Dewasa ini, masyarakat semakin memperhatikan isu-isu kejiwaan, termasuk soal penyakit mental. Terdapat macam macam penyakit mental yang memiliki penyebab dan gejala berbeda, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Sayangnya, masih ada segelintir orang yang menganggap bahwa penyakit mental layaknya ilusi. Padahal, penyakit mental merupakan masalah serius yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang di dunia. Keberadaannya memang tidak tampak secara fisik, sehingga kerap menimbulkan pandangan skeptis banyak orang.
Daftar ISI
Apa itu Penyakit Mental?
Penyakit mental merupakan sebuah kondisi yang memengaruhi pola pikir, perilaku, atau perasaan yang mengakibatkan terganggunya kualitas hidup seseorang secara signifikan. Misalnya, menimbulkan masalah pada kehidupan sosial, pendidikan, pekerjaan, hingga hubungan dengan keluarga.
Di Indonesia sendiri, penderita penyakit mental kerap disebut ‘orang gila’ dan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Contohnya adalah dipasung atau dikurung. Padahal dalam proses penyembuhannya, penderita harus mendapat pengobatan dan dukungan positif dari lingkungannya.
Terdapat macam macam penyakit mental yang memiliki cara pengobatan berbeda. Ada penyakit yang hanya memerlukan terapi percakapan untuk merubah pola pikir. Namun, ada juga yang perlu mengonsumsi obat hingga memerlukan terapi psikologis secara berkala untuk mencapai kesejahteraan mental itu sendiri.
Macam Macam Penyakit Mental
Mengetahui berbagai macam penyakit mental dapat meningkatkan kesadaran diri kita akan kondisi kejiwaan seseorang. Nah, berikut adalah beberapa macam penyakit mental yang perlu kamu pahami:
1. Gangguan Kecemasan
Sebenarnya, cemas adalah sebuah respon yang normal saat kamu mengalami stres, khawatir, atau gelisah. Namun, cemas yang muncul berlebihan dengan intensitas yang sering bisa menurunkan fokus dan kualitas hidupmu.
Terlalu sering merasa cemas dengan durasi yang tidak sebentar dapat menjadi tanda gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan sendiri bisa menjadi kondisi yang serius. Di mana gangguan ini bisa menjadi pertanda adanya masalah pada fungsi otak yang bertugas untuk mengatur rasa takut dan emosi.
Gejalanya bisa berupa badan bergetar, berkeringat dingin, otot menegang, sulit tidur, dada berdebar kencang, sesak nafas dan tak mau makan.
Ada beberapa faktor penyebab yang membuat seseorang sangat rentan mengalami gangguan kecemasan. Bisa jadi karena memiliki trauma psikologis, ada keturunan riwayat gangguan kecemasan, efek samping zat tertentu, hingga memiliki penyakit tertentu seperti gangguan irama jantung atau penyakit tiroid.
2. Depresi
Kamu mungkin sering mendengar kata depresi. Banyak orang menggunakan kata depresi untuk menggambarkan suasana hatinya yang sedang bersedih atau stress.
Padahal, salah satu dari macam macam penyakit mental ini tidak sesederhana itu. Depresi merupakan gangguan mental yang mempengaruhi perasaan. Sehingga, penderitanya terus-menerus diliputi perasaan sedih, pesimis, dan suram.
Penderita depresi merasakan perasaan sedih dan suram yang berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan lamanya. Bahkan, dalam beberapa kasus tertentu, penderitanya merasa kesulitan untuk bangkit dari tempat tidur. Penyakit ini disebut-sebut sebagai penyebab utama tindakan bunuh diri.
Para ahli hanya bisa menduga beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu penyakit mental ini. Beberapa pemicunya adalah masalah perubahan fisik pada otak, gangguan kimia pada otak, gangguan hormon, ada riwayat keluarga dengan depresi, trauma psikologis, hingga efek samping obat.
3. Bipolar
Jenis penyakit mental selanjutnya adalah bipolar. Bipolar merupakan gangguan mental dengan perubahan suasana hati. Penderita kerap merasakan dua episode, yakni manik dan depresi.
Ketika mengalami episode manik, penderita akan merasakan senang, energi, dan semangat yang berlebih. Sehingga, mereka akan melakukan banyak aktivitas. Berkebalikan dengan episode manik, saat mengalami episode depresi, penderita akan diliputi kesedihan dan kemurungan yang mendalam selama beberapa waktu.
Di antara dua episode tersebut, ada pula episode normal. Gangguan bipolar ini berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari karena sulit berkonsentrasi. Serta karena memiliki perubahan perasaan yang drastis, tidak menentu, dan tidak terkontrol.
Meski sulit dideteksi, terdapat beberapa gejala dari bipolar. Ketika dalam episode manik, penderita akan menunjukkan kegembiraan berlebih, bicara cepat, dan sulit dipahami, sulit tidur, selalu bergerak, hingga kesulitan membedakan khayalan dan kenyataan. Biasanya episode ini terjadi dalam hitungan jam, harian, atau mingguan.
Sedangkan ciri-ciri penderita yang alami episode depresi bisa berupa menarik diri dari lingkungan, bicara sangat lambat, tidak berenergi secara tiba-bisa, dan berubah pola makannya.
Terdapat berbagai penyebab bipolar. Beberapa di antaranya adalah genetik, ketidakseimbangan kimia di otak, lingkungan, perubahan hormonal, kemampuan seseorang dalam menangani stres, efek samping zat psikoaktif, hingga perubahan siklus tidur.
4. Skizofrenia
Salah satu dari macam macam penyakit mental lainnya adalah skizofrenia. Umumnya, penyebab penyakit ini adalah keturunan. Pengidap skizofrenia mengalami halusinasi tentang apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Sulit bagi para pengidap untuk membedakan antara kenyataan dan khayalan.
Ketidakmampuan untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan membuat mereka kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari karena kerap bertingkah abnormal. Misalnya seperti berpenampilan aneh, berbicara sendiri, ucapannya rancu, senang berkeliaran, bergumam, tertawa sendiri, hingga pengabaian diri yang ekstrim.
Terdapat dua gejala dalam skizofrenia, yakni gejala positif dan negatif. Gejala negatif merupakan kemampuan yang umumnya dimiliki orang normal seperti konsentrasi, pola tidur, atau motivasi menghilang. Sehingga pengidap terlihat apatis, pengelolaan emosinya buruk, menarik diri, hingga tidak memedulikan penampilan.
Gejala positif dari skizofrenia adalah perubahan perilaku dan pola pikir pengidapnya. Meliputi berhalusinasi, berdelusi, kekacauan pola pikir, hingga gerak tubuh atau kondisi motoriknya tampak abnormal. Biasanya, skizofrenia memiliki gejala awal seperti perasaan yang mudah tersinggung, sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi.
5. Obsesif Compulsif Disorder (OCD)
Jenis penyakit mental berikutnya adalah Obsesif Compulsif Disorder (OCD). Masyarakat semakin mengenal penyakit mental ini manakala beberapa artis mengaku memiliki OCD akibat Pandemi Covid-19. OCD merupakan gangguan yang membuat penderita harus melakukan beberapa kegiatan secara berulang-ulang.
Penderita OCD tidak mampu mengontrol dorongan perilaku berulang ini. Kamu mungkin akan menemukan penderita OCD mengelap tempat yang sama secara terus-menerus, mencuci tangan secara berulang-ulang, atau bolak-balik mengecek kunci pintu beberapa kali.
Ini menimbulkan pengaruh yang signifikan pada kehidupan penderitanya. Bahkan, tak jarang penderita OCD kesulitan untuk berdampingan dengan orang lain. OCD bisa dialami oleh anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Namun, sebagian besar baru terdiagnosis pada usia 19 tahun.
Gejala dari penyakit ini adalah obsesi (pikiran yang sulit dihilangkan hingga menimbulkan cemas) dan kompulsi (perilaku yang berulang). Wujud tindakannya bisa berupa mengatur sesuatu dengan cara yang khusus karena dianggap berantakan, melakukan pemeriksaan beberapa kali agar merasa aman, dan lainnya.
Gejala-gejala OCD bisa datang dan pergi. Biasanya ini tergantung dengan penanganan dan sikap pengidap dalam mencegah munculnya gejala atau menghindari kondisi yang menyebabkan obsesi. Penyebabnya bisa karena keturunan, lingkungan, gangguan emosi, dan gangguan senyawa otak.
Baca Juga: Psikotes adalah: Manfaat, Tujuan, hingga Tips Menjawab & Contoh Soal
Sudah Tahu Apa Saja Macam Macam Penyakit Mental?
Penyakit mental adalah kondisi yang nyata dan dialami banyak orang. Macam macam penyakit mental memiliki penyebab hingga penanganan yang berbeda. Tiap pengidap juga membutuhkan dukungan dari lingkungan dan orang-orang terdekat agar mendapat penanganan yang tepat.
Jika kamu mengenal seseorang dengan berbagai gejala-gejala gangguan mental, rangkul orang tersebut. Serta cobalah untuk mengajak mereka berkonsultasi pada psikolog atau psikiater. Namun, jika justru kamu yang mengalaminya, maka jangan ragu untuk meminta pertolongan dari tenaga profesional. Semoga membantu!