Setiap manusia memiliki karakter berbeda-beda. Ada yang karakternya pemberani, pemalu, pendiam, tegas, dan lain-lain. Kata ini selalu dilekatkan dalam diri manusia karena mencerminkan watak, sikap, dan perilaku sehari-hari dalam bermasyarakat.
Jadi, apa arti sebenarnya? Apakah kepribadian ini memang berasal dari bawaan sejak lahir atau ada faktor lain yang memengaruhinya? Supaya tidak penasaran lagi, baca sampai habis untuk mendapat jawaban lengkapnya.
Daftar ISI
Apa itu Karakter?
Secara umum, karakter ini biasanya disebut dengan sifat yang melekat dalam diri seseorang. Ada juga yang menyebutnya sebagai watak atau perilaku seseorang dalam bertindak, berpikir, dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Jika merujuk pada definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ini memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; tabiat; juga watak.
Kata ini juga diartikan sebagai seperangkat sifat yang melekat dalam diri seseorang sebagai suatu tanda kebajikan, kebaikan, serta kematangan moral. Lebih jelasnya, kata ini juga berarti akumulasi dari kepribadian, sifat, dan watak seseorang yang mengarah pada kebiasaan dan keyakinan individu dalam kesehariannya.
Jika dalam Bahasa Yunani, kata ini disebut dengan “to mark”. To mark memiliki makna menandai bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam tingkah laku atau tindakan tertentu. Oleh karena itulah orang yang berperilaku kejam, suka berbohong, berkata kasar itu berkarakter buruk.
Sementara itu, orang yang suka menolong, lemah lembut, santun, jujur dikategorikan sebagai orang berkarakter baik. Dari sini karakter identik dengan personality seseorang dan perilakunya sesuai dengan kaidah moral dan norma sekitar.
Pengertian Karakter Menurut Ahli
Beberapa ahli memiliki definisi masing-masing terkait istilah ini. Misalnya, seperti yang diungkapkan oleh:
1. Alwisol
Seorang pengarang buku Psikologi Kepribadian ini menyebut kepribadian adalah gambaran dari perilaku seseorang. Perilaku ini diperlihatkan dengan cara menonjolkan nilai benar-salah, baik dan buruk secara implisit atau eksplisit.
2. Soemarno Soedarsono
Soemarno mendefinisikannya sebagai suatu nilai yang ada dalam diri seseorang. Nilai ini didapatkan dari pengalaman, pendidikan, dan adanya pengaruh dari lingkungan yang kemudian dipadukan dengan nilai hidup seseorang lalu menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap, perilaku, dan pemikiran seseorang.
3. Suyanto
Prof. Suyanto, Ph.D memaparkannya sebagai cara berpikir dan berperilaku yang jadi ciri khas tiap orang untuk hidup dan bekerja sama baik di lingkungan keluarga, masyarakat, hingga bangsa dan negara.
Unsur-Unsur dalam Karakter
Ada beberapa unsur yang membuat sikap atau perilaku itu melekat dalam diri seseorang. Unsur-unsur tersebut saling memengaruhi satu sama lain, seperti:
1. Emosi
Kata emosi identik dengan perasaan atau gejolak jiwa yang ada dalam diri seseorang sebagai akibat adanya rangsangan baik dari internal maupun eksternal. Emosi ini bersifat dinamis alias bisa berubah tergantung situasi yang dirasakan seseorang.
Karena emosi ini identik dengan perasaan, maka bisa berdampak pada perilaku dan kesadaran seseorang. Contoh emosi ini seperti senang, sedih, takut, marah, kecewa, dan lain-lain. Tanpa adanya emosi, hidup manusia terasa hambar karena emosi bentuk dari perasaan.
2. Sikap
Sikap adalah cerminan kepribadian seseorang. Kalau seseorang memiliki sikap yang baik dan santun, maka seseorang tersebut berkarakter baik atau mulia. Begitupun sebaliknya, kalau sikapnya buruk, maka seseorang tersebut berkarakter buruk.
3. Kepercayaan
Kepercayaan ini termasuk komponen kognitif dari faktor sosiologis dan psikologis individu. Komponen ini sangat penting untuk membangun karakter seseorang menjadi lebih percaya diri dan bernilai sebagai individu.
4. Self Conception
Membangun self conception sangat penting dilakukan. Self conception merupakan cara pandang dan sikap individu dalam memandang dirinya sendiri. Cara pandang ini lebih mengarah kepada bagaimana individu membangun dirinya sendiri, mengerti apa yang ia inginkan, dan bagaimana seseorang tersebut menempatkan diri.
5. Kebiasaan dan Kemauan
Terakhir ada kebiasaan dan kemauan. Seperti namanya, kebiasaan adalah perilaku yang berulang-ulang dalam waktu lama. Sementara kemauan itu kondisi yang berkaitan erat dengan tindakan yang bisa mencerminkan perilaku atau sikap orang seseorang tersebut.
Contoh Karakter berdasarkan Temperamen Seseorang
Kepribadian seseorang ini terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya berdasarkan The Four Temperament yang terdiri dari kepribadian sanguinis, koleris, melankolis, dan plegmatis. Berikut penjelasan mengenai karakter seseorang berdasarkan tipe temperamennya:
1. Sanguinis
Orang dengan tipe kepribadian seperti ini cenderung punya rasa optimis tinggi. Mereka adalah sosok yang mempunyai semangat tinggi, antusias, lincah, riang, dan menyenangkan. Selain itu, mereka juga cenderung sangat menginginkan perhatian dari orang lain.
Pada dasarnya, orang berkarakter sanguinis ini adalah sosok yang mau ambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Meski demikian, kelemahan dengan kepribadian ini dikenal sering gegabah dalam membuat keputusan, ceroboh, impulsif, moody (cepat mengalami perubahan suasana hati), hingga cepat merasa bosan.
2. Koleris
Mereka dengan tipe kepribadian ini adalah sosok yang independen. Orang-orang tipe koleris mau berusaha keras dan berkemauan keras untuk menggapai apa yang mereka inginkan.
Mereka sosok yang tegas, punya visi jelas, produktif, dan sangat cocok untuk jadi pemimpin. Namun mereka juga sosok yang dominan, cuek, cepat puas, pemarah, hingga sulit memaafkan orang lain.
3. Melankolis
Orang-orang melankolis adalah sosok berbakat. Mereka memiliki bakat cemerlang dan rela berkorban demi mendapatkan suatu hal. Sosok melankolis juga disiplin, tekun, perfeksionis, dan analitis. Negatifnya, mereka sangat perasa, kurang bergaul, dan pemurung.
4. Plegmatis
Plegmatis ini sosoknya kalem dan tenang. Meski begitu, mereka tumbuh menjadi sosok yang humoris, objektif dalam menilai, teratur, dan cenderung cuek. Kelemahan mereka ini kurang tegas, kadang egois, cepat merasa khawatir, dan suka menunda-nunda pekerjaan.
Apakah Karakter itu Bawaan dari Lahir?
Kalau melihat definisi dari Soemarno Soedarsono sebelumnya, kita akan memahami bahwa karakter bukan bawaan dari lahir. Sikap atau watak seseorang itu juga terbentuk dari pengalaman, pendidikan, bahkan ada pengaruhnya dari lingkungan sekitar.
Pembentukan watak ini prosesnya sangat panjang. Berawal dari lingkungan terdekatnya, yakni keluarga, kepribadian seseorang akan tumbuh dan mulai terbentuk.
Dari keluargalah seseorang pertama kali diajarkan kebiasaan-kebiasaan yang berpengaruh pada sikap dan perilakunya. Di sini, sosok yang paling berperan adalah kedua orangtuanya.
Kedua orang tua akan mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat membentuk moralitas sang anak. Anak akan belajar banyak dari orang tuanya bagaimana cara berperilaku, melakukan sesuatu, dan merespon sesuatu dengan baik.
Selain itu, ada juga faktor internal lain selain dari keluarga. Misalnya seperti insting atau naluri, adat atau kebiasaan individu, kehendak dan kemauannya, dan suara hati.
Faktor terbentuknya moralitas seseorang juga bisa terjadi karena faktor eksternal. Contohnya seperti pengaruh lingkungan dan pendidikan. Kedua faktor ini tidak kalah berpengaruhnya pada watak seseorang, karena sudah pasti seseorang ini dalam kesehariannya berkumpul dan berbaur dengan lingkungan sekitar.
Begitu pula dengan pendidikan. Pendidikan memegang peran penting untuk mencetak generasi penerus yang berkarakter mulia. Tanpa pendidikan, seseorang tidak akan mendapatkan pengajaran tentang nilai-nilai, perilaku, sikap, dan norma yang baik untuk menjalani kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga : Apresiasi: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Tahapan, Jenis dan Contoh
Sudah Paham Apa Itu Karakter?
Karakter adalah sifat atau watak seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Watak seseorang memang berbeda-beda, namun dalam hal ini kita harus berusaha untuk menjadi seseorang berkarakter baik agar berguna bagi banyak orang.
Sedangkan kalau perilakunya tidak baik, maka akan mendapatkan sanksi bahkan balasan atas perilaku yang sudah kita kerjakan.
Watak ini muncul bukan bawaan dari lahir. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai memilih dan memilah dengan siapa kita berteman. Jangan sampai mudah terpengaruh oleh hal-hal tidak baik.