Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau mengurangi barang dan jasa. Tujuannya adalah demi memenuhi kebutuhan maupun mendapatkan kepuasan secara langsung. Sementara itu, konsumen merupakan setiap pengguna barang dan jasa dan siapa saja dapat menjadi konsumen. Berikut pembahasan selengkapnya tentang apa itu konsumsi.
Daftar ISI
- Pengertian
- Pengertian Konsumsi Menurut Ahli
- Tujuan
- Ciri Barang Konsumsi
- Ciri Kegiatannya
- Faktor yang Mempengaruhinya
- Prinsip Aktivitas Ekonomi Konsumsi
- Berbagai Teori Konsumsi
- Apa Saja Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Konsumsi?
- Contoh Perilaku Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari
- Konsumsi Berdasarkan Pandangan Islam
- Apa itu Perilaku Konsumen?
- Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen?
- Proses Pembentukan Perilaku dari Konsumen
- Sudah Paham tentang Konsumsi?
Pengertian
Konsumsi bisa diartikan sebagai aktivitas/kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghabiskan nilai guna. Tindakan tersebut juga agar dapat memenuhi kebutuhan individu maupun kelompok. Seseorang yang melakukan aktivitas konsumsi tersebut dinamakan sebagai konsumen.
Konsumsi menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi manusia. Adapun produk yang dikonsumsi adalah barang/jasa yang ditawarkan atau diperoleh dari produsen.
Bagi masyarakat tradisional, aktivitas konsumsi bertujuan agar kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Sementara itu, masyarakat modern berpendapat bahwa aktivitas ekonomi dilakukan bukan sekadar mempertahankan hidup. Mereka ingin memperoleh kesenangan, mendapatkan pengakuan, maupun berkaitan dengan harga diri atau gengsi.
Pengertian Konsumsi Menurut Ahli
Untuk lebih memahami istilah tersebut, berikut penjelasannya dari berbagai ahli terpercaya.
1. T. Gilarso (2003)
Pengertian konsumsi yaitu titik sebuah pangkal serta tujuan akhir seluruh aktivitas ekonomi di masyarakat. Jadi, konsumsi akan menjadi titik awal sekaligus akhir dari interaksi dan transaksi yang dilakukan masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Gregory Mankiw (2007)
Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa untuk kebutuhan rumah tangga. Adapun maksud barang di sini yaitu barang rumah tangga yang tahan lama. Misalnya perlengkapan dapur, pakaian, kendaraan, dan lain-lain. Bisa juga berupa barang yang sifatnya tidak tahan lama. Misalnya makanan serta minuman.
Lalu maksud pembelanjaan jasa yaitu benda yang wujudnya tidak konkret, misalnya pendidikan, kesehatan, hingga liburan.
3. Samuelson dan Nordhaus
Konsumsi merupakan pengeluaran demi memenuhi kebutuhan pembelian barang maupun jasa sehingga dapat memperoleh kepuasan. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup seseorang.
Terdapat dua jenis konsumsi yaitu konsumsi rutin dan sementara/temporer. Untuk konsumsi rutin mempunyai arti pengeluaran yang bertujuan untuk membeli barang/jasa berulang ulang dalam waktu yang lama. Sementara itu, konsumsi temporer yaitu setiap tambahan tidak terduga berkaitan dengan konsumsi rutin.
4. Kamus Besar Ekonomi
Di dalam Kamus Besar Ekonomi, penjelasan konsumsi yaitu tindakan manusia yang mengurangi atau menghabiskan kegunaan (utility) sebuah benda baik dilakukan secara langsung maupun tak langsung. Tujuannya untuk memperoleh kepuasan maupun memenuhi kebutuhannya.
5. Muhammad Abdul Halim
Konsumsi merupakan pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran tersebut bertujuan untuk memperoleh barang dan jasa yang menjadi kebutuhan sehari-hari pada suatu periode tertentu.
6. Suherman Rosyidi
Konsumsi dapat diartikan sebagai pemanfaatan barang dan jasa (secara langsung) demi memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini juga terkadang bertujuan demi memenuhi kepuasan seseorang terhadap barang maupun jasa tertentu yang dibelinya.
Berdasarkan uraian di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa konsumsi adalah pengeluaran yang dikeluarkan masyarakat atau rumah tangga untuk mendapatkan barang/jasa pada periode tertentu. Tujuannya yaitu demi memenuhi kebutuhan hidup.
Tujuan
Ada banyak tujuan konsumsi, di antaranya:
1. Mengurangi atau Menghabiskan Nilai Guna Barang
Tujuan konsumsi yang pertama yaitu untuk mengurangi maupun menghabiskan nilai guna suatu barang, baik yang habis dipakai maupun barang yang tidak bisa bertahan lama.
Contoh sederhananya yaitu makanan maupun minuman yang jika dibiarkan akan basi, kedaluwarsa, serta mengeluarkan bau tak sedap. Jika sudah basi, barang tersebut sudah tidak mempunyai nilai guna lagi sehingga kamu perlu menghabiskannya dengan mengonsumsinya.
2. Mengurangi Nilai Guna Barang/Jasa secara Bertahap
Maksud dari tujuan pengurangan nilai manfaat atau kegunaan barang/jasa secara bertahap adalah menggunakan barang tidak cepat habis dalam waktu yang relatif lama. Misalnya pakaian, mobil, motor, perabotan rumah tangga, dan lain-lain.
Untuk mengurangi nilai guna barang yang tidak cepat habis memang memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, hal tersebut juga perlu dilakukan secara bertahap karena akan sangat sulit untuk langsung mengurangi nilai manfaat barang dalam sekali waktu.
Tujuan konsumsi yang ketiga yaitu demi memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani manusia. Adapun kebutuhan jasmani atau kebutuhan fisik yaitu makan, minum, berolahraga, dan sebagainya. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan rohani atau spiritualnya seperti membaca, beribadah, liburan, dan lain-lain.
Hal tersebut karena dengan memenuhi kedua kebutuhan ini maka beban yang ada di tubuh maupun pikiranmu menjadi terasa lebih ringan.
4. Memuaskan Kebutuhan Fisik
Maksud poin yang keempat yaitu kamu membeli produk yang digunakan untuk melangsingkan tubuh. Dengan mengonsumsi jenis produk tersebut, kamu berharap untuk memperoleh tubuh yang langsing dan ideal.
Bisa juga dengan mengonsumsi obat-obatan sebagai sarana untuk mendapatkan wajah yang cantik. Maka dari itu, kebutuhan fisik menjadi hal yang sangat penting untuk manusia. Akan ada kepuasan tersendiri saat seseorang mampu memenuhi kebutuhan fisiknya.
5. Mendukung Aktivitas Produksi
Keinginan manusia yang dipenuhi dengan mengonsumsi barang maupun jasa secara tidak langsung dapat mendorong aktivitas produksi. Kedua aktivitas tersebut (produksi dan konsumsi) akan saling menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Pihak yang tugasnya memproduksi atau produsen bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Sementara itu, pihak yang tugasnya mengonsumsi atau konsumen bertujuan untuk memperoleh kepuasan.
6. Titik Awal/Akhir Kegiatan Ekonomi
Perilaku konsumsi masyarakat mempunyai posisi yang sangat penting pada aktivitas ekonomi karena akan menjadi titik awal maupun akhir dari kegiatan ekonomi.
Misalnya ketika kamu ingin membeli HP baru, maka kamu akan membeli HP tersebut dan mulai melakukan transaksi. Setelah kamu berhasil mendapatkan handphone yang kamu inginkan maka kegiatan ekonomi otomatis berakhir di titik itu.
Ciri Barang Konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang yang dibutuhkan demi memenuhi kebutuhan konsumen. Barang tersebut juga bertujuan untuk menghadirkan kepuasan tersendiri bagi pengguna atau konsumennya.
Adapun barang-barang konsumsi tersebut mempunyai beberapa ciri seperti berikut:
1. Mempunyai Manfaat, Nilai, serta Volume
Ciri yang pertama yaitu barang tersebut mempunyai manfaat, volume, maupun nilai. Jika barang tersebut digunakan secara terus-menerus, maka ketiga poin tersebut akan berangsur-angsur habis.
Meskipun demikian, habis atau tidaknya sebuah barang ketika dikonsumsi bisa dikategorikan menjadi dua bagian:
- Barang yang akan habis hanya dengan sekali pemakaian. Contohnya makanan dan minuman.
- Barang yang bisa dipakai berulang-ulang dan nilainya akan berkurang secara perlahan. Misalnya pakaian, TV, laptop, HP, dan lain-lain.
Barang konsumsi juga harus mampu memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya transportasi yang kamu gunakan untuk bepergian atau menempuh perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Alat transportasi tersebut juga merupakan barang konsumsi.
3. Didapatkan dengan Usaha dan Pengorbanan
Barang konsumsi harus menjadi barang ekonomi yang dapatkan melalui pengorbanan. Misalnya makanan maupun minuman yang kamu dapatkan melalui transaksi ekonomi. Lalu bagaimana dengan sinar matahari dan oksigen?
Keduanya bukan termasuk barang ekonomi. Mengapa demikian? Hal ini karena baik oksigen maupun sinar matahari bisa langsung kamu dapatkan. Kamu tidak perlu melakukan transaksi ekonomi untuk bisa mendapatkannya.
Ciri Kegiatannya
Tidak semua orang dapat mengetahui jenis aktivitas ekonomi ini sebelum mengetahui ciri dari aktivitas tersebut. Berikut beberapa ciri kegiatan yang bisa dinamakan sebagai aktivitas konsumsi.
1. Dilakukan secara Langsung
Ciri kegiatan konsumsi yaitu aktivitas tersebut bisa dilakukan secara langsung. Tujuannya yaitu untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang diperlukan masyarakat.
Selain itu, aktivitas ini juga dilakukan agar kepuasan masyarakat terpenuhi. Akan tetapi, sebenarnya manusia tidak pernah merasa puas. Menuruti kepuasan tentu tidak ada habisnya karena memang tidak memiliki batas. Manusia akan berusaha mendapatkan maupun mencoba hal-hal baru demi memperoleh kepuasan itu.
Sederhananya begini, ketika seseorang sudah memiliki sepeda maka orang tersebut bisa saja akan menginginkan sepeda motor. Ketika sudah memiliki motor, timbul keinginan untuk memiliki mobil dan begitu seterusnya.
2. Dilakukan Melalui Pembelian
Ciri yang kedua yaitu barang yang akan kamu konsumsi diperoleh melalui pembelian terlebih dahulu. Misalnya, jika kamu ingin mendapatkan baju, tas, celana, dan barang-barang lain, maka kamu harus mengunjungi toko yang menjual barang tersebut.
Selain bisa menemukannya di toko, kegiatan konsumsi juga bisa kamu temukan di warung-warung sekitar rumahmu. Kamu juga bisa menemukannya di tempat-tempat sederhana seperti di penjual mie ayam, bakso, nasi jagung, nasi pecel, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan barang tersebut, maka kamu harus melakukan transaksi. Melalui transaksi inilah akan timbul aktivitas tukar menukar antara uang dengan barang yang dinamakan pembelian.
3. Barang/Jasa yang Digunakan Berkurang
Barang maupun jasa yang berasal dari aktivitas konsumsi akan terus berkurang nilainya jika digunakan. Bahkan nilai barang maupun jasa tersebut akan habis, misalnya buku. Dikarenakan buku tersebut terus kamu gunakan untuk menulis atau mengerjakan tugas sekolah maka nilainya pun akan berkurang.
Hal yang serupa berlaku untuk pakaian. Pakaian memang bisa selalu bertahan lama. Apalagi jika pakaian tersebut terus kamu kenakan secara rutin dan otomatis kamu akan sering mencuci dan menjemurnya di bawah sinar matahari. Alhasil, nilainya akan terus berkurang karena pakaian akan berangsur rusak atau kusam.
4. Mempunyai Nilai yang Bermanfaat
Masalah barang maupun produk yang berasal dari aktivitas konsumsi juga dicirikan mempunyai nilai bermanfaat. Barang tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Akan tetapi, barang dari aktivitas konsumsi ini bisa dibagi menjadi 2 jenis. Pertama, barang dengan nilai yang langsung habis untuk sekali pemakaian. Contoh sederhananya yaitu makanan serta minuman.
Kedua, barang dengan nilai yang akan habis secara perlahan. Artinya, pemakaian barang tersebut secara terus-menerus akan menyebabkan kualitas atau nilainya menurun. Misalnya pakaian, buku, dan lain-lain.
Faktor yang Mempengaruhinya
Informasi berikutnya yang juga sangat penting yaitu faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumsi. Ternyata, aktivitas ekonomi ini bisa dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut yaitu:
1. Harga Barang/Jasa
Harga barang maupun jasa menjadi hal yang memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap konsumsi seseorang. Secara teori, semakin tinggi harga dari barang maupun jasa tersebut maka konsumsinya pun akan cenderung semakin rendah. Lalu, semakin rendah harga maka tingkat konsumsinya akan semakin tinggi.
Memang tidak selamanya berlaku demikian. Terkadang meskipun harga cenderung tinggi malah minat seseorang pun juga tinggi. Akan tetapi, teori ini umumnya berlaku terhadap barang-barang yang sifatnya prestise. Misalnya barang-barang mewah, barang unik, dan sebagainya.
2. Penghasilan atau Pendapatan
Penghasilan juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat konsumsi seseorang. Pada saat seseorang memiliki penghasilan yang tinggi, maka tingkat konsumsinya pun juga cenderung tinggi. Akan tetapi, ketika pendapatannya rendah, maka tingkat konsumsinya pun juga rendah.
Bahkan, seseorang yang tidak punya penghasilan apa pun tetap menjalankan aktivitas ekonomi ini. Inilah yang dinamakan sebagai konsumsi otonom.
3. Tingkat Pendidikan
Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap aktivitas konsumsi adalah tingkat pendidikan. Mengapa demikian? Ini karena tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pola pikirnya, termasuk ketika berkaitan dengan konsumsi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat konsumsinya pun cenderung tinggi. Sebaliknya, ketika tingkat pendidikan seseorang cenderung rendah maka tingkat konsumsinya juga cenderung ikut rendah.
4. Jenis Kelamin
Faktor berikutnya yaitu jenis kelamin. Dalam artian, kebutuhan barang maupun jasa pria dan wanita cenderung berbeda.
Umumnya, wanita mempunyai tingkat konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Wanita perlu barang-barang untuk perawatan, berdandan, dan lain-lain. Sementara itu, kebanyakan pria hanya memerlukan sabun wajah yang harganya mungkin jauh lebih murah dibandingkan produk kecantikan wanita.
5. Jumlah Anggota Keluarga
Berikutnya, tingkat konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. Jika dalam rumah terdapat banyak anggota keluarga, maka tingkat konsumsinya akan berbeda dari rumah yang memiliki jumlah anggota keluarga sedikit.
6. Selera dan Gaya
Seseorang yang mempunyai gaya hidup maupun selera tinggi juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsinya, baik langsung atau tidak langsung. Sederhananya, seseorang yang gaya hidupnya cenderung tinggi akan memilih membeli pakaian yang branded.
Sementara itu, orang yang kurang memperhatikan gaya maupun selera cenderung membeli sesuatu sesuai budget yang dimiliki. Bahkan mereka tidak memaksakan diri untuk mendapatkan barang branded saat barang yang dimilikinya sekarang sudah cukup meskipun sebenarnya orang tersebut mampu untuk membelinya.
7. Adat atau Kebiasaan
Selain keenam faktor di atas, berikutnya ada faktor adat maupun kebiasaan yang juga memberikan pengaruh terhadap tingkat konsumsi seseorang.
Misalnya, India merupakan negara dengan mayoritas warganya beragama Hindu. Menurut kepercayaan Hindu, mengonsumsi daging sapi adalah haram. Maka di negara tersebut orang yang mengonsumsi daging sapi sangat sedikit. Keterbalikan dengan Indonesia yang mayoritas muslim dan menghalalkan untuk mengonsumsi daging sapi.
Prinsip Aktivitas Ekonomi Konsumsi
Berdasarkan buku karya Hadion Wijoyo (2020) yang berjudul Digital Economy dan Pemasaran Era New Normal, terdapat beberapa prinsip ekonomi konsumsi, di antaranya:
- Membeli barang yang harganya terjangkau.
- Membeli barang berkualitas.
- Menawar barang.
- Membuat daftar atau list barang yang dibutuhkan.
- Dapat mengendalikan pengeluaran berdasarkan pendapatan.
- Menentukan barang sebelum memutuskan untuk membelinya.
Berbagai Teori Konsumsi
Berikut beberapa teori konsumsi yang perlu kamu ketahui.
1. Menurut John Maynard Kaynes (1930)
Menurut teori Keynes, jumlah konsumsi sekarang berkaitan langsung dengan pendapatan. Rumusan atau fungsi teori konsumsi dari Keynes memberikan gambaran tentang tingkat konsumsi terhadap berbagai pendapatan.
Adapun asumsi tentang teori tersebut yaitu:
- Kecenderungan mengonsumsi marginal adalah jumlah yang dikonsumsi berdasarkan pendapatan yang diperoleh yaitu antara 0 sampai 1. Berdasarkan asumsi tersebut, jika pendapatan seseorang meningkat maka tingkat konsumsi dan tabungannya pun juga semakin tinggi.
- Rasio konsumsi terhadap pendapatan. Tingkat konsumsi seseorang bisa jadi menurun meskipun pendapatannya meningkat. Hal ini karena orang tersebut lebih memilih menyisihkan uangnya untuk menabung.
- Tabungan seseorang dengan tingkat ekonomi menengah ke atas cenderung berbeda dengan seseorang dengan tingkat ekonomi ke bawah. Orang kaya cenderung menabung dengan nominal yang lebih besar.
- Pendapatan merupakan determinasi konsumsi yang sangat penting, lalu tingkat bunga cenderung tidak begitu diperhatikan.
Kesimpulan yang bisa didapatkan melalui teori Keynes yaitu tingkat konsumsi seseorang tergantung pendapatan yang diperolehnya. Semakin tinggi pendapatannya, tingkat konsumsinya cenderung tinggi juga.
Meskipun begitu, terkadang tingkat ekonominya juga tetap rendah. Alasannya karena orang tersebut lebih memilih menyisihkan pendapatannya untuk menabung.
2. Ernst Engel
Ernst Engel berpandangan, ketika tingkat pendapatan seseorang meningkat, proporsi pendapatan yang akan dihabiskannya baik untuk membeli makanan atau pemenuhan kebutuhan lain cenderung menurun.
Menurutnya, tingkat kesejahteraan yang dimiliki seseorang bisa dikatakan meningkat jika pengeluaran yang dipakai untuk mengonsumsi makanan cenderung menurun. Akan tetapi, konsumsi untuk pengeluaran yang sifatnya non makanan cenderung meningkat.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi sebab terjadinya pergeseran permintaan terhadap tingkat konsumsi tersebut, yaitu:
- Tingkat pendapatan per kapita.
- Cita rasa atau selera terhadap suatu barang.
- Tanggapan konsumen mengenai harga barang.
- Harga barang lain, terutama barang pengganti atau pelengkap.
Adapun pengelompokan permintaan barang konsumsi terbagi tiga, yaitu:
- Superior good atau barang mewah
- Inferior good atau barang bermutu rendah
- Normal good atau barang normal
Superior good merupakan perubahan terkait jumlah barang yang diminta cenderung lebih besar dibandingkan jumlah pendapatan konsumen. Inferior good merupakan barang yang peminatnya cenderung menurun ketika pendapatan konsumen meningkat. Lalu ada normal good yaitu barang yang kerap ditemui setiap hari seperti pakaian, makanan, dan lain-lain.
Menurut teori Ernst Engel melalui penelitiannya yang dinamakan Hukum Engel, terdapat empat kesimpulan yang bisa dirumuskan. Keempat kesimpulan tersebut antara lain:
- Jika pendapatan meningkat, persentase pengeluaran yang berkaitan dengan konsumsi akan semakin kecil atau menurun.
- Pengeluaran untuk konsumsi pakaian cenderung tetap serta tidak tergantung pada tingkat pendapatan.
- Persentase pengeluaran konsumsi terkait pengeluaran yang sifatnya relatif tetap juga tidak tergantung dari tingkat pendapatan.
- Ketika pendapatan meningkat, persentase pengeluaran berkaitan dengan pendidikan, kesejahteraan, barang branded, rekreasi, dan lain-lain juga meningkat.
3. Teori Pendapatan Permanen
Berikutnya yaitu teori pendapatan permanen. Teori ini menjelaskan bahwa pendapatan akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi seseorang.
Maksud pendapatan permanen ini yaitu tingkat rata-rata pendapatan yang menjadi ekspektasi seseorang untuk jangka waktu panjang. Teori tersebut juga berkeyakinan bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional terhadap pendapatan permanen seseorang.
4. Konsumsi Siklus Hidup
Teori ini dikembangkan oleh Franco Modigliani, Richard Blumberg, dan Albert Ando di tahun 1950. Mereka menamani teori tersebut dengan “Konsumsi Siklus Hidup”.
Berdasarkan teori tersebut, aktivitas ekonomi menjadi suatu kegiatan yang dilakukan seumur hidup. Faktor ekonomi seseorang atau rumah tangga memberikan pengaruh secara signifikan terhadap pola konsumsi individu maupun rumah tangga tersebut.
5. Teori Pendapatan Relatif
Sebuah teori ini dikembangkan oleh James Duesenberry pada 1949. Teori ini lebih memperhatikan beragam aspek psikologis rumah tangga demi bisa menghadapi perubahan pendapatan.
Teori pendapatan relatif berkaitan dengan tingkat konsumsi masyarakat yang ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan disposable di masa lalu. Terutama dipengaruhi tingkat pendapatan tertinggi yang sebelumnya pernah dicapainya.
Apa Saja Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Konsumsi?
Aktivitas ekonomi ini mempunyai banyak faktor yang bisa berpengaruh terhadap perbedaan tingkat konsumsi seseorang. Kegiatan maupun perilaku konsumsi ini juga menghadirkan dampak positif dan negatif.
1. Dampak Positif
Beberapa dampak positif aktivitas ekonomi ini yaitu:
- Berfungsi menjaga siklus ekonomi antara konsumen dengan produsen agar terus berlangsung.
- Agar arus perputaran barang maupun jasa menjadi lebih cepat. Hal tersebut merupakan konsekuensi terhadap tindakan konsumsi yang berkelanjutan
- Dapat menjadi sebab aktivitas ekonomi atau perekonomian semakin maju.
- Dapat memenuhi kebutuhan hidup.
- Memperoleh kepuasan.
Kemudian dampak positif konsumsi dari sisi produsen yaitu mampu meningkatkan keuntungan dari produk yang dijualnya. Dengan begitu, semakin banyak produksi barang maka keuntungan yang diperoleh produsen juga semakin lebih besar.
2. Dampak Negatif
Jika terdapat dampak positif maka sudah tentu ada dampak negatifnya. Berikut beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari perilaku konsumsi.
- Bisa jadi sebab seseorang menjadi individu yang tidak hemat alias boros.
- Perilaku yang boros tersebut menjadi sebab seseorang terlilit utang yang terkadang bukan hanya merugikan dirinya sendiri, namun orang lain juga terkena dampaknya.
- Bisa menurunkan motivasi maupun minat seseorang untuk menabung. Akibatnya, orang tersebut tidak mempunyai sumber dana tambahan atau simpanan yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya untuk memenuhi kondisi darurat.
Contoh Perilaku Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari
Seperti yang sudah dijelaskan, di dalam memenuhi kebutuhan maupun memperoleh kepuasan, manusia akan melakukan pengorbanan. Adapun pengorbanan yang dimaksud yaitu mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan nominal atau nilai barang/jasa yang diinginkan.
Berikut beberapa contoh perilaku konsumsi dalam kehidupan sehari-hari:
- Membeli serta mengonsumsi makanan atau minuman.
- Seseorang yang menggunakan komputer atau laptop untuk bekerja.
- Seseorang yang memanfaatkan listrik untuk aktivitas sehari-hari.
- Memanfaatkan jasa dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan atau berobat.
- Siswa yang memanfaatkan internet untuk mencari materi dan mengerjakan tugas sekolah.
- Seseorang yang membeli tiket pesawat untuk menuju suatu tempat.
- Pekerja yang memanfaatkan printer agar bisa mencetak dokumen atau hasil pekerjaannya.
- Siswa menggunakan pensil atau bolpoin untuk menulis.
- Seseorang membeli dan menggunakan motor atau mobil agar dapat bepergian.
- Manusia membeli lalu menggunakan lampu sebagai penerang ketika malam hari.
- Seseorang membeli jas hujan agar tidak kehujanan di perjalanan.
Konsumsi Berdasarkan Pandangan Islam
Konsumsi adalah hal yang niscaya dan selalu berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Manusia perlu melakukan kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya makan untuk keberlangsungan hidupnya, pakaian untuk memberikan perlindungan pada tubuhnya, rumah tempat berteduh, dan lain-lain.
Menurut Syeikh Yusuf al-Qardhawi, konsumsi merupakan pemanfaatan hasil produksi secara halal dan dalam batas kewajaran. Tujuannya untuk menghadirkan hidup yang aman dan sejahtera.
Menurut beliau, terdapat beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi di dalam berkonsumsi yaitu: konsumsi terhadap barang-barang yang halal, tidak bertujuan untuk bermewah-mewah, berhemat, menjauhi utang, hingga menghindari kebakhilan dan kekikiran.
Selain itu, perilaku konsumsi seorang muslim juga harus berdasarkan pada ketentuan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Tujuannya agar kehidupan muslim tersebut lebih sejahtera.
Apa itu Perilaku Konsumen?
Konsumen merupakan seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumen juga merupakan pemakai barang/jasa yang tersedia baik demi kepentingannya sendiri, keluarganya, maupun orang lain dan tidak untuk diperjualbelikan kembali.
Adapun pengertian perilaku konsumen berdasarkan paparan para ahli yaitu:
1. James F. Engel
Perilaku konsumen menjadi tindakan seseorang secara langsung dan berusaha untuk memanfaatkan barang/jasa. Hal ini mencakup proses pengambilan keputusan terhadap barang maupun jasa yang didapatkannya.
2. Albert J. Della Bitta dan David L. Loudon
Perilaku konsumen merupakan sebuah proses mengambil keputusan serta aktivitas individu yang dilakukan secara fisik yang berkaitan dengan mendapatkan, mengevaluasi, serta mendapatkan barang/jasa.
3. Melanie Wallendorf dan Gerald Zaltman
Perilaku konsumen merupakan tindakan, proses, maupun hubungan yang terjadi antara individu, kelompok, serta organisasi di dalam memperoleh, menggunakan produk atau yang lain sebagai akibat pengalamannya terhadap produk, layanan, atau sumber-sumber yang lain.
Menurut penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok. Tindakan tersebut terkait proses pengambilan keputusan di dalam mendapatkan dan memanfaatkan barang/jasa yang bernilai ekonomi.
Adapun cara terbaik agar lebih memahami perilaku konsumen yaitu melalui tiga langkah berikut:
- Preferensi konsumen: langkah untuk menemukan bagaimana cara praktis dalam menggambarkan berbagai alasan mengapa seseorang cenderung menyukai barang yang satu dibandingkan barang lainnya.
- Keterbatasan anggaran: pastinya konsumen akan mempertimbangkan harga sebelum benar-benar menjatuhkan pilihannya terhadap barang atau/jasa.
- Pilihan-pilihan konsumen: setelah melihat preferensi serta keterbatasan anggaran, konsumen akan menentukan barang mana yang akan dibeli.
Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen?
Sementara itu, beberapa faktor berikut ini menjadi pengaruh terhadap perilaku konsumen.
1. Faktor Budaya
Budaya merupakan hasil dari kreativitas manusia dan diwariskan secara turun-temurun. Budaya tersebut memiliki peran yang sangat penting di dalam menentukan seperti apa perilaku manusia dalam kehidupannya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
2. Faktor Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan kelompok yang di dalamnya terdiri dari orang-orang dengan kedudukan atau pangkat yang seimbang di masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai kelas sosial yang tidak sama dan hal tersebut juga berpengaruh terhadap perilakunya.
3. Faktor Pengaruh Kelompok
Kelompok anutan merupakan kelompok yang bisa mempengaruhi pendapat, sikap, norma, serta perilaku konsumen. Pengaruh yang ditimbulkan kelompok anutan terhadap keputusan atau perilaku konsumen yaitu penentuan produk maupun merek yang digunakan akan sesuai dengan aspirasi atau saran kelompoknya.
4. Faktor Keluarga
Keluarga termasuk unit masyarakat yang paling kecil serta perilakunya dapat mempengaruhi dan bahkan menjadi penentu keputusannya dalam membeli sesuatu. Keluarga adalah pengaruh terbesar di dalam perilaku konsumen karena biasanya saat membeli produk tertentu akan berkonsultasi kepada keluarganya terlebih dahulu.
5. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen ini masih dibagi ke dalam empat bagian penting, yaitu:
a. Faktor Pengalaman Belajar
Belajar merupakan perubahan perilaku karena pengalaman sebelumnya. Untuk perilaku konsumen bisa dipelajari karena akan sangat berpengaruh terhadap pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar dari konsumen tersebut dapat menentukan tindakan serta pengambilan keputusan membeli.
b. Faktor Kepribadian
Kepribadian merupakan bentuk dari berbagai sifat yang terdapat di dalam diri individu dan menentukan perilakunya. Kepribadian dari konsumen akan berpengaruh terhadap persepsi serta pengambilan keputusannya dalam membeli.
Selain itu, kepribadian konsumen umumnya ditentukan oleh beberapa faktor internal seperti emosi, IQ, motivasi, dan cara berpikir. Sementara untuk faktor eksternalnya seperti keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain.
c. Faktor Sikap serta Keyakinan
Sikap merupakan penilaian kognitif dari seseorang terkait suka atau tak suka. Penilaian tersebut juga berhubungan dengan perasaan emosional serta tindakannya yang cenderung mengarah ke beragam ide atau objek.
Dalam korelasinya terhadap perilaku konsumen, baik sikap maupun keyakinan sangat berpengaruh saat seseorang memilih produk, merek, serta pelayanan.
d. Self Concept atau Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara seseorang melihat dirinya sendiri dalam waktu tertentu sebagai gambaran mengenai apa yang dipikirkan.
Jika dikaitkan dengan perilaku konsumen, seorang pedagang atau produsen harus bisa menghadirkan situasi yang cocok dengan harapan konsumen. Tujuannya agar konsumen tersebut bisa segera menentukan keputusannya untuk membeli.
Proses Pembentukan Perilaku dari Konsumen
Perilaku konsumen berkaitan dengan sebelum maupun sesudah konsumen tersebut membeli produk. Seorang pembeli bisa melakukan penilaian terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan pengambilan keputusan yaitu membeli barang atau memanfaatkan jasa tersebut.
Adapun tahapan perilaku konsumen sebelum mengambil keputusan yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Biasanya konsumen membeli berdasarkan kebutuhan maupun untuk menyelesaikan apa yang menjadi keperluannya. Sebelum itu, konsumen akan mengenali masalah terlebih dahulu lalu menyesuaikan apakah perlu menyelesaikan masalah melalui pembelian produk atau pemanfaatan jasa tersebut. Tanpa mengenali masalah terlebih dahulu, konsumen tidak tahu kira-kira produk apa yang harus dibeli.
2. Pencarian Informasi
Setelah memahami permasalahan yang dialami, sekarang konsumen terlihat mulai aktif mencari informasi tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Di dalam pencarian informasi, konsumen bisa memperolehnya dari dirinya sendiri (faktor internal) maupun mendapatkannya dari orang lain (eksternal).
3. Melakukan Evaluasi Alternatif
Ketika konsumen sudah berhasil mendapatkan beragam informasi yang diperlukan, berikutnya adalah konsumen tersebut melakukan evaluasi terlebih dahulu. Konsumen akan melihat berbagai kemungkinan sebagai landasan dalam menyelesaikan masalah sebelum benar-benar membuat keputusan.
4. Keputusan Pembelian
Tahapan selanjutnya ketika sudah melakukan evaluasi terhadap segala alternatif yang ada yaitu melakukan pengambilan keputusan.
Waktu yang dibutuhkan di dalam proses pengambilan keputusan cenderung tidak sama. Hal ini menyesuaikan hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan. Tujuannya agar keputusan yang diambil sesuai dengan ekspektasi.
5. Evaluasi Pasca-Pembelian
Proses berikutnya yang dapat dilakukan konsumen ketika mengambil keputusan konsumsi adalah mengevaluasi keputusan pembeliannya tersebut. Adapun evaluasi yang dilakukan ini berkenaan dengan beragam pertanyaan mendasar.
Misalnya apakah barang yang telah dibeli sesuai harapan, tidak mengecewakan, tepat guna, dan sebagainya. Melalui hal tersebut akan timbul sikap kepuasan maupun ketidakpuasan terhadap barang yang dibelinya.
Ketika barang sudah sesuai ekspektasi, konsumen akan mengingat brand produk. Kemudian konsumen juga akan melakukan pengulangan pembelian di masa depan.
Akan tetapi, ketika barang yang dibeli malah mengecewakan maka konsumen juga akan mengingat brand barang tersebut. Tujuannya agar konsumen tidak lagi membeli barang yang sama di masa depan.
Bahkan ketika barang tersebut ditawarkan dengan harga lebih rendah pun, konsumen kemungkinan tidak ingin membelinya karena pengalaman yang sudah didapatkan saat membeli produk tersebut.
Sudah Paham tentang Konsumsi?
Sekian informasi tentang konsumsi dan perilaku konsumen. Kesimpulannya, konsumsi merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mengurangi nilai sebuah barang/jasa dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup serta mendapatkan kepuasan, sedangkan konsumen adalah pelaku yang melakukan kegiatan ekonomi tersebut berdasarkan pada perilaku tertentu.