Pernahkah ketika membaca sebuah teks dan ada sebuah kalimat yang terasa tidak nyambung atau tidak berkaitan dengan satu sama lain. Itulah yang dikenal dengan kalimat sumbang. Pada dasarnya, kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak berkaitan dengan paragraf lain pada suatu paragraf.
Kalimat ini akan sering Anda jumpai di berbagai teks, misalnya teks berita atau bahkan di teks-teks lainnya. Berikut ini adalah penjelasan tentang kalimat sumbang.
Daftar ISI
- Pengertian Kalimat Sumbang
- Ciri-ciri Kalimat Sumbang
- Cara Menemukan Kalimat Sumbang dalam Suatu Paragraf
- Contoh Kalimat Sumbang
- Mengenal Konsep Kohesi dan Koherensi dalam Suatu Wacana
- Syarat Membuat Wacana yang Padu
- Pentingnya Kohesi dan Koherensi pada Sebuah Paragraf
- Cara Membuat Teks yang Padu
- Contoh Kalimat Padu dalam Paragraf
- Sudah Paham tentang Kalimat Sumbang?
Pengertian Kalimat Sumbang
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak berkaitan dengan kalimat lain dalam suatu teks atau paragraf. Kalimat ini juga sering dikenal dengan kalimat tidak padu.
Umumnya, kalimat ini ada karena kesengajaan maupun ketidaksengajaan penulis. Biasanya, penulis sengaja menambahkan kalimat sumbang sebagai informasi tambahan. Tidak sedikit dari kalimat sumbang ini tidak berkaitan dengan topik yang dibahas dalam suatu wacana.
Ciri-ciri Kalimat Sumbang
Kalimat sumbang bisa dengan mudah Anda temui ketika membaca suatu teks. Ada beberapa ciri mencolok dari sebuah kalimat sumbang. Berikut adalah contohnya.
- Kalimat sumbang tidak memiliki keterkaitan atau hubungan antara kalimat setelah maupun kalimat sebelumnya.
- Biasanya, kalimat sumbang juga tidak berkaitan dengan gagasan utama yang dibahas pada suatu wacana.
- Kalimat sumbang juga bisa bertolak belakang dengan topik utama yang disampaikan.
Cara Menemukan Kalimat Sumbang dalam Suatu Paragraf
Menemukan kalimat sumbang sangatlah mudah. Anda bisa menemukannya dengan mudah ketika membaca sebuah wacana dengan teliti. Tidak hanya melihat ciri-cirinya, berikut adalah beberapa cara melihat kalimat sumbang dalam sebuah paragraf.
- Anda bisa baca terlebih dahulu paragraf secara keseluruhan. Setelah itu, Anda bisa tentukan kalimat utama atau gagasan pokok dari paragraf tersebut.
- Setelah Anda membaca keseluruhan paragraf atau teks dengan teliti, cermati kembali apakah seluruh kalimat sudah saling berhubungan dengan kalimat utamanya atau tidak.
- Selanjutnya, Anda lihat hubungannya dengan kalimat penjelasan dalam paragraf yang Anda baca tersebut. Apabila Anda menemukan kejanggalan, dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut termasuk kalimat tidak padu atau kalimat sumbang.
- Terakhir, baca dan perhatikan kembali kalimat sumbang tersebut dengan kalimat setelah atau sebelumnya. Pahami dan dalami apakah kalimat tersebut ada keterkaitan atau tidak.
Dengan cara ini, Anda pun bisa menemukan kalimat sumbang tersebut, baik yang sengaja dibuat penulisnya ataupun yang benar-benar dibuat karena kesalahan penulis.
Contoh Kalimat Sumbang
Memahami kalimat sumbang adalah hal yang cukup mudah. Berikut ini ada 5 contoh kalimat sumbang yang bisa Anda jadikan sebagai contoh.
Teks 1
- Charles tidak berhasil dalam kursusnya karena beberapa alasan. (2) Dia tidak pernah datang tepat waktu, dan dia sering pergi sebelum kelas selesai. (3) Dia sendiri tidak mempersiapkan diri untuk kelas, sehingga dia tidak dapat berpartisipasi dalam diskusi yang ada di dalam kelas. (4) Dia tidak pernah mengajukan pertanyaan apapun di kelas selama mengikuti kursus tersebut. (5) Pekerjaan yang dilakukannya di kelas selalu sangat baik.
Pada teks di atas, bisa dilihat bahwa kalimat nomor 5 tidak berkaitan dengan kalimat-kalimat sebelumnya. Teks di atas membahas tentang bagaimana Charles gagal dalam kursusnya karena beberapa hal.
Namun, pada kalimat nomor lima justru membahas Charles selalu melakukan pekerjaannya dengan baik, dimana hal ini sangat berbeda dengan kalimat-kalimat sebelumnya.
Teks 2
(1) Vitamin dan mineral yang Anda peroleh dari makanan dapat mencegah banyak masalah kesehatan umum. (2) Vitamin A dalam sayuran hijau melindungi kulit dan membantu nafsu makan. (3) Daging dan ikan merupakan sumber seng, yang juga membantu kulit dan kuku Anda. (4) Harga ikan bisa sangat mahal, tetapi sayuran tidak mahal dan mudah ditemukan di mana-mana. (5) Vitamin C yang Anda dapat dari jeruk, lemon, dan tomat, baik untuk jantung dan tulang Anda. (6) Vitamin C juga melindungi Anda dari kanker dan penyakit serius lainnya.
Pada teks di atas membahas tentang makanan serta berbagai vitamin dan mineral yang bisa Anda temukan pada makanan tersebut. Namun, Anda bisa lihat bahwa ada kalimat yang tidak berkaitan dengan pembahasan tentang vitamin dan mineral dalam sebuah makanan.
Kalimat sumbang tersebut berada pada kalimat nomor 4 yang malah membahas tentang harga ikan yang mahal sementara harga sayuran yang jauh lebih murah. Sehingga, kalimat ini bisa dibilang sebagai kalimat sumbang.
Teks 3
(1) Spesies invasif adalah hewan atau tumbuhan apa pun yang bukan asli suatu daerah atau wilayah. (2) Spesies invasif dapat menyebabkan kerusakan ekonomi dan lingkungan yang besar pada area baru. (3) Misalnya, kerang zebra yang tiba di Amerika Utara dari Asia menempel di dasar kapal dan merusak spesies asli. (4) Kepiting hijau Eropa memakan kerang asli dalam jumlah besar dan mengancam penangkapan ikan komersial di California. (5) Pemerintah Amerika bekerja untuk mendidik orang tentang bahaya membawa hewan ke negara itu secara ilegal. (6) Coypu adalah hewan pengerat besar dari Amerika Selatan yang menyebabkan banyak kerusakan pertanian di Irlandia dan Jepang.
Teks di atas di atas memang agak sedikit mengecoh. Tapi, kalau Anda membacanya berulang kali, Anda bisa menemukan yang mana kalimat sumbang pada teks tersebut.
Gagasan utama dari teks tersebut membahas tentang spesies hewan invasif. Namun, ada kalimat yang tidak nyambung, yaitu kalimat nomor 5 yang membahas tentang pemerintah Amerika mendidik orang tentang bahaya membawa hewan ke negara itu secara ilegal, sementara hewan invasif tidak dibawa.
Teks 4
(1) Multitasking didefinisikan sebagai melakukan lebih dari satu hal pada waktu yang bersamaan. (2) Banyak orang percaya bahwa mereka dapat melakukan banyak tugas, tetapi penelitian menunjukkan bahwa melakukan banyak tugas adalah hal yang mustahil. (3) Otak hanya dapat fokus pada satu tugas pada satu waktu, sehingga gagasan multitasking tidak masuk akal. (4) Perusahaan ingin mempekerjakan orang yang dapat melakukan banyak tugas karena mereka yakin orang yang dapat melakukan banyak tugas lebih produktif. (5) Ketika orang mengira mereka melakukan banyak tugas, sebenarnya mereka hanya mengalihkan perhatian mereka di antara setiap tugas.
Gagasan utama dari teks di atas adalah penelitian tentang multitasking pada manusia. Namun, ada satu kalimat yang tidak berhubungan dengan kalimat lainnya, yaitu kalimat nomor 4 yaitu membahas perusahaan yang lebih memilih orang yang bisa multitasking.
Teks 5
(1) Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk online; oleh karena itu, kami melihat ratusan iklan setiap hari. (2) Iklan online ada di mana-mana. (3) Kita melihatnya saat kita membaca berita online. (4) Kita melihat iklan saat mengobrol dengan teman di media sosial. (5) Beberapa iklan online bisa menghibur. (6) Kami bahkan melihat iklan saat berbelanja online.
Gagasan utama dari teks di atas adalah tentang iklan online dan di mana kita bisa menemukan iklan tersebut. Namun, ada sebuah kalimat yang tidak berhubungan satu sama lain, yaitu kalimat nomor 5.
Kalimat tersebut tidak berhubungan dengan kalimat lain yang membahas dimana kita bisa menemukan sebuah iklan online. Namun, kalimat nomor 5 justru membahas tentang jenis iklan yang bisa menghibur.
Itulah beberapa contoh dari kalimat sumbang yang bisa Anda jadikan sebagai sebuah latihan untuk menemukan kalimat sumbang dalam suatu teks.
Mengenal Konsep Kohesi dan Koherensi dalam Suatu Wacana
Kalimat sumbang adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari konsep kohesi dan koherensi dalam suatu wacana. Ada kohesi dan koherensi ini membantu Anda dalam membuat teks yang berhubungan antara satu sama lain. Berikut ini adalah pengertian kohesi dan koherensi dalam suatu paragraf.
Pengertian Kohesi
Kohesi merupakan keterikatan struktur sintaksis atau struktur wacana, sehingga menghasilkan hubungan yang baik antar unsur dari wacana tersebut sehingga akan muncul pemahaman yang baik bagi pembaca.
Kohesi juga bisa diartikan sebagai hubungan antar bagian dalam teks yang biasanya ditandai dengan adanya penggunaan unsur bahasa. Kohesi bisa dibentuk dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Penggunaan Hubungan Unsur
Hubungan dalam unsur-unsur tersebut harus dinyatakan dalam hal-hal berikut ini.
- Pertentangan: Penggunaan kata hubung yang menunjukan sesuatu yang bertentangan, seperti namun atau tetapi.
- Kelebihan: Penggunaan kata penghubung yang menunjukkan kelebihan dari suatu hal, seperti malahan dan bahkan.
- Pengecualian: Penggunaan kata penghubung berbentuk pengecualian, seperti kecuali.
- Konsesif: Penggunaan kata penghubung, seperti semakin atau walaupun.
- Tujuan: Penggunaan kata penghubung yang menunjukan adanya tujuan, seperti agar atau supaya.
2. Pengulangan Kata atau Frasa
Pengulangan kata ini ditujukan supaya konteks yang ada di dalam suatu wacana jadi lebih jelas dan pembaca bisa memahami bacaan tersebut dengan baik. Akan tetapi, pengulangan ini tidak langsung menjadikan suatu kalimat menjadi tidak efektif ataupun sumbang karena pengulangan ini memang dibutuhkan.
Sebagai contoh: Dinda membelikan susu untuk Tasya. Dinda tahu Tasya sangat suka susu.
Dari kalimat tersebut bisa dilihat ada pengulangan kata susu untuk menunjukan informasi tambahan bahwa Tasya suka susu.
3. Penggunaan Kata yang Maknanya Berbeda tapi Bisa Digantikan dengan Acuan yang Sama
Seringkali penggunaan kata yang berulang-ulang membuat suatu wacana menjadi membosankan. Oleh karena itu, dalam teknik penulisan kohesi, kita butuh kata dengan makna yang berbeda namun memiliki acuan yang sama.
Misalnya:
Peter Andreas adalah seorang dosen bidang politik di suatu universitas ternama di Indonesia. Laki-laki berusia 43 tahun tersebut pernah mengenyam pendidikan di Belanda.
Bisa dilihat, kedua kata atau frasa ini mengacu pada seorang dosen di bidang politik, yaitu Peter Andreas.
4. Penggantian Bentuk Kata dengan Acuan yang Berbeda, Namun Masih Dalam Golongan yang Sama
Cara ini dilakukan dengan menggantikan kata yang ada di kalimat selanjutnya, dimana menggunakan acuan yang tidak sama. Walaupun acuannya tidak sama, namun ia masih masuk dalam golongan yang sama. Contohnya sebagai berikut.
Ariva berjalan di tengah-tengah kebun bunga tulip. Ia pun memetik sekuntum dan menggenggamnya dengan erat sebelum pergi ke luar.
Contoh di atas menunjukan bahwa kata tulip dan sekuntum itu punya acuan yang sama, yaitu sebagai golongan bunga.
5. Penggantian Melalui Metafora
Ini adalah bentuk penggantian yang punya konteks tertentu. Ketika Anda hendak mengatakannya dengan metafora, Anda harus memperhatikan hubungan antar keduanya. Misalnya:
Surti adalah gadis yang sangat cantik dengan kulit kuning langsat, rambut hitam tergerai, serta bibir merah alami. Tidak heran, Surti jadi kembang yang menarik dan banyak pemuda dari desa lain untuk datang meminangnya.
Pada contoh di atas, bisa dilihat bahwa ada metafora dari gadis yang cantik yang diibaratkan sebagai kembang. Inilah yang disebut dengan hubungan metaforis dan koherensi yang terjadi pada kata dan frasa di atas.
6. Terdapat Hubungan Leksikal
Hubungan leksikal yang dimaksud adalah berupa antonim, sinonim, homonim, hiponim, dan polisemi. Berikut adalah contohnya.
Semenjak kepergian Anneliese ke Negeri Belanda, bunga yang biasanya semerbak di depan rumah Nyai Ontosoroh tak tampak lagi. Hanya anggrek bulan yang masih tampak menawan oleh karena ketahanannya terhadap terpaan panas.
Nah, pada contoh tersebut, kata bunga dan anggrek bulan itu memiliki hubungan hiponim. Anggrek bulan sebagai kata spesifik, sementara bunga adalah kata benda merujuk pada bunga.
7. Menunjukkan Hubungan Bagian yang Utuh
Bintang laut selatan telah dipeluk samudera. Nakhoda menghidupkan mesin utama dan di buritan kulihat luapan buih melonjak-lonjak karena tiga baling-baling raksasa menerjang air. Aku disergap sepi di tengah bunyi gemuruh dan aku pegang erat pada besi pagar haluan saat kapal mulai diayun ombak musim barat, kepalaku tak terhenti mengingat satu kata: Ciputat.
Dalam contoh wacana tersebut, kata bintang laut selatan dan kapal itu dianggap sebagai entitas tertentu yang memiliki bagian-bagiannya.
Bagian-bagian tersebut dapat berupa mesin utama, buritan, dan besi pagar haluan. Nah, itu berarti dalam wacana tersebut terdapat hubungan bagian-keutuhan yang menjadikannya kohesif sekaligus koheren.
Pengertian Koherensi
Koherensi merupakan sebuah pengaturan antara gagasan dan kenyataan serta fakta maupun ide yang menjadi sebuah untaian kalimat yang logis sehingga lebih mudah memahami pesan yang dihubungkannya.
Koherensi juga bisa didefinisikan sebagai adanya keserasian antar unsur dalam suatu kalimat, dimana setiap pola kalimat punya keterkaitan sehingga memiliki makna dengan kesatuan yang utuh.
Beberapa contoh kalimat koherensi:
1. Gunakan helm saat berkendara. Ini adalah kewajiban dasar sebelum berkendara.
Pada contoh di atas, kita bisa lihat bahwa kalimat pertama dan kalimat keduanya terlihat berbeda. Kalimat kedua menjadi pendukung dari gagasan utama yang ada pada kalimat pertama.
2. Rumah di ujung selatan itu masih sangat bagus meski merupakan bangunan tua. Bu Siti tinggal di sana, dan ia sangat telaten dalam merawat rumah tersebut.
Sama halnya dengan contoh sebelumnya, kalimat pertama dari contoh di atas yang mana berperan sebagai gagasan utama juga didukung oleh kalimat yang kedua.
Syarat Membuat Wacana yang Padu
Kalimat sumbang adalah kalimat yang bisa kita temui di banyak paragraf. Bisa terjadi karena kesalahan penulis ataupun kesengajaan penulis dalam menambahkan informasi tertentu.
Oleh karena itu, perlu diketahui seperti apa syarat dari sebuah wacana yang padu. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Kesatuan
Sebuah kalimat, teks, ataupun paragraf harus bersatu untuk mendukung gagasan pokok dari paragraf tersebut. Oleh karena itulah sebuah paragraf bisa dianggap sebagai paragraf yang padu karena memuat kesatuan di dalamnya.
2. Koherensi
Koherensi merupakan sebuah pengaturan antara gagasan dan kenyataan serta fakta maupun ide yang menjadi sebuah untaian kalimat yang logis sehingga lebih mudah memahami pesan yang dihubungkannya.
Hubungan tersebut bisa berupa eksplisit maupun implisit. Pada hubungan eksplisit ada terdapat penanda seperti pengulangan kata, kata ganti, serta kata-kata penghubung.
3. Pengembangan
Sebuah teks atau paragraf yang padu tak harus selalu diam di tempat. Anda juga bisa membuat pengembangan. Agar ada beberapa pengembangan gagasan atau ide dari paragraf tersebut, Anda bisa memanfaatkan kalimat yang mendukung.
4. Efektif
Gunakanlah kalimat yang efektif supaya menghasilkan teks atau paragraf yang padu. Kalimat efektif maksudnya tidak bertele-tele dan langsung tepat sasaran, sehingga pesannya bisa tersampaikan secara tepat.
Pentingnya Kohesi dan Koherensi pada Sebuah Paragraf
Pernahkah Anda membaca tulisan, teks ataupun buku yang sifatnya akademis, dan Anda mendapati diri Anda sudah terhanyut dalam buku dan teks tersebut, namun Anda perlu membaca berulang-ulang sampai memahaminya?
Untuk beberapa saat, hal ini memang membuat frustasi dan bisa jadi Anda menyerah pada bab tersebut. Apakah yang sebenarnya terjadi?
Inilah yang disebut dengan gejala inkoherensi. Otak Anda tidak dapat menemukan argumen atau narasi terpadu di dalam buku. Ini mungkin membuat frustasi dan sering terjadi ketika sebuah buku berada di atas tingkat pemahaman Anda saat ini.
Bagi orang lain, tulisan itu mungkin tampak koheren sempurna, karena mereka memahami konsep yang terlibat di dalam teks tersebut. Tapi dari sudut pandang Anda, bab itu tampaknya tidak koheren. Dan sebagai hasilnya, Anda tidak mendapatkan ilmu sebanyak yang Anda inginkan.
Bagaimana Anda bisa menghindari inkoherensi dalam tulisan Anda sendiri? Bagaimana Anda bisa memastikan bahwa pembaca tidak salah paham dengan Anda? Jawabannya adalah membuat tulisan yang koheren. Koherensi mungkin merupakan fitur yang paling penting dari penulisan argumentatif.
Tanpa itu semua, teks Anda pun akan berantakan. Jika sebuah argumen tidak koheren, tidak peduli seberapa bagus buktinya, atau seberapa indah tulisannya: argumen yang tidak koheren tidak akan pernah meyakinkan siapapun atau bahkan menarik perhatian mereka.
Anda juga bisa gunakan beberapa kalimat pendukung agar kalimat Anda menjadi lebih kohesif dan jelas di mana semua informasi yang ingin Anda sampaikan dapat tersalurkan dengan baik kepada pembaca.
Cara Membuat Teks yang Padu
Ada beberapa cara untuk membuat sebuah teks yang padu dan pesannya bisa tersampaikan dengan baik. Teks yang padu, semestinya mengandung paragraf-paragraf yang padu, dimana kalimat-kalimatnya tersusun secara logis dan serasi.
Berikut ini adalah cara-cara membuat teks yang padu.
1. Pilih Tema atau Topik
Langkah pertama dalam membangun sebuah teks yang padu adalah menentukan tema atau topik. Pastikan Anda menulis teks yang tema atau topiknya Anda kuasai, supaya tidak banyak kalimat sumbang di dalamnya. Jika tidak menguasai topik yang ingin Anda tulis, pastikan Anda sudah melakukan riset sebelumnya.
2. Buat Kalimat Utama
Kalimat utama dari sebuah teks haruslah mengandung gagasan atau ide pokok dari permasalahan, topik, atau tema yang akan dibahas. Kalimat utama tidak selalu harus berada di depan.
Anda juga bisa meletakkan kalimat utama di tengah ataupun di akhir paragraf. Jadi, tidak perlu kaku, justru sesuaikan dengan kreativitas Anda dalam menulis.
3. Tambahkan Beberapa Kalimat Penjelas
Setelah Anda menentukan kalimat utama, langkah selanjutnya adalah menentukan kalimat-kalimat yang mendukung paragraf utama. Pastikan kalimat pendukung ini harus mendukung kalimat utama. Hubungkan antara kalimat tersebut dengan kata hubung atau konjungsi.
Beberapa kata penghubung yang bisa Anda tambahkan adalah sebagai berikut:
- Menambahkan informasi: Selanjutnya, Selain itu, Sebagai tambahan
- Memberikan contoh: Misalnya, Dengan kata lain, Sebagai contoh
- Memberikan gagasan yang kontras: Namun, Di sisi lain, Meskipun demikian
- Meringkas ide: Oleh karena itu, Singkatnya, Sebagai kesimpulan, Jadi
4. Lakukan Review dan Editing
Setelah Anda menulis teks ataupun paragraf, Anda harus melakukan review dan melakukan editing supaya bisa memastikan apakah seluruh kalimat sudah padu. Anda juga bisa mengecek apakah ada kesalahan penulisan, apakah ada kalimat yang sumbang di dalam teks tersebut ataupun teks Anda masih kurang mendalam.
Contoh Kalimat Padu dalam Paragraf
Supaya lebih paham lagi, berikut ini adalah contoh teks yang padu tentang kartu kredit.
Kartu kredit memang nyaman, tapi berbahaya. Orang sering mendapatkannya untuk melakukan pembelian besar dengan mudah tanpa menyimpan banyak uang di muka. Ini sangat berguna untuk pembelian seperti mobil, peralatan dapur, dll., yang mungkin perlu Anda dapatkan tanpa penundaan.
Namun, kemudahan ini datang dengan harga tinggi: suku bunga. Semakin banyak uang yang Anda masukkan ke kartu kredit Anda, semakin banyak bank atau credit union akan menagih Anda untuk kenyamanan itu.
Jika Anda tidak berhati-hati, hutang kartu kredit dapat dengan cepat merusak bank dan membuat Anda berada dalam keadaan ekonomi yang sangat buruk!
Sudah Paham tentang Kalimat Sumbang?
Itulah penjelasan tentang kalimat sumbang hingga bagaimana cara membuat teks yang padu. Kalimat sumbang adalah kalimat yang tidak punya hubungan dengan kalimat lainnya dalam sebuah teks ataupun paragraf.
Pada artikel ini, kami juga menjelaskan tentang syarat sebuah paragraf agar menjadi teks yang padu hingga berbagai cara supaya Anda bisa membuat teks yang padu sendiri.
Kami juga menambahkan beberapa contoh kalimat sumbang serta contoh paragraf yang padu supaya Anda bisa lebih mudah dalam memahami contoh-contoh artikelnya. Semoga Anda bisa memahami semua penjelasan yang ada di sini dan artikel ini bisa membantu Anda dalam menulis kalimat atau teks yang padu.