Dunia perdagangan memiliki berbagai istilah yang spesifik dan jarang ditemui dalam percakapan sehari-hari, kecuali bagi pegiat ekonomi yang memang bergerak dalam bidang perdagangan. Komoditas adalah salah satu dari istilah itu, mari pelajari lebih dalam tentang istilah satu ini.
Daftar ISI
Pengertian Komoditas
Mari kita awali dengan memahami pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menurut KBBI, terdapat dua pengertian dari istilah ini. Pertama adalah barang dagangan utama atau benda niaga. Dalam pengertian ini, komoditas adalah barang utama dalam kegiatan jual beli. Sedangkan niaga adalah kegiatan jual beli.
Pengertian kedua adalah bahan mentah yang dapat digolongkan menurut mutunya sesuai dengan standar perdagangan internasional. Misalnya gandum, karet, dan kopi.
Jika pengertian pertama merujuk pada kegiatan jual beli barang (bukan jasa). Maka, pengertian kedua lebih spesifik menjelaskan tentang bahan mentah dasar yang berstandar dagang internasional.
Dalam penerapannya, ini merupakan segala bentuk bahan mentah yang dapat diperdagangkan, disimpan dalam jangka waktu tertentu, serta dipindah tangan atau ditukarkan dengan benda lain yang harganya senilai. Tujuan dari kegiatan jual beli dari barang ini sendiri adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Jenis Komoditas dan Contohnya
Setelah memahami pengertiannya, Anda sebaiknya juga mengetahui jenisnya secara lebih detail. Secara umum, terdapat empat jenis barang ini, yakni pertanian, peternakan, logam, dan energi. Berikut penjabarannya:
1. Pertanian
Hasil produk ini, dapat diperoleh melalui kegiatan bercocok tanam. Baik pertanian, perkebunan, maupun perhutanan. Umumnya, produk ini akan berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Beberapa contoh hasil pertanian adalah beras, gandum, kedelai, jagung, ubi, hingga garam. Sedangkan hasil perkebunan meliputi teh, kopi, kakao, kayu manis, lada, aren, dan lain-lain. Lalu, hasil perhutanan meliputi sawit, karet, rotan, kapas, dan lain-lain.
Barang mentah hasil tani biasanya dihitung dengan cara mengukur beratnya dalam ton, kilogram, gantang, dan ons.
2. Peternakan
Hasil hewan ternak seperti daging sapi, kambing, ayam, bebek, ikan sudah pasti termasuk dalam hasil peternakan. Selain itu, hasil dari hewan ternak seperti susu, telur, kulit, dan lain-lain juga termasuk sebagai produk peternakan. Umumnya, transaksi jual beli produk ini akan menggunakan satuan pon.
3. Logam
Logam adalah hasil bumi atau hasil tambang. Sebagai komoditas, logam terbagi menjadi dua jenis, yakni logam industri dan logam mulia.
Logam industri meliputi bahan dasar pembangunan. Contohnya seperti besi, perunggu, tembaga, aluminium, magnesium, titanium, nikel, carbon, cobalt, dan lain sebagainya. Hasil tambang logam industri ini biasanya diukur melalui beratnya, menggunakan ons, kilogram, hingga ton.
Sementara itu, bahan tambang yang termasuk logam mulia adalah emas, perak, platinum, dan palladium. Pengukuran logam mulia ini sedikit berbeda. Karena akan menggunakan satuan berupa ons, kecuali emas yang bisa juga diukur dengan kilogram.
4. Energi
Produk energi adalah segala hasil tambang yang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara adalah salah satu contohnya. Selain itu, berbagai macam minyak seperti minyak bumi yang berupa bensin, crude oil, light crude oil, brent crude oil, dan disel juga masuk di dalamnya.
Berbagai hasil tambang ini biasanya diperdagangkan dalam satuan ton, barrel, dan metrik. Umumnya, produk ini akan diperjualbelikan secara internasional.
Sifat Komoditas
Sifatnya dapat dilihat dari pergerakan ekonomi dari suatu jenis produk berdasarkan aspek-aspek tertentu. Berikut uraiannya:
1. Sifat Keras
Sifat yang keras merujuk pada pergerakan ekonomi yang tergolong stabil atau konstan. Biasanya terdapat pada bahan mentah yang terbatas dan hanya dimiliki suatu wilayah saja. Contoh produk yang bersifat keras adalah hasil bumi seperti logam dan energi.
Beberapa aspek yang menyebabkan produk logam dan energi bersifat keras adalah permintaan musiman yang terprediksi. Serta permintaan dan penawaran yang konsisten dan adanya kendali atau kebijakan pemerintah dalam penetapan harga sehingga tidak terjadi spekulasi harga.
2. Sifat Lunak
Sebagai kebalikan dari keras, sifat lunak komoditas ditandai dengan harga yang fluktuatif (naik dan turun). Dalam jangka waktu tertentu, bahan mentah ini dapat dengan mudah berganti harga.
Contoh bahan mentah yang bersifat lunak adalah dari jenis pertanian dan peternakan. Banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi perubahan harga. Antara lain kebijakan pemerintah, perubahan iklim, hingga bencana alam.
Pengembangan Komoditas
Pengembangan produk ini dapat diartikan sebagai usaha meningkatkan nilai bahan mentah. Baik meningkatkan kualitas, variasi, hingga menyebar-luaskan inovasi baru. Terdapat banyak hal yang termasuk dalam pengembangannya, antara lain sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas
Usaha peningkatan kualitas dapat terlaksana bahkan sebelum suatu bahan mentah dihasilkan. Contoh usaha tersebut meliputi memilih pupuk yang baik untuk hasil tani, menyediakan pakan ternak berkualitas, hingga menyediakan alat pendukung untuk kelancaran pertambangan.
Selain itu, peningkatan kualitas bahan mentah juga dapat terjadi setelah bahan tersebut diperoleh. Salah satu contoh dapat kita lihat pada produk kapas yang diolah menjadi bahan mentah turunannya seperti benang dan kain. Contoh lain adalah meningkatkan kebersihan susu, menambahkan gizi, dan lain-lain
Tentu saja, peningkatan kualitas ini memiliki batas. Beberapa batasan dalam peningkatan kualitas adalah permintaan dan identitasnya sebagai bahan mentah. Sebaiknya, produk yang ditingkatkan kualitasnya masih cukup mentah, sehingga dapat diolah lagi menjadi barang baru atau barang jadi.
2. Diversifikasi Produk
Sedikit berbeda dengan peningkatan kualitas, diversifikasi produk lebih mengacu pada penganekaragaman macam. Setelah mendapatkan bahan mentah yang berstandar internasional, memberikan barang serupa dengan ragam yang berbeda juga bisa meningkatkan penjualan bahkan merambah ke pasar baru.
Salah satu contoh usaha meragamkan produk ini adalah pewarnaan pada benang, tingkat kehalusannya, hingga takaran penjualannya. Sebagai contoh lain, memberikan perasa pada susu dan menawarkan bentuk kemasan lain.
3. Inovasi Teknologi
Dalam rangka meningkatkan kualitas bahan mentah maupun pengembangannya, tentunya memerlukan teknologi yang berkembang pula. Dewasa ini, inovasi teknologi seperti otomasi, robotika, hingga sensori sudah sangat luas digunakan.
Kebutuhan ini menciptakan produk mentah baru seperti komponen komputer hingga kecerdasan buatan. Dengan adanya perkembangan ini, kualitas bahan mentah lain akan semakin membaik.
4. Komoditas Keuangan
Masih termasuk sebagai barang yang bisa dipindah tangan, bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu, dan barang yang bisa ditukar dengan benda lain, sekarang barang ini mulai berkembang.
Barang ini mengacu pada instrumen keuangan yang digunakan dalam investasi atau aset. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan adalah kontrak berjangka, opsi barang untuk investor, Exchange-Traded Funds (ETF), dan lain-lain.
Barang keuangan juga menyediakan instrumen lain seperti statistik atau indeks. Serta berbagai macam opsi lain yang memungkinkan investor untuk menentukan pilihan tanpa memiliki bentuk fisik dari suatu bahan mentah.
5. Pelestarian Lingkungan
Dewasa ini, para petani maupun penambang juga telah memperhatikan kelangsungan hidup lingkungan sekitar. Mulai dari menggunakan bahan organik yang baik untuk tanah hingga menggunakan energi yang dapat diperbarui.
Melestarikan lingkungan juga dapat menjaga keberlanjutan usaha para pegiat produk ini. Terlebih lagi jika terdapat usaha untuk memperindah lingkungan yang bisa menjadi pemasukan tambahan.
6. Pengembangan Pasar
Mencari pasar baru demi kebutuhan keuntungan yang baru juga sudah sering terlaksana. Selain untuk memperoleh keuntungan, mencari pasar baru juga dapat membuka peluang untuk mitra kerja baru, mendapat informasi tentang tren yang sedang dicari bahkan yang akan datang.
Susah Memahami Komoditas dan Jenisnya?
Hingga saat ini beberapa komoditas unggulan dari Indonesia sendiri adalah kelapa sawit, batubara, karet, hingga besi baja. Namun, pengembangan baik dari segi nilai barang, bentuk bahan mentah baru, hingga cara berdagang dan melebarkan pasar tetap penting dilakukan. Sehingga bisa mendapatkan nilai lebih.