Seiring perkembangan zaman, kemampuan memengaruhi orang lain menjadi keahlian penting dalam kehidupan bersosialisasi. Sayangnya, praktik ini bisa bermasalah jika dikemas dengan sikap manipulatif. Perilaku ini bisa kamu temukan di banyak tempat baik di lingkungan profesional maupun hubungan personal.
Sebenarnya, apa sih tindakan manipulatif itu? Bisakah kamu menghindarinya? Berikut kami ulas secara lengkap tentang tindakan tersebut, ciri, penyebab, dan cara menghadapinya. Yuk simak!
Daftar ISI
Apa itu Manipulatif?
Manipulatif merupakan tindakan menekan atau merepresi perasaan orang lain untuk memengaruhi keputusan dan cara pandang mereka. Biasanya, pelaku membuat korban merasa bersalah agar bisa tunduk demi keuntungan si pelaku, baik dengan cara memutar balik kenyataan atau bahkan mengisolasi korban.
Mengenal Sikap Manipulatif
Secara psikologis, sikap manipulatif mirip dengan tindakan persuasif. Keduanya bermaksud untuk membuat sang target mengikuti arahan si pelaku. Namun, persuasif lebih terbuka dalam memberikan kebebasan kepada target dalam memilih untuk mengikuti opini atau tidak.
Sedangkan tindakan yang satunya cenderung memaksa. Seseorang yang dimanipulasi seringnya tidak sadar jika dirinya sedang mengalami perlakuan ini.
Fakta tersebut muncul karena seorang manipulator bersikap sangat licik dalam menyerang mental korban dan punya wewenang lebih. Oleh sebab itu, kamu harus mengetahui tentang ciri, penyebab, dan cara menghadapi gangguan psikologisnya.
Ciri-ciri Kepribadian Manipulatif
Kamu bisa mengetahui seseorang yang berpotensi memiliki pribadi manipulator di tempat kerja, atau bahkan dalam hubungan terdekat kamu melalui beberapa indikasi. Adapun indikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Gaslighting
Perilaku gaslighting dalam Bahasa Indonesia berarti manipulasi. Namun secara spesifik, istilah ini memiliki makna yang lebih mendalam. Sikap ini membuat orang lain meragukan perasaan dan pikiran mereka.
Mulailah waspada jika seseorang disekitarmu mulai tidak mengindahkan atau menghargai perasaanmu. Alih-alih mempertimbangan pendapatmu, mereka akan memutar balikkan fakta dan memaksamu untuk tunduk pada pendapat mereka.
Biasanya, pelaku akan membuat korban merasa tidak berdaya supaya ia bisa mengubah dan mengendalikan sikap, pemikiran, dan perasaan orang lain sesuai keinginannya. Pelaku akan merasa puas dengan membuat korban merasa cemas, tidak percaya diri, dan bahkan murung.
2. Silent Treatment
Pernah dengar istilah silent treatment? Sikap ini adalah perlakuan mogok bicara yang menjadi senjata pelaku jika ada sesuatu yang terjadi tidak sesuai kehendaknya. Ternyata, ini adalah salah satu ciri pribadi manipulator.
Jika hanya kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya, ini bukanlah tindakan represi manipulatif. Namun, manipulator dengan sengaja memilih mendiamkan, tidak merespon, bahkan menganggap korban tidak ada untuk menunjukkan kekuasaan dan melemahkan mental korban.
3. Membuatmu Merasa Bersalah (Guilt Tripping)
Seorang manipulator akan berusaha untuk mengendalikan dan menjatuhkan mental orang lain, bahkan lewat jalur empati. Kamu akan dibuat merasa bersalah, meminta maaf, dan seakan harus bertanggung jawab dalam memuaskan si pelaku.
Contoh nyatanya adalah ketika kamu merasa tersinggung atau tidak nyaman dengan perlakuan seseorang. Alih-alih meminta maaf, mereka akan memojokkanmu dan membuatmu merasa bersalah. Mereka akan berucap seperti, “Hanya bercanda, kok!”
4. Memuji Berlebihan
Cukup mengejutkan, namun ternyata salah satu strategi yang biasa manipulator gunakan untuk menjebak korban adalah dengan sering-sering memberikan pujian. Agar pelaku bisa mengendalikan si korban dengan lebih mudah, ia akan sering memuji untuk membuat korban merasa diperhatikan.
Secara perlahan, strategi ini akan menunjukkan apakah korban punya pribadi yang mudah terpengaruh atau tidak nantinya. Pujian memang bisa menjadi sebuah tindakan apresiatif, namun bisa menjadi salah jika seseorang memujimu untuk tujuan tertentu.
5. Love Bombing
Manipulator akan bersikap ekstrim dalam menyakiti mental seseorang dan menutup lubangnya. Pelaku akan memberikan perhatian dan sikap sayang yang intens untuk membuat korban melupakan kejadian yang barusan menyakiti hatinya.
Maksud dari sikap pelaku adalah agar korban tidak meninggalkannya. Menurut ahli, pelaku ingin menahan korban agar dapat kembali memanfaatkan mental korban demi kepuasannya.
Penyebab Sikap Manipulatif
Tindakan manipulator tidak tiba-tiba terjadi tanpa ada sesuatu yang memicunya. Ada beberapa faktor yang membentuk perilaku negatif ini, baik secara internal maupun eksternal. Berikut beberapa penyebabnya.
1. Pola Asuhan Orang Tua
Tidak bisa diingkari bahwa gaya pengasuhan orang tua memiliki andil masif dalam membentuk kepribadian seseorang, termasuk seorang manipulator. Keluarga broken home, ayah yang perfeksionis dan ibu yang terlalu kritis, didikan yang keras, atau bahkan kosongnya peran orang tua bisa membentuk sikap ini pada seorang individu.
2. Lingkungan yang Kompetitif
Lingkungan yang tinggi tingkat kompetitifnya bisa menjadi tumbuhnya kepribadian manipulator. Contohnya di lingkup kerja yang sering terjadi konflik sosial, sikap manipulatif bisa menjadi cara seseorang untuk mempertahankan dirinya. Apalagi jika pelaku memang tidak memiliki keahlian lain untuk bertahan hidup.
3. Adanya Kesempatan
Sudah menjadi tabiat manusia bahwa mereka akan memilih jalan yang mudah. Niat untuk memanipulasi ini bisa saja tumbuh karena adanya kesempatan. Entah untuk sekedar kepuasan emosional, bahkan keuntungan materi, manipulator bisa hadir jika seseorang memberikan kesempatan.
Kepribadian yang sangat mungkin untuk menerima tindakan manipulasi adalah kepribadian yang suka menyenangkan orang lain (people pleaser). Orang seperti ini kerap membuat orang lain ingin meminta bantuan dan bahkan memanfaatkanya untuk keuntungan pribadi tanpa mengindahkan perasaan.
Cara Menghadapi Si Manipulator
Sudah tahu ciri dan penyebabnya? Sekarang, jika kamu merasa sedang terjebak dalam hubungan dengan seorang manipulator, perhatikanlah sikap yang harus kamu ambil. Ini dia cara menghadapinya.
1. Jangan Menunjukkan Emosi
Bersikaplah seakan dia adalah seseorang yang tidak penting. Jika pelaku sering memberikan kamu pujian atau makian yang sekiranya memang bertujuan untuk membuat perasaan kamu naik turun, abaikan saja. Jangan berikan ia kepuasan dengan memberikan apa yang dia mau.
2. Tutup Celah Interaksi
Sebisa mungkin tutuplah celah interaksi dengan pelaku. Abaikan pesan teksnya jika tidak berkaitan dengan hal penting dan jangan tanggapi pembicaraan basa-basi yang ia buat. Kamu hanya perlu bersikap secara profesional. Hal ini bertujuan agar kamu tidak mendapat efek mendalam akibat perilaku sang manipulator.
3. Respon Secara Singkat
Pada tahap kamu menyadari sedang berhadapan dengan manipulator, responlah secara singkat setiap ucapan mereka. Kamu tidak perlu lagi repot memberikan penjelasan panjang lebar agar pelaku tidak menemukan celah untuk semakin melemahkanmu secara emosional. “Aku tidak tahu” pun bisa jadi jawaban yang efektif.
4. Bersikap Tegas
Manipulator akan membuatmu mengaktifkan rasa empati dan membuat dirinya sebagai korban hingga kamu meminta maaf. Namun, kamu tidak perlu terpengaruh dan anggap hal besar ucapannya.
Bersikaplah tegas dengan meminta maaf seperlunya, kemudian abaikan. Sikap tegas dan tidak mudah terpengaruh ini akan membuatnya mundur perlahan. Jadi, tidak hanya kamu yang menjaga jarak, namun ia akan merasa kamu lawan yang kuat.
5. Meminta Bantuan
Bagi seseorang dengan kepribadian yang berusaha menyenangkan orang lain atau sudah terlanjur terbentuk ikatan emosional kuat dengan manipulator, tips sebelumnya akan cukup sulit. Ceritakan keluhanmu kepada seorang kawan yang bisa kamu percaya agar ia bisa menguatkanmu.
Ketika kamu berinteraksi dengan pelaku dan ia membuatmu merasa bersalah, kamu bisa saja kembali ke dunianya. Saat emosimu dibuat porak porandalah, maka saat itu kamu membutuhkan bantuan orang lain agar tidak mengikuti alur si manipulator.
Sudah Tahu Apa itu Manipulatif dan Cara Menghadapinya?
Manipulatif adalah tindakan mengontrol perasaan dan pikiran orang lain. Strategi yang dipakai pelaku bisa berupa gaslighting, silent treatment, love bombing, dan memberikan pujian berlebihan. Biasanya ini terjadi karena adanya kesempatan atau faktor gangguan kejiwaan. Jika ini terjadi padamu, jangan diam! Segera lakukan tips di atas, ya!