Hormon Serotonin: Fungsi, Cara Kerja, Gangguan, serta Penanganannya

Manusia dapat merasakan kebahagiaan salah satunya dipengaruhi oleh kandungan hormon serotonin dalam tubuh. Namun, banyak yang masih belum memahami tentang senyawa, bagaimana cara kerjanya, berikut efek yang ditimbulkan jika kadarnya berkurang serta penanganannya. Jika Anda salah satunya, mari simak ulasan berikut!

Pengertian Hormon Serotonin

Serotonin merupakan senyawa kimia yang terdiri dari asam amino, protein, dan triptofan. Tugasnya sebagai neurotransmitter atau pembawa pesan antara sel-sel saraf dengan otak. Zat ini dapat dibentuk secara alami oleh tubuh melalui asupan makanan.

Fungsi Serotonin 

Apa saja fungsi dari senyawa yang satu ini sehingga menjadi sangat penting dan kadarnya perlu dijaga tetap stabil? Pada dasarnya, serotonin mempunyai banyak fungsi, antara lain:

1. Menjaga Kesehatan Mental

Bisa dikatakan sebagai tugas utama, serotonin berperan besar dalam menjaga kesehatan mental seseorang. Kandungan triptofan membentuk hormon yang memenuhi sel saraf dan menghubungkan ke otak. Jika hormon yang terbentuk kurang, otomatis terdapat kekosongan pada saraf dan menyebabkan ketidakbahagiaan hingga depresi.

2. Menjaga Nafsu Makan

Selain saraf, senyawa ini juga berpengaruh pada gerakan usus dalam mencerna makanan. Jika kandungan serotonin cukup, salah satu proses metabolisme tersebut akan berjalan dengan lancar. Sehingga, nafsu makan terjaga, tidak kurang maupun berlebih.

3. Membantu Pembekuan Sel Darah Merah (Trombosit)

Hormon serotonin mampu membekukan darah dengan cara menyempitkan arteri kecil. Hal tersebut dapat mempercepat penyembuhan luka dan meminimalisir risiko pendarahan.

4. Detoksifikasi Alami

Ketika tubuh menghirup atau menyerap sesuatu yang bersifat racun, serotonin membantu melakukan detoks alami. Caranya dengan menekan saraf hingga mengirimkan sinyal pada otak untuk menimbulkan rasa mual, kemudian muntah.

5. Mencegah Pengeroposan Tulang

Obat antidepresan yang dikonsumsi sebagai salah satu akibat kurangnya senyawa serotonin memiliki efek pengeroposan tulang (osteoporosis). Jika kandungan zat tersebut cukup, risiko mengidap depresi dan mengonsumsi obat-obatannya menjadi lebih kecil. Artinya, pengeroposan pada tulang juga dapat dicegah.

6. Meningkatkan Daya Ingat

Salah satu penyebab pikun dan demensia, yaitu kurangnya hormon serotonin. Ingatan erat kaitannya dengan stimulus yang diterima otak, di mana merupakan salah satu kinerja zat kimia alami tersebut. Jika ingin memiliki ingatan yang kuat untuk jangka waktu panjang, serotonin harus terus stabil.

7. Menjaga Waktu Istirahat

Jika kadar hormon yang satu ini dalam kondisi stabil, tubuh akan menjadi lebih mudah beristirahat. Sedangkan saat kadarnya terlalu tinggi atau rendah, maka akan mengakibatkan kesulitan tidur dan kelelahan hebat.

8. Mengontrol Nafsu Seksual

Libido berada dalam ambang normal dan terkontrol dengan baik ketika zat serotonin seimbang. Sebab, saat terlalu tinggi, nafsu seksual justru mengalami penurunan drastis, begitu pula sebaliknya jika terlalu rendah.

Cara Kerja Senyawa Serotonin dalam Tubuh

Bagaimana sebenarnya cara kerja dari zat kimia serotonin? Senyawa tersebut memiliki dua mekanisme kerja berbeda, yaitu sebagai berikut:

1. Melalui Saraf

Pertama, serotonin akan memenuhi celah antar saraf yang menuju otak dan menciptakan impuls atau rangsangan. Gerakan ini berpengaruh besar terhadap emosi dan suasana hati seseorang.

2. Melalui Pembuluh Darah

Kedua, serotonin menyebar lewat pembuluh darah yang menuju usus. Hal tersebut akan mempengaruhi sistem metabolisme dan kemampuan penyembuhan luka.

Gangguan Stabilitas Serotonin dalam Tubuh

Ketidakseimbangan hormon serotonin pasti menimbulkan beberapa masalah, baik fisik maupun psikis sebagaimana disinggung sedikit di atas. Jika terlalu rendah, biasanya terjadi efek emosional, seperti ketidakbahagiaan, tertekan, depresi. Sedangkan, jika kadarnya terlalu tinggi, muncul gangguan yang disebut ‘Sindrom Serotonin’.

Sindrom tersebut akan menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Tekanan darah tinggi disertai sakit kepala.
  • Jantung berdetak kencang, gelisah, dan gemetar.
  • Linglung dan mengeluarkan banyak keringat.
  • Otot-otot menjadi kaku.
  • Diare.

Jika tanda-tanda tersebut sudah muncul, namun tidak segera mendapatkan penanganan. Maka, bisa menimbulkan kejang, demam tinggi, kemudian kesadaran menurun drastis.

Penyebab Munculnya Gangguan Serotonin

Bagaimana gangguan serotonin ini dapat terjadi? Ada dua penyebab utama yang memicu lonjakan kadar senyawa tersebut, yaitu:

1. Konsumsi Obat Melebihi Dosis

Penggunaan obat-obatan di luar dosis yang disarankan sangat mudah menaikkan hormon serotonin tubuh. Obat yang tidak dikonsumsi sesuai anjuran, rentan berdampak pada organ vital seperti jantung, pembuluh darah, hingga otak.

2. Penggunaan Dua Obat Keras Tanpa Resep Dokter

Obat keras dilarang beredar bebas dan harus di bawah pengawasan dokter ketika dikonsumsi karena efek sampingnya cukup berbahaya. Apalagi jika menggabungkan dua obat keras sekaligus, bisa menurunkan kesadaran, sakit kepala, dan gangguan pernapasan. 

Penanganan Gangguan Sindrom Serotonin

Lantas, jika terlanjur terkena sindrom serotonin, mungkinkah dapat sembuh seperti sedia kala? Jawabannya adalah bisa, asalkan mendapatkan pengobatan yang tepat. Gangguan ini relatif mudah disembuhkan dalam waktu tiga sampai tujuh hari.

Segera konsultasikan dengan dokter apabila mengalami gejala-gejala sebagaimana telah dijabarkan di atas. Pasien akan diminta untuk menghentikan konsumsi obat-obatan pemicu dan diberikan resep umum, seperti Benzodiazepine, Phenylephrine, dan Cyproheptadine.

Gangguan serotonin yang tidak segera mendapatkan penanganan dari tenaga medis dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:

  • Gagal ginjal.
  • Stroke ringan hingga berat.
  • Kegagalan sistem pernapasan hingga serangan jantung.
  • Kematian.

Tips Mencegah Masalah Kesehatan Akibat Serotonin Tidak Stabil

Dampak dari kadar hormon serotonin yang tidak stabil memang cukup mengerikan. Kekurangan senyawa ini menyebabkan tidak bahagia hingga depresi, sedangkan jika berlebih dapat menimbulkan banyak komplikasi masalah kesehatan. Lantas, apa metode yang bisa diterapkan agar hormon tersebut tetap stabil? Simak di sini:

1. Asupan Makanan Kaya Triptofan

Cara paling mudah untuk menjaga stabilitas serotonin, yaitu dengan mengonsumsi makanan kaya triptofan. Contohnya seperti salmon dan telur. Triptofan otomatis juga merupakan makanan tinggi karbohidrat. Jadi, tetap perlu dibatasi agar tidak memproduksi insulin berlebih dan meningkatkan risiko diabetes.

2. Rajin Berolahraga

Setelah mengonsumsi makanan tinggi triptofan, pastikan untuk rutin berolahraga agar nutrisi tersebut dapat terserap dengan baik hingga otak. Proses itu kemudian akan memproduksi hormon kebahagiaan untuk tubuh.

Pilih olahraga yang relatif ringan seperti bersepeda, berenang, dan jogging di pagi atau sore hari. Jangan sampai memforsir diri untuk melakukan olahraga berat dan di luar kebiasaan tubuh. Karena hal itu justru akan menghambat produksi serotonin.

3. Pijat Relaksasi

Metode lain untuk menstabilkan hormon serotonin adalah dengan pijat relaksasi. Aktivitas tersebut dapat menurunkan hormon stres alias kortisol. Jika stres berkurang, otomatis rasa lega, segar, dan bahagia yang dihasilkan serotonin akan meningkat.

Disarankan untuk melakukan pijat relaksasi minimal sekali dalam sepekan. Jenis pijat ini biasanya disediakan oleh salon kecantikan atau pemilik jasa pribadi dan berbeda dari layanan pijat urat atau refleksi.

4. Meditasi atau Yoga

Cukup luangkan waktu 30 menit setiap pagi atau sore hari untuk melakukan meditasi maupun yoga. Gerakan meditasi dan yoga efektif dalam mengatur ritme jantung dan menurunkan tekanan darah. Kondisi tersebut membantu memproduksi asam amino pembentuk serotonin.

5. Pergi Berlibur

Selain pijat relaksasi, meninggalkan segala rutinitas yang menjemukan dengan pergi berlibur menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga stabilitas serotonin. Tidak heran jika kemudian ada istilah healing alias penyembuhan untuk menyebut liburan.

Tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan perjalanan jauh dan mengeluarkan biaya tinggi yang berpotensi menambah beban. Staycation di penginapan estetik dalam kota atau mengunjungi destinasi wisata terdekat sudah cukup menghibur.

6. Melakukan Aktivitas yang Disukai

Membaca, menonton film atau drama, mendengarkan musik, hingga berkebun juga bisa menjadi solusi efektif. Selama aktivitas tersebut merupakan hobi yang disukai, melakukannya akan membuat produksi hormon serotonin lancar dan stabil.

7. Menghabiskan Waktu Berkualitas dengan Keluarga

Terakhir, cukup menikmati kebersamaan dengan keluarga tercinta. Gunakan untuk mengobrol atau melakukan sesuatu yang ringan. Jauhkan diri dari gawai dan fokus pada orang-orang terkasih. Merasakan dan berbagi cinta dengan keluarga sangat jitu untuk menghasilkan serotonin dan menjaganya tetap seimbang.

Serotonin, Bukan Sekadar Hormon Biasa!

Intinya, peranan senyawa alami pembawa rasa bahagia ini cukup krusial. Baik saat kurang maupun berlebih, ada banyak risiko gangguan kesehatan yang mengintai baik mental maupun fisik. Bahkan dapat berakibat fatal jika sudah muncul gejala, namun terus diabaikan.

Padahal, menjaga kandungan serotonin tetap stabil relatif cukup mudah. Hanya dengan mengerjakan aktivitas-aktivitas sederhana, kortisol dapat ditekan kemudian digantikan serotonin. Lebih baik melakukan langkah preventif daripada harus mengobati, bukan?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page