Konjungsi atau kata hubung digunakan agar susunan kalimat mempunyai koherensi serta dalam satu paragraf saling berkaitan satu sama lain dan padu. Oleh karena itu, seringkali dalam menulis menggunakan kalimat konjungsi.
Artikel ini akan menjelaskan pengertian konjungsi, fungsi, hingga contoh lengkap dengan penjelasannya. Sehingga, pemahamanmu semakin bertambah. Yuk, baca selengkapnya di bawah ini!
Daftar ISI
Pengertian Konjungsi
Konjungsi atau biasa disebut juga sebagai kata hubung adalah kata yang menghubungkan kata, klausa, frasa, atau kalimat. Definisi lain menyebutkan, konjungsi adalah ungkapan yang menghubungkan ungkapan lain dengan makna yang mirip atau nyaris sama.
Keberadaan konjungsi ini sangat penting. Pasalnya, dapat membuat makna suatu kalimat atau paragraf menjadi lebih mudah dipahami. Sehingga, dapat membantu pembaca untuk memahami tulisan dengan baik.
Fungsi Konjungsi
Konjungsi memiliki beberapa fungsi penting yang membuat tulisan menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca, yaitu:
- Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata.
- Menghubungkan frasa dengan frasa.
- Bisa juga untuk menghubungkan klausa dengan klausa.
- Berfungsi untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat.
- Selanjutnya, dapat pula digunakan sebagai penghubung paragraf dengan paragraf.
- Kalimat konjungsi dapat menghubungkan kata dengan frasa atau klausa dengan frasa, serta berlaku juga sebaliknya.
Ciri-Ciri Konjungsi
Kata hubung atau konjungsi memiliki beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Konjungsi tidak bisa dihubungkan dengan objek.
- Kata hubung tidak menerangkan kata, tapi hanya menghubungkan saja.
- Konjungsi tidak dapat diletakkan di akhir kalimat.
- Jika konjungsi menghubungkan antar kalimat, harus diiringi koma.
- Konjungsi mempunyai subjek yang baik saat digunakan untuk menghubungkan antarkata ataupun antarkalimat.
Jenis dan Contoh Kalimat Konjungsi serta Penjelasannya
Supaya semakin paham, berikut contoh kalimat konjungsi lengkap beserta penjelasannya, yaitu:
1. Konjungsi Koordinatif
Sebelum lanjut ke pembahasan contoh kalimat, perlu kamu pahami bahwa ada 5 jenis konjungsi.
Pertama, konjungsi koordinatif atau kata hubung setara yang dapat menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama-sama penting. Sehingga, jika menggunakan konjungsi ini, maka kalimatnya disebut sebagai kalimat majemuk setara.
Di samping itu, konjungsi tidak bisa diletakkan di awal kalimat. Namun, penggunaannya berada di tengah-tengah kalimat. Adapun kata yang termasuk kata hubung setara atau konjungsi koordinatif, yaitu:
- Dan: Berfungsi sebagai penanda hubungan penambahan.
- Atau: Memiliki fungsi sebagai penanda adanya hubungan pemilihan.
- Padahal: Berfungsi sebagai hubungan pertentangan.
- Melainkan: Kata yang berfungsi sebagai penghubung adanya makna perlawanan dalam kalimat.
- Sedangkan: Memiliki fungsi sebagai penanda adanya hubungan pertentangan.
- Serta: Menunjukkan makna hubungan pendampingan.
- Tetapi: Berfungsi untuk menunjukkan adanya hubungan perlawanan.
- Dan/atau: Memiliki fungsi sebagai penanda adanya hubungan pilihan atau jumlah.
Setelah mengetahui kata yang termasuk konjungsi koordinatif, berikut contoh kalimat konjungsi koordinatif:
- Siska dan Melly adalah saudara tiri yang saling membantu satu sama lain tanpa pamrih.
- Jika boleh memilih, kamu ingin kencan di bioskop menonton film atau menghabiskan makan malam romantis di restoran mewah?
- Benda kelap-kelip itu bukan bintang, melainkan pesawat terbang.
- Mika tidak pernah melawan perkataan orang tua, padahal selama ini dia tidak selalu setuju dengan perintah mereka.
- Aku akan pergi ke rumah Denny untuk mengambil tas serta sepatu yang ia pinjam.
- Ibu menyukai ayam goreng, sedangkan ayah ayam rendang.
- Sebenarnya Keyla sangat marah dengan ucapan Lely, tetapi ia memilih untuk memendamnya seorang diri.
- Apakah kamu suka makan bakso, mie ayam, dan/atau seblak?
- Sudah lama nenek dan kakek tidak pernah mengunjungi kami.
- Aku tidak pernah marah padamu, melainkan hanya sedikit kecewa dengan apa yang terjadi.
2. Konjungsi Subordinatif
Jenis konjungsi selanjutnya yaitu konjungsi subordinatif. Jenis konjungsi ini menghubungkan dua atau lebih klausa yang mempunyai hubungan bertingkat.
Jika konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat majemuk setara, konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kata hubung ini juga biasanya dipakai pada awal kalimat.
Nah, kata hubung bertingkat atau konjungsi subordinatif dibagi menjadi 13 kelompok, diantaranya yaitu:
a. Konjungsi Subordinatif Temporal
Pertama, konjungsi temporal atau konjungsi subordinatif waktu yang memiliki fungsi untuk menghubungkan dua unsur bahasa dengan adanya keterkaitan waktu., Misalnya, kata sesudah itu, selanjutnya, berikutnya, dan sebelum. Adapun kata yang berfungsi sebagai konjungsi temporal, antara lain sebagai berikut:
- Konjungsi yang menunjukkan awal sebuah peristiwa: Sedari, sejak, dan semenjak.
- Kata hubung yang menunjukan awal peristiwa serta ditandai dengan suatu peristiwa lain: Tatkala, seraya, selama, selagi sambil, ketika, demi, begitu, sementara, dan sewaktu.
- Konjungsi yang menandakan awal peristiwa yang telah didahului dengan adanya peristiwa lain: Sehabis, sebelum, setelah, sesudah, seusai, dan selesai.
- Kata hubung temporal yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa yang ditandai dengan sebuah peristiwa tertentu: Sampai dan hingga.
Sementara itu, contoh kalimat konjungsi yang menggunakan konjungsi temporal, yaitu:
- Aku sudah membeli album EXO sejak mereka debut.
- Jangan keluar rumah sampai ibu pulang nanti.
- Sebelum berangkat sekolah, pastikan lampu kamar sudah dimatikan.
- Semenjak hari itu, ia tidak pernah menyapaku kembali.
- Sedari dulu, ibu tidak pernah memarahi anak-anaknya.
- Ketika aku datang, rumahku sudah penuh sesak orang-orang yang sama sekali asing bagiku.
b. Konjungsi Subordinatif Syarat
Selain konjungsi temporal, adapula konjungsi subordinatif syarat. Konjungsi ini berfungsi menghubungkan unsur bahasa yang mempunyai makna persyaratan. Misalnya, kata apabila, asalkan, jika, kalau, manakala, dan jikalau. Berikut contoh penggunaan konjungsi subordinatif syarat, yaitu:
- Jika aku memiliki uang lebih, aku akan berkunjung ke rumah paman lebaran nanti.
- Toni tidak mau makan sayur, kalau belum dibelikan mainan lego.
- Apabila kamu tetap memaksa, terpaksa aku harus menelepon polisi sekarang.
- Manakala aku mendapat peringkat 1 di kelas, ibu akan membelikanku bakso tulang.
- Nenek bersedia dirawat di rumah sakit, asalkan semua anaknya pulang.
- Kau jangan pulang terlambat, jika tidak ingin terkunci semalaman di luar.
c. Konjungsi Subordinatif Pengandaian
Ketiga, konjungsi subordinatif yang berfungsi sebagai penanda adanya pengandaian dalam sebuah kalimat. Contohnya, seandainya, andaikan, andaikata, umpamanya, atau sekiranya. Adapun contoh penggunaan konjungsi subordinatif pengandaian adalah sebagai berikut.
- Seandainya aku memiliki uang banyak, pasti aku tidak melewatkan konser itu.
- Aku akan berusaha yang terbaik, sekiranya kamu memberikan kesempatan itu padaku.
- Andaikan kamu jujur, ibu pasti akan memaafkannya.
- Umpamanya besok aku bangun pagi, tentu aku akan jogging keliling kompleks.
- Reno datang ke pesta ulang tahun Siska, andaikata mereka masih bersama sebagai pasangan.
d. Konjungsi Subordinatif Tujuan
Berikutnya, konjungsi subordinatif tujuan yang memiliki ciri-ciri mengandung kata agar, untuk, supaya, dan biar. Kata hubung ini menunjukkan adanya penanda hubungan tujuan dalam sebuah kalimat. Sedangkan, contoh penggunaan konjungsi subordinatif tujuan adalah sebagai berikut:
- Kita harus berhemat, supaya tidak terlilit utang.
- Agar tidak kehujanan, kamu sebaiknya membawa payung.
- Nasi itu harus segera dihabiskan, agar tidak basi.
- Siska bekerja keras untuk membantu keuangan keluarganya.
- Dini rutin menabung untuk membeli tiket konser Blackpink.
e. Konjungsi Subordinatif Konsesif
Selanjutnya, kata hubung atau konjungsi subordinatif konsesif, yang merupakan konjungsi yang menunjukkan adanya keadaan berlawanan dari penjelasan sebelumnya.
Contohnya, kendatipun, biarpun, walaupun, sekalipun, meskipun, atau sungguhpun. Adapun contoh kalimat konjungsi subordinatif konsesif adalah sebagai berikut:
- Siska berusaha untuk terlihat kuat, meskipun kecelakaan itu merenggut nyawa orang tuanya.
- Erna membeli beberapa pakaian, sekalipun uangnya semakin menipis.
- Biarpun hari ini hujan, ia tetap berangkat ke tempat les.
- Walaupun ibu sudah melarang, kakak tidak pernah mendengarkannya.
- Sekalipun kau memohon padaku, jangan harap aku akan kembali ke pangkuanmu.
f. Konjungsi Subordinatif Pembandingan
Konjungsi yang memiliki fungsi untuk menjelaskan adanya kesamaan antara dua kata atau dua kalimat disebut dengan konjungsi subordinatif pembandingan. Contoh konjungsi jenis ini, yaitu sebagai, alih-alih, ibarat, laksana, seakan-akan, daripada, seolah-olah, atau seperti.
Sedangkan, contoh penggunaan konjungsi subordinatif pembandingan adalah sebagai berikut:
- Ia terlihat sangat murung, seolah-olah banyak utang.
- Mereka sangat akur, ibarat saudara kandung.
- Paket bundling lebih murah daripada beli satuan.
- Rumah itu sudah sangat tua dan lusuh, seperti tidak berpenghuni.
- Alih-alih membeli banyak barang, lebih baik pilih yang paling dibutuhkan.
g. Konjungsi Subordinatif Sebab
Berikutnya yaitu konjungsi subordinatif sebab. Jenis konjungsi ini menunjukkan adanya hubungan sebab antara dua klausa ataupun dua kalimat. Kata hubung jenis ini diantaranya, yaitu sebab, oleh sebab, karena, oleh karena. Adapun contoh penggunaan konjungsi subordinatif sebab adalah sebagai berikut:
- Aku kesal karena ia selalu memanggilku si gendut.
- Hari ini tidak ada ujian. Oleh karena itu, aku boleh bermain apapun yang kuinginkan.
- Kina sudah membeli beras 5 kg untuk sebulan. Oleh sebab itu, ia tidak perlu membeli beras setiap hari.
h. Konjungsi Subordinatif Hasil
Jenis konjungsi subordinatif yang selanjutnya adalah konjungsi subordinatif hasil. Konjungsi ini menyatakan bahwa salah satu unsur klausa ataupun kalimat merupakan hasil dari klausa atau kalimat sebelumnya.
Kata penghubung yang termasuk konjungsi subordinatif hasil, yaitu sampai (sampai-sampai), sehingga, atau maka (makanya). Sementara itu, contoh penggunaan konjungsi subordinatif hasil adalah sebagai berikut:
- Jeni jatuh dari tangga sampai kakinya susah digerakkan.
- Beni menangis semalaman, sehingga wajahnya terlihat sembab.
- Ia mencari sepatunya yang hilang seharian sampai lupa makan.
- Sindi tidak membawa dompet ke toserba, sehingga harus balik lagi untuk mengambilnya.
i. Konjungsi Subordinatif Alat
Berikutnya yaitu konjungsi subordinatif alat yang berfungsi sebagai penanda bahwa suatu klausa atau kalimat adalah alat dari aktivitas atau kegiatan yang telah dijelaskan dalam klausa atau kalimat sebelumnya.
Adapun kata hubung yang termasuk konjungsi subordinatif alat, yaitu dengan (menggunakan) dan tanpa (menggunakan). Sedangkan, contoh penggunaan konjungsi subordinatif alat adalah sebagai berikut:
- Aku memotong rambut sendiri dengan gunting milik paman.
- Ibu memanaskan tumisan tanpa minyak goreng.
- Ayah memotong kayu dengan mesin gergaji tajam.
j. Konjungsi Subordinatif Cara
Selain alat, ada pula konjungsi subordinatif cara yang menunjukkan bahwa suatu klausa atau kalimat adalah suatu cara dari aktivitas atau kegiatan yang telah disebutkan pada klausa atau kalimat sebelumnya. Contohnya, dengan dan tanpa. Adapun contoh kalimat konjungsi subordinatif cara adalah sebagai berikut:
- Jangan membuka bingkisan itu dengan ceroboh.
- Lucas memegang tangan Aini dengan erat.
- Ibu mengantar kakak ke pondok tanpa menangis.
- Dipo menyapa Kina tanpa senyum.
k. Konjungsi Subordinatif Komplementasi
Selanjutnya, konjungsi subordinatif yang berfungsi sebagai penanda bahwa klausa atau kalimat merupakan pelengkap dari klausa atau kalimat sebelumnya.
Adapun contoh bentuk kata hubung subordinatif komplementasi, yaitu bahwa. Sedangkan, contoh penggunaan konjungsi subordinatif komplementasi adalah sebagai berikut:
- Ibu selalu mengingatkan bahwa tidak baik membuang sampah sembarangan.
- Tomi menjelaskan bahwa ia tidak pernah mengambil mainan milik Andi.
- Bu Lina sudah berkali-kali mengatakan bahwa PR harus dikerjakan di rumah.
- Aku tidak pernah mengerti bahwa sesungguhnya dia telah berbohong sejak lama.
l. Konjungsi Subordinatif Atributif
Selanjutnya yaitu konjungsi subordinatif atributif. Konjungsi ini memiliki fungsi sebagai penghubung antara kata atau klausa utama dengan klausa yang sifatnya memberikan penjelasan.
Contoh kata hubung subordinatif atributif adalah yang. Sementara itu, contoh penggunaan konjungsi subordinatif atributif adalah sebagai berikut:
- Api yang berbahaya itu ternyata bisa dipadamkan dengan cepat.
- Orang tuaku tidak pernah melarang apapun yang kulakukan, asal tidak melanggar hukum.
- Ibu pemilik warung yang ceria itu sekarang terlihat murung.
- Benih yang kau tanam keliru.
m. Konjungsi Subordinatif Perbandingan
Jenis konjungsi subordinatif yang terakhir yaitu perbandingan. Jenis konjungsi ini berfungsi sebagai penanda adanya hubungan perbedaan maupun kesamaan antara dua kalimat atau dua klausa.
Contoh bentuk kata penghubung subordinatif perbandingan, antara lain “… sama …dengan ….” atau “… lebih . . . dari(daripada) . . . .”. Berikut contoh penggunaan konjungsi subordinatif perbandingan, yaitu:
- Hari ini terasa lebih panas daripada hari-hari biasanya.
- Siska tampaknya sama bahagianya dengan suaminya.
- Kakakku terlihat sama gantengnya dengan Lee Min Ho
- Ibu terkesan lebih murung daripada saat ayah kecelakaan.
3. Konjungsi Korelatif
Setelah mengetahui jenis konjungsi subordinatif, berikutnya ada konjungsi korelatif. Kata hubung jenis ini memiliki fungsi untuk menghubungkan dua frasa, kata, atau klausa yang memiliki tingkatan sintaksis sama.
Umumnya, konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang terpisah satu dengan lain. Adapun contoh kata hubung korelatif, antara lain baik, maupun; tidak hanya, tetapi juga; bukan hanya, melainkan; demikian, sehingga; sedemikian, sehingga; apakah, atau; jangankan, pun.
Sementara itu, contoh kalimat konjungsi korelatif adalah sebagai berikut:
- Semua karyawan tidak hanya harus lembur, tetapi juga mengalami kekerasan verbal oleh atasannya.
- Baik besok maupun sekarang, ia tidak akan berubah pikiran.
- Pengangguran bukan hanya menyangkut masalah pribadi, melainkan juga termasuk masalah sosial.
- Motor itu melaju demikian cepat, sehingga sangat sulit dikejar.
- Apakah kamu setuju atau menolak, kami tidak peduli dengan hal itu.
- Jangankan hari ini, besok pun aku tidak akan melakukannya.
- Maksud yang baik harus disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara.
- Baik kakak maupun adiknya, memilih untuk kuliah jurusan matematika.
- Apakah kamu berangkat atau tidak, tetap harus membayar uang iuran.
- Keluarga itu tidak hanya kaya raya, tetapi juga gemar menyantuni anak yatim.
- Jangankan duduk, tiduran pun ia kesulitan.
4. Konjungsi Antarkalimat
Berikutnya, ada konjungsi antar kalimat. Konjungsi jenis ini memiliki fungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain, tentu saja jika memang membutuhkan kata penghubung.
Perlu diketahui konjungsi yang disebutkan sebelumnya seperti konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif adalah konjungsi intrakalimat. Perbedaannya, yaitu konjungsi antarkalimat digunakan pada awal kalimat baru serta diikuti koma. Berikut ini beberapa konjungsi antarkalimat beserta makna dan contohnya, yaitu:
a. Konjungsi Antarkalimat Pertentangan
Ini adalah jenis konjungsi antarkalimat yang menunjukkan adanya pertentangan dengan kalimat sebelumnya.
Contoh kata penghubungnya, antara lain biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian, atau sungguhpun begitu. Adapun contoh kalimat konjungsi antarkalimat pertentangan, yaitu:
- Sebetulnya aku kurang suka dengan makanan mentah. Meskipun demikian, aku tetap memakannya untuk menghargai pemilik rumah.
- Tomi sangat cerewet dan juga ribet. Biarpun begitu, ia sangat baik hati dan suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
- Tamu undangan ada yang tidak kebagian tempat duduk karena yang datang di acara sangat banyak. Walaupun demikian, mereka tetap antusias untuk hadir di acara dan menikmatinya.
- Laki-laki itu sudah sangat sukses. Sekalipun begitu, ia tidak sombong dan sangat ramah dengan siapapun.
b. Konjungsi Antarkalimat Kelanjutan dari Keadaan atau Peristiwa
Konjungsi antarkalimat ini menunjukkan adanya kelanjutan dari keadaan atau peristiwa yang terdapat pada kalimat sebelumnya. Adapun contoh kata hubung ini adalah kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, dan berikutnya. Sementara itu, contoh penggunaan konjungsi antarkalimat jenis ini adalah sebagai berikut:
- Kemudian, masukkan bumbu ulekan ke wajan yang sudah dipanaskan dengan api kecil.
- Sesudah itu, ia tidak pernah kembali ke restoran ini lagi.
- Setelah itu, ayah memilih untuk membelikan aku mainan baru.
- Tambahkan air. Selanjutnya, masukkan daging cincang yang sudah disiapkan.
- Kemudian, masukkan air 2 gelas, supaya tidak terlalu kental.
- Kamu harus mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah itu, baru boleh makan.
- Nyalakan kompor dengan api kecil. Kemudian, panaskan wajan yang sudah diberi sedikit minyak.
c. Konjungsi Antarkalimat Menandakan Adanya Sebuah Peristiwa
Jenis konjungsi antarkalimat ini menandakan adanya sebuah peristiwa, hal, ataupun sebuah keadaan lain di luar, yang sudah dipaparkan sebelumnya. Kata hubung yang termasuk jenis konjungsi ini, antara lain tambahan pula, lagi pula, atau selain itu. Untuk contoh kalimat konjungsi antarkalimat jenis ini adalah sebagai berikut:
- Selain itu, ia membeli sepatu dengan merek yang sama seperti yang dibelinya kemarin.
- Lagi pula, Siska tidak pernah melarang adiknya untuk mengambil jurusan seni.
- Selain itu, Andi juga mendaftar di perguruan tinggi swasta yang memiliki akreditasi A.
- Laptop itu ia berikan kepada sepupunya. Lagi pula, ia sudah memiliki yang baru.
- Selain itu, Lana mencuci pakaian adik-adiknya tanpa harus disuruh.
d. Konjungsi Antarkalimat Kebalikan
Ini adalah konjungsi antarkalimat yang menunjukkan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Contoh kalimat yang menggunakan konjungsi ini, yaitu:
- Sebaliknya, ia tidak seperti kakaknya yang suka merokok.
- Ia tidak menginginkan kuliah di luar negeri. Sebaliknya, ia mendaftar di perguruan tinggi tempat ayahnya mengajar.
e. Konjungsi Antarkalimat Menunjukkan Kondisi
Konjungsi antarkalimat yang satu ini menunjukkan kondisi, situasi, atau keadaan sebenarnya. Adapun contoh penggunaan konjungsi ini dalam kalimat adalah sebagai berikut:
- Sesungguhnya, aku tidak pernah setuju ayah memelihara burung di rumah.
- Bahwasanya, aku lebih menyukai rasa manis daripada pedas.
- Sesungguhnya, ibu datang lebih awal di rapat tadi.
- Bahwasanya, kantor itu memang terlihat sangat kumuh dan tidak pernah dirawat.
f. Konjungsi Antarkalimat Penguatan Keadaan
Konjungsi antarkalimat yang satu ini menandakan adanya penguatan keadaan yang dijelaskan sebelumnya. Berikut contoh penggunaan konjungsi antarkalimat jenis ini, yaitu:
- Sebenarnya orang itu tidak bersalah. Malah, ia yang ikut menangkap pencuri.
- Siska tidak pernah makan nasi. Bahkan, ia akan muntah jika melihat nasi yang berceceran.
- Aku tidak pernah datang ke pesta itu. Malah, aku sama sekali tidak tahu Kino menggelar pesta ulang tahun.
- Semua orang sudah ikut membantu. Akan tetapi, keluarga itu memang sangat malang.
- Dia memilih untuk keluar dari pekerjaannya. Namun, belum menyiapkan rencana pasti setelah tidak memiliki pekerjaan tetap.
g. Konjungsi Antarkalimat Menunjukkan Keeksklusifan dan Keinklusifan
Jenis konjungsi antarkalimat ini berfungsi menunjukkan keeksklusifan dan keinklusifan. Berikut contoh kalimat konjungsi jenis ini, yaitu:
- Kecuali itu, aku setuju saja dengan apa yang mereka katakan.
- Di samping itu, Ibu tidak pernah mengeluh dengan semua pekerjaan rumah yang melelahkan.
- Di samping itu, Ayah juga memberikan uang saku yang cukup untuk anak-anaknya.
h. Konjungsi Antarkalimat Menyatakan Konsekuensi
Konjungsi antarkalimat jenis ini berguna untuk menyatakan konsekuensi. Adapun contoh kalimatnya adalah sebagai berikut:
- Aku selalu berangkat sekolah lebih pagi. Dengan demikian, sudah pasti aku tidak pernah terlambat.
- Ibu selalu mengajarkan anak-anaknya untuk saling membantu. Dengan demikian, aku sudah pasti menolong orang yang membutuhkan.
i. Konjungsi Antarkalimat Akibat
Ini adalah konjungsi antarkalimat yang menunjukkan adanya akibat. Berikut contoh kalimat konjungsi ini, yaitu:
- Dinda datang terlambat saat ujian. Oleh karena itu, dia dilarang mengikuti ujian oleh pengawas.
- Aku tidak memiliki uang sepeserpun. Oleh sebab itu, aku tidak bisa membantu kamu.
5. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf adakah konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat dalam sebuah paragraf. Sementara itu, konjungsi antarparagraf dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Adapun kata hubung antarparagraf yang termasuk dalam konjungsi jenis ini, yaitu:
- Kata hubung yang menunjukkan tambahan pada sesuatu yang telah dipaparkan sebelumnya. Contoh katanya, yaitu di samping itu, tambahan lagi, dan demikian juga.
- Konjungsi atau kata hubung yang menunjukkan adanya pertentangan dengan sesuatu yang telah dijelaskan sebelumnya. Contohnya, bagaimanapun juga, namun, atau sebaliknya.
- Kata penghubung yang menandakan adanya sebuah perbandingan. Misalnya, sebagaimana dan sama halnya.
- Konjungsi antarparagraf atau kata hubung yang menunjukkan akibat atau hasil. Contohnya yaitu oleh karena itu dan jadi akibatnya.
- Kata hubung yang menyatakan adanya sebuah tujuan. Contohnya yaitu untuk itulah atau untuk maksud itu.
- Konjungsi atau kata hubung yang menandakan intensifikasi. Misalnya, ringkasnya dan pada intinya.
- Kata hubung yang menandakan waktu. Contohnya, kemudian atau sementara itu.
- Kata hubung yang menunjukkan tempat. Misalnya, di sinilah dan berdampingan dengan.
Contoh kalimat konjungsi antarparagraf, yakni:
Andi merupakan anak yang ceria sejak kecil. Dia sangat senang bermain layang-layang bersama ayah dan kakaknya. Walaupun anak bungsu, Andi tidak pernah manja. Dia membantu pekerjaan ibunya tanpa diminta. Akan tetapi, saat ini semua tinggal kenangan. Memori kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan maut tersebut menjadi penyebabnya.
Apalagi, bukan hanya ayahnya yang tewas, tetapi juga ibu dan kakaknya. Hanya Andi yang dapat diselamatkan. Beruntungnya Andi dapat dikeluarkan dari mobil sebelum mobil penuh kenangan indah itu meledak.
Sudah Paham dengan Kalimat Konjungsi?
Itulah penjelasan mengenai pengertian konjungsi, fungsi, ciri-cirinya, hingga contoh kalimat konjungsi lengkap dengan penjelasannya. Setelah memahami informasi ini, kamu sudah bisa membuat kalimat yang padu dengan memanfaatkan berbagai jenis konjungsi atau kata hubung.