Konjungsi Korelatif dan 16+ Contoh Kalimatnya

Sadarkah kamu ketika berkomunikasi secara verbal maupun tertulis, kamu menggunakan konjungsi. Ungkapan atau konjungsi membuat susunan kata, frasa, klausa maupun kalimat lebih mudah dipahami. Faktanya, konjungsi punya beragam jenis, salah satunya adalah konjungsi korelatif. 

Berhubung unsur kalimat ini sangat sering diaplikasikan, mari pahami konjungsi lebih mendalam supaya penggunaannya lebih tepat.

Mengenal Apa itu Konjungsi

Kata sambung, kata penghubung atau penggabung merupakan sinonim yang mewakili arti konjungsi secara sederhana dan jelas. Tetapi, Hasan Alwi menjelaskan maksud dari konjungsi lewat penjelasan yang lebih dalam melalui buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi tahun 2010. 

Menurut beliau, kata konjungsi adalah kata tugas yang menjadi penghubung dua satuan bahasa (seperti kata, frasa, atau kalimat) yang memiliki derajat yang sama. 

Keberadaan konjungsi, baik dalam bentuk kata maupun kalimat atau ungkapan dapat menjadi sebuah penjelasan untuk suatu kalimat atau istilah. Selain itu, unsur bahasa ini juga membuat kalimat yang kamu ucapkan, atau paragraf yang kamu tulis memiliki keberlanjutan atau kesinambungan yang selaras. 

Walaupun kamu menggunakannya secara alami, namun ada aturan yang menghasilkan beragam jenis konjungsi pada tata Bahasa Indonesia. 

16 Macam Konjungsi

Setiap macam konjungsi memiliki fungsi, tujuan dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Ada beragam pengelompokkan dan jumlah macam konjungsi menurut beberapa referensi buku terkait tata Bahasa Indonesia. Tetapi, konjungsi korelatif selalu disebutkan dalam kategori-kategori di berbagai referensi tersebut. 

Artikel ini mengambil pengelompokkan konjungsi menurut Gorys Keraf dalam buku “Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia”. Beliau membagi 16 macam konjungsi yang pengelompokannya berdasarkan fungsi spesifik masing-masing kata penghubung. 

1. Aditif

Fungsinya menyambungkan dua kata, frasa, klausa maupun kalimat dengan kedudukan setingkat. Contohnya adalah kata: serta, lagi pula, lagi, dan. 

Contoh kalimat dengan konjungsi aditif: Kenny merapikan kasur dan menyapu lantai kamar. 

2. Disjungtif

Berfungsi untuk menyatukan dua unsur bahasa yang setara, untuk memilih salah satu hal dari beberapa pilihan. Contohnya: baik, maupun, ataupun, entah. 

Contoh kalimat dengan konjungsi disjungtif: Tangan Pak Hadi cedera, beliau tidak bisa mengangkat galon maupun memindahkan jemuran. 

3. Waktu/Temporal

Konjungsi ini berhubungan dengan waktu baik dalam kalimat maupun antar kalimat, dan memiliki peran untuk menyambungkan dua kalimat majemuk dengan kedudukan yang setara dan tidak setara. Contohnya cukup banyak, diantaranya adalah apabila, bilamana, hingga, lalu, ketika, selama, semenjak, sementara, tatkala, dan waktu. 

Contoh kalimat yang memakai konjungsi temporal: Gina sudah sampai di rumah tatkala hujan es turun dengan lebatnya. 

4. Sebab/kausal

Memiliki peran untuk menerangkan suatu penyebab dari sebuah peristiwa atau kejadian. Karena dan sebab adalah contoh konjungsi kausal. 

Sementara, contoh kalimatnya sebagai berikut: Jumlah pengunjung di ruang-ruang publik dibatasi karena merebaknya kasus Covid-19 di tahun 2020. 

5. Perbandingan

Konjungsi yang satu ini berfungsi untuk membandingkan hal-hal tertentu. Contoh ungkapan konjungsi perbandingan adalah bagai, bagaikan, ibarat, sebagai, sebagaimana, dan seakan-akan. Kamu bisa menemukan penggunaan konjungsi ini dalam peribahasa Bahasa Indonesia. 

Contoh kalimat dengan konjungsi perbandingan: Gilang berlari sangat cepat bagaikan kilat. 

6. Korelatif

Konjungsi korelatif ini menghubungkan dua unsur bahasa dengan fungsi sintaksis yang sama dan setara. Khusus untuk jenis konjungsi ini akan dibahas lebih terperinci secara terpisah di bawah ini. 

7. Konsesif 

Ungkapan konsesif disebut juga pembenaran karena fungsinya menghubungkan dua kalimat dengan cara memberikan pembenaran terhadap suatu hal dengan menolak hal lainnya. Beberapa contoh kata konjungsi konsesif adalah biarpun, kendatipun, meskipun, walaupun, sekalipun. 

Contoh kalimat dengan konjungsi konsesif/pembenaran: Daud tidak sombong meskipun lahir di keluarga kaya raya. 

8. Tujuan/Final 

Jika kamu butuh kata penghubung untuk menunjukkan tujuan atau maksud sebuah tindakan maupun kejadian, konjungsi final seperti agar, guna dan supaya, yang perlu kamu gunakan untuk membuat kalimatnya lebih jelas. 

Contoh kalimat dengan konjungsi final: Agar bisa mengurangi berat badan secara signifikan, Lala mengurangi makan makanan berbahan dasar tepung, gorengan, dan makanan manis. 

9. Syarat/Kondisional

Ketika kamu ingin menerangkan kalimat yang menunjukkan syarat terjadinya situasi atau kondisi, kamu bisa menggunakan ungkapan seperti asalkan, bilamana, jika, kalau, jikalau. Ketiganya merupakan contoh konjungsi kondisional. 

Contoh kalimatnya: Kamu bisa bekerja lebih produktif jika mengurangi bermain game atau berselancar di media sosial.  

10. Intensifikasi

Kategori konjungsi intensifikasi berfungsi untuk menjadi bagian penegas dalam kalimat. Kata-kata yang termasuk ragam konjungsi penegas contohnya adalah akhirnya, misalnya, umpamanya, ringkasnya, yaitu, yakni. 

Contoh kalimat dengan konjungsi intensifikasi: Caca sudah lelah mencari kucingnya yang hilang ke sana kemari, akhirnya dia memilih untuk pulang ke rumah.  

11. Konsekutif/Akibat

Yang satu ini merupakan kebalikan dari konjungsi nomor 4, yaitu menggambarkan akibat sebuah kejadian. Kata yang mewakili konjungsi konsekutif adalah akibatnya, sehingga, dan sampai. 

Contoh: Banyak orang lalai dan tidak memakai masker di tempat umum yang tertutup di penghujung tahun, sehingga kasus penularan Covid-19 pun melonjak. 

12. Pertentangan 

Konjungsi ini berperan untuk menggabungkan dua hal yang bertentangan, dimana kalimat kedua lebih penting posisinya dibandingkan dengan kalimat yang pertama. Melainkan, namun, sebaliknya, dan tetapi merupakan kata konjungsi pertentangan. 

Contoh penggunaan konjungsi pertentangan adalah: Berkurangnya pengunjung mall di Kota Y tidak disebabkan daya beli yang turun, melainkan kehadiran taman bermain baru.  

13. Penjelas

Konjungsi penjelas memiliki peran penting dalam menghubungkan sebuah kalimat rincian dengan kalimat pendahulunya. Satu kata yang masuk dalam jenis konjungsi ini adalah bahwa. 

Contoh kalimat dengan konjungsi penjelas: Pembawa berita menginformasikan bahwa tim ganda campuran Indonesia menang di kompetisi bulu tangkis tersebut. 

14. Situasi 

Sedangkan dan padahal merupakan bagian konjungsi yang menegaskan suatu peristiwa yang terjadi dalam kondisi tertentu. Sekilas, konjungsi ini memang mirip dengan temporal namun kamu bisa menemukan perbedaannya dalam contoh kalimat berikut:

Tidak banyak yang membeli rumah di kawasan baru tersebut, padahal harganya cukup menarik. 

15. Pembatasan

Konjungsi pembatasan berfungsi menunjukkan batasan dalam sebuah hal. Asal, selain, dan kecuali merupakan ungkapan yang lumrah digunakan sebagai konjungsi ini. 

Contoh kalimatnya: Jay suka makan buah-buahan, kecuali buah duku dan buah nanas. 

16.  Konjungsi Pengantar Kalimat

Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk memulai sebuah kalimat lalu menyatukannya dengan kalimat sesudah atau sebelumnya. Di antara ungkapan yang termasuk konjungsi ini adalah adapun, bahwasanya, dan maka. 

Contoh kalimatnya: Kecoa merupakan serangga yang suka tempat kotor. Maka, tidak heran jika mereka banyak kamu temukan di selokan maupun kamar mandi. 

Jenis Konjungsi Korelatif

Konjungsi ini menarik untuk dibahas lebih terperinci. Alasannya, kata penghubung korelatif secara berpasangan berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat terpisah yang bisa berdiri sendiri dengan kedudukan sintaksis yang setara. 

Kenapa disebut berpasangan? Karena konjungsi ini bisanya memang hadir secara berpasangan dan terpisah oleh satu unsur bahasa seperti kata, frasa, klausa maupun kalimat lainnya. Dua kalimat yang konjungsi ini hubungkan juga saling memengaruhi. 

Ungkapan berpasangan yang termasuk dalam kategori konjungsi korelatif adalah sebagai berikut ini. 

A. Baik… maupun

Contoh kalimat: Baik jendela, maupun pintu rumah harus ditutup rapat dan dikunci jika hendak kamu tinggalkan pergi. 

B. Bukannya… melainkan

Bukannya tidak punya uang, melainkan sakit gigilah yang membuat Eva batal pergi bertemu teman-temannya. 

C. Demikian…sehingga

Demikian banyak sampah yang menggenang ke sungai itu, sehingga airnya tidak dapat mengalir dengan baik. 

D. Jangankan…pun

Jangankan membayar sepuluh juta rupiah, pun dengan harga sepuluh ribu Dery tidak akan mau membeli tiket konser itu. 

E. Makin…makin

Makin tinggi badan seseorang, makin besar pula ukuran bajunya. 

F. Tidak hanya… bahkan

Tidak hanya jumlah pengunjung yang dibatasi, bahkan jam berkunjung ke perpustakaan pun turut dikurangi.

G. Tidak hanya..  tetapi juga

Tidak hanya harga bahan pokok saja yang naik, tetapi juga harga pakaian ikut naik menjelang tibanya hari raya. 

Apa Perbedaan Konjungsi Korelatif dengan Konjungsi Lainnya?

Melalui pemaparan di atas, perbedaan masing-masing konjungsi ini sangat jelas pada fungsi yang dibawa dan konsekuensi yang timbul akibat penggunaannya. Tetapi, konjungsi korelatif punya ciri khas yang membedakannya dengan konjungsi lainnya. Umumnya, kalimat yang memiliki konjungsi korelatif merupakan kalimat majemuk. 

Kondisi inilah yang membuat kedua kalimat yang dihubungkan bisa berdiri sendiri secara terpisah tetapi tetap memiliki keterkaitan atau korelasi ketika kata penghubung yang berpasangan menyambungkan keduanya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page