Tahukah kamu, korosi adalah salah satu perubahan kimia karena pengaruh lingkungan. Mungkin kamu lebih sering mendengar atau mempelajarinya sebagai suatu proses perkaratan. Fenomena yang biasa terjadi pada besi ini adalah salah satu contoh dari reaksi kimia.
Daftar ISI
- Pengertian Korosi
- Apa Saja Penyebab Korosi?
- Apa Saja Jenis-Jenis Perkaratan?
- 1. Korosi Umum (General Corrosion)
- 2. Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)
- 3. Korosi Tekanan (Stress Corrosion)
- 4. Korosi Titik Tumpuan (Pitting Corrosion)
- 5. Korosi Intergranular (Intergranular Corrosion)
- 6. Korosi Retak (Cracking Corrosion)
- 7. Korosi Mikrobiologis (Microbiologically Influenced Corrosion)
- 8. Korosi Suhu Tinggi (High-Temperature Corrosion)
- 9. Korosi Erosi (Erosion Corrosion)
- Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Perkaratan?
- Sudah Tahu Penyebab dan Cara Mencegah Korosi?
Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan suatu benda karena kontak langsung dengan lingkungan, seperti oksigen dan air. Adanya kerusakan ini dapat menurunkan penampilan dan kualitas dari benda tersebut. Beberapa ahli menyampaikan pendapatnya tentang proses perkaratan ini.
Roberge (2004) mengutarakan pendapat bahwa proses perkaratan ini merupakan kerusakan logam akibat reaksinya dengan lingkungan. Gunaltun (2005) juga berpendapat bahwa perkaratan adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam.
Selain itu, ada pula definisi lain dari perkaratan yaitu rusaknya logam akibat adanya zat-zat penyebab karat. Pada dasarnya, perkaratan ini merupakan reaksi elektrokimia. Jika terjadi korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) tereduksi.
Karat logam biasanya muncul sebagai oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O yang berupa padatan berwarna coklat kemerahan. Terdapat pula pengertian lain menyebutkan bahwa korosi merupakan kebalikan dari proses pemisahan suatu logam dari bijihnya.
Misalnya, bijih besi logam berada di alam sebagai besi oksida atau besi sulfida. Setelah mengalami proses penambangan dan beberapa proses pembentukan lainnya, besi berubah menjadi sebuah bahan baku dan memiliki manfaat untuk membuat baja atau baja paduan.
Pada masa penggunaan, baja akan bereaksi dengan lingkungan korosif, yaitu perubahan menjadi senyawa oksida besi. Selanjutnya, laju korosi sangat bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut seperti ada tidaknya lapisan oksida dalam bahan logam tersebut.
Baca Juga: Memahami Proses Terjadinya Korosi dalam Kehidupan Sehari-hari
Apa Saja Penyebab Korosi?
Suatu reaksi kimia korosi tidak akan terjadi begitu saja tanpa adanya penyebab dari lingkungan. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya korosi adalah sebagai berikut:
1. Kelembaban
Penyebab pertama korosi adalah kelembaban. Kelembaban adalah faktor utama dalam terjadinya korosi. Air atau kelembaban udara dapat mengaktifkan reaksi kimia yang menyebabkan oksidasi logam sehingga menjadi mudah berkarat.
2. Elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam terlarut dalam air, dapat memungkinkan aliran arus listrik yang mempercepat proses perkaratan. Elektrolit juga merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer muatan. Hal ini memungkinkan elektron lebih mudah berikatan dengan oksigen di udara.
Sebagai contoh, air hujan banyak memiliki kandungan asam, dan air laut banyak memiliki kandungan garam. Oleh karena itu, air hujan dan air laut mampu menjadi penyebab utama terjadinya perkaratan.
3. Permukaan Logam Tidak Rata
Ketiga, penyebab dari korosi adalah permukaan logam yang tidak rata. Permukaan logam yang tidak rata memudahkan pembentukan elektroda bermuatan, yang pada akhirnya akan bertindak sebagai anoda dan katoda.
Permukaan logam yang halus dan bersih akan sulit mengalami proses perkaratan, karena kutub-kutub yang berperan sebagai anoda dan katoda sulit terbentuk.
4. Pembentukan Sel Elektrokimia
Jika dua logam dengan potensial berbeda terdapat kontak dengan lingkungan yang berair atau lembab, sel elektrokimia dapat terbentuk secara langsung. Logam dengan potensial lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam dengan potensial lebih tinggi. Hal ini akan menyebabkan perkaratan.
Selain itu, logam tersebut akan mengalami oksidasi dengan oksigen di udara. Hal ini menyebabkan proses perkaratan lebih cepat pada logam dengan potensi rendah. Sedangkan, logam yang memiliki potensi tinggi bahkan lebih tahan lama.
Contoh fenomena dengan penyebab ini adalah paku keling tembaga untuk menyambung besi. Paku keling tembaga dapat menyebabkan besi di sekitar tiang lebih cepat mengalami perkaratan.
Apa Saja Jenis-Jenis Perkaratan?
Perkaratan juga memiliki beberapa jenis yang perlu kamu ketahui. Berikut adalah jenis-jenis perkaratan yang dapat terjadi.
1. Korosi Umum (General Corrosion)
Jenis yang pertama dari korosi adalah korosi umum atau general corrosion. Jenis Ini adalah jenis perkaratan yang paling umum, di mana logam secara merata mengalami degradasi karena terpapar oksigen dan kelembaban.
Korosi umum sering terjadi pada permukaan logam yang tidak ada pelindung atau pelindungnya terlalu tipis untuk melindungi material di bawahnya.
2. Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)
Korosi yang kedua adalah korosi galvanik. Jenis korosi galvanik terjadi ketika dua logam yang berbeda bersentuhan dalam lingkungan yang elektrolitik seperti air, lalu menghasilkan arus listrik.
Logam yang lebih reaktif akan mengalami proses perkaratan lebih cepat. Sedangkan, logam yang kurang reaktif menjadi katoda dan tidak terlalu berpengaruh pada logam tersebut.
3. Korosi Tekanan (Stress Corrosion)
Jenis ketiga korosi adalah stress corrosion atau korosi tekanan. Jenis ini adalah jenis perkaratan yang terjadi pada logam tertentu saat mereka berada di bawah tegangan atau tekanan mekanis.
Kombinasi tegangan dan lingkungan yang sesuai dapat menyebabkan proses perkaratan retak tegang. Selain itu, hal tersebut dapat sangat berbahaya.
4. Korosi Titik Tumpuan (Pitting Corrosion)
Korosi titik tumpuan adalah proses perkaratan lokal yang terjadi sebagai akibat dari cacat atau ketidaksempurnaan pada permukaan logam. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan lubang-lubang kecil yang mendalam pada logam.
5. Korosi Intergranular (Intergranular Corrosion)
Jenis selanjutnya dari korosi adalah intergranular. Perkaratan intergranular ini terjadi ketika korosi terjadi di sepanjang batas butir logam. Ini terjadi terutama pada logam paduan tertentu yang sensitif terhadap korosi di batas butir.
6. Korosi Retak (Cracking Corrosion)
Jenis perkaratan ini menghasilkan keretakan atau retakan pada material logam karena paparan lingkungan yang khusus. Perkaratan jenis ini bisa kamu temukan dalam lingkungan yang memiliki kombinasi tegangan dan lingkungan yang korosif.
Selain itu, juga bisa kamu temukan di lingkungan yang memiliki kecepatan keretakan yang cenderung cepat. Contoh korosi ini adalah baja tahan karat yang sangat rentan pada lingkungan klorida panas.
7. Korosi Mikrobiologis (Microbiologically Influenced Corrosion)
Selanjutnya, jenis ketujuh korosi adalah mikrobiologis. Aktivitas mikroorganisme seperti bakteri yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang merusak logam menyebabkan jenis perkaratan ini. Biasanya korosi ini terjadi dalam sistem air, pipa, atau peralatan yang mengandung air.
8. Korosi Suhu Tinggi (High-Temperature Corrosion)
Jenis perkaratan selanjutnya adalah korosi suhu tinggi. Perkaratan ini terjadi pada suhu yang relatif tinggi, di mana atmosfer yang mengandung oksigen atau senyawa dapat merusak material pada suhu tinggi mampu mengekspos material logam.
Perkaratan ini dapat ditemukan pada peralatan yang beroperasi pada temperatur tinggi. Contohnya pada peralatan di industri petrokimia, metalurgi, pembangkit listrik, pesawat terbang, dan sebagainya.
9. Korosi Erosi (Erosion Corrosion)
Jenis terakhir dari korosi adalah erosi. Proses perkaratan ini terjadi ketika logam terkena aliran fluida yang cepat dan berisi partikel abrasif. Hal ini dapat mengikis permukaan logam.
Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Perkaratan?
Perkaratan tentu memiliki dampak negatif pada benda logam. Namun, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya perkaratan tersebut. Cara mencegah terjadinya korosi adalah sebagai berikut!
1. Melakukan Pengecatan
Cara pertama untuk mencegah perkaratan adalah dengan melakukan pengecatan pada benda logam. Cat melindungi besi atau benda logam lain dari kontak dengan air dan udara. Beberapa cat yang mengandung timbal dan seng akan memberikan perlindungan besi dengan lebih ampuh dan lebih baik.
Pastikan proses pengecatan dilakukan dengan sempurna, tidak ada bagian yang tidak terkena cat. Sebab, besi yang mengalami proses pengecatan juga akan terkorosi jika bagian yang tidak dicat mudah terkorosi.
2. Melapisi Logam atau Besi dengan Krom
Tidak hanya mengecat saja, pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara melapisi logam atau besi dengan krom. Krom (Cr) memberi lapisan pelindung pada logam melalui proses elektrolisis sehingga logam akan terlihat berkilap.
Krom tetap dapat melindungi meskipun terdapat lapisan krom yang rusak. Biasanya, Krom ini memiliki manfaat pada kendaraan bermotor, seperti bemper atau pelek mobil.
Sudah Tahu Penyebab dan Cara Mencegah Korosi?
Apabila suatu besi atau bahan logam mengalami proses perkaratan, maka bahan tersebut akan kehilangan daya fungsi yang maksimal. Bagaimanapun juga, korosi adalah suatu hal yang tidak bisa untuk dihindari karena pengaruh lingkungan, namun kamu tetap bisa melakukan pencegahan dengan cara yang benar.