Idgham Mutajanisain: Hukum, Huruf, Cara Membaca, dan Contohnya

Apakah Anda tertarik untuk mempelajari ilmu tajwid dan memperbaiki bacaan Al-Quran Anda? Salah satu aspek penting dalam tajwid adalah idgham mutajanisain, sebuah aturan yang menyangkut penggabungan dua huruf dengan makhraj yang sama tetapi sifatnya berbeda. 

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara mendalam tentang idgham mutajanisain, termasuk pengertian, hukum, huruf-huruf yang terlibat, contoh-contoh, dan cara membacanya dengan tepat. Mari kita baca penjelasan dalam artikel ini hingga selesai untuk memahami keindahan bacaan Al-Quran.

Pengertian Idgham Mutajanisain

Idgham mutajanisain adalah istilah dalam ilmu tajwid yang mengacu pada penggabungan dua huruf dengan makhraj (tempat keluarnya suara) yang sama, tetapi memiliki sifat (bacaan) yang berbeda. 

Istilah “idgham” berarti pengucapan dua huruf seperti ditasydidkan. Sedangkan istilah “mutajanisain” dalam Bahasa Arab berarti “sama makhrajnya tetapi berbeda sifatnya.” 

Dalam konteks hukum bacaan tajwid yang satu ini, aturan ini terjadi ketika huruf pertama adalah huruf sukun (tanpa harakat) dan bertemu dengan huruf kedua yang berharakat.

Hukum bacaan ini merupakan salah satu kaidah tajwid yang memberikan keindahan dan kelancaran dalam bacaan Al-Quran. Dengan menggabungkan dua huruf yang memiliki makhraj yang sama, bacaan tersebut menjadi lebih lembut dan terdengar menyatu. 

Namun, penting untuk memahami bahwa kaidah ini tidak berlaku untuk semua huruf, melainkan hanya berlaku pada beberapa pasangan huruf tertentu. Bagian selanjutnya dari artikel akan membahas huruf-huruf yang terlibat dalam hukum bacaan ini.

Huruf-hurufnya 

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, idgham mutajanisain melibatkan huruf-huruf yang memiliki makhraj yang sama tetapi berbeda sifatnya. Dalam hukum bacaan ini, terdapat pertemuan antara huruf sukun (huruf tanpa harakat) dengan huruf berikutnya yang memiliki harakat.

Lalu, apa saja huruf-huruf yang diberlakukan hukum bacaan ini? Ada tujuh (7) pertemuan huruf-huruf yang masuk ke dalam aturan ini, yaitu:

  1. Ta’ (ت) sukun bertemu Tha’ (ط)
  2. Tha’ (ط) sukun bertemu Ta (ت)
  3. Ta’ (ت) sukun bertemu Dal (د)
  4. Dal (د) sukun bertemu Ta (ت)
  5. Tsa’ (ث) sukun bertemu Dzal (ذ)
  6. Dzal (ذ) sukun bertemu Zha’ (ظ)
  7. Ba’ (ب) sukun bertemu Mim (م)

Selanjutnya, mari kita bahas lebih lanjut mengenai hukum, cara membaca, dan contoh-contoh penerapannya dalam bacaan Al-Quran. 

Hukum Bacaan

Hukum bacaan dari aturan tajwid yang satu ini adalah wajib dibaca dengan cara diidghamkan dengan suara dengung atau ghunnah. Ghunnah merupakan suara berdengung yang dihasilkan saat menggabungkan kedua huruf dari ketujuh aturan pertemuan huruf seperti yang sudah dijabarkan di atas. 

Aturan ini hanya berlaku untuk beberapa pasangan huruf tertentu yang memiliki makhraj dan sifat yang sesuai. Maka penting untuk diingat bahwa ketika terjadi pertemuan huruf-huruf yang terlibat dalam idgham mutajanisain, Anda harus membacanya dengan dengung atau menahan sampai satu alif atau dua harakat. 

Sebagai contoh, saat huruf “ba'” sukun bertemu dengan huruf “mim”. Huruf “ba'” akan dileburkan ke huruf “mim” dan ditahan sekitar dua harakat. 

Selain itu, misalnya lagi, ketika huruf “ta'” sukun bertemu dengan huruf “tha”. Huruf “ta'” akan dileburkan ke huruf “tha” dengan ditahan sekitar satu alif atau dua harakat, sehingga tercipta penggabungan suara yang halus.

Cara Membaca

Setelah mengetahui pengertian dan huruf-huruf, dan hukum bacaannya, selanjutnya kita akan membahas bagaimana melafalkan hukum bacaan idgham mutajanisain. Untuk membaca hukum bacaan ini dengan benar, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan:

1. Identifikasi Huruf-huruf yang Terlibat

Pastikan Anda mengenali huruf pertama yang berupa huruf sukun dan huruf kedua yang berharakat. Maka dari itu, Anda harus hafal ketujuh pasangan huruf-huruf dari hukum bacaan ini untuk dapat mengenalinya.

2. Pahami Makhraj dan Sifat Huruf 

Pelajari dengan baik makhraj (tempat keluarnya suara) dan sifat (bacaan) dari kedua huruf yang terlibat dalam idgham mutajanisain. Setiap huruf memiliki makhrajnya sendiri. Usahakan untuk mempertahankan makhraj dengan baik agar pengucapan huruf tetap benar saat dilakukan penggabungan.

Makhraj yang diberlakukan pada hukum bacaan ini terutama adalah untuk huruf kedua yang berharakat.

3. Posisikan Mulut dan Lidah

Setelah mengidentifikasi huruf-huruf yang terlibat, pastikan posisi mulut dan lidah Anda siap untuk melakukan penggabungan antara huruf-huruf tersebut.

4. Meleburkan Huruf Sukun

Bacaan huruf sukun harus dileburkan ke huruf berikutnya tanpa disela. Anda dapat membayangkan pengucapan seperti membaca tasydid dimana kedua huruf digabungkan dengan kelancaran.

5. Perhatikan Penggunaan Suara Dengung (Ghunnah)

Dalam hukum bacaan ini, penting untuk menggunakan suara dengung (ghunnah) saat menggabungkan huruf sukun ke huruf berikutnya. Ghunnah memberikan kelembutan dan keindahan dalam bacaan.

6. Latihan dan Kesempurnaan

Seperti halnya dalam mempelajari ilmu tajwid, latihan konsisten sangat penting untuk menguasai cara membaca hukum bacaan ini dengan baik. Teruslah berlatih dan perbaiki pengucapan Anda hingga menghasilkan bacaan yang jelas, lembut, dan sesuai dengan aturan tajwid.

Hindari membaca dengan terburu-buru yang dapat menyebabkan tidak terdengarnya dengungan dalam bacaan ini. Karena saat membaca idgham mutajanisain, bacaan tersebut harus diucapkan dengan suara mendengung sekitar satu alif atau 2 harakat.

Dengan memperhatikan langkah-langkah di atas dan memperdalam pemahaman Anda tentang hukum bacaan ini, Anda akan mampu membaca Al-Quran dengan lebih lancar, indah, dan menghormati keindahan tajwid.

Contoh-contoh Bacaan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini adalah contoh-contoh penggunaan dalam membaca Al-Qur’an.

1. Contoh 1: QS. Ali Imran Ayat 69

وَدَّتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يُضِلُّوْنَكُمْۗ

Ayat di atas yaitu “Waddat thaaifatun min ahlil kitaabi lau yudhilluunakum.” Pada ayat tersebut, terdapat huruf Ta’ (ت) sukun yang bertemu dengan huruf Tha’ (ط) yang berharakat.

Cara membaca ayat tersebut yaitu, huruf Ta’ dileburkan ke dalam huruf Tha’ dan ditasydidkan dengan menggunakan ghunnah atau dengung, sehingga dibaca “waddaththaaaifatun”. 

2. Contoh 2: QS. yunus Ayat 89

أُجِيْبَتْ دَّعْوَتُكُمَا 

Dalam contoh kedua ini, terdapat ayat yang awalnya jika dituliskan yaitu “Ujiibatda’wa tukumaa”. Pada ayat tersebut, terdapat huruf Ta’ (ت) sukun yang bertemu dengan huruf  (د) yang berharakat.

Cara membaca ayat tersebut yaitu, huruf Ta’ dileburkan ke dalam huruf Dal dan ditasydidkan dengan menggunakan ghunnah atau dengung, sehingga dibaca “Ujiibadda’wa tukumaa”. 

3. Contoh 3: QS. Al Baqarah Ayat 256

قَدْ تَّـبَيَّنَ الرُّشْدُ

Selanjutnya, di sini terdapat ayat yang mula-mula penulisannya yaitu “Qod tabayyanarrushdu”. Pada ayat tersebut, terdapat  huruf (د) sukun yang bertemu dengan huruf Ta’ (ت) yang berharakat.

Cara membacanya adalah dengan meleburkan huruf Dal ke dalam huruf Ta’ dan ditasydidkan dengan menggunakan ghunnah atau dengung, sehingga dibaca “Qottabayyanarrushdu”. 

4. Contoh 4: QS. Al Maidah Ayat 28

لَئِن بَسَطْتَّ

Terakhir, pada contoh ini terdapat ayat dengan penulisan “Laimmbasath ta”. Pada contoh terakhir ini, terdapat huruf Tha’ (ط) sukun yang bertemu dengan huruf Ta’ (ت) yang berharakat.

Cara membacanya yaitu, huruf Tha’ dileburkan ke dalam huruf Ta’ dan ditasydidkan dengan menggunakan ghunnah atau dengung, sehingga dibaca “Laimmbasatta”.

Sudah Paham Hukum Idgham Mutajanisain dalam Tajwid?

Demikianlah penjelasan lengkap tentang idgham mutajanisain, termasuk huruf-huruf yang terlibat, hukum, cara membaca, dan contoh-contohnya. Dengan memahami pengertian, hukum, huruf-huruf yang terlibat, contoh-contoh, dan cara membacanya dengan tepat, Anda dapat meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran Anda. 

Jangan ragu untuk berlatih dan memperdalam pengetahuan Anda tentang tajwid. Ingatlah bahwa membaca Al-Quran adalah ibadah, dan setiap usaha yang Anda lakukan untuk memperbaiki bacaan adalah langkah yang mendekatkan Anda kepada Allah dan penghayatan yang lebih dalam terhadap firman-Nya.

Share: