Urutan Marga Batak dari Tertinggi Hingga Jarang Diketahui

Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman warisan budaya, salah satunya adalah keragaman marga di Indonesia. Sebut saja marga Batak yang mana merupakan salah satu marga terbesar di Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. 

Marga berfungsi sebagai identitas silsilah keluarga atau garis keturunan. Meski begitu, jarang ada orang di luar marga mengetahui bahwa marga Batak memiliki tingkat urutan dari satu dengan yang lain. Penasaran marga apa yang termasuk dalam urutan tertinggi sampai marga yang jarang diketahui?

Tentang Suku Batak

Orang Batak adalah suku asli Pulau Sumatera Utara yang juga menjadi salah satu suku penting di Indonesia. Mereka tinggal di dataran tinggi Sumatera, tepatnya di Tapanuli yang mana terbagi menjadi enam kategori, yaitu suku Toba, suku Karo, suku Pakpak, suku Simalungun, suku Angola, dan suku Mandailing.

Dari keenam rumpun tersebut, terbagi kembali ke dalam marga dan sub marga yang menjadi identitas dalam adat istiadat. Kira-kira jumlah seluruh marga Batak bisa mencapai 300 jenis marga.

Masyarakat suku Batak Karo terbagi ke dalam 5 marga, yaitu Karo-Karo, Ginting, Sembiring, Tarigan, dan Paranginangin. Dari kelima marga tersebut, masih ada sub marga lagi yang mana totalnya mencapai 84 sub marga. Contoh marga masyarakat suku Batak Toba adalah seperti Siahaan, Siregar, Aritonang, dan Pardede.

Kemudian, masyarakat suku Pakpak memiliki ikatan struktur sosial yang bernama jelaga Silima yang terdiri dari beberapa unsur. Meliputi Sinina tertua (Perisang-Isang, generasi tertua), Sinina mediator (Pertulan tengah, generasi tengah), dan Sinina terbungsu (perekur-ekur, keturunan terbungsu). 

Contoh marga dari masyarakat suku Pakpak adalah Bintang, Lingga, Tinambunan, dan Ujung. Sedangkan beberapa contoh marga untuk masyarakat suku Angola adalah Silo, Matondang, dan Nasution.

Selanjutnya, pada suku Batak Simalungun, masyarakatnya terbagi ke dalam empat marga asli yang populer, yaitu Sinaga, Saragih, Damanik, dan marga Batak Purba. Sedangkan marga masyarakat suku Mandailing adalah Lubis, Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe, dan Dalimunthe.

Baca Juga : 10 Rumah Adat Sumatera Utara Beserta Keunikan Maknanya

Urutan Marga Batak

Dalam konsep marga Batak, urutan tertinggi hingga terendah tidaklah bersifat mutlak dan dapat berbeda di tiap daerah atau kelompok masyarakat Batak. Akan tetapi, umumnya marga-marga yang termasuk dalam urutan tertinggi dianggap memiliki posisi penting dalam struktur sosial masyarakat. Berikut ini urutannya:

1. Batak Simalungun

Marga Batak Simalungun
Marga Batak Simalungun | Sumber gambar: medan.tribunnews.com

Batak Simalungun adalah masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Mereka yang tinggal di daerah tersebut biasanya akan memiliki sistem kekerabatan yang kuat dengan lingkungannya. Tentu saja, hidup berdampingan dengan baik adalah sesuatu yang menjadi prioritas.

2. Batak Toba

Marga Batak Toba
Marga Batak Toba | Sumber gambar: Wikimedia.com

Pemilik marga Batak Toba berada di kawasan Danau Toba. Orang-orang di daerah tersebut tentu saja juga sangat memahami pentingnya menjalani hidup bersama. Pemberian marga Toba berasal dari adanya garis keturunan. 

Selain itu, nilai-nilai adat istiadat yang ada di Batak Toba juga dapat berjalan dengan baik. Bahkan, hingga kini peraturan adat masih terus masyarakat lestarikan di kawasan Toba. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika Batak Toba begitu populer dan memiliki banyak penerus.

3. Batak Karo

Marga Batak Karo
Marga Batak Karo | Sumber gambar: Pexels.com

Marga milik masyarakat Batak Karo adalah jenis yang cukup istimewa. Pasalnya, masyarakat Batak Karo merupakan populasi yang tersebar luas di Sumatera Utara. Wilayah Batak Karo meliputi wilayah Tanah Karo dan sekitarnya.

4. Batak Mandailing

Marga Batak Mandailing
Marga Batak Mandailing | Sumber gambar: Pinterest.com

Urutan selanjutnya adalah marga Batak Mandailing. Keunikan Batak Mandailing cukup terlihat, terutama bagi orang yang masih memiliki sosial yang tinggi. Sistem sosial yang ada di dalam Batak Mandailing juga dapat berjalan dengan baik, sehingga saling membantu dalam keadaan susah maupun senang.

5. Batak Pakpak

Marga Batak Pakpak
Marga Batak Pakpak | Sumber gambar: detik.com

Orang Batak Pakpak tersebar di Dairi, Pakpak Barat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah dan sekitarnya. Selain itu, marga Pakpak juga sangat terkenal karena sering merantau ke luar daerahnya.

Meskipun Batak Pakpak bermigrasi, pemilik marga Pakpak tidak akan kehilangan ciri khas yang ada dari suku Batak. Salah satunya adalah rasa kekeluargaan yang masih dijunjung tinggi dan dipertahankan hingga saat ini.

Urutan Marga Batak Berdasarkan Sub Marga

Hierarki marga juga bisa diurutkan berdasarkan sub marganya. Beberapa urutannya adalah sebagai berikut:

  1. Tertinggi: Siregar, Simanjuntak, Manurung, Lubis, dan Harahap.
  2. Menengah: Pasaribu, Damanik, Tambunan, Siahaan, dan Hutagulung. Meskipun tidak setinggi marga-marga sebelumnya, akan tetapi marga ini tetap terhormat dan memiliki peran dalam berbagai aspek kehidupan.
  3. Rendah: Ginting, Pohan, Saragih, dan Simbolon. Walaupun status lebih rendah, akan tetapi pemilik marga ini masih terlibat dalam berbagai upacara adat dan ritual serta tetap memiliki peran dalam kehidupan sosial.
  4. Marga Batak yang jarang diketahui seperti marga Situmorang, Rangkuti, Silaban, Pandia, dan Perangin-Angin.

Alasan Pentingnya Penggunaan Marga Batak

Sampai saat ini, orang Batak selalu menjunjung tinggi nama keturunan yang mereka miliki. Menanyakan nama keluarga atau marga Batak boleh-boleh sajah karena sudah menjadi bagian dari budaya. Berikut adalah alasan nama keturunan begitu penting bagi orang Batak:

1. Tanda Silsilah Keluarga

Bagi orang Batak, nama keluarga dapat membantu menunjukkan dari garis keturunan mana mereka berasal. Hal ini memang begitu penting bagi orang Batak, karena silsilah juga merupakan identitas orang Batak dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mengetahui silsilah mereka, orang Batak akan lebih bisa membawa diri dalam kehidupan sehari-hari, apalagi jika Anda bertemu atau bergaul dengan sesama orang Batak. Ini juga merupakan kebanggaan dan juga merupakan salah satu metode untuk melestarikan silsilah garis keturunannya.

2. Marga Batak Menentukan Jodoh

Bagi kebanyakan orang, jodoh adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan pilihan hati. Namun, hal ini bisa berbeda dan tidak berlaku bagi masyarakat Batak. Meskipun dalam memilih pasangan hidup masih dilihat dari segi kesesuaian masing-masing individu. 

Tetapi, orang Batak juga akan melihat dari mana silsilah keturunan pasangan itu berasal. Pada tradisi suku Batak, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang memiliki nama keluarga yang sama.

3. Marga Menyatukan Persaudaraan

Suku Batak merupakan salah satu suku yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Walaupun berasal dari wilayah daratan Sumatera, namun kini keberadaan masyarakat Batak telah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.

Karena banyaknya populasi dari suku Batak dan selalu membuat garis keturunan dengan adanya nama keturunan, maka orang Batak semakin banyak seiring dengan bertambahnya jumlah keturunan. Namun, karena menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, juga dapat terjadi kehilangan kerabat atau tidak ada lagi kabar. 

Oleh karena itu, keberadaan nama keturunan memiliki peran penting bagi masyarakat Batak. Dengan adanya marga, orang Batak akan lebih mudah dan akan terus dapat bertemu dengan sesama marga Batak bahkan ketika mereka berada di luar daerah atau di tanah perantauan.

4. Modal dalam Bergaul

Ciri khas orang Batak dalam bergaul sering menggunakan marga sebagai patokan dasar bagaimana menjalin hubungan dengan orang yang baru saja dikenal. Misalnya, dalam bertegur sapa dengan orang yang baru dan ternyata orang tersebut sesama berasal dari suku Batak tentunya akan merasakan emosional kedekatan.

5. Kepentingan Biologis

Nenek moyang orang Batak mengatakan bahwa keturunan yang sama walaupun tidak dalam satu rahim akan mengakibatkan suatu hal buruk jika berpasangan. Secara biologi, menikah dengan keluarga sendiri bisa menimbulkan kecacatan pada keturunannya. Maka, pasangan dengan sesama marga Batak tidak diperbolehkan.

6. Identitas Pribadi 

Bagi orang Batak, silsilah marga menjadi identitas pribadi yang harus terus dijaga dan dijunjung tinggi. Konon katanya tanpa adanya identitas dari nama keturunan tersebut, hidup orang Batak akan sia-sia.

Baca Juga : Rumah Adat Aceh: Jenis, Fungsi, Filosofi, dan Ciri Khasnya

Sudah Paham dengan Hierarki Marga Batak?

Marga adalah bagian dari identitas sosial dan budaya. Urutan marga Batak mencerminkan adanya struktur sosial dalam suku Batak. Secara kesimpulan, semua marga yang ada tentunya tetap menjaga tradisi dan budaya yang ada. Terutama, suku Batak sangatlah identik dengan adanya kekerabatan erat di manapun berada.Memahami marga Batak adalah langkah penting untuk memahami salah satu budaya Indonesia ini dan menjadi wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana cara masyarakat Batak menjaga dan meneruskan garis keturunannya. Dengan demikian, marga bukan sekedar sistem penamaan, tetapi juga cerminan budaya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page