Sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia, Kesultanan Ternate memiliki history yang cukup kental untuk persebaran agama Islam. Pasalnya, peranannya dalam persebaran islam cukup besar, serta memiliki andil yang cukup berarti dalam memerangi penjajahan bangsa asing.
Biar kamu nggak ketinggalan sejarah kesultanan, kepemimpinan, dan seluk beluk peninggalannya. Kamu bisa pelajari artikel ini, yang bakalan kupas tuntas terkait kerajaan Islam satu ini!
Daftar ISI
Mengenal Kesultanan Ternate
Kesultanan atau Kerajaan Ternate merupakan sebuah kerajaan Islam kuno, yang berlokasi di pulau Ternate, Maluku, Indonesia. Kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dan merupakan salah satu dari empat kesultanan utama di Kepulauan Maluku (termasuk Kesultanan Tidore, Kesultanan Bacan, dan Kesultanan Jailolo).
Secara struktur sendiri, kerajaan ini melimpahkan kekuasaan tertinggi pada Sultan Agung. Sedangkan dalam kerajaan, terbagi atas beberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang raja. Kerajaan ini merupakan salah satu yang paling makmur, bahkan menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Mulai dari cengkeh dan pala, yang merupakan komoditas bernilai tinggi pada kala itu. Para pedagang tak hanya dari lokal saja, bahkan sudah sampai ke tanah Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris).
Selama beberapa abad, Kesultanan Ternate sering terlibat dalam konflik dan persaingan dengan Kesultanan Tidore, serta berbagai kekuatan Eropa. Alasannya tidak lain untuk merebutkan kekuasaan wilayah yang kaya akan rempah-rempah di Maluku.
Sayang, beberapa sekutu seperti Belanda dalam perjuangan melawan musuh-musuh bersama, membuatnya menjadi kerajaan yang rawan identitas. Hal ini membuat kerajaan ini mengalami pembubaran paksa, demi upaya integrasi wilayah-wilayah bekas kolonial pada masa kemerdekaan.
Sejarah Kesultanan Ternate
Sebagai kerajaan Islam tertua, ada history panjang dan kompleks yang kesultanan ini alami dari masa ke masa. Walaupun begitu, terdapat peranan besar, yang terangkum dalam sejarah berikut:
1. Asal-usul
Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara, bahkan tak lama sejak didirikan pada tahun 1257. Pendiri kesultanan ini merupakan bangsawan lokal, yang merupakan sultan bernama Baab Mashur Malamo dan salah satu rekan sekaligus tokoh besar bernama Nuku (sultan pertama Ternate).
Kerajaan ini berkembang sangat pesat, tepatnya menjadi pusat perdagangan antara abad ke-13 hingga abad ke-19. Saat paruh abad ke-16, kesultanan ini mencapai kejayaan berkat perdagangan rempah-rempah serta kekuatan militer yang cukup mumpuni.
Ternate juga dikenal sebagai “The Spice Island”, karena menjadi kota penghasil rempah terbaik, terutama pala dan lada. Karena ini juga, kerajaan ini sering terdampak konflik perebutan wilayah kekuasaan, oleh kerajaan tetangga maupun pasukan asing dari Eropa.
2. Perkembangan Islam di Kesultanan Ternate
Awalnya, kerajaan ini tak memeluk agama Islam hingga mulai masuknya pedagang dari Arab Saudi, yang bermukim dengan alasan untuk berdagang. Kemudian, sekitar abad ke-14, Islam mulai menyebar, walaupun belum masuk ke dalam struktur kerajaan.
Setelah keluarga kerajaan mulai memeluk agama Islam pada abad ke-15, kesultanan ini malah semakin berkembang dan lebih makmur lagi. Pada masa kejayaannya, Kesultanan Ternate juga menjadi base Islamisasi, untuk wilayah Timur Nusantara.
Tak hanya di Indonesia, bahkan pengaruhnya sampai ke beberapa negara di Asia. Sayangnya, setelah berpulangnya Sultan Baabullah, kesultanan ini mengalami kemunduran. Apalagi gempuran VOC, juga mulai mengikis kekuasaan darah kesultanan dan menyingkirkannya dari persaingan pasar lokal!
3. Jatuhnya Kesultanan Ternate
Walaupun pertumbuhannya cukup pesat, namun sayangnya kesultanan ini sangat rawan terhadap serangan musuh, baik dari kerajaan tetangga maupun militer asing. Konflik dengan Portugis juga terkenal sengit, sehingga membuat Ternate harus bekerjasama dengan pihak Belanda.
Sayangnya, setelah kemenangan tersebut, Belanda memperluas pengaruhnya di tanah Maluku, serta dengan perjanjian sekutu sebelumnya, membuat kesultanan semakin terpuruk. Belum lagi persaingan dengan kesultanan tetangga, seperti Tidore.
Hingga akhirnya, moment wafatnya Sultan Baabullah, yang membuat kemunduran kesultanan semakin jelas. Kemudian, seluruh bentuk kesultanan di Indonesia dihapuskan setelah kemerdekaan, demi menjaga kesatuan dan persatuan dan integrasi wilayah bekas jajahan.
Peranan Kesultanan Ternate Melawan Penjajahan
Tak hanya berperan dalam penyebaran Islam, namun dalam sejarh yang tertulis, banyak peranan besar kerajaan ini untuk melawan penjajah. Seperti halnya beberapa upaya berikut ini:
1. Mengusir Militer Portugis
Keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah, terbayarkan dalam upaya mengusir Portugis pada tahun 1575. Hal ini menjadi kemenangan pertama pribumi Nusantara atas kekuatan barat, bahkan menjadi pemantik semangat muda-mudi bangsa, sekaligus menunda penjajahan barat selama lebih kurang 100 tahun.
Dalam upayanya ini, kesultanan bekerjasama dengan Belanda sebagai sekutu satu musuh, dengan fokus untuk mengusir Portugis. Sayangnya, hal ini membuat pengaruh kolonial Belanda semakin menjadi-jadi.
2. Membendung Kolonialisme Belanda
Walaupun bermusuhan, namun karena krisis Kesultanan Ternate bersama dengan Kesultanan Tidore dan Kesultanan Jailolo berperan aktif dalam memerangi kolonial Belanda. Kerajaan-kerajaan tersebut menjadi pilar pertama yang membendung kolonialisme Barat di Indonesia.
Hal ini membuat periode kejayaan tiga kesultanan ini sangat kuat, setidaknya selama abad 14 hingga 15. Walaupun pada akhirnya, kedaulatan ketiga kesultanan ini dihapuskan di Indonesia, untuk upaya integrasi wilayah terdampak dari penjajahan.
3. Membentuk Persekutuan
Pada masa kepemimpinan Sultan Ternate ke-7, Kolano Cili Aiya atau disebut juga Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331) mengundang raja-raja Aibku untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini merupakan motir Verbond.
Raja-Raja Kesultanan Ternate
Sebenarnya ada banyak raja dan sultan dari generasi ke generasi, namun dari beberapa deretan tersebut, ada beberapa tokoh yang cukup ternama, seperti halnya:
- Kolano Marhum (1465-1486 M): Penguasa Ternate ke-18 dan raja pertama yang memeluk agama Islam, bersama seluruh kerabat dan pejabat istana dalam naungannya.
- Sultan Zainal Abidin (1486-1500 M): Memimpin Ternate pada rentang waktu 1486-1500, tercatat dalam sejarah sebagai peletak dasar sistem pemerintahan Islam pada abad ke-15. Beliau juga memiliki nama lain, yakni “Raja Bulawa”, yang berarti Raja Cengkih.
Zainal juga membawa sejumlah ulama dari Pesantren Giri ke Ternate, untuk membuat perubahan besar dalam konstelasi politik, menjadi basis politik islami.
- Sultan Bayanullah (1500-1522 M): Merupakan salah satu Sultan Ternate yang menjabat dari 1500 hingga 1522 Masehi.
- Sultan Hidayatullah (1529-1533 M): Salah satu sultan yang terkenal ternama, yang menjabat pada 1529 sampai 1522 Masehi.
- Sultan Baabullah Datu Syah (1570-1583 M): Dalam Kesultanan Ternate, nama Baabullah adalah salah satu tokoh paling disegani. Karena membawa kerajaannya ke puncak kejayaan, selama masa pemerintahannya. Prestasi terbesarnya adalah berhasil mengusir Portugis pada 25 Mei 1575.
- Dan masih banyak lagi.
Letak Kesultanan Ternate
Kerajaan ini berada di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. Secara geografis, berada pada Kepulauan Halmahera, yang menjadi penghasil rempah, seperti pala, cengkih, dan lada. Termasuk kota tertua, karena sudah berdiri sebelum abad pertengahan, bahkan menjadi pusat peradaban Islam terbesar di Nusantara Timur.
Peninggalan Bersejarah
Sebagai kerajaan Islam terbesar, tentunya Kesultanan Ternate meninggalkan berbagai peninggalan sejarah terkenal, seperti halnya:
1. Makam Sultan Baabulah
Sebagai sultan agung, yang mengantarkan kejayaan ke tanah Ternate, Sultan Baabullah dikuburkan dengan layak dan terhormat. Kini, makam Sultan Babullah menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang populer, yang terletak di Desa Gamalama, Ternate Utara.
2. Istana Sultan Ternate
Berikutnya, ada Istana Sultan Ternate, yang terletak di tengah Kota Ternate dan menghadap ke arah laut. Bangunan tersebut mengadopsi gaya arsitektur Tiongkok, yang bercampur dengan ciri khas lokal. Saat ini, istana tersebut berada dalam pengawasan pemerintah dan menjadi cagar budaya.
3. Masjid Kerajaan Ternate
Sebagai kerajaan Islam tertua, masjid yang terletak pada daerah perlintasan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Siu, Ternate Utara juga menjadi bukti kejayaan Kesultanan Ternate. Masjid ini juga menjadi salah satu tempat wisata sejarah, yang paling banyak peminatnya.
4. Benteng Tolukko
Ada juga sebuah benteng bernama Tolukko, yang merupakan salah satu benteng yang erat dengan kisah perjalanan Ternate. Hingga kini, Benteng Tolukko masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu tempat wisata sejarah.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera dan Raja-Raja Pertamanya
Sudah Lebih Mengenal Kesultanan Ternate?
Dari penjelasan tersebut, kini kamu tahu bahwa Kesultanan Ternate menjadi salah satu kerajaan Islam pertama yang berperan dalam kehidupan bangsa serta persebaran Islam. Dengan daerah yang kaya akan potensi rempah, kerajaan ini sempat menjadi pusat perdagangan dunia pada masa kejayaannya.
Sayangnya, kenyamanan berada di puncak selalu mendatangkan konflik dan bahaya yang mengintai, entah dari kerajaan tetangga maupun bangsa Eropa. Walaupun begitu, kesultanan ini telah berperan sebagai simbol sejarah dan kebudayaan di Maluku, serta titik awal perkembangan Islam di tanah Maluku.