Dalam dunia psikologi, istilah “masochist” bukan lagi hal yang asing. Istilah ini menggambarkan kecenderungan seseorang untuk mencari atau menarik diri ke dalam situasi atau pengalaman yang menyebabkan rasa sakit. Ia juga berlaku pada penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, emosional, dan psikologis.
Meskipun istilah ini sering dikaitkan dengan konteks seksual, masokisme mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial dan interaksi sehari-hari. Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang masokis dan bagaimana hal ini memberikan manfaat bagi pembaca. Mari simak!
Daftar ISI
Pengertian Masochist
Istilah “masochist” pertama kali mencuat dari nama seorang penulis berkebangsaan Austria pada abad ke-19, yakni Leopold von Sacher-Masoch. Istilah ini mencuat berkat karya-karyanya yang mengeksplorasi tema-tema keinginan untuk merasakan rasa sakit dan penderitaan dalam hubungan seksual.
Masokisme merupakan istilah dalam psikologi yang merujuk pada seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mencari atau menarik diri ke dalam situasi atau pengalaman yang menyebabkan rasa sakit.
Istilah masokis dan BDSM (Bondage, Discipline, Dominance, Submission, Sadism, Masochism) seringkali terkait dengan konsep penderitaan dan kesenangan yang kompleks. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks psikologis dan praktiknya.
Mengenal Ciri-ciri Masochist
Dikutip dari sumber Verywell Health, terdapat beberapa ciri khas seorang masokis, baik dalam konteks hubungan seksual maupun dalam kehidupan umum. Beberapa ciri-ciri tersebut meliputi:
- Menikmati rasa sakit fisik: Penganut masokisme menyukai hal-hal yang menyakiti diri fisiknya, terutama ketika terlibat dalam hubungan seksual.
- Hubungan dengan dominan atau narsistik: Mereka cenderung terlibat dalam hubungan dengan orang yang mendominasi atau memiliki sifat narsistik (penderita sadisme) agar mendapatkan kepuasan, terutama dalam situasi bercinta.
- Pengorbanan untuk kepentingan orang lain: Masokis sering menempatkan diri mereka pada kondisi mengorbankan diri demi kepentingan orang lain.
- Sulit meminta atau menerima bantuan: Mereka cenderung menolak untuk meminta atau menerima bantuan ketika menghadapi situasi yang menyakitkan atau sulit.
- Kurangnya ketegasan dan tunduk pada perintah: Masokis cenderung kurang tegas dan lebih suka tunduk pada perintah orang lain, serta jarang membela diri.
- Penyangkalan diri dan pengabaian perawatan diri: Mereka cenderung menyangkal diri sendiri dan kurang peduli dalam merawat diri, bahkan mengabaikan kesenangan-kesenangan kecil.
- Kritik berlebihan terhadap diri sendiri: Penganut masokisme cenderung mengkritik diri sendiri secara berlebihan.
Gejala Masochist
Umumnya, orang dengan ketertarikan terhadap masokisme memiliki berbagai gejala-gejala. Berikut ini beberapa tanda yang dapat muncul pada seseorang yang mengalami masokisme:
- Gairah seksual intens: Pengidap masokis dapat merasakan gairah seksual berulang dan sangat kuat terhadap situasi seperti dipukul, diikat, dihina, atau bentuk penyiksaan lainnya.
- Fantasi seksual intens: Mereka mungkin memiliki fantasi seksual yang intens dan berulang, serta dorongan seksual yang terkait dengan perilaku kekerasan pada aktivitas seksual. Perilaku ini bisa berlangsung setidaknya selama enam bulan.
Penyebab Masochist
Meskipun belum ada penyebab pasti dari kelainan seksual ini, beberapa teori telah digunakan untuk menjelaskan asal-usul perilaku ini. Salah satunya adalah terlalu banyak terpapar konten pornografi dengan melibatkan adegan kekerasan seperti menderita. Usul ini cenderung menjadi ciri dari gangguan seksual masokis.
Selain itu, menurut Psychology Aware Anytime, ada beberapa faktor yang mungkin mendasari munculnya gangguan ini. Bagi beberapa orang, mengambil tindakan kepatuhan dan ketidakberdayaan dalam aktivitas seksual dapat memberikan efek menyenangkan sebagai bentuk pelarian dari tekanan hidup.
Sementara itu, mereka yang dominan dalam aktivitas seksual masokis cenderung merasakan kepuasan dari perlakuan otoritas dan penuh kekuasaan yang datang dari peran tersebut.
Meski begitu, masih belum sepenuhnya dipahami bagaimana pengalaman emosional ini terhubung dengan kepuasan seksual atau bagaimana hubungan ini terbentuk. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kompleksitas masokisme ini.
Menghadapi Masochist: Bagaimana Cara Mengobatinya?
Ketika menghadapi seseorang yang memiliki kecenderungan masokisme, langkah-langkah pengobatan yang tepat dapat memberikan bantuan dan dukungan yang penting bagi individu tersebut. Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk mengatasi masokisme:
1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Langkah pertama yang krusial adalah berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang berpengalaman dalam bidang psikologi atau terapi. Melalui konsultasi ini, masalah dan gejala masokis dapat dianalisis secara mendalam untuk menentukan pendekatan terbaik dalam mengatasi masalah ini.
2. Pendekatan Terapi yang Efektif
Selain itu, penyembuhan masokis dapat melalui berbagai tindakan terapi sebagai berikut:
- Terapi Perilaku Kognitif
Penyembuhan perilaku kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang berkontribusi pada masokisme, serta mengubahnya menjadi pola yang lebih sehat dan adaptif. Terapi ini membantu individu untuk mengatasi pikiran negatif dan memodifikasi pola perilaku yang merugikan.
- Terapi Psikoanalisis
Pengobatan psikoanalisis berfokus pada eksplorasi dan pemahaman mendalam mengenai asal-usul masokisme dalam diri individu. Dalam sesi terapi ini, individu akan menjelajahi pengalaman masa lalu yang mungkin telah memengaruhi perkembangan kecenderungan masokis.
- Terapi Dukungan Sosial
Terapi ini bertujuan untuk menciptakan jaringan sosial yang positif dan mendukung. Dalam lingkungan yang penuh dukungan ini, individu tidak akan lagi merasa sendirian, sehingga memiliki semangat untuk mengatasi masalah mereka dengan lebih baik.
3. Peran Dukungan Keluarga dan Teman
Dukungan dari keluarga dan teman-teman sangat penting bagi individu yang mengalami masokisme. Dengan menyediakan pendengar yang empatik dan memberikan dukungan moral, keluarga dan teman dapat membantu individu dalam perjalanan mengatasi masalah ini.
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan reaksi yang berbeda terhadap terapi. Namun, dengan bantuan profesional dan dukungan sosial yang tepat, individu dengan masokisme dapat memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dan mengatasi tantangan yang dihadapinya.
Strategi untuk Mengatasi Kecenderungan Masochist
Ketika menghadapi masokisme dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami bagaimana menghadapinya dengan bijaksana dan sehat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu mengatasi kecenderungan masochist dan membangun harga diri:
- Refleksi Diri
Berintrospeksi tentang alasan di balik kecenderungan masokis dapat membantu untuk memahami diri sendiri dengan lebih baik. Mengidentifikasi pemicu atau pola perilaku tertentu yang terkait dengan masokisme dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah ini.
- Membatasi Paparan pada Tindakan Masokis
Jika terpapar dengan konten atau situasi yang memicu kecenderungan masokis, menghindari atau membatasi paparan dapat membantu mengurangi dorongan dan dampaknya pada kesejahteraan mental.
- Temukan Hobi dan Kepuasan Alternatif
Mengalihkan perhatian dari kecenderungan masokis dengan menemukan hobi atau kegiatan lain yang memberikan kepuasan emosional dan psikologis dapat membantu mengurangi keterlibatan dalam perilaku masokis.
Cara Mencegah Masochist dalam Diri Sendiri
Nah, setelah mengetahui masokis dan dampaknya pada kesehatan fisik serta mental, memulai pencegahan dari diri sendiri merupakan salah satu langkah terbaik. Berikut merupakan beberapa cara untuk mencegah atau terhindar dari perilaku masokisme:
- Mengenali Nilai Diri
Pertama-tama, Anda harus membangun harga diri yang kuat. Hal ini bisa Anda mulai dengan memahami nilai diri dan mengakui hak untuk merasa bahagia dan berhak mendapatkan perlakuan yang baik dari sekitar.
- Mengembangkan Kemampuan untuk Mengatakan “Tidak”
Belajar untuk menetapkan batasan dan menolak situasi yang merugikan atau tidak sehat adalah cara untuk menghormati diri sendiri dan memprioritaskan kesejahteraan pribadi.
- Cari Dukungan dari Orang-orang Tercinta
Mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman yang mendukung dan peduli dapat memberikan Anda dukungan emosional yang untuk mengatasi masokisme.
- Pertimbangkan Terapi atau Konseling
Mengajukan diri untuk terapi atau konseling dengan profesional kesehatan yang berpengalaman dalam mengatasi masalah psikologis dapat memberikan bimbingan untuk menghadapi masokisme dengan lebih efektif.
Sudah Tahu Apa itu Masochist?
Setelah menyelami dunia masochist dari pengertian hingga gejalanya, Anda telah memahami betapa pentingnya menggali masochist dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini dapat menjadi langkah awal yang krusial untuk memahami diri sendiri dan orang-orang di sekitar.
Melalui pemahaman ini, Anda telah mendapatkan ilmu yang bermanfaat terkait penyimpangan seksual, sehingga dapat memberikan wawasan yang berguna baik bagi diri sendiri maupun orang terdekat. Mari mengambil langkah untuk lebih memahami diri sendiri dan melakukan pencegahan dengan cara yang efektif.