Hormon Sitokinin: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Gangguan, dan Contohnya

Setiap makhluk hidup memiliki hormon yang membantu keberlangsungan hidupnya, tak terkecuali pada tanaman. Tanaman punya hormon yang membantu pertumbuhan, salah satunya hormon sitokinin yang menduduki posisi cukup vital bagi pertumbuhan tunas dan akar. 

Seperti apa hormon pertumbuhan ini dan apa saja fungsi, cara kerja, serta gangguan-gangguannya pada tanaman? Baca selengkapnya sampai habis!

Apa itu Hormon Sitokinin? 

Sebagai makhluk hidup, tanaman pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari kecil hingga besar. Pertumbuhan pada tanaman ini tidak bisa lepas dari beberapa faktor, baik dari internal (tanaman itu sendiri) maupun eksternal yang diperoleh dari sinar matahari, air, dan unsur hara. 

Hormon adalah salah satu faktor internal yang berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman. Ia adalah zat dari kumpulan senyawa nutrien yang juga berfungsi sebagai penghambat, pengubah, dan pendorong pergerakan dari tumbuhan. Oleh karena itu, keberadaanya sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman. 

Tugas hormon adalah mengendalikan aktivitas dengan mengirimkan sinyal untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap tumbuhan tersebut. Hormon  yang ada dalam tumbuhan itu salah satunya adalah sitokinin. 

Sebenarnya hormon yang berperan penting bagi pertumbuhan tanaman tidak hanya sitokinin saja. Ada beberapa hormon penting lainnya seperti auksin, giberelin, dan etilen. Namun dari keempat hormon tersebut, sitokinin adalah hormon yang dibutuhkan untuk membantu pembelahan sel. 

Hormon ini pertama kali ditemukan pada tanaman oleh Johannes van Overbeek sekitar tahun 1940-an. Saat itu, Johannes van Overbeek memperoleh informasi bahwa sitokinin sangat berperan dalam memicu terjadinya sitokinesis (pembelahan sel sitoplasma) dan tanaman bisa tumbuh cepat jika ditambahkan air kelapa. 

Tugasnya adalah mendukung pertumbuhan tunas tanaman. Ia akan berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan, perkembangan, diferensiasi, dan pembelahan sel yang nantinya merangsang terjadinya sitokinesis pada jaringan meristematik. 

Selain itu, tugas dari hormon ini adalah menunda penuaan daun, bunga, dan buah dengan cara mengontrol kemunduran penyebab terjadinya kematian sel-sel tumbuhan. 

Nah, karena kemampuannya menunda penuaan inilah hormon sitokinin sering dimanfaatkan untuk mengawetkan bunga potong dengan cara disemprotkan supaya terjaga kesegarannya. 

Jenis dan Contoh Hormon Sitokinin

Jika dilihat dari asalnya, hormon ini ada yang alami dan ada yang buatan. Sitokinin alami berasal dari jaringan yang masih aktif tumbuh terutama pada embrio, akar, dan buah. 

Hormon yang dihasilkan dari akar, nantinya akan diangkut ke bagian atas tanaman yang masih muda melalui jaringan xilem menuju sel-sel tanaman muda. Contoh sitokinin alami adalah kinetin yang banyak ditemukan pada bulir jagung muda, serta zeatin yang banyak terdapat pada air kelapa. 

Ada dua tipe dari hormon sitokinin, antara lain:

1. Adenin

Jenis adenin ini biasanya diproduksi oleh bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah, jaringan kambium, dan bagian perakaran. Contoh adenin ini adalah kinetin, BAP (Benzyl Amino Purin), dan zeatin.

2. Fenilurea

Jenis kedua dari hormon sitokinin ini tidak bisa ditemukan di bagian manapun dari tumbuhan karena jenis ini tidak terbentuk sendiri oleh tanaman, melainkan diberikan kepada tanaman tersebut. 

Contoh fenilurea ini salah satunya difenilurea yang bisa menginduksi perkembangan bunga, serta thidiazuron yang bisa membantu menginduksi terbentuknya kalus dan pembelahan sel secara signifikan. 

Manfaat dan Fungsi Hormon Sitokinin

Seperti yang sudah tertulis sebelumnya bahwa tanaman membutuhkan hormon untuk melangsungkan hidupnya. Dengan begitu, artinya setiap hormon-hormon yang ada dalam tanaman memiliki fungsi penting bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman itu sendiri, termasuk sitokinin. 

Adapun fungsi dari hormon pertumbuhan ini antara lain:

1. Diferensiasi Sel

Diferensiasi sel atau pembelahan sel adalah salah satu fungsi utama dari hormon sitokinin. Hormon ini bisa meningkatkan dan mempercepat pembelahan, perkembangan, dan pertumbuhan kultur sel tanaman. 

Saat melakukan tugasnya ini tentu saja sitokinin tidak bekerja sendirian, namun dibantu dengan hormon lain, salah satunya auksin. Keduanya akan mempercepat pembelahan sel sehingga tanaman bisa cepat tumbuh dan berkembang. 

2. Penyerapan Nutrisi Tanaman

Tak hanya membantu membelah sel, nyatanya hormon ini juga berperan dalam penyerapan nutrisi tanaman. 

Melansir dari harapanrakyat.com yang mengutip buku Environmental Perception Avenues: The Interaction of Cytokinin and Environmental Response Pathway mengatakan bahwa dalam buku tersebut Argueso menemukan bahwa hormon ini bisa mengelola kemampuan tumbuhan dalam mengambil nutrisi dari lingkungan. 

Nutrisi tersebut seperti besi, nitrogen, fosfor, dan belerang. Jika kadar sitokininnya tinggi, tanaman tumbuh dengan baik walaupun mengalami kekeringan dan kekurangan nutrisi dalam tanah. 

Jika hormon ini terganggu, maka tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, namun juga bisa mengurangi kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi. 

3. Mendorong Penuaan Sel

Hormon sitokinin bisa juga mendorong proses penuaan sel yang menjadikan tanaman muda kecil menjadi melebar, memanjang, dan berubah menjadi tua dengan fungsi yang sempurna. 

Selain itu, hormon ini juga bisa memperlambat gugurnya bunga, buah, dan daun karena kemampuannya menyerap nutrisi dan menyalurkannya ke seluruh bagian tumbuhan. 

4. Mengatur Dominansi Apikal

Sitokinin juga berguna sebagai pengontrol dominasi apikal di mana tunas terminal mempunyai kemampuan dalam menekan perkembangan dari tunas aksilar. Selain itu, ia juga berguna untuk memberikan syarat kepada tunas aksilar agar mulai tumbuh. 

5. Kultur Jaringan dengan Auksin

Hormon ini bekerjasama dengan auksin yang akan menumbuhkan sel baru dengan cara pembelahan. Percampuran kedua hormon ini akan mempercepat pembelahan di mana jika sitokinin lebih banyak diberikan, perkembangan kalusnya berasal dari pucuk daun. Namun jika auksinnya lebih banyak, maka kalus akan berkembang jadi akar.

Selain kelima fungsi tersebut, ada juga fungsi lain dari hormon pertumbuhan ini, yakni:

  • Mengatur pembentukan bunga.
  • Merangsang sintesis protein pada tumbuhan.
  • Meningkatkan pembukaan stomata pada tanaman tertentu.
  • Punya peran penting terhadap kloroplas.
  • Bisa merangsang pemanjangan titik tumbuh daun.
  • Merangsang perluasan daun dengan memperbesar sel.
  • Merangsang pembentukan akar cabang.
  • Bisa meningkatkan klorofil (zat hijau daun).
  • Bisa mengatur penyaluran mineral ke seluruh bagian tumbuhan.
  • Bisa memacu pertumbuhan dari kuncup tepi.
  • Berperan dalam mengatur sintesis RNA.
  • Berperan merangsang jalannya asam amino serta garam mineral menuju daun.
  • Berpengaruh terhadap morfogenesis tumbuhan dalam teknik kultur jaringan.

Cara Kerja Sitokinin

Hormon sitokinin adalah hormon yang butuh kerja sama dengan hormon lain untuk bisa menjalankan fungsinya. Cara kerjanya, produksi sitokinin biasanya berasal dari ujung akar kemudian hormon ini menyalurkannya melalui jaringan xilem dan dialirkan ke seluruh bagian tanaman. 

Ini mirip dengan hormon GHRH atau hormon pertumbuhan yang dimiliki manusia. Bagian hipotalamus akan mengatur sekresi hormon kemudian mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hormon tersebut lalu dialirkan ke hati melalui pembuluh darah. 

Dalam hati itulah nantinya terjadi perubahan hormon menjadi Insulin-like Growth Factor 1, lalu hormon IGF tadi dialirkan lewat pembuluh darah ke seluruh tubuh. 

Hormon ini cara kerjanya berlawanan dengan auksin, namun keduanya saling membutuhkan sehingga kedua hormon tersebut haruslah seimbang. Ada beberapa dampak yang terjadi karena perbedaan konsentrasi kedua hormon tersebut, yakni:

  • Jika sitokinin lebih besar, maka pertumbuhan tunas dan daunnya jadi tidak terkendali.
  • Jika keduanya punya konsentrasi sama, maka pertumbuhannya akan seimbang.
  • Jika auksinnya lebih besar dari sitokinin, maka pembentukan akar akan lebih aktif.

Sitokinin dan auksin memang sama-sama hormon yang memengaruhi pertumbuhan tanaman, keduanya saling bekerjasama untuk menjalankan fungsinya. Lalu, apa perbedaan antara keduanya?

Perbedaan paling utama dari kedua hormon tersebut adalah hormon auksin bisa merangsang percabangan pada akar. Sementara sitokinin ini bisa menghambat percabangan akar dan pembentukan akar lateral.

Selain itu, auksin bertugas untuk pemanjangan sel pada ujung batang dan akar. Sedangkan sitokinin tugas utamanya adalah membantu pembelahan sel pada area-area tumbuh. 

Gangguan pada Sitokinin

Seperti yang sudah diulas sebelumnya bahwa apabila hormon sitokinin mengalami gangguan, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tersebut. Apa saja dampaknya?

Dampaknya adalah tanaman tidak akan tumbuh sempurna alias mengalami abnormal. Pertumbuhan abnormal ini seperti tumbuh kerdil, bintil akar tidak berfungsi sempurna, kurang nutrisi, bunga dan buah tumbuh abnormal, dan lain-lain.

Sudah Paham tentang Hormon Sitokinin Ini?

Hormon sitokinin sangat berperan dalam perkembangan tanaman. Tanpanya, tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Namun bukan berarti hormon ini bisa bekerja sendiri, sitokinin masih butuh bantuan dari hormon lain untuk menjalankan fungsinya. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page