Segala aktivitas manusia tidak terlepas dari adanya sampah atau limbah. Limbah ini pun berpotensi untuk mencemari lingkungan baik di darat maupun udara. Padahal, lingkungan merupakan salah satu aspek yang mendukung kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Pencemaran di udara justru seringkali terjadi akibat adanya limbah gas.
Lalu, apakah Anda tahu bagaimana cara pengelolaan limbah yang mencemari udara? Temukan pembahasan lengkapnya dalam artikel ini.
Daftar ISI
Apa Itu Limbah Gas?
Apakah Anda sudah mengenal arti dari limbah? Limbah merupakan sesuatu yang dihasilkan dari sisa kegiatan manusia, baik dalam skala rumah tangga hingga industri. Limbah berpotensi besar untuk menjadi bahan polutan di lingkungan sekitarnya. Selain itu, juga terdiri dari beberapa bentuk seperti cair, padat, dan gas.
Limbah gas merupakan salah satu jenis limbah yang berwujud udara atau gas. Keberadaan limbah ini bis amenurunkan kualitas udara dan lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, limbah satu ini juga berpotensi untuk mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Jenis limbah ini umumnya berasal dari aktivitas industri, kendaraan bermotor, pembakaran hutan, pembakaran sampah, dan lain sebagainya. Limbah ini kemudian menyebabkan polusi di udara dan bisa memicu pemanasan global untuk jangka panjang.
Contoh Limbah Gas
Beberapa contoh limbah ini antara lain adalah karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, ammonia, metan, klorin, dan lain-lain. Berikut ini penjelasan yang lebih rinci dari masing-masing gas:
1. Karbon Monoksida
Contoh yang pertama adalah karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida merupakan limbah yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Contohnya seperti penggunaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dan mesin industri. Jenis gas ini termasuk bagian dari gas rumah kaca yang berbahaya.
Karbon monoksida bersifat beracun karena bisa membahayakan kesehatan manusia. Contohnya menimbulkan gangguan penyerapan dan pengangkutan oksigen pada sel darah merah.
2. Karbon Dioksida
Selanjutnya ada gas karbon dioksida atau CO2. Karbon dioksida dapat dikategorikan sebagai limbah karena bisa menyebabkan pemanasan global. Gas ini mampu membuat panas matahari terperangkap di bumi sehingga menyebabkan panas ekstrim. Karbon dioksida umumnya berasal dari asap pembakaran, pembusukan, maupun industri.
3. Nitrogen Oksida
Contoh limbah gas polutan selanjutnya adalah nitrogen oksida. Jenis gas ini berasal dari asap kendaraan bermotor, kereta api, industri penghasil energi fosil, dan pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil.
Nitrogen oksida termasuk berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan, kabut di udara, hingga terjadinya hujan asam.
4. Metana
Selanjutnya, ada limbah berupa metana atau CH4. Metana merupakan gas yang berasal dari pembuangan sampah, pembakaran gas alam dan minyak, aktivitas pertanian, pengolahan air limbah, dan industri tertentu. Gas metana juga termasuk gas rumah kaca yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan manusia.
5. Amonia
Amonia atau NH3 merupakan senyawa gas yang memiliki bau tajam dan khas. Senyawa ini bisa menjadi salah satu indikator adanya pencemaran udara melalui bau yang dihasilkan.
Amonia berasal dari proses penguraian zat organik seperti sisa pakan, feses, dan organisme akuatik yang telah mati. Gas ini bisa menyebabkan iritasi pada jalur pernapasan hingga terjadinya luka bakar pada saluran hidung.
6. Sulfur Oksida
Contoh limbah gas selanjutnya adalah sulfur oksida atau SOx. Jenis Sulfur Dioksida memiliki bau yang sangat menyengat dan beracun sehingga termasuk gas polutan. Gas polutan ini umumnya berasal dari proses pembakaran batu bara, minyak bumi, dan industri logam.
7. Klorin
Klorin atau Cl2 merupakan gas beracun yang bersifat korosif. Paparan dari gas klorin dapat menyebabkan terjadinya iritasi mata dan gangguan sistem pernapasan.
8. Asam Klorida
Asam klorida atau HCl merupakan larutan dari gas hidrogen klorida yang bersifat sangat korosif. Jenis asam klorida ini biasanya terdapat pada pupuk dan pembersih kamar mandi. Menghirup asam klorida dalam konsentrasi tinggi bisa memberikan efek gangguan saluran pernapasan, pembengkakan, dan masalah pernapasan lainnya.
9. Nitrogen Sulfida
Nitrogen sulfida atau NS merupakan contoh limbah gas yang memiliki bau yang khas dan beracun. Gas ini juga berpotensi untuk menyebabkan polusi udara dan gangguan kesehatan.
10. Hidrogen Fluorida
Hidrogen fluorida atau HF juga termasuk jenis gas polutan yang tidak berwarna. Senyawa ini banyak digunakan dalam kegiatan industri. Sayangnya, gas hidrogen fluorida sangat berbahaya dan korosif.
Gas ini bisa menyebabkan luka bakar di mulut, kerongkongan, mual, dan sakit perut apabila tertelan. Sementara menghirup hidrogen fluorida bisa menyebabkan pembengkakan di paru-paru dan merusak jaringan paru-paru.
Cara Pengelolaan Limbah Gas
Setiap jenis limbah membutuhkan pengelolaan dan penanganan yang tepat untuk meminimalisir kerusakan lingkungan. Begitu pula dengan jenis gas. Jenis limbah yang mencemari udara ini berpotensi untuk mengganggu sistem pernapasan sehingga perlu pengelolaan khusus. Berikut ini beberapa cara untuk mengelola gas polutan:
1. Pengurangan Gas Buangan
Anda perlu mengontrol jumlah gas berbahaya agar tidak mencemari udara di lingkungan sekitar. Cara mengontrol gas berbahaya ini bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti:
1. Desulfurisasi
Desulfurisasi bisa digunakan untuk menghilangkan gas sulfur oksida hasil proses pembakaran bahan bakar. Gas lainnya seperti nitrogen oksida dan karbon monoksida juga bisa dihilangkan dengan metode ini. Cara kerja desulfurisasi adalah dengan menggunakan filter basah (wet scrubber).
2. Penurunan Suhu Pembakaran
Cara mengelola limbah gas berikutnya adalah dengan menurunkan suhu pembakaran. Caranya, Anda perlu memasang alat pengubah katalitik untuk menyempurnakan proses pembakaran. Gas buangan yang bisa Anda kontrol dengan alat ini adalah nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon.
3. Bahan Bakar Alternatif
Pengelolaan limbah yang mencemari udara juga bisa dilakukan dengan menerapkan penggunaan bahan bakar alternatif. Anda perlu mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Bahan bakar ramah lingkungan tentu tidak mengandung bahan kimia berbahaya sehingga tidak menghasilkan gas polutan.
2. Metode Fisika-Kimia
Cara kedua untuk pengelolaan limbah ini adalah menggunakan metode fisik dan kimia untuk memurnikan gas buangan. Metode ini dapat diterapkan berdasarkan adanya perubahan fase seperti berikut ini:
1. Fase Gas
Metode fase gas bisa Anda lakukan dengan tujuan untuk menyamarkan bau busuk dengan menambahkan bau yang lebih enak. Metode ini hanya berguna untuk menyamarkan bau dari gas saja, tanpa menghilangkan gas tersebut secara keseluruhan.
2. Fase Cair
Metode mengelola limbah gas selanjutnya, yaitu fase cair untuk menyerap gas yang mempunyai tingkat kelarutan tinggi pada zat cair.
Prosesnya berawal dari mengalirkan gas buangan dan dikontakkan dengan senyawa adsorben atau penyerap gas. Selanjutnya, Anda perlu memurnikan kembali adsorben tersebut apabila memungkinkan.
3. Fase Padat
Ada pula metode fase padat yang digunakan untuk proses penyerapan gas oleh adsorben dalam wujud padat. Tahapan awal dalam fase padat adalah melarikan gas dan mengontakkan dengan adsorben padat seperti arang aktif. Selanjutnya, molekul gas akan terserap dan terkondensasi di atas permukaan adsorben.
Arang aktif memiliki bentuk granular yang mampu menyerap bau dan warna. Oleh sebab itu, arang aktif paling banyak digunakan sebagai adsorben padat. Daya serapnya bahkan bisa berlangsung sampai 3 hari sebelum mencapai titik jenuh.
4. Pembakaran
Metode fisik-kimia untuk pengelolaan limbah juga bisa melalui pembakaran gas pada tingkatan suhu yang cukup tinggi untuk menghasilkan karbon dioksida dan air. Sayangnya, metode yang satu ini memerlukan biaya yang cukup besar sehingga tidak banyak orang menerapkannya.
Sudah Mengenal Apa Itu Limbah Gas?
Itulah contoh gas polutan dan cara mengelolanya. Gas berbahaya dan beracun ini umumnya berasal dari aktivitas rumah tangga dan industri pabrik. Anda bisa ikut berperan aktif dalam mengurangi limbah ini dengan menanam pohon, tidak membakar sampah, menggunakan produk eco friendly, dan menggunakan transportasi umum.