Kamu tentu pernah dengan istilah metamorfosis. Istilah ini berkaitan dengan proses tumbuh kembang, termasuk perubahan bentuk dan fungsi organ dan anggota tubuh pada beberapa jenis makhluk hidup, khususnya hewan dari kelas Insekta, yaitu serangga dan kelas vertebrata, yaitu amfibi.
Mari pelajari mengenai proses perubahan tubuh yang menarik ini!
Daftar ISI
Apa itu Metamorfosis?
Dalam pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), khususnya Biologi, istilah ini sangat sering terdengar. Secara sederhana, istilah tersebut menggambarkan proses biologis berupa transformasi tubuh dari kelahiran hingga tahap dewasa melalui beberapa fase berbeda.
Dari proses menetas atau lahir hingga dewasa, beberapa jenis hewan mengalami perubahan bentuk, struktur hingga fungsi yang melibatkan pertumbuhan serta pemisahan sel yang sangat berbeda.
Jenis-jenis Metamorfosis pada Hewan
Fase perubahan di dalam proses biologis ini bisa mencapai tiga hingga empat bagian. Nah, berdasarkan tahapan tersebut, proses alih bentuk tubuh hewan terbagi ke dalam dua jenis.
Holometabola
Holometabola adalah proses metamorfosis sempurna. Kata ‘holo’ berarti total.
Ciri-ciri umum hewan yang mengalami proses transformasi sempurna atau total adalah bentuk yang jauh berbeda antara tahap larva dan tahap dewasa seekor hewan. Tidak hanya bentuk, tetapi perbedaan juga sangat mungkin terjadi dari aspek habitat dan sumber makanan mereka ketika masih larva dan dewasa.
Pada dasarnya, hewan-hewan yang mengalami metamorfosis sempurna mengalami empat fase perubahan sebagai berikut.
1. Telur
Fase paling awal seekor hewan, merupakan benih calon larva yang tumbuh menjadi makhluk hidup.
2. Larva
Kondisi hewan ketika baru lahir atau menetas dari telur, umumnya berbeda dengan bentuk hewan ketika sudah dewasa. Larva biasanya berbentuk ulat, atau jentik dan tidak bisa kawin. Di samping itu, aktivitas larva terkonsentrasi pada perkembangan tubuh sehingga banyak makan.
3. Pupa
Tahapan transformasi ini terjadi ketika larva berubah menjadi kepompong dan tidak melakukan aktivitas, termasuk makan. Meskipun begitu, proses metabolisme tetap terjadi. Dalam kepompong, perubahan ekstrim terjadi, yaitu seluruh jaringan dan organ tubuh larva hancur dan berproses untuk menjadi bentuk dewasa.
4. Imago
Bagian ini adalah fase akhir transformasi, dimana proses pertumbuhan dan perkembangan mencapai tahap matang. Biasanya, tahap ini ini terjadi setelah proses ekdisis atau pelepasan/pengelupasan kulit luar.
Hemimetabola
Ahli entomologi memberi istilah hemimetabola, di mana kata “hemi” berarti ‘bagian’, untuk menunjukkan proses metamorfosis tidak sempurna pada hewan.
Fase perubahan pada jenis hemimetabola terjadi dalam fase yang lebih sedikit dibandingkan dengan jenis holometabola. Kebanyakan jenis hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah serangga.
Ciri-ciri hewan yang mengalami transformasi biologis tidak sempurna paling signifikan terlihat dari bentuknya. Pada dasarnya, bentuk hewan sebelum dewasa dengan setelah menjadi dewasa sama. Perbedaannya ada pada proses pergantian kulit dan ukuran dari fase muda hingga dewasa.
Selain itu, serangga muda belum bisa terbang, sementara pada tahap dewasa serangga sudah bisa terbang karena sayap luar sudah tumbuh. Fase hemimetabola adalah sebagai berikut.
1. Telur
Fase benih awal hewan, tumbuh dan mengalami perubahan hingga menjadi tahap selanjutnya, yaitu nimfa.
2. Nimfa
Nimfa adalah bentuk hewan ketika sudah menetas yang mirip dengan fase hewan ketika dewasa. Perilaku, makanan, dan habitat nimfa juga serupa dengan individu hewan pada tahap dewasa. Walaupun begitu, ukurannya lebih kecil dan sayap belum tumbuh.
3. Imago
Fase hewan ketika sudah dewasa sempurna, ditandai dengan sayap yang sudah bisa berfungsi penuh.
Beberapa Jenis Hewan yang Mengalami Holometabola
Kamu mungkin pernah melihat kepompong berisi calon kupu-kupu atau kumbang kecil. Tetapi, sebenarnya ada banyak jenis hewan yang mengalami holometabola dalam proses tumbuh kembangnya.
Diantaranya adalah kupu-kupu dan nyamuk dari kelas Insekta. Selain itu, ada salamander dan katak merupakan hewan amfibi yang mengalami metamorfosis sempurna.
Selain serangga dan amfibia, beberapa jenis ikan juga mengalami holometabola. Contohnya flatfish (ikan pipih), jawless fish (ikan agnatha atau ikan belut lamprey yang merupakan ikan perairan laut dalam).
Ilustrasi Metaformosis Kupu-kupu (Serangga)
Telur kupu-kupu biasa berada di permukaan daun. Secara umum, setelah 3 – 5 hari, telur kupu-kupu akan menetaskan larva berbentuk ulat silindris, kadang memiliki duri seperti tanduk. Larva ini akan makan daun di sekitar telur tempat dia menetas. Tidak jarang, mereka juga makan cangkang telur mereka.
Larva ini makan dalam jumlah banyak agar tubuhnya membesar sehingga terjadi proses penukaran kulit untuk mengganti lapisan kulit awal larva yang tidak elastis dengan kulit baru.
Sepanjang durasi hidupnya, larva ulat bisa mengalami proses penukaran kulit hingga empat kali. Instar merupakan istilah untuk fase pergantian kulit tersebut. Jika besar tubuh ulat kupu-kupunya sudah maksimal, aktivitas makan akan berhenti dan larva mencari tempat berlindung mereka sebelum menuju fase transformasi selanjutnya.
Ulat akan bergantung pada ranting atau daun dan membungkus diri mereka dengan anyaman benang yang kemudian menjadi kepompong. Sampai di sini, ulat memasuki tahap pupa.
Proses transformasi yang melibatkan enzim di dalam kepompong memakan waktu antara 7 sampai 20 hari. Durasi ini berbeda untuk setiap jenis kupu-kupu. Setelah proses transformasi akhir selesai, kupu-kupu akan merangkak keluar dari kepompong untuk memudahkannya mengembangkan sayap yang masih lemah dengan normal.
Contoh Hewan yang Melewati Proses Hemimetabola
Jenis hewan yang melewati fase hemimetabola cenderung berasal dari kelas Insekta. Tetapi, ada berbagai ordo insekta yang beragam melewati proses transformasi dan durasi perkembangan di fase nimfa yang berbeda pula. Berikut contohnya:
1. Kecoa (Ordo Blattaria)
Kecoa betina menyimpan benih keturunan mereka dalam sebuah kotak telur di perut mereka. Setelah telur menetas, setiap nimfa akan mengalami proses molting kulit dan pertumbuhan hingga akhirnya menjadi kecoa dewasa.
2. Cocopet (Earwig dari Ordo Dermaptera)
Pada cocopet, kamu bisa melihat perubahan yang paling signifikan pada capit setelah serangga ini mengalami proses pergantian kulit dan transformasi selama fase nimfa.
3. Kepik, Cicada, Kutu Daun (Ordo Hemiptera)
Ciri insekta dari ordo ini sangat khas, mereka umumnya memiliki bentuk mulut yang berfungsi untuk menusuk dengan cairan, contohnya getah. Beberapa jenis memiliki sayap namun ada pula serangga dari ordo ini yang tidak punya sayap.
Setelah menetas dari telur, serangga-serangga dari ordo ini akan melewati lima tahapan nimfa untuk mencapai fase imago.
4. Belalang Sembah (Ordo Mantodea)
Pada kasus metamorfosis tidak sempurna belalang sembah, kamu akan menemukan bahwa bentuknya setelah menetas lebih mirip udang kecil dan tidak mirip belalang sembah dewasa.
Ketika menetas, serangga ini menerobos ooteka (sarang telur yang terbentuk dari bagian tubuh induk betinanya). Kemudian, mereka bergantung terbalik dalam keadaan terselimuti selaput pelindung tipis.
Pada waktunya, selaput akan terkoyak dan keluarlah mantis yang bentuknya sudah mirip mantis dewasa. Mereka makan banyak dan mengalami pergantian kulit beberapa kali, tergantung jenisnya.
5. Capung (Ordo Odonata)
Telur capung ternyata ada dua jenis berdasarkan habitatnya. Di samping itu, habitat capung ketika masih dalam fase larva berbeda dengan setelah dewasa.
Telur capung ada yang berbentuk memanjang (endovit). Induknya meletakan telur ini di permukaan daun, ranting, lumpur, puing atau kayu mati yang terletak dekat permukaan air.
Satu jenis telur lain adalah telur yang disimpan dalam elemen yang menyerupai jeli dan diendapkan di dalam air. Setelah menetas dari cangkang telur, larva capung hidup di air berbekal insang, dan memakan berudu, cacing, dan hewan air bercangkang.
Setelah cukup kuat nimfa akan keluar dari air, mengembangkan toraksnya dan mengoyak eksoskeleton. Kemudian, capung dewasa akan mengembangkan sayapnya setelah keluar dari eksoskeleton tadi.
6. Jangkrik (Ordo Ortophera)
Proses metamorfosis jangkrik dari fase telur dan menetas menjadi nimfa adalah sekitar 14 hari. Nimfa jangkrik bentuknya sudah mirip dengan jangkrik dewasa. Hanya saja, pada fase nimfa, jangkrik muda belum punya sayap dan belum siap untuk reproduksi.
Fase nimfa berlangsung selama rentang waktu 30 hingga 40 hari. Di samping itu, nimfa jangkrik akan mengalami proses ganti kulit antara 8 sampai 10 kali dan menjadi dewasa ketika sayapnya sudah tumbuh dan berfungsi optimal.
Sudah Paham Apa itu Metamorfosis?
Berdasarkan penjelasan dan contoh yang telah dipaparkan di atas, kamu bisa memahami bahwa ternyata pada proses transformasi yang sempurna ada perubahan struktur tingkat tinggi yang terjadi pada hewan. Durasi yang dibutuhkan juga berbeda bahkan untuk satu kelas hewan yang sama, dan sangat bergantung pada jenisnya.