Materi Mitigasi Bencana: Pengertian, Tahapan, dan Penerapannya

Bencana alam bisa datang kapan saja dan dimana saja, sehingga sulit untuk kita prediksi. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga lain yang berwenang telah menyusun materi mitigasi bencana untuk masyarakat. Bacalah artikel ini agar kamu tahu jenis dan bentuk penerapannya.

Apa itu Materi Mitigasi Bencana?

Secara sederhana, mitigasi bencana ialah sekumpulan kegiatan yang pemerintah dan segenap warga negara lakukan untuk mengantisipasi bencana alam. Kegiatan ini memiliki tujuan utama berupa penyelamatan nyawa manusia dan aset berharga dari kerusakan yang timbul akibat bencana alam.

Peraturan Pemerintah No. 21 yang terbit pada tahun 2008 telah menyatakan bahwa upaya mitigasi bencana itu bukan sebatas melakukan evakuasi saja. Harus ada upaya normalisasi atau perbaikan infrastruktur setelah musibah itu berlalu agar kehidupan masyarakat kembali normal.

Pemerintah negara Indonesia bekerja sama dengan BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menyiapkan materi mitigasi bencana. Fungsi utama dari materi penanggulangan bencana alam tersebut kurang lebih adalah seperti di bawah ini:

  • Menyusun landasan atau pedoman dalam membangun infrastruktur yang tahan bencana.
  • Menyediakan sarana perlindungan dan kesehatan bagi orang-orang yang terdampak oleh bencana alam.
  • Memberi penyuluhan kepada warga negara supaya lebih waspada dan lebih cermat dalam memperhatikan tanda-tanda alam.
  • Membantu pemulihan masyarakat, baik secara materi maupun psikologis pasca-bencana alam.
  • Menyampaikan informasi yang tepat dan terbaru mengenai bencana alam demi menghindari penyebaran berita bohong.

Tahapan Materi Mitigasi Bencana

Untuk bisa menanggulangi bencana alam, seluruh pihak yang terkait membutuhkan sejumlah tahapan mitigasi. Hal ini penting demi melancarkan kegiatan masyarakat dan pemerintah dalam mengurangi kerugian materi dan nyawa. Di bawah ini, kamu bisa menemukan tahapan mitigasi tersebut.

1. Pemetaan Lokasi Rawan Bencana

Tahapan pertama dalam hal penanggulangan bencana alam ialah memetakan mana saja tempat yang rentan mengalaminya. Pemetaan ini nantinya akan menjadi bahan acuan dalam memantau keadaan di lapangan. Bahkan jika perlu, pemetaan ini bisa melibatkan pemasangan sistem peringatan dini.

Pemetaan lokasi di lapangan ini juga wajib menyertakan jalur-jalur evakuasi menuju zona aman ketika datang bencana alam. Dengan begini, masyarakat tahu kemana mereka harus mengungsi, juga pemerintah bisa segera melakukan tindakan demi menanggulangi dampak bencana.

2. Siap Siaga Menghadapi Bencana

Sekadar tahu mengenai lokasi-lokasi rawan bencana dan jalur evakuasinya saja belum cukup. Ada tahapan materi mitigasi bencana yang kedua, yaitu siap siaga apabila musibah alam itu datang. Kesiapan dini ini bukan untuk BNPB saja, tetapi juga untuk semua elemen masyarakat.

Tantangan utama dalam suatu bencana alam adalah warga negara yang lengah dan tidak siap. Tidak waspadanya masyarakat di hadapan bencana bisa menimbulkan jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak. Maka dari itu, sosialisasi yang intensif mampu menjaga agar masyarakat tetap siap.

3. Respons Cepat dari Berbagai Pihak

Begitu bencana terjadi di lapangan, kamu tentunya tidak ingin melihat pihak-pihak berwajib mendadak kelimpungan. Itu karena waktu tidak boleh kita sia-siakan ketika ada musibah yang merugikan semua orang. Maka dari itu, tahapan materi mitigasi bencana selanjutnya yaitu respons yang cepat tanggap.

Koordinasi antara berbagai lembaga yang bertanggung jawab dalam menangani bencana ialah kunci utama dalam memberikan respons yang sigap. Ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berperan dalam menyediakan respons cepat, seperti alat-alat komunikasi, kendaraan, dan sarana medis.

4. Pemulihan untuk Para Korban

Setelah bencana alam berlalu, pasti kamu akan melihat tanda-tanda kerusakan dan korban jiwa dimana-mana. Ini adalah waktunya melakukan tahapan mitigasi yang terakhir, yaitu membantu pemulihan para korban bencana. Pemulihan ini bisa berupa perbaikan infrastruktur dan pendampingan psikologis.

Pemulihan pasca-bencana dalam hal infrastruktur bukan hanya untuk memperbaiki kerusakan saja, tetapi juga mencegah potensi kerusakan apabila ada bencana lagi. Lalu ada pendampingan psikologis, yang bertujuan membantu para korban bencana supaya bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Strategi Materi Mitigasi Bencana

Bukan hanya tahapan mitigasi musibah saja yang kita perlukan, tetapi juga strategi mitigasi yang terbagi ke dalam beberapa jenis. Setiap bentuk strategi mitigasi itu melibatkan persiapan warga negara dalam berbagai macam sektor kehidupan, baik dalam wujud materil maupun immateril.

1. Persiapan Struktural

Strategi pertama dalam materi mitigasi bencana adalah persiapan dalam bidang struktural. Persiapan ini mencakup pembangunan sarana dan prasarana fisik yang tahan bencana alam. Misalnya seperti gedung tahan gempa, kanal untuk mengalirkan banjir, hingga kendaraan untuk mengevakuasi warga.

Perbaikan alam dan infrastruktur umum ialah bentuk lain dari persiapan struktural ini. Reboisasi atau penanaman tumbuhan di lahan kritis bisa menjadi cara jitu dalam mencegah banjir dan longsor. Sementara itu, bangunan bisa kita susun dengan fondasi yang kokoh dan tahan guncangan.

2. Persiapan Non-Struktural

Selain persiapan dalam hal struktural, ada pula jenis strategi mitigasi bencana berupa persiapan dalam hal-hal yang sifatnya non-struktural. Contohnya seperti pengesahan undang-undang penanggulangan musibah serta pengaturan tata ruang di wilayah yang tergolong rentan terkena bencana alam.

Ada pula bentuk persiapan non-struktural yang berupa penyediaan asuransi atau dana pinjaman khusus untuk menolong korban bencana alam. Pelatihan lembaga-lembaga swadaya setempat untuk membantu evakuasi di kala bencana alam timbul bisa juga menjadi contoh persiapan non-struktural.

3. Pemantauan di Lapangan

Selanjutnya ada bentuk strategi materi mitigasi bencana yaitu memantau situasi di lokasi secara langsung. Kegiatan ini biasanya terlaksana begitu hasil pemetaan daerah rawan bencana sudah terbit. Petugas dari BNPB pun akan terjun ke tempat-tempat yang sekiranya perlu mendapat perhatian.

Pemantauan ini juga sebetulnya berguna untuk menentukan pembangunan proyek-proyek milik pemerintah. Belum tentu setiap infrastruktur dapat tahan atau aman sepenuhnya dari musibah alam. Oleh karena itu, hasil penelitian dan saran dari BNPB patut pemerintah pertimbangkan.

4. Sosialisasi dan Penyebaran Informasi

Sosialisasi kepada khalayak umum merupakan strategi mitigasi yang juga perlu kita pahami dengan baik. Pemerintah dan BNPB tidak mungkin bergerak sendiri dalam menanggulangi bencana. Masyarakat juga harus tahu bagaimana cara menyelamatkan diri ketika ada bencana.

Salah satu tantangan terbesar dalam hal penyuluhan kepada masyarakat yaitu berita bohong. Ada banyak kasus dimana warga menjadi heboh akibat hoaks seputar tsunami setelah peristiwa gempa bumi. Dengan sosialisasi yang intensif, masyarakat dihimbau untuk tidak termakan oleh hoaks.

5. Peringatan Dini (Early Warning)

Dari semua materi mitigasi bencana, inilah yang mungkin paling penting untuk diketahui. Sistem peringatan dini atau early warning system adalah sarana yang mampu mendeteksi tanda-tanda awal bencana alam. Misalnya seperti seismometer untuk mendeteksi gunung meletus atau tsunami.

Sistem ini biasanya terdiri dari seperangkat alat canggih yang telah BNPB letakkan di tempat-tempat strategis yang sering mengalami bencana. Begitu tanda-tanda awal terjadinya bencana muncul, BNPB akan mengeluarkan peringatan kepada semua orang supaya lari ke tempat yang lebih aman.

Contoh Penerapan Materi Mitigasi Bencana

Seluruh elemen masyarakat, baik itu kaum pelajar, pengusaha, petani, hingga para ibu rumah tangga harus tahu contoh-contoh penerapan mitigasi bencana. Banyak dari contoh kegiatan mitigasi tersebut yang dapat kita kerjakan atau pelajari dalam hidup sehari-hari, seperti:

  • Membangun rumah menggunakan material dan fondasi yang tahan guncangan, tahan air, dan anti kebakaran.
  • Mendidik warga sekitar tentang apa yang harus mereka lakukan jika ada bencana alam yang datang.
  • Menyiapkan jalur evakuasi dan sarana pengungsian yang dapat masyarakat akses bersama lembaga penanggulangan setempat.
  • Membuat tembok pemecah ombak untuk mengurangi risiko abrasi tepi pantai dan mengurangi daya terjang tsunami.
  • Membersihkan bantaran sungai dari tumpukan sampah dan bangunan liar supaya tidak memicu terjadinya banjir.
  • Melatih siswa-siswi di sekolah agar siap siaga pada waktu bencana alam datang lewat kegiatan simulasi bencana.
  • Melengkapi bangunan dengan sarana perlindungan dari bencana, misalnya alat pemadam api, tangga darurat, dan bunker tahan gempa.

Tertarik untuk Mempelajari Materi Mitigasi Bencana?

Demikianlah topik pada artikel ini yang membahas seputar mitigasi bencana alam, baik itu banjir, gempa bumi, tsunami, dan sejenisnya. Tidak ada salahnya jika kita mempersiapkan diri lebih awal dalam menghadapi bencana alam yang sulit diprediksi kedatangannya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page