Dalam bahasa Indonesia, banyak terdapat jenis-jenis kalimat dan majas, salah satunya adalah majas retoris. Majas adalah sebuah gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu untuk mengartikan sesuatu. Nah, kalimat retoris ini menjadi salah satu bentuk majas yang sering digunakan. Simak penjelasan berikut!
Daftar ISI
Pengertian Kalimat Retoris
Dikutip dalam Buku Bahasa Indonesia karya Ahmad Ishak dan Yustina, kalimat retoris memiliki arti yang mana kalimat tersebut adalah sebuah pernyataan. Namun, terbentuk dalam susunan kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Biasanya cukup sering digunakan untuk sindiran yang telak.
Namun, menurut Young Dictionary, kalimat ini adalah kalimat pertanyaan menggunakan susunan 5W + 1H, yang tidak memerlukan jawaban. Karena, baik penanya dan orang yang diberi pertanyaan sama-sama tahu jawaban dari pertanyaan tersebut.
Walaupun sering digunakan untuk sindiran, namun kalimat ini juga memiliki kegunaan lainnya, seperti mengkonfirmasi sesuatu yang cukup sensitif, sehingga tidak perlu dibicarakan secara gamblang.
Ciri-Ciri
Setelah membaca pengertian dari majas retoris. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengidentifikasi apakah lawan bicaramu memberikan kalimat retoris ini kepadamu, kamu dapat melihat apakah kalimat pernyataan tersebut memiliki beberapa ciri-ciri seperti yang dibawah ini:
1. Muncul Sebagai Bentuk Penekanan dari Sebuah Pernyataan
Kalimat ini biasanya muncul untuk menekankan kembali ataupun meringkas pernyataan maupun ide yang sudah diberikan sebelumnya oleh orang yang berbicara.
Biasanya, muncul pada kata-kata yang berulang-ulang yang artinya sama, namun memiliki perbedaan yang mana kalimat tersebut menjadi kalimat tanya.
2. Tidak Memerlukan Jawaban
Seperti yang terbilang sebelumnya, kalimat retoris tidak memerlukan maupun tidak menunggu jawaban dari orang yang ditanya. Jadi, jika kamu mendapat sebuah pertanyaan retoris, kamu dapat diam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Selain kalimat penekanan, kalimat ini kadang berbentuk kalimat pertanyaan yang jawabannya sendiri mengambang atau tidak jelas.
3. Penanya dan yang Ditanya Sama-Sama Mengetahui Jawabannya
Pertanyaan menggunakan majas retoris ini dapat kamu kenali dengan gampang. Karena baik yang bertanya atau yang ditanya, sudah mengetahui secara betul jawaban dari pertanyaan tersebut.
Jika kamu mendapat sebuah pertanyaan retoris, kamu akan segera mengetahui bahwa itu adalah sebuah kalimat sindiran. Bisa jadi karena:
- Kamu tahu sang penanya mengetahui jawaban dari pertanyaannya sendiri.
- Kalian berdua memiliki jawaban yang berbeda, namun jawabanmu tidak sama dengan jawaban sang penanya. Tetapi, kamu tidak ingin mengungkapkannya, karena kamu kira jawabanmu adalah jawaban yang sia-sia.
4. Biasanya Muncul di Akhir Topik Kalimat
Cara mengenali kalimat ini selanjutnya adalah dengan ciri-ciri yang sangat jelas, yaitu kalimat ini muncul pada saat akhir topik. Biasanya, kamu temui pada saat presentasi, sang presenter selesai mengakhiri topik dan dia menanyakan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Fungsi Kalimat Retoris
Setelah membaca pengertian dan ciri-ciri dari majas ini, mungkin kamu bertanya-tanya jika memang sang penanya dan yang ditanya sudah mengetahui apa jawaban dari kalimat yang tidak perlu dijawab ini. Lalu, apa fungsinya untuk ditanyakan? Nah, berikut ini adalah fungsi utama dari majas retoris:
1. Sebagai Refleksi dan Introspeksi Diri
Fungsi pertama dari majas retoris yang sering dilontarkan orang adalah sebagai refleksi dan introspeksi diri. Proses introspeksi adalah proses dimana subjek yang melakukan ini sedang mengamati diri sendiri, baik secara fisik, tingkah laku, pemikiran, dan topik lain.
Proses ini terjadi secara tiba-tiba saat mental kita menemukan banyak jalan untuk mencapai suatu tujuan.
Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri tentang sesuatu? Hal tersebut adalah salah satu contoh dari kalimat ini, yang mana kamu tahu jawabannya, namun tidak perlu kamu omongkan secara vokal.
2. Sebagai Bentuk Sindiran
Sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalimat ini seringkali memiliki fungsi sebagai bentuk sindiran. Biasanya, hal ini terjadi saat seseorang tidak setuju dengan kalimat ataupun perkataan dari orang lain, namun enggan untuk mengkonfrontasinya secara langsung.
Untuk itu, dia akan menggunakan kalimat ini dalam bentuk pertanyaan yang sebenarnya adalah pernyataan. Hal ini dapat disampaikan dalam pertanyaan yang berupa sindiran halus maupun sindiran kasar.
3. Untuk Memberikan Nasihat
Fungsi selanjutnya dari kalimat ini adalah sebagai kalimat pemberi nasihat. Contohnya, jika kamu sedang berbicara dengan temanmu, dan kamu ingin memberikan pendapatmu yang sebenarnya adalah nasihat, namun kamu sendiri enggan, karena tidak ingin dianggap menggurui.
Nah, kamu dapat memberikan kalimat pertanyaan berupa pertanyaan yang sebenarnya sudah diketahui secara jelas maksudnya oleh lawan bicaramu.
Fungsi ketiga ini cukup banyak dilakukan orang, karena seringkali sukses menjadi nasehat yang baik untuk lawan bicara. Karena dengan mengubah kalimat kita menjadi kalimat pernyataan, kamu memberikan space terhadap lawan bicaramu berpikir apa maksudmu dan apakah itu hal yang baik atau tidak.
4. Sebagai Pendukung Kalimat Informasi
Selanjutnya, kalimat ini dapat menjadi kalimat pendukung dari informasi yang kamu berikan kepada orang lain. Ada berbagai macam jenis kalimat informasi yang terjadi sehari-hari, seperti informasi nasihat, berita, iklan, dan sebagainya.
Nah, kalimat retoris ini cukup sering menjadi kalimat penutup dari informasi tersebut, karena memberikan efek menggantung yang menarik perhatian orang.
Dalam dunia literatur sendiri, kalimat ini seringkali dilontarkan sebagai kalimat persuasif untuk membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu dan dinilai cukup efektif, karena cukup banyak yang berhasil. Inilah kenapa majas retoris ini sering dipakai saat berpidato, debat, atau bahkan percakapan sehari-hari.
Contoh Kalimat-Kalimat Retoris
Jika kamu merasa belum pernah mendengar langsung kalimat retoris ini, mungkin beberapa contoh di bawah ini sering kamu dengar. Contoh-contoh berikut ini adalah kalimat sindiran yang seringkali ada pada percakapan sehari-hari, yaitu:
1. Mau Sampai Kapan Begini Terus?
Contoh pertama dari kalimat ini yang pasti sering kamu dengar adalah, “Mau sampai kapan begini terus?”. Kalimat ini sering terlontar kepada orang lain dalam maksud ingin merubah lawan bicaranya untuk lebih maju.
Misalnya, seorang perempuan bertanya kalimat tersebut pada pasangannya, karena sudah lelah pada hubungan pacaran yang itu-itu saja. Atau kalimat tersebut juga sering terdengar dari pemimpin kepada karyawannya yang membuat masalah itu-itu saja, dan lain-lain.
2. Apa Masih Ada Hati Nurani Kalian?
Contoh kalimat di atas adalah kalimat sindiran yang juga sering terdengar di percakapan sehari-hari. Baik penanya dan ditanya tahu bahwa setiap manusia memiliki hati nurani, namun yang dimaksud dengan pertanyaan di atas adalah pakailah hati nurani tersebut dalam perbuatan yang kalian lakukan.
3. Memangnya Kamu Bisa Membeli Nyawa?
Selanjutnya ada contoh kalimat, “Memangnya kamu bisa membeli nyawa?” atau sejenisnya. Kita sama-sama tahu bahwa nyawa tidak bisa dibeli dan tidak ada manusia yang bisa membeli nyawa.
Namun kalimat tersebut cenderung memiliki arti sebagai “Berhati-hatilah dalam melakukan apapun, karena nyawa hanya satu”.
4. Apa Kamu Jalan Tidak Pakai Mata?
Contoh kalimat retoris selanjutnya adalah kalimat yang termasuk dalam sindiran. Kita sama-sama tahu bahwa berjalan wajib menggunakan mata, baik penanya dan yang ditanya pun pasti sudah tahu hal tersebut.
Makanya, hal tersebut tidak termasuk pertanyaan yang harus dijawab, karena arti yang sebenarnya dari kalimat tersebut adalah “Berjalanlah dengan hati-hati”.
5. Kapan Kita Punya Uang?
Kalimat di atas seringkali muncul pada seseorang, jika mereka dalam kesulitan untuk mencari uang. Keduanya sama-sama tidak mengetahui kapan mereka akan memiliki uang, namun pertanyaan tersebut tidak memiliki arti spesifik. Kalimat di atas adalah contoh kalimat yang berfungsi sebagai refleksi diri.
6. Apa Benar Kamu Tidak Pernah Berbuat Dosa?
Bentuk pertanyaan retoris di atas adalah contoh dari kalimat yang memiliki fungsi sebagai sindiran dan refleksi diri. Sang penanya menyindir lawan bicaranya untuk refleksi diri sendiri sebelum mengobrol keburukan atau dosa seseorang.
Kita semua tahu bahwa manusia berbuat dosa, namun jika ada yang bertanya kalimat tersebut pada kita, kita akan merefleksikan diri bahwa tidak boleh mengungkit-ungkit dosa orang lain.
Sudah Tahu Kegunaan Kalimat Retoris?
Itulah pengertian, ciri-ciri, fungsi dan contoh kalimat retoris yang bisa kamu ketahui. Tentunya, tidak ada majas yang tidak berguna, begitupun kalimat jenis ini. Walaupun pertanyaan tersebut tidak memiliki jawaban, namun kamu pasti memerlukannya untuk keseharianmu. Semoga membantu!