Karikatur: Pengertian, Sejarah, Ciri, Jenis, dan Cara Membuatnya

Karikatur, sebagai bentuk seni visual yang menggambarkan realitas dengan sentuhan humor dan kelebihan, memiliki sejarah panjang dan peran yang menarik. Dari satir politik hingga potret lucu tokoh terkenal, seni ini telah menjadi sarana ekspresi yang kuat. 

Artikel ini, akan mengupas berbagai aspek seni gambar visual ini, termasuk sejarah perkembangannya, fungsi dalam menyampaikan pesan, ciri khas yang membedakannya, serta beragam jenis yang ada. Selain itu, Anda juga akan memahami bagaimana cara menciptakannya sendiri. 

Apa Itu Seni Menggambar Karikatur?

Seni karikatur adalah teknik seni gambar yang membesar-besarkan atau mengubah bentuk dari suatu objek. Secara istilah, seni ini mengacu pada gambar objek yang sudah dikenal, dengan tujuan memberikan hiburan melalui sentuhan humor yang khas.

Dalam buku “40th Oom Pasikom” oleh G. M. Sudarta (2007), dijelaskan bahwa karikatur adalah gambar yang mudah diingat dengan komentar satir yang menghibur. Tujuannya adalah mendorong pemikiran ulang dan menggambarkan pesan atau sindiran untuk memperbaiki kehidupan dengan sentuhan humor.

Kemudian, dalam Jurnal Seni Budaya oleh Agus Sachari menguraikan seni visual ini sebagai seni gambar yang mengemukakan sifat unik seorang individu secara berlebihan. Gambar-gambar ini juga mampu mempertegas arti penting dari suatu peristiwa.

Menurut perspektif karikaturis Alex Sobur, ia percaya bahwa karikatur adalah gambar yang mudah diingat karena menggabungkan unsur hiburan, kritik, dan ejekan. Lalu, Efik Mulyadi juga menjelaskan seni karikatur sebagai karya seni yang merangkum unsur humor dan kritikan tajam dalam medium dua dimensi.

Sedangkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mendefinisikan karikatur sebagai gambar yang memuat olok-olok dengan pesan dan sindiran. Seni ini memiliki ciri unik yang menggambarkan subjek yang sudah dikenal, dan seringkali mengundang tawa atau kelucuan bagi mereka yang mengenalnya.

Seni ini sering dianggap mirip dengan kartun, namun sejatinya keduanya memiliki perbedaan. Utamanya terletak pada fakta bahwa seni satir ini tidak mengembangkan cerita seperti halnya kartun. Namun, sebuah gambar sindiran ini bisa menjadi bagian dari suatu kartun, seperti dalam kartun editorial. 

Biasanya, seni satir ini berguna untuk mengkritik politisi dan masalah sosial secara sopan. Keunikan bentuk dan sentuhan humor membuatnya tetap diminati. Walaupun terlihat sederhana, menciptakan karya seni visual ini tetap merupakan tugas yang menantang.

Asal Sejarah Seni Karikatur

Perkembangan sejarah karikatur berawal pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Meskipun gambar yang menggambarkan manusia seperti hewan telah ditemukan sejak zaman Mesir kuno, popularitas seni gambar ini mulai tumbuh di Italia pada periode Renaisans. 

Pada masa tersebut, seni satir ini diciptakan dengan tujuan hiburan. Seniman seperti Carracci dan Leonardo da Vinci menciptakan gambar ini untuk hiburan pribadi dan teman-teman. 

Kemudian, Pier Leone Ghezzi menjadi tokoh yang serius dalam seni gambar tersebut dan menciptakan lebih dari 2.000 karya. Namun, karya-karya Ghezzi hanya dinikmati oleh kalangan elit dan tidak diterbitkan secara luas. 

Walaupun begitu, pada abad ke-18 di Inggris, seni karikatur mengalami perkembangan setelah karya-karya Ghezzi dan seniman Italia lainnya terbit pada tahun 1744. James Gillray, Thomas Rowlandson, dan George Cruikshank adalah beberapa seniman yang mengkombinasikan unsur-unsur gambar satir dan kartun.

Setelah itu, seni satir ini diperkenalkan ke Perancis melalui publikasi mingguan seperti “La Caricature” dan “Le Charivari,” yang menjadikan Perancis sebagai pusat utama seni visual pada saat itu. Kreativitas seni ini juga merambah ke media lain, termasuk patung oleh Jean-Pierre Dantan. 

Kemudian, pada akhir abad ke-19, Thomas Gibson Bowles mempublikasikan majalah Vanity Fair di London yang mana menggambarkan tokoh politik, sastra, dan sosial dengan lebih berwarna. 

Pengaruh besar datang kembali dari majalah “Puck” karya Joseph Keppler di Amerika Serikat. Sehingga, penerbitan seni ini menjadi umum, termasuk di majalah “Harper’s Weekly” yang memiliki dampak signifikan dalam pengaruhnya terhadap politik pada masa itu.

Lalu, pada awal abad ke-20, seniman asal Meksiko, Marius de Zayas, memperkenalkan konsep seni satir ini abstrak. Setelah Perang Dunia I, munculnya genre teatrikal, yang kemudian diikuti oleh bangkitnya genre politik pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an. 

Fungsi Karikatur

Berdasarkan penjelasan pengertian dan sejarahnya, karikatur memiliki peran penting dalam membentuk opini publik. Lalu juga berfungsi sebagai media hiburan dan pencitraan karakter. 

Dalam konteks pembentukan opini, seni gambar ini memiliki potensi untuk mempengaruhi pandangan individu terhadap suatu isu, baik itu pandangan yang mendukung atau menentang. Gambar-gambar ini sering diunggah di berbagai media, membuatnya menjadi alat yang efektif dalam memicu opini. 

Kemudian, dalam peran memberikan hiburan, gambar-gambar ini akan dilebih-lebihan oleh karikaturis hingga memiliki daya tarik humor dan satir. Selain menghibur, gambar-gambar ini juga mengandung sindiran yang mengarah pada individu atau situasi tertentu.

Selain itu, karikatur juga memiliki peran yang signifikan dalam mencitrakan karakter. Karikaturis akan menggambarkan sosok yang dapat dikenali dalam gambar, menciptakan kemiripan yang khas dengan tokoh yang asli. 

Penggunaan seni satir ini tidak hanya terbatas pada kritik sosial terhadap pemerintah. Seiring dengan perkembangan waktu, seni satir ini juga memiliki peran sebagai hadiah atau kenang-kenangan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, wisuda, dan ulang tahun.

Ciri-ciri Seni Karikatur

Ciri-ciri sebuah karya sebagai gambar seni kritik memiliki beberapa ciri khas. Husen Mony dalam bukunya “Bahasa Jurnalistik: Aplikasinya dalam Penulisan Karya Jurnalistik di Media Cetak, Televisi, dan Media Online” (2020) menjelaskan ciri khas yang sering tampak dalam media massa. Berikut ini ciri-cirinya:

  • Menggambar bentuk kepala manusia dalam proporsi yang lebih besar dari biasanya.
  • Terdapat beberapa modifikasi pada struktur anatomi tubuh. Ini menyebabkan gambar memiliki karakteristik kartun, tetapi karikatur tetap mempertahankan ciri-ciri wajah asli subjeknya.
  • Sering ditemukan dalam media cetak seperti poster, majalah, dan koran,
  • Mengandung nuansa satir atau sindiran terhadap situasi sosial dan perilaku tertentu.
  • Mencakup unsur humor yang membawa pesan kritik terhadap masalah-masalah sosial.
  • Biasanya menampilkan figur-figur berpengaruh atau terkenal.
  • Sering kali berisi kisah atau cerita yang berlandaskan pada kehidupan nyata.
  • Banyak menemukannya dalam sektor rubrik opini di media massa, sebagai medium penyampaian pandangan.

Jenis-jenis Karikatur

Seni satir ini memiliki beberapa jenis yang mencerminkan variasi gaya, tujuan, dan konteksnya. Berikut adalah beberapa jenis yang umum Anda temui:

1. Karikatur Jurnalistik 

Jenis ini umumnya berguna sebagai media untuk menyampaikan opini dengan unsur humor atau satir. Seringkali menyertakan cerita pendek untuk memberikan hiburan kepada pembaca. 

2. Karikatur Politik 

Kemudian, jenis gambar ini akan menggambarkan isu-isu politik terbaru dengan ciri penggambaran yang berlebihan dan lucu. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan politik melalui kelebihan bentuk dan humor.

3. Karikatur Realitas 

Jenis realitas akan menggambarkan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Biasanya, jenis ini akan menggambarkan kehidupan sosial pada periode tertentu.

Cara Membuat Karikatur

Membuat karikatur bisa menjadi aktivitas kreatif dan menghibur. Berikut adalah langkah-langkah umum yang bisa Anda ikuti untuk membuat gambar satir:

1. Pemilihan Tema

Tema menjadi faktor krusial dalam pembuatannya. Tema dapat mencakup politik, ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, agama, dan sebagainya. Anda bisa mengambil tokoh yang sedang menarik perhatian. Kemudian, seleksilah tokoh dengan bijak yang mana juga tidak boleh merugikan suatu suku, agama, dan ras.

2. Proses Kreatif

Pada dasarnya, karikatur merupakan seni yang mengkomunikasikan pesan sederhana dan anatomi yang khas. Oleh sebab itu, proses kreatif memerlukan pengamatan mendalam dan teknik terbaik agar gambar humoris dapat menyampaikan pesan secara efektif. Persiapan kreatif melibatkan:

  • Foto tokohnya
  • Memahami karakteristik wajah tokoh
  • Pesan jelas (tanpa elemen sara)
  • Humor terasa
  • Pemilihan media (manual atau digital)

3. Fokus pada Ekspresi

Ekspresi adalah elemen penting dalam seni satir ini yang menarik perhatian penikmatnya. Suatu ekspresi yang keterlaluan membuatnya menjadi unik dan berbeda dari gambar biasa. Ekspresi bisa menunjukkannya melalui wajah dan anggota tubuh lain.

4. Sesuaikan dengan Media atau Sasaran

Setelah menentukan tema, pilihlah sasaran gambarnya. Misalnya, seni satir politik dapat dimuat dalam majalah atau koran yang menyampaikan pesan politik.

Sudah Paham dengan Konsep Seni Karikatur?

Seiring perjalanan waktu, karikatur telah menjadi sarana penting dalam menyampaikan pesan dan hiburan. Dari awalnya berguna sebagai bentuk hiburan pribadi, kini telah berkembang menjadi media kritik sosial, politik, dan kultural yang berpengaruh. 

Dengan humor dan satir, seni ini menggambarkan kompleksitas hidup dalam gambar sederhana namun berarti. Dari Italia ke dunia, seni satir ini tetap menyajikan pandangan tajam dan kreatif melalui garis-garisnya, menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan dalam warisan seni yang tak dapat tergantikan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page