Saat duduk di bangku sekolah, Anda mungkin pernah mendengar istilah “majas”. Bahasa Indonesia memang banyak ragam jenis gaya bahasa yang disebut majas. Ada banyak jenis majas yang dipakai, salah satunya adalah majas eufimisme.
Pernahkah kamu mendengar istilah majas satu ini? Di artikel ini, kita akan secara spesifik membahas tentang majas eufimisme. Simak selengkapnya pada penjelasan ini.
Pengertian Majas
Bagi Anda yang lupa dengan apa itu majas, sebelum membahas lebih lanjut tentang eufimisme, kita akan membahas pengertian dari majas. Majas sendiri adalah bentuk gaya bahasa yang dipakai dalam suatu kalimat agar kalimat tersebut terasa lebih hidup.
Biasanya, majas di sini berupa ungkapan yang terdengar agak berbeda dari kata lainnya dan dipakai dalam suatu kalimat. Misalnya, “Dia adalah kaki tangan penjahat tersebut.”
Kaki tangan di sini jika kita artikan secara harfiah adalah anggota tubuh manusia. Namun, dari segi bahasa, yang dimaksud dengan kaki tangan adalah pembantu yang setia.
Ada 4 jenis majas dalam Bahasa Indonesia, yaitu majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Ada beberapa majas yang masuk dalam majas perbandingan, yaitu metonimia, alegori, personifikasi, asosiasi, metafora, simile, hiperbola, pars pro toto, antonomasia, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan majas yang ditujukan dengan maksud untuk menyindir. Beberapa jenis majas sindiran seperti sarkasme, sinisme, dan ironi.
3. Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan majas yang dipakai untuk menyatakan suatu hal secara tegas. Beberapa bentuk majas penegasan seperti repetisi, pleonasme. retorika, aliterasi, metonomia, paralelisme, dan simbolik.
4. Majas Pertentangan
Sesuai dengan namanya, majas pertentangan merupakan majas yang dipakai untuk menyatakan suatu hal dengan cara mempertentangkan hal tersebut dengan yang lain. Beberapa contoh majas ini adalah majas paradoks, antitesisi, dan litotes.
Itulah pengertian majas dan beberapa jenis majas. Selanjutnya kita akan fokus membahas tentang majas eufimisme.
Pengertian Majas Eufimisme
Majas eufimisme menjadi salah satu bentuk majas yang populer digunakan dalam Bahasa Indonesia sehari-hari. Majas ini digunakan untuk menyatakan sesuatu agar lebih halus.
Mengingat masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi moral, maka majas eufimisme ini pun hadir untuk membuat suatu kata menjadi terdengar sopan bagi orang lain.
Ciri-Ciri Majas Eufimisme
Ada beberapa ciri yang melekat terkait dengan majas jenis ini. Beberapa ciri tersebut pun kami rangkum dalam penjelasan berikut ini.
- Majas eufimisme dipakai untuk menggantikan suatu kata yang ada pada kalimat dimana kata tersebut dianggap tabu atau dilarang.
- Biasanya, majas ini dipakai untuk berkomunikasi supaya suatu kata atau ungkapan dalam kalimat tersebut menjadi lebih sopan dan enak didengar.
- Majas ini dipakai untuk mensubstitusi kata yang kurang sopan atau kata kasar.
- Biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua, menyesuaikan dengan adat dan moral yang berlaku di Indonesia.
- Majas ini biasa digunakan untuk menggantikan kata-kata yang bersifat peyoratif atau terkesan merendahkan dan menghina.
Fungsi dari Majas Eufimisme
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jenis majas ini dipakai untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dengan tujuan menghormati orang tersebut. Biasanya, majas ini juga dipakai dalam aktivitas maupun dokumen-dokumen formal.
Adapun beberapa fungsi dari penggunaan majas eufimisme antara lain sebagai berikut.
1. Memperhalus Ucapan
Penggunaan majas satu ini dalam beberapa ungkapan bertujuan untuk memperhalus kalimat sehingga orang yang mendengar kata tersebut tidak tersinggung.
2. Menghormati Lawan Bicara
Majas ini dipakai juga untuk menghormati lawan bicara kita. Gaya bahasa ini dapat membuat lawan bicara tidak merasa diremehkan ataupun merasa dihina ketika sedang berinteraksi.
50 Contoh Kalimat dengan Majas Eufimisme
Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa contoh kalimat yang mengandung majas eufimisme. Ada banyak sekali contoh-contoh majas eufimisme yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya mungkin sering Anda gunakan. Simak kumpulan contohnya di sini!
- Kami tidak pernah menyangka, ayah akan menyusul ibu berpulang. (Kata “berpulang” di sini berarti meninggal).
- Anak gadis itu permisi kepada gurunya untuk ke kamar kecil. (Kamar kecil yang dimaksud adalah WC atau toilet).
- Wanita tersebut akhirnya kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa setelah berbulan-bulan melawan penyakit kanker. (Kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa artinya meninggal dunia).
- Setelah perusahaannya bangkrut, laki-laki itu kini berpindah-pindah dan menjadi tuna wisma. (Tuna wisma yang dimaksud adalah gelandangan).
- Rian mendapat beasiswa karena kondisi ekonominya yang kurang mampu. (Kurang mampu digunakan untuk menggantikan kata miskin).
- Menahan buang air kecil dapat mengganggu kerja ginjal. (Buang air kecil di sini maksudnya adalah kencing).
- Dia bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran di Bali. (Pramusaji digunakan untuk menggantikan kata pelayan).
- Dikarenakan Covid-19 yang terus melanda selama 2 tahun belakangan, perusahaan tersebut akhirnya merumahkan 200 karyawannya. (Merumahkan yang dimaksud adalah memecat atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)).
- Makan banyak serat bisa memperlancar buang air besar. (Buang air besar dipakai untuk menggantikan kata berak).
- Gadis muda itu ternyata seorang tuna rungu. (Tuna rungu berarti tuli).
- Banyak masyarakat Indonesia yang merupakan golongan ekonomi menengah ke bawah. (Ekonomi menengah ke bawah artinya kurang berada atau miskin).
- Sebanyak 3 orang pencuri akhirnya diamankan oleh pencuri. (Diamankan artinya ditangkap).
- Banyak pahwalan akhirnya gugur di medan perang. (Gugur artinya mati).
- Tuntutan gaya hidup membuat banyak perempuan muda memilih menjadi tuna susila. (Tuna susila maksudnya adalah pelacur).
- Gadis itu selalu berpakaian terbuka, ternyata ia adalah seorang kupu-kupu malam. (Kupu-kupu malam artinya pelacur).
- Ada banyak sekali produk make up yang ditawarkan oleh pramuniaga tersebut. (Pramuniaga berarti sales).
- Tampaknya Rini kurang pandai memilih suami, sehingga baru beberapa bulan suaminya sudah berbuat ulah. (Kurang pandai sama dengan bodoh).
- Sepertinya, aroma kurang sedap tersebut berasal dari rumah nomor 19. (Aroma kurang sedap maksudnya bau).
- Banyak warga masih suka buang hajat di bantaran sungai. (Buang hajat yang dimaksud adalah buang air besar).
- Kakak saya suka bernyanyi di kamar mandi, tidak sadar dirinya tuna laras. (Tuna laras berarti punya suara yang fals).
- Saat pelajaran sedang berlangsung, saya izin ke belakang. (Izin ke belakang artinya izin ke kamar mandi).
- Kakek sudah lama meninggal. (Meninggal artinya mati).
- Banyak orang di desa yang tuna aksara. (Tuna aksara maksudnya adalah tidak bisa membaca).
- Kemarin sore ada berita tentang kasus seorang anak yang dirudapaksa. (Rudapaksa artinya diperkosa).
- Pejabat tersebut akhirnya dibebastugaskan karena tersandung kasus korupsi. (Dibebastugaskan artinya dipecat).
- Jefri sempat dibawa ke lembaga pemasyarakatan karena terjerat kasus narkoba. (Lembaga permasyarakatan sama dengan penjara).
- Dia merupakan keluarga yang kurang mapan, sehingga harus mendapat bantuan dari pemerintah. (Kata kurang mapan berarti miskin).
- Pergi ke paranormal bukanlah cara untuk menjadi kaya. (Paranormal artinya orang yang bekerja dengan sihir, mirip dengan dukun).
- Siska akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tidak cocok dengan budaya perusahaan (Mengundurkan diri sama dengan resign).
- Bu Lily membutuhkan asisten rumah tangga secepatnya karena pekerjaan rumahnya yang terlalu banyak. (Asisten rumah tangga merupakan versi majas eufimisme dari pembantu).
- Tampaknya, dia kurang teliti dalam mengerjakan proyek yang diberikan padanya. (Kata kurang teliti dipakai untuk menggantikan kata ceroboh).
- Banyak peminta-minta yang sebenarnya kaya, namun mengambil profesi ini karena dianggap mudah menghasilkan uang. (Peminta-minta ini digunakan untuk menggantikan kata pengemis).
- Ada banyak berita miring terkait politisi tersebut. (Berita miring maksudnya gosip mengenai hal-hal buruk).
- Ada banyak tuna netra yang mengalami kecelakaan saat menyebrang jalan. (Tuna netra artinya buta).
- Sudah memakai baju oren, tapi wajah penjahat itu masih saja terlihat sombong. (Baju oren maksudnya menjadi tahanan).
- Mengurus anak yang mengalami tuna grahita sangatlah sulit. (Tuna grahita maksudnya keterbelakngan mental).
- Suami perempuan tersebut sudah mendahuluinya. (Mendahuluinya di sini maksudnya adalah meninggal mendahului perempuan tersebut).
- Sebaiknya, konsumen jiwa sehat diperlakukan dengan baik supaya emosinya tetap stabil. (Konsumen jiwa sehat di sini sama dengan orang gila).
- Pasien rumah sakit tersebut tiba-tiba membludak setelah adanya wabah. (Pasien artinya orang sakit).
- Karena keisengan temannya yang membuat Desi jatuh, ia pun akhirnya divonis tuna ganda. (Tuna ganda di sini artinya mengalami cacat lebih dari satu).
- Musim kemarau membuat banyak orang kekurangan makan. (Kekurangan yang dimaksud dalam hal ini adalah kelaparan).
- Anak gadis itu memang ketinggalan dalam pelajaran dibanding teman sebayanya. (Ketinggalan pelajaran yang dimaksud adalah kurang pintar).
- Karena melakukan kesalahan, akhirnya petugas tersebut harus diistirahatkan sementara. (Diistirahatkan sementara maksudnya adalah skorsing).
- Masyarakat kelas atas menghabiskan waktunya dengan berlibur di luar negeri selama liburan akhir tahun. (Masyarakat kelas atas maksudnya adalah orang kaya).
- Siska merupakan seorang pramuria di media sosial. (Pramuria maksudnya adalah pekerja seks komersial (PSK)).
- Tingkat tuna karya di Indonesia sangatlah tinggi, pemerintah harus segera ambil tindakan. (Tuna karya maksudnya adalah pengangguran).
- Kalau dia mau menikah dengan laki-kali kurang mapan itu, bisa-bisa hidupnya pun sengsara. (Kurang mapan di sini maksudnya adalah miskin).
- Sejak kecil, adik sudah mengalami tuna wicara. (Tuna wicara di sini maksudnya adalah tidak bisa berbicara atau bisu).
- Para pejabat yang terlibat kasus korupsi sudah dijebloskan ke balik jeruji besi. (Jeruji besi di sini maksudnya dipenjara).
- Sepertinya, orang tersebut punya mental yang kurang sehat. (Kurang sehat di sini maksudnya adalah gila).
Menggunakan Majas Eufimisme dalam Kehidupan Sehari-Hari
Itulah penjelasan tentang majas eufimisme mulai dari pengertian, ciri, fungsi, hingga contohnya. Majas eufimisme adalah majas yang sangat sering dipakai karena menyesuaikan dengan corak kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi norma kesopanan, terutama terhadap orang yang lebih tua.
Oleh sebab itu, kamu bisa menggunakan majas eufimisme untuk menggantikan kata-kata tertentu supaya terdengar lebih sopan dan tidak menghina. Jangan lupa juga gunakan nada yang lembut dan kurangilah emosi supaya penggunaan majas eufimisme ini tidak sia-sia. Jadi, siapkah kamu mempraktikkan majas ini tiap hari?