang ada dapat diukur secara pasti.

Hipotesis jelas berbeda dengan dugaan atau asumsi pada umumnya. Perbedaan tersebut ada karena hipotesa memiliki ciri-ciri yang khas. Berikut adalah ciri-ciri hipotesa yang baik secara umum, yaitu:

  • Pernyataan hipotesa haruslah dalam bentuk kalimat deklarasi, bukan kalimat tanya.
  • Peneliti tidak boleh merubah-rubah isi hipotesa dan harus konsisten dengan isi hipotesa sejak awal hingga akhir penelitian.
  • Isi dari hipotesa haruslah berisi pernyataan mengenai efektivitas, perbedaan, atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Jadi, minimal harus adal dua variabel dalam penelitian.
  • Hipotesa haruslah mengenai hal yang dapat melalui pengujian pasti. Sehingga, benda-benda bersifat abstrak tidak dapat menjadi dasar hipotesa dalam penelitian.

3 Contoh Hipotesa Penelitian

Berikut adalah 3 contoh hipotesis penelitian berdasarkan jenis hipotesa yang ada. Setiap jenis hipotesa memiliki rumusan masalah dan variabel penelitian yang berbeda-beda.

1. Hipotesa Deskriptif

  • Rumusan masalah: Berapa lama daya tahan lampu merek A?
  • Hipotesa deskriptif pertama (1): Daya tahan lampu A = 500 jam, karena daya tahun sampel produk diharapkan tidak berbeda jauh secara signifikan dengan daya tahan lampu dalam populasi.
  • Hipotesa deskriptif kedua (2): Daya tahan lampu A tidak sama dengan 500 jam. Hipotesa ‘tidak sama’ ini dapat berarti lebih kecil atau lebih besar dari 500 jam.

2. Contoh Hipotesa Komparatif

Dalam penerapan hipotesa komparatif, dapat juga dalam bentuk hipotesa statistika H1 dan H0 karena hipotesa ini menggunakan dua variabel atau lebih. Oleh karena itu, contoh dari hipotesa komparatif dapat digambarkan dengan sebagai berikut:

  • Rumusan masalah: Bagaimana produktivitas karyawan Pabrik A, jika dibandingkan dengan karyawan Pabrik B?
  • H1: Produktivitas karyawan Pabrik A lebih besar dari Pabrik B; atau produktivitas karyawan Pabrik A lebih kecil dari Pabrik B.
  • H0: Terdapat kesamaan atau tidak ada perbedaan produktivitas antara karyawan Pabrik A atau Pabrik B.

3. Hipotesa Asosiatif

Serupa dengan hipotesa komparatif, hipotesa asosiatif dapat juga menggunakan hipotesa statistika dalam penyusunannya karena terdapat dua atau lebih variasi di dalamnya. Berikut adalah contoh kasusnya:

  • Rumusan masalah: Bagaimana hubungan antara prestasi IPK mahasiswa Kampus Y dengan intensitas penggunaan media sosial?
  • H1: Terdapat hubungan antara tingkat prestasi IPK mahasiswa Kampus Y dengan intensitas penggunaan media sosia; (lebih besar/lebih kecil).
  • H0: Tidak terdapat hubungan antara tingkat prestasi IPK mahasiswa Kampus Y dengan intensitas penggunaan media sosial.

4 Cara Menyusun Hipotesis yang Benar 

Menyusun Hipotesis
Menyusun Hipotesis | Image Source: Slideplayer Info

Menyadari fungsinya yang sangat mendasar dan bersifat fundamental, kamu harus menyusun hipotesis dengan cermat dan baik. Berikut adalah langkah-langkah menyusun hipotesa yang benar, yaitu:

1. Memilih Topik Penelitian

Pertama, pilihlah topik penelitian yang ingin kamu teliti. Kamu harus memastikan topik itu harus spesifik, tidak terlalu umum, serta sesuai dengan minat dan kemampuan kamu. Sebaiknya, kamu riset penelitian-penelitian sebelumnya untuk menentukan topik yang cocok untuk kamu.

2. Menentukan Tujuan Penelitian

Selanjutnya, kamu harus yakin dan merasa pasti dengan tujuan penelitian yang ingin kamu capai. Tujuan penelitian kamu awalnya dapat berupa pertanyaan penelitian yang ingin kamu temukan penjelasannya.

3. Tentukan Variabel Penelitian

Kemudian, kamu harus menentukan variabel penelitian yang akan kamu uji lewat penelitian ini. Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian, yaitu variabel bebas dan terikat.

Variabel bebas merupakan variabel yang melalui pengujian dan dapat mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.

4. Membuat Hipotesa

Terakhir, kamu harus langsung menyusun hipotesa penelitianmu. Buatlah hipotesa menurut tujuan dan variabel penelitian yang telah kamu tentukan sebelumnya. Dalam tahap ini, hipotesa adalah konklusi sementara yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas.

Ayo Susun Hipotesis Penelitian Karya Ilmiahmu Sekarang!

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui hipotesis secara lebih dalam, bukan? Kamu juga sudah tahu mengenai langkah-langkah penyusunannya. Kamu seharusnya sudah tidak perlu ragu untuk segera memulai. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, susun hipotesa penelitianmu sekarang juga!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page