Apa itu Ideologi? Sejarah, Fungsi, Macam, dan Karakteristiknya

Dalam kehidupan baik bermasyarakat maupun berbangsa, ada banyak sekali hal yang menjadi dasar dan mengatur kehidupan kita. Salah yang cukup penting dalam kehidupan berbangsa adalah adanya ideologi. Lalu, apa itu pengertian dan bagaimana karakteristiknya? Simak ulasan menarik dan informatif berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Ideologi?

Ideologi sendiri memiliki nama lain, yaitu adicita yang berarti sebuah gagasan. Adicita berarti suatu ide atau gagasan kepercayaan yang ada dalam suatu kelompok dan sangat mempengaruhi kehidupan kelompok itu sendiri dalam kesehariannya. 

Selain itu, adanya adicita dapat mempengaruhi bagaimana suatu kelompok bersikap dan memiliki sifat tertentu. Oleh karena itu, keberadaan adicita sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. 

Gagasan ini juga dapat Anda definisikan sebagai doktrin kepercayaan kepada simbol tertentu pada masyarakat atau bangsa, yang selanjutnya menjadi pegangan dan acuan dalam berkarya. 

Kata ideologi sendiri awalnya ditemukan pada abad ke 18 oleh Antoine Destutt De Tracy untuk mendefinisikan sebuah “sains tentang ide”. Sedangkan, secara bahasa, istilah tersebut berasal dari kata ideos dan logos. 

Ada juga yang menyebutkan bahwa adicita merupakan sebuah hasil dari pemikiran abstrak. Serta lebih dari sekedar pembentukan sebuah ide dan memiliki penerapan pada permasalahan publik, sehingga dapat menjadi sebuah inti politik dalam sebuah konsep pemikiran. 

Karena sejatinya, secara implisit, konsep pemikiran politik sendiri berdasar pada sebuah adicita yang penyerapannya dilakukan secara eksplisit.

Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli

Setelah mengetahui pengertian adicita secara umum, kini saatnya Anda mengetahui pengertiannya yang dipaparkan oleh para ahli. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Gunawan Setiardjo

Gunawan Setiardjo menyebutkan bahwa, adicita sendiri termasuk dalam kumpulan ide, gagasan atau juga aqidah aqliyyah. 

Dalam bahasa Arab, aqidah aqliyyah memiliki arti sebuah akhlak yang didapatkan dari sebuah proses berpikir kritis. Sehingga, hasil pemikiran tersebut akan menciptakan aturan-aturan dalam kehidupan yang mampu mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat.

2. Antoine Destutt De Tracy

Antoine Destutt De Tracy merupakan penemu kata ideologi pada abad ke 18. Menurut Antoine sendiri, adicita merupakan sebuah studi terhadap ide-ide atau pemikiran tertentu. 

Ide tersebut dapat mempengaruhi kehidupan sekelompok orang dalam bersikap dan berperilaku, karena ide tersebut akan tertanam sebagai suatu nilai tertentu dalam keadaan sosial.

3. Descartes

Descartes menyebutkan bahwa, adicita merupakan inti dari sebuah pemikiran manusia. Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa, semua pemikiran manusia akan terdasar pada sebuah gagasan tertentu. 

Oleh karena itu, sekelompok orang yang memiliki gagasan berbeda akan dapat memiliki pemikiran, tingkah laku, dan sikap yang berbeda pula. 

4. Machiavelli

Berbeda dengan para ahli lainnya, Machiavelli menyebutkan bahwa ideologi adalah sebuah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Hal tersebut berarti, adanya ideologi sendiri merupakan milik penguasa, bisa jadi kepala suku, kepala organisasi, kepala daerah, atasan, dan lain sebagainya. 

Gagasan yang dimiliki oleh seorang penguasa dapat disebarkan dan diajarkan kepada bawahannya untuk membentuk sebuah lingkungan dengan kondisi tertentu di masyarakat.

5. S. Hornby

S. Hornby menyebutkan bahwa adicita merupakan sebuah atau seperangkat gagasan yang nantinya akan membentuk dasar ekonomi dan politik bagi sekelompok golongan. 

Hal tersebut berarti, ideologi bersifat lebih khusus dan spesifik terhadap perilaku ekonomi dan politik sebuah kelompok tertentu. Sehingga, sistem politik atau organisasi dapat berjalan sesuai dengan ideologi yang disebarkan kepada sekelompok orang tersebut.

Sejarah Adanya Ideologi

Setelah memahami berbagai pengertian ideologi menurut ahli, kini Anda akan mengetahui bagaimana sejarah adicita dan awal mula adicita terbentuk. Adicita sendiri berawal dari revolusi negara Perancis pada abad ke 18. 

Istilah tersebut dicetuskan oleh Antoine Destutt De Tracy. Antoine dan banyak rekannya memiliki tujuan dan keinginan untuk membentuk sebuah sistem pendidikan khusus di negara Perancis. 

Adanya sistem pendidikan ini diharapkan dapat mengubah masyarakat di negara Perancis. Supaya masyarakat yang awalnya memiliki pemikiran kuno menjadi masyarakat yang memiliki pemikiran rasional serta berdasarkan pada teori ilmiah. 

Keinginan Antoine dan kawan-kawannya didukung oleh Napoleon Bonaparte sepenuhnya. Namun, pada awal abad 18 tepatnya tahun 1812, Napoleon kembali melawan gagasan yang dicetuskan oleh Antoine ini. 

Napoleon menyalahkan adanya adicita sebagai penyebab kekalahan tentara dalam peperangan. Tetapi, karena populernya sistem ini, adicita semakin berkembang hingga abad 19. Bahkan, banyak sejarawan yang menyebutkan bahwa pada abad ke 19 merupakan puncak dan tahunnya adicita. 

Hanya saja, perbincangan mengenai adicita ini masih harus sangat dijaga. Karena sifatnya yang kontroversial dan bisa mengundang perdebatan antar kelompok.

Fungsi Adanya Ideologi 

Tidak hanya sebagai landasan dasar masyarakat dalam bersikap dan berperilaku, ternyata adicita sendiri memiliki banyak fungsi lain. Berikut ini adalah beberapa fungsi adicita yang perlu Anda ketahui dengan baik: 

1. Sebagai Struktur Kognitif

Adanya adicita, dapat memiliki fungsi sebagai sebuah struktur kognitif. Hal tersebut berarti gagasan menjadi sebuah dasar pengetahuan bagi sekelompok masyarakat. 

Dasar pengetahuan ini biasanya digunakan untuk menafsirkan hal yang terdapat di dunia beserta dengan kejadian alam yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, masyarakat memiliki acuan untuk berpikir dan tidak kebingungan dengan berbagai fenomena yang terjadi. 

Misalnya saja, adanya gagasan dapat membantu masyarakat untuk menafsirkan adanya peristiwa bencana alam. Serta dapat membantu masyarakat untuk menafsirkan adanya fenomena sosial terkait kesetaraan gender yang saat ini sedang banyak diperbincangkan di berbagai media massa. 

2. Sebagai Orientasi Dasar

Fungsi ideologi sebagai orientasi dasar dapat membantu masyarakat untuk membuka wawasan mereka. Selain itu, adanya adicita juga dapat menunjukkan tujuan kehidupan sebagai manusia. 

Jadi, dengan adanya gagasan yang ditanamkan pada individu masyarakat, mereka tidak akan kehilangan arah untuk menentukan tujuan dan bersikap. Hal tersebut akan sangat membantu masyarakat yang pada dasarnya memiliki peran sebagai makhluk sosial.

3. Sebagai Fungsi Norma

Dalam kehidupan sosial, norma merupakan hal yang sangat penting. Adanya nilai-nilai norma dapat membantu Anda untuk memperlakukan orang sekitar dengan sebagaimana mestinya. 

Adanya adicita, dapat membantu manusia untuk menentukan bagaimana cara bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma baik yang telah diajarkan. Sehingga, setiap individu tahu bagaimana cara untuk berperilaku dan bertindak sesuai dengan norma yang telah ada.

4. Bekal untuk Menentukan Identitas

Pada dasarnya, manusia pasti mengalami fase penentuan jati diri dan identitas masing-masing. Apabila tidak didukung dengan landasan pemikiran tertentu, maka setiap manusia akan mengalami kehilangan arah dan kebingungan. Bahkan, tidak jarang yang mengalami depresi karena berusaha menemukan identitas diri sendiri. 

Adanya adicita, dapat membantu manusia dalam melalui hal tersebut. Lewat adicita sebagai dasar pemikiran manusia, maka setiap individu akan memiliki arah tertentu dalam hal berpikir untuk menentukan jati diri dan identitas mereka. 

Misalnya saja, ideologi pancasila mengarahkan individu untuk memiliki satu Tuhan atau agama yang dipercaya. Sehingga, setiap individu yang menganut gagasan tersebut pasti memiliki agama. Begitu juga dengan berbagai kasus lainnya.

5. Sebagai Sumber Semangat

Siapa sangka, ternyata adanya sebuah ideologi dapat menjadi sumber semangat bagi setiap individu yang menganutnya. Adanya adicita dapat membakar semangat seseorang untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. 

Hal tersebut menjadi salah satu fungsi ideologi yang jarang diketahui tetapi memang nyata adanya. Ketika semangat ada, maka dorongan dan motivasi untuk mencapai sebuah kesuksesan akan terbentuk. Jadi, bisa dipastikan bahwa kesuksesan juga akan menghampiri individu tersebut.

6. Sebagai Acuan dan Pegangan Pendidikan

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa gagasan merupakan landasan dasar untuk berperilaku dan bersikap. Oleh karena itu, hal ini juga akan berpengaruh pada seluruh sistem pendidikan yang ada. Gagasan yang dianut pada suatu wilayah akan menjadi acuan untuk mendidik masyarakat terlebih lagi generasi selanjutnya.

Penggolongan Ideologi Berdasarkan Sifatnya

Adicita sendiri terdiri dari berbagai macam jenis yang sangat beragam. Namun, sebelum itu, Anda perlu mengenali penggolongan adicita berdasarkan sifatnya. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut:

1. Terbuka

Jenis adicita berdasarkan sifat yang pertama adalah terbuka. Adicita jenis ini merupakan sebuah gagasan yang sumbernya berasal dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Sehingga bisa diartikan bahwa, bukan merupakan adicita yang mengatur perilaku rakyat, melainkan rakyat yang membentuk gagasan tersebut.

Ideologi terbuka memiliki sebuah nilai dan tujuan yang bebas dan cenderung tidak dipaksakan. Ini terjadi karena nilai-nilai tersebut berasal dari budaya, moral, kebiasaan, hingga rohani masyarakat. Gagasan ini memiliki sifat yang demokratis, di mana pendapat rakyat merupakan hal yang sangat penting dan utama.

Selain itu, jenis gagasan ini juga bersifat tidak baku atau tidak operasional. Sehingga, setiap apa yang dianut oleh masyarakat tidak tertera pada sistem perundang-undangan. Namun, karena berdasarkan pada masyarakat, maka segala keputusan di dalamnya harus melalui hasil musyawarah mufakat bersama.

2. Ideologi Tertutup

Jenis adicita berdasarkan sifat yang kedua adalah tertutup. Gagasan tertutup ini cenderung memiliki nilai dan cita-cita tertentu yang dipegang teguh oleh masyarakat. Selain itu, gagasan tertutup juga bersifat baku, artinya banyak tuntutan yang dibebankan pada suatu golongan atau kelompok.

Terlebih lagi, tuntutan yang diberikan memiliki sifat yang mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Terdapat salah satu ciri gagasan jenis ini yang terlihat sangat kuat. Ciri tersebut adalah masyarakat harus tetap taat terhadap adicita yang ada, meskipun mereka memiliki berbagai pemikiran yang berbeda. 

Gagasan ini juga menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan pada hal tertentu. Misalnya kesetiaan pada pemimpin mereka, kesetiaan pada negara, dan sebagainya. Cita-cita khusus yang dianut oleh gagasan tertutup memiliki sifat memaksa dan bertujuan untuk mengubah sekelompok masyarakat.

Berbagai Macam Ideologi yang Ada di Dunia

Adicita merupakan hal yang sangat berkaitan dengan struktur negara. Terdapat banyak sekali macam adicita yang dipakai oleh berbagai negara. Oleh karena itu, berikut ini adalah berbagai macam adicita yang ada di berbagai belahan dunia dan bisa Anda jadikan sebagai tambahan pengetahuan: 

1. Kapitalisme

Jenis adicita yang pertama adalah kapitalisme. Jenis yang satu ini sangat dikenal oleh dunia karena banyak negara yang menggunakannya. Gagasan jenis ini awalnya dikenalkan oleh seorang bapak ekonomi dunia yang sangat berpengaruh pada masanya, yaitu Adam Smith.

Adam Smith menggagas gagasan kapitalisme karena merasa tidak setuju terhadap gagasan merkantilisme yang saat itu sedang berkembang. Invisible hand merupakan salah satu teori tentang gagasan kapitalisme yang cukup terkenal dan dipopulerkan oleh Adam Smith.

Gagasan ini bersifat keras karena memiliki penekanan bahwa negara tidak berhak mengatur masyarakatnya. Terutama pengusaha melalui berbagai hukum perundang-undangan yang menyulitkan mereka. Para pengusaha swasta berhak untuk mengatur jalannya perekonomian sendiri.

2. Liberalisme

Gagasan liberalisme juga merupakan salah satu jenis adicita yang cukup terkenal di seluruh dunia. Adicita liberal juga banyak digunakan di berbagai negara, terlebih lagi pada negara maju dan adidaya. Gagasan ini termasuk dalam jenis adicita terbuka karena penganutnya memiliki banyak kebebasan.

Para penganut gagasan liberal dapat mengekspresikan dengan bebas pendapat mereka tanpa ada larangan dari pihak manapun. Kata liberal sendiri memiliki arti bebas. Hal tersebut sangat sesuai dengan nilai yang ditanamkan pada pemahaman adicita ini.

Liberalisme menganggap bahwa, setiap individu harus dan dapat memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai suatu hal. Dari sini, bisa Anda ketahui bahwa liberalisme menjunjung tinggi keadilan sebagai dasar kehidupan. Setiap orang, bisa menentukan pilihan agama, politik, dan berbagai pilihan lainnya.

3. Marxisme

Jenis selanjutnya adalah marxisme. Gagasan ini merupakan adicita yang dicetuskan oleh Karl Marx. Karl Marx sendiri menciptakan jenis gagasan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap ideologi kapitalisme yang menurutnya memiliki sifat yang sangat kaku dan keras.

Karl Marx menganggap bahwa gagasan kapitalisme merupakan hal yang sangat salah dalam masyarakat. Karena menurutnya, kapitalisme cenderung berpihak pada satu orang, yaitu pemilik modal yang akan semakin untung. Sedangkan kaum buruh yang akan semakin menyedihkan.

Oleh karena itu, marxisme memiliki sifat yang sangat bertentangan dengan gagasan kapitalisme. Lebih tepatnya, gagasan marxisme merupakan adicita yang beranggapan bahwa sistem ekonomi didasarkan pada kebutuhan dan kepemilikan pribadi. Jadi, bukan dari pemilik modal terkait. 

4. Sosialisme

Sesuai dengan namanya, gagasan sosialisme merupakan paham adicita yang mengutamakan kepentingan sosial di atas segalanya. Jenis adicita ini hampir sama dan bisa bersanding dengan komunisme. Di mana kepentingan individu bukan merupakan hal yang paling penting.

Seluruh kegiatan, aset, dan lain sebagainya memiliki tujuan untuk kepentingan dan kesejahteraan sosial. Sisi positif dari adanya gagasan jenis ini adalah bahwa cita-cita sosial dapat mudah tercapai. Namun sebaliknya, kekurangan gagasan sosialisme adalah bahwa kepentingan individu akan sangat dikesampingkan.

5. Nasionalisme

Jenis gagasan selanjutnya adalah nasionalisme. Sesuai dengan namanya, adicita ini memiliki fokus tujuan pada kesejahteraan negara. Bagi para penganut gagasan ini, kedaulatan negara adalah hal yang sangat penting dan akan menjadi tujuan bersama.

Kedaulatan negara tidak boleh diganggu dan dirusak oleh pihak manapun. Setiap penganutnya harus memiliki rasa cinta terhadap negara. Serta rela mengorbankan seluruh jiwa dan raganya demi tercapainya cita-cita dan kedaulatan negara sebagai tujuan utama. 

Nasionalisme sendiri terbagi menjadi tiga bentuk. Bentuk pertama adalah nasionalis kewarganegaraan, yang kedua adalah nasionalis etnis, dan yang ketiga adalah nasionalis romantik. Dari pemaparan tersebut, dapat Anda ketahui bahwa warga negara merupakan komponen yang sangat penting dalam berjalannya gagasan ini. 

Nasionalis kewarganegaraan merupakan jenis nasionalis yang menunjukkan bahwa warga negara merupakan hal utama dan sangat penting untuk mencapai tujuan dan kedaulatan negara. Lalu, nasionalis etnis menganggap bahwa ragam budaya dan suku merupakan hal yang memiliki peran besar pada suatu negara.

Sedangkan, nasionalis romantik merupakan jenis nasionalis yang memiliki kondisi di mana adanya budaya, ras, dan etnis merupakan komponen yang akan berpengaruh pada sistem politik suatu wilayah atau negara. 

6. Demokrasi

Demokrasi merupakan jenis adicita selanjutnya. Sesuai dengan namanya, gagasan ini mementingkan demokrasi sebagai suatu hal yang digunakan untuk mengambil dan menentukan setiap keputusan yang ada. Sehingga, peran setiap individu di dalamnya mulai dari yang paling bawah hingga tingkat pemimpin sangatlah penting. 

Demokrasi sendiri terdiri dari dua kata, yaitu demos dan kratos. Demos memiliki arti rakyat, sedangkan kratos memiliki arti kekuasaan. Sehingga, bisa diartikan bahwa ideologi demokrasi mengacu pada kekuasaan yang berada di tangan rakyat. 

Hal tersebut membuat semua keputusan perundang-undangan dan pemerintah harus didiskusikan bersama rakyat. Namun, karena jumlah rakyat yang sangat banyak dan terlalu sulit untuk berdiskusi. Maka, dibentuk dewan perwakilan yang dapat menampung aspirasi dan pendapat para rakyatnya. 

Jenis gagasan ini merupakan adicita yang ditetapkan di negara Indonesia sejak lama. Serta terbukti dapat mensejahterakan dan membentuk sistem pemerintahan yang baik bagi negara.

7. Feminisme

Gagasan feminisme merupakan sebuah adicita yang menjunjung tinggi kesetaraan gender, terutama kesetaraan sosial pada perempuan. Pada gagasan jenis ini, tertanam bahwa perempuan juga harus mendapatkan hak yang sama dalam pekerjaan, ekonomi, sosial, budaya, maupun ruang pribadi serta ruang publik. 

Adanya gagasan ini berdasarkan pada keadaan zaman dahulu, di mana perempuan tidak dapat bekerja, bersekolah, dan sebagainya. Perempuan dipandang rendah dan hanya diperbolehkan untuk berdiri di belakang laki-laki. Bagi para penganut ideologi feminisme, hal tersebut dirasa tidak adil. 

Oleh karena itu, muncul gagasan feminisme yang lebih banyak berpihak pada perempuan. Namun, belakangan ini banyak perdebatan mengenai adicita jenis ini. Hal tersebut terjadi karena ada banyak pro dan kontra serta orang yang terlalu maniak terhadap feminisme.

Karakteristik Ideologi

Setelah memahami berbagai macam adicita yang banyak digunakan oleh berbagai negara. Berikut ini adalah beberapa karakteristik adicita yang menjadikan sebuah gagasan memiliki ciri khas tersendiri: 

1. Hasil Pola Pemikiran yang Sistematis 

Adicita juga merupakan hasil pemikiran yang sistematis. Meskipun muncul dari situasi yang terdesak, gagasan tidak berasal dari pemikiran yang terburu-buru dan tergesa-gesa. Sebaliknya, adicita merupakan hasil pemikiran panjang yang sangat matang oleh satu atau lebih orang. 

Mengapa membutuhkan pola pemikiran yang sistematis? Ini karena dalam adicita pasti terdapat aturan-aturan masyarakat yang diubah atau bahkan aturan baru yang perlu dijalankan. 

Karena itu, para pencetus gagasan perlu memikirkan bagaimana respon masyarakat. Serta memikirkan apakah gagasan tersebut cocok disebarkan pada sekelompok masyarakat tersebut.

2. Muncul dalam Situasi Kritis

Adanya adicita seringkali muncul dalam berbagai situasi kritis. Situasi kritis yang dimaksud adalah kondisi di mana cara pandang dan berperilaku kalangan manusia dalam keseharian sudah tidak dapat diterima lagi. Sehingga memunculkan ide atau gagasan tertentu untuk mengubahnya. 

Ide tersebut selanjutnya akan dinamakan sebagai ideologi. Contoh nyatanya terdapat pada gagasan marxisme yang dicanangkan oleh Karl Marx. Hal tersebut karena adicita kapitalis yang dirasa sangat merugikan para buruh tidak bisa lagi dipertahankan dalam kehidupan. 

Akibatnya, muncul ide gagasan baru berupa marxisme yang lebih bebas. Serta lebih mengedepankan urusan buruh dan rakyat.

3. Mencangkup Ruang Lingkup yang Luas 

Adicita juga memiliki karakteristik lain, yaitu mencangkup ruang lingkup yang sangat luas. Seperti yang Anda ketahui bahwa, adanya adicita sendiri biasanya disebarkan pada sekelompok orang atau masyarakat. 

Oleh karena itu, adicita harus memiliki cakupan yang sangat luas. Hal tersebut terjadi karena banyak sekali aspek yang perlu dipertimbangkan. Mulai dari ekonomi, budaya, suku, pendidikan, ras, dan lain sebagainya.

Sudah Memahami Apa yang Dimaksud dengan Ideologi?

Berikut tadi adalah ulasan mengenai pengertian ideologi, berbagai macam, hingga karakteristiknya. Semoga ulasan di atas dapat menambah wawasan Anda tentang adicita dan menjadi dasar untuk bertindak serta berperilaku, ya!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page