Kompetensi: Pengertian, Manfaat, Faktor, Indikator & Contoh

Kompetensi adalah istilah yang cukup umum, baik dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja. Istilah ini juga dapat melekat pada diri setiap orang sebagai kelebihan. Walau demikian, pada dasarnya kelebihan ini bukan bawaan lahir.

Orang dapat memiliki kelebihan ini setelah melalui proses yang mungkin tak singkat. Bahkan, ada lembaga-lembaga yang melaksanakan ujian atau sertifikasi untuk mengakui kelebihan seseorang dalam hal ini. Kemudian, sertifikat ini akan berpengaruh dalam karir seseorang.

Pada artikel ini, kami akan membahas pengertian, manfaat, faktor pengaruh, indikator, beserta contoh-contohnya. Mari simak hingga selesai!

Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan suatu tugas pekerjaan. Stephen Robin, sebagai seorang ahli, ia menekankan bahwa hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor fisik dan kapasitas intelektual.

Sementara menurut Sedarmayanti, istilah ini merujuk pada karakteristik pribadi yang membuat individu tersebut dapat bekerja dengan efektif, sehingga hasilnya optimal. Hal yang senada juga tercatat dalam UU No 13 Tahun 2003.

Lebih mendalam, kemampuan yang menjadi pokok bahasan kali merujuk pada kemampuan yang spesifik pada bidang tertentu. Oleh sebab itu, dalam dunia kerja, uji atau sertifikasi dibutuhkan untuk menentukan standar atau tingkat kemampuan.

Manfaat Kompetensi

Kompetensi Memasak
Kompetensi Memasak | Image source : Pexels

Lantas, apa manfaat kemampuan ini dalam kehidupan seseorang? Berikut ini adalah penjabaran beberapa manfaatnya:

1. Keterampilan Hidup

Manfaat pertama adalah bahwa kemampuan dengan jenis tertentu sangatlah orang butuhkan untuk bertahan hidup. Biasanya, kemampuan ini merujuk pada bidang-bidang dasar dalam aktivitas sehari-hari.

Sebagai contoh adalah kompetensi dalam hal merawat diri sendiri. Misalnya adalah mandi, menyikat gigi, hingga memasak. Semakin tinggi standar kemampuan, tentu akan dapat memberikan manfaat lebih. Misalnya, seorang dapat memanfaatkan kemampuan memasak untuk berbisnis kuliner.

2. Keuntungan Ekonomi

Manfaat kedua, menyambung dari manfaat sebelumnya, yaitu mendapatkan keuntungan ekonomi dari kemampuan khusus yang dimiliki. Selain dari contoh umum tentang bisnis kuliner, masih banyak contoh yang lebih spesifik.

Misalnya adalah kemampuan dalam hal mengoperasikan mesin pabrik tertentu. Dalam bidang teknik, seorang dapat mengambil sertifikasi khusus, agar kemampuannya terstandar. Sehingga, memperoleh gaji yang sesuai dengan standar atau tingkat kemampuan tersebut.

3. Manfaat Sosial

Manfaat berikutnya adalah berguna untuk membantu orang lain atau kegiatan sosial. Kemampuan khusus tertentu dapat masyarakat manfaatkan untuk saling membantu satu sama lain, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Contohnya adalah kompetensi sebagai seorang dokter. Keahlian khusus yang terstandar ini tidak hanya dapat seorang manfaatkan untuk mencari nafkah. Namun, juga dapat sangat membantu orang lain.

Faktor Pengaruh Kompetensi

Kompetensi Programing
Kompetensi Programing | Image source : Pexels

Selanjutnya adalah faktor pengaruh. Seperti telah disebutkan pada bagian pembuka, bahwa kemampuan ini bukanlah bawaan lahir. Dalam proses terbentuk, terdapat beberapa faktor yang ikut serta memberi dampak. Berikut ini penjelasannya:

1. Keyakinan dan Nilai

Faktor pertama adalah keyakinan serta nilai-nilai yang dianut oleh seseorang serta orang-orang terdekat. Nilai-nilai ini akan turut mengarahkan sikap kita terhadap suatu bidang, sehingga memutuskan untuk menekuninya secara serius hingga menjadi orang yang kompeten pada bidang tersebut.

Banyak contoh faktor pengaruh ini di masyarakat. Misalnya adalah seseorang yang menjadi guru yang kompeten, karena mewarisi nilai dan keyakinan tersebut dari orang tua yang juga adalah guru.

2. Pengalaman

Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap terbentuknya kompetensi seseorang adalah adanya pengalaman. Secara umum, semakin banyak pengalaman pada suatu bidang, maka orang tersebut akan menjadi ahli pada bidang itu.

Sebagai contoh adalah seorang programmer yang sudah pengalaman selama 10 tahun, relatif lebih kompeten daripada programmer dengan pengalaman 1 tahun. Alasannya adalah bahwa pengalaman akan memberikan banyak pelajaran bagi seseorang.

3. Motivasi Internal

Faktor berikutnya adalah adanya motivasi internal dan konsistensi yang membuat seorang dapat tekun pada suatu bidang hingga menjadi kompeten. Sebab, seperti telah disinggung sebelumnya, yaitu bahwa suatu keahlian mungkin perlu pengembangan selama bertahun-tahun pendidikan dan uji sertifikasi.

Ketiadaan motivasi dari dalam diri yang kuat, sangat rentan seorang kemudian menyerah, padahal belum menjadi seorang kompeten yang tersertifikasi. Contoh kondisi ini juga cukup jamak. Misalnya adalah mahasiswa yang kemudian dropout karena malas.

4. Kapasitas Intelektual

Kapasitas intelektual seseorang juga sangat menentukan pembentukan kompetensi dalam dirinya. Sebab, secara umum, seseorang akan lebih mudah untuk belajar dan menguasai hal tertentu dengan kapasitas intelektual yang tinggi.

Sedangkan, orang dengan kapasitas intelektual yang lebih rendah akan membutuhkan lebih banyak kerja keras untuk menjadi seorang yang kompeten. Hal ini pada umumnya sudah nampak dari bangku sekolah.

Orang-orang tertentu dengan kapasitas intelektual yang tinggi akan lebih mudah mengikuti pelajaran dan menampilkan performa prestasi yang lebih baik.

5. Faktor Eksternal

Terakhir adalah faktor eksternal yang perannya tak kalah signifikan dalam membentuk seorang menjadi pribadi yang kompeten dalam suatu bidang. Contoh faktor eksternal adalah adanya kesempatan.

Tidak semua orang punya kesempatan untuk punya akses terhadap pendidikan atau kesempatan khusus tertentu hingga menjadi ahli. Sebuah contoh mujur misalnya adalah seorang karyawan baru yang menerima pengajaran dari senior yang ahli. Ia memiliki kesempatan lebih untuk menjadi kompeten.

Indikator Kompetensi

Kompetensi Bidang Teknik
Kompetensi Bidang Teknik | Image source : Pexels

Terdapat beberapa indikator yang menjadi tanda umum bagaimana seorang terbilang sebagai seorang yang kompeten. Berikut ini beberapa penjelasannya:

1. Penguasaan Ilmu

Tanda pertama yang menjadi indikator bahwa seorang kompeten adalah nampak dari penguasaan ilmu dan pemahamannya terhadap suatu bidang tertentu. Misalnya adalah seorang Guru Fisika. Penguasaan ilmunya tampak dari materi-materi pelajaran yang ia sampaikan pada peserta didik.

Maka, berdasar indikator pertama ini, orang tersebut dapat masyarakat percayai sebagai kompeten pada bidang fisika. Walau demikian, ia sangat mungkin tidak kompeten pada bidang lain. Contohnya, ia ahli fisika yang sama sekali tidak mengerti tentang seni.

2. Praktik

Indikator berikutnya adalah bagaimana seorang mempraktikkan keahliannya dalam suatu bidang, sebagai bukti bahwa ia kompeten. Dalam dunia kerja, bukti praktik ini akan tampak dari performa kerjanya.

Contohnya adalah seorang teknisi mobil. Ia dapat membuktikan bahwa dirinya kompeten berdasar hasil kerjanya saat memperbaiki kerusakan mobil. Mulai dari mengidentifikasi masalah hingga menyelesaikannya.

3. Sikap dan Minat

Indikator kompetensi yang ada pada diri seseorang berikutnya adalah sikap dan minat yang ia tunjukkan pada hal-hal yang terkait dengan bidang keahliannya. Jika seorang kompeten pada suatu bidang, ia akan nampak semangat dan bergairah pada hal-hal tersebut.

Misalnya adalah seorang yang kompeten pada bidang pertanian hidroponik. Ia akan menunjukkan semangat dan ketertarikannya pada perkembangan teknologi pertanian, sebab merasa informasi tersebut signifikan bagi dunianya.

4. Bukti Uji atau Sertifikasi

Indikator terakhir yang menjadi standar umum dalam kehidupan masyarakat adalah adanya bukti bahwa seseorang memang kompeten pada bidang tertentu. Bukti uji yang paling umum adalah ijazah.

Orang dengan ijazah sebagai sarjana hukum, misalnya. Maka, masyarakat akan mengakui bahwa ia memang kompeten pada bidang hukum. 

Bukti uji tidak hanya bermanfaat untuk mendapatkan pengakuan masyarakat secara umum. Namun, biasanya menjadi landasan berkarir bagi seseorang.

Contoh Kompetensi

Kompetensi Penyiar Berita
Kompetensi Penyiar Berita | Image source : Pexels

Sepanjang artikel ini, pada dasarnya telah banyak memberikan contoh-contoh yang mengacu pada istilah ini dalam kehidupan sehari-hari. Walau demikian, berikut ini adalah beberapa contoh lainnya untuk semakin memudahkan pemahaman:

  • Bidan adalah seorang yang kompeten dalam membantu wanita melahirkan.
  • Teller bank adalah seorang yang kompeten dalam membantu orang lain melakukan transaksi perbankan.
  • Reporter adalah orang yang kompeten dalam mencari dan menyusun berita.
  • Chef adalah orang yang kompeten dalam bidang memasak.

Baca Juga : Apa Itu Etos Kerja? Pengertian, Ciri, Jenis serta Cara Menumbuhkannya

Sudah Paham Istilah Kompetensi?

Kesimpulannya, kompetensi merupakan skill seseorang dalam melakukan sesuatu di bidang tertentu. Skill tersebut tentunya bermanfaat untuk membantu kamu dalam menjalani hidup, mendapatkan pekerjaan, bekerja, hingga membantu orang lain.

Umumnya, skill dapat terbentuk oleh faktor minat dari dalam diri, pengalaman, nilai, keyakinan, kapasitas intelektual, hingga kesempatan. 

Sementara beberapa indikator yang membuktikan bahwa kamu seseorang yang kompeten, yakni dapat terlihat dari seberapa paham kamu terhadap suatu ilmu, mampu mengaplikasikannya dengan baik, minat terhadap bidang tersebut, serta memiliki sertifikasi. Contoh orang yang kompeten dalam suatu bidang tertentu, yakni dokter, arsitek, hingga aktor.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page